Vous êtes sur la page 1sur 12

LIPID

Angga Nugraha , 230110150123


Kelas B, Kelompok 2
ABSTRAK
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya
hidrofobik, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Golongan - golongan
yang secara biologis penting adalah lemak netral, lipid terkonjugasi, dansterol. Lemak netral
terdiri dari asam lemak (terutama oleat, linoleat, stearat, arakidonat, dan palmitat) dalam
bentuk trigliserida (yaitu tiga molekul asam lemak teresterifikasi menjadi satu molekul
gliserol). Praktikum ini dilaksanakan pada senin ,7 november 2016 bertempat di lab FHA
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, sumedang. Alat alat yang
digunakan pada praktikum ini ialah beaker glass, tabung reaksi, hot plate, rak tabung, pipet,
gelas tabung dan penjepit tabung, bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah minyak
goreng, minyak zaitun, larutan NaOH, KOH, H2SO4, dan CH3COOH

Kata Kunci

: Lipid, trigliserida dan sterol

ABSTRACT
Lipid is Compounds Containing Carbon and hydrogen Which is generally
hydrophobic, no dissolved in the water, but solved by organic solvent. Classes - classes that
are biologically important is neutral fat, conjugated lipid, and sterol. Neutral fats consist of
fatty acids (mainly oleic, linoleic, stearic, arachidonic and palmitic) in the form of
triglycerides (ie three fatty acid molecules esterified into a glycerol molecule This practicum
was held on Monday, 7 November 2016 FHA lab housed in the Faculty of Fisheries and
Marine Sciences, University of Padjadjaran, sumedang. Tools - a tool used in this lab is
glass beaker, test tubes, hot plate, tube rack, pipettes, glass tubes and tube clamp, the
materials used in this lab is cooking oil, olive oil, NaOH, KOH, H2SO4, and CH3COOH
Keywords

: lipids, triglycerides and sterols

PENDAHULUAN
Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri dari aotm C, H
dan O. Lipid ini merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik, aseton, alkohol, chloroform, eter, dan benzena. Lipid memiliki peranan
penting dalam tubuh, yaitu berperan sebagai pelarut vitamin yang tidak larut air, sebagai
sumber energi yang efisien, serta sebagai sumber asam lemak esensial. Jenis lipid yang paling
banyak terdapat di alam adalah trigliserol yang bersifat hidrofobik nonpolar ( Lehninger,
2004).

Lipid tidak larut dalam air. Mereka non-polar dan dengan demikian larut dalam
nonpolar lingkungan seperti di choloroform tetapi tidak larut dalam kutub lingkungan seperti
air.Lipid memiliki terutama hidrokarbon dalam komposisi mereka dan bentuk-bentuk yang
sangat tereduksi karbon.Ketika dimetabolisme, lipid dioksidasi untuk melepaskan energi
dalam jumlah besar dan dengan demikian berguna untuk organisme hidup.Lipid yang
mengandung gugus fungsional ester hydrolysable dalam air.Ini termasuknetral lemak, lilin,
fosfolipid,dan glikolipid. Nonhydrolyzable lipid kekurangan gugus tersebut dan termasuk
steroid dan vitamin yang larut dalam lemak (misalnya A, D, E, dan K). Lemak dan minyak
terdiri dari triasilgliserol atau trigliserida. Ini terdiri dari gliserol (1,2,3-trihydroxypropane)
dan 3 asam lemak untuk membentuk triester. Trigliserida ditemukan dalam tes
darah.Hidrolisis lengkap triasilgliserol menghasilkan molekul gliserol dan tiga asam lemak.
(Sudarmadji, 1997)
Asam lemak membuat sebagian besar dari molekul trigliserida, dan, meskipun asam
lemak dan trigliserida memiliki keterkaitan yang erat, keduanya itu berbeda dalam struktur,
fungsi dan cara di mana tubuh memprosesnya.Asam lemak (bahasa Inggris: fatty acid) adalah
senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, asam lemak
merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk
semua lipid pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng),
margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya.Secara alami, asam lemak bisa
berbentuk bebas (sebagai lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.Asam
lemak adalah konstituen utama dari lipid. Dicirikan dengan jumlah atom karbon yang
dimiliki, rantainya bisa berupa rantai pendek, medium atau rantai panjang. Mereka dapat
jenuh (tidak ada ikatan kimia ganda antara 2 karbon) atau tidak jenuh (dengan 1 sampai 6
ikatan rangkap). Meskipun yang terakhir, lebih rapuh, tunduk pada tengik, theyinclude
banyak asam lemak yang penting untuk fungsi-fungsi vital.Asam lemak jenuh adalah sumber
energi eksklusif. Rantai pendek asam lemak jenuh (6 10 karbon) merupakan sumber energi
yang cepat dimetabolisme dan untuk anjing sport, hewan diabetes dan anak anjing yang baru
lahir. Fungsi asam lemak tak jenuh ganda adalah struktural (membentuk membran atau dalam
lipoprotein darah), termasuk didalamnya omega 3 dan omega 6 yang memiliki fungsi vital
dan tidak dapat disintesis oleh tubuh. (Sudarmadji, 1997)
Trigliserol yang banyak mengandung asam lemak jenuh, bentuknya padat pada suhu
ruang, dan memiliki titik cari tinggi yang disebut lemak.Trigliserol yang banyak mengandung
asam lemak tak jenuh, bentuknya cair pada suhu ruangan, dan memiliki titik cari yang rendah
disebut minyak. Suatu lipid didefinikasikan sebagai senyawa organik yang terdapat pada

alam dan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu
hidrokarbon dan dietileter ( Lehninger, 2004).
Lipid adalah zat organik yang sangat hidrofobik yang berarti bahwa zat zat tersebut
sangat sukar atau sama sekali tidak larut dalam air. Di dalam sel terdapat bermacam jenis
lipid tiogari tetapi kita akan memusatkan perhatian kita pada tiga golongan yaitu lemak,
fosfolid, dan steroid. Molekul lemak terdiri atas empat bagian : satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Tiap asam lemak terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus karboksil
di ujungnya.Molekul gliserol mempunyai tiga gugus hidroksil (-OH) dan tiap gugus hidroksil
ini dapat mengadakan interaksi dengan gugus karboksil asam lemak (Willey, 2000).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifat sebarang:
pada temperature kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar
gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung
berupa minyak, karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi)
dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari) (Fessenden,1999).
Lemak merupakan komponen utama dari membran sistem kehidupan.Dua tipe lemak
yang dapat tersaponifikasi dalam membran memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya
dan dengan demikian disebut sebagai fosfolipid. Salah satu jenis yang memilki gliserol
sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memilki sfingosin(sfingolipid)
(Armstrong,1995).
Seperti karbohidrat, lipid juga tesusun dari atom atom karbon, hidrogen, dan oksigen
tatapi lemak selalu memiliki porsi asam hifrogrn yang lebih banyak disbanding pada molkeul
karbohidrat. Lemak disintesis dari glioseol dan san asam lemak Di dalam sel glisrol
disintesis dari glukosa .Asam lemak yang palinmg sederhana adalah asam asetat. Gugus asam
lemak (-COOH) merupakan ciri dari molekul asam asam organik (Lakitan, 2004).
Pengertian Lipid atau lemak secara umum ialah kelompok zat atau organik yang jika
disentuh dengan ujung ujung jari akan terasa berlemak. Tidak zat atau senaywa yang
berlemak dibicarakan di dalam biokimia.Ada kelompok senyawa berlemak yang tidak
berfungsi biologi yaitu kelompok lipid petrol oli mesin, oli pelumas, dan gemuk mesin.
Kelompok petrol tersebut akan dibicarakan biokimia (Hawab, 2005).
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan
larutan alkali, dengan kata lain saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung
dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesa dan air serta
garam karbonil (sejenis sabun). Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu

sabun dan gliserin. Secara teknik, sabun adalah hasil reaksi kimia antara fatty acid dan
alkali.Fatty acid adalah lemak yang diperoleh dari lemak hewan dan nabati (Prawira 2010).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 7 November 2016 pukul 10:00 s.d. 12.00 WIB.
Tempat yang digunakan yaitu Laboratorium FHA gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran, Sumedang.
Alat-alat yang digunakan pada paktikum ini ialahblender untuk menghaluskan
sampel, pisau untuk memotong atau mengiris, sendok sebagai pengaduk atau memindahkan
suatu sampel, sudip sebagai pengaduk seperti sendok, timbangan untuk mengukur bobot,
gelas ukur untuk menyimpan dan mengukur volume suatu larutan, beaker glass untuk
menyimpan, mengaduk atau mencampurkan suatu larutan atau bahan, penangkas air untuk
memanaskan air, thermometer untuk mengukur suhu, tabung reaksi untuk menyimpan suatu
larutan, pipet tetes untuk memindahkan larutan, rak tabung untuk menyimpan tabung reaksi,
dan bunsen untuk memanaskan suatu larutan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialahminyak goreng dan minyak zaitun
sebagai sampel, KOH dan NaOH sebagai basa kuat, akuades sebagai pelarut universal, HCl
dan H2SO4 sebagai asam kuat, dan CH3COOH sebagai asam lemah.
Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Dimasukan 4-5 tetes minyak ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan air suling sebanyak 3 mL.

Dimasukan 1 ml KOH. Panaskan campuran tersebut


sampai mendidih (1-2 menit).

Dikocok dan perhatikan pembentukan busa. Diulangi


percobaan a dengan mengganti larutan KOH dengan
NaOH.

Dibandingkan hasil yang diperoleh dari poin a dan


bSabun yang terbentuk ditambahkan dengan beberapa
tetes asam (HCl pekat, H2SO4 pekat, asam asetat).

Diamati perlakuan dan catat hasilnya di dalam tabel


pengamatan!
Diamati perubahan - perubahan yang tampak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
Kel

Sampe
l
Minyak
Goreng

Pemanasan
10
Terdapat 2
lapisan,
lapisan atas
minyak dan
lapisan
bawah
akuades

+ basa

KOH

11

NaOH

Pemanasan 5

+ asam

Terdapat 2 lapisan,
bagian atas putih
kekuningan dan
ada gumpalan
coklat melayang

Homogen,
terbentuk busa
di bagian atas

Terdapat lapisan
coklat diantara
minyak dan akuades
serta terbentuk busa

Larutan menjadi
homogen, warna
putih kekuningan

2 lapisan,
lapisan atas
putih
kekuningan,
bagian bawah
keruh

Terdapat 2 lapisan,
kuning keruh
dibagian atas dan
putih dibagian bawah

Bagian atas
berwarna kuning
muda dan terdapat
gumpalan, serta
bagian bawah lebih
bening

Terdapat 2
lapisan dan
buih, lapisan
bawah lebih
bening

Terdapat 2 lapisan,
kuning keruh bagian
atas dan semakin
bening bagian bawah

2 lapisan,ada
buih, lapisan
bawah lebih
bening

Terdapat 2 lapisan,
kuning keruh bagian
atas dan semakin
bening bagian bawah

Terdapat 2 lapisan,
bagian atas putih
kekuningan dan
ada gumpalan
coklat melayang
Ada gumpalan
diatas, berwarna
kuning keruh
diatas, dan bening
di bawah

H2SO4

2 lapisan,
lapisan atas
putih
kekuningan,
bagian bawah
bening

CH3COOH

Terdapat 2 lapisan,
bagian atas adalah
hasil sampingan
sabun yaitu gliserida
dan bagian bawah
adalah sabun dengan

bau asam pekat

Ada gumpalan
diatas, berwarna
kuning keruh
diatas, dan bening
di bawah

10

Larutan menjadi
homogen, berwarna
putih kekuningan

12

Larutan menjadi
homogen, berwarna
putih kekuningan
Minyak
Zaitun

Terdapat 2
lapisan,
lapisan atas
minyak dan
lapisan
bawah
akuades

Larutan menjadi
homogen dan
berwarna putih
susu

2 lapisan,
lapisan atas
putih keruh dan
lapisan bawah
bening
Terdapat 2
lapisa, lapisan
bawah putih
susu dan
lapisan bawah
kuning muda
2 lapisan,
lapisan atas
keruh dan
lapisan bawah
bening
2 lapisan,
lapisan atas
kuning minyak
dan lapisan
bawah putih
keruh

Larutan mrnjadi
homogeny

2 lapisan,
terdapat
endapan coklat
dan berbusa

13

Larutan menjadi
homogen berwarna
putih

2 lapisan,
lapisan atas
kuning pucat
dan lapisan
bawah keruh

15

Larutan menjadi
keruh, lapisan atas
putih kekuningan,
lapisan bawah
putih keruh dan
terdapat bercakbercak kecoklatsn
di dasar

Lapisan terlihat
lebih terpisah
dari
sebelumnya

KOH

NaOH

Larutan menjadi
homogen warna
putih , sedikit
berbusa

Larutan menjadi

Terdapat 2
lapisan, lapisan
atas kuning
pekat dan
lapisan bawah
bening agak
putih
2 fase, lapisan

Terdapat 2
lapisan,kuning keruh
bagian atas dan putih
bagian bawah
Terdapat 2
lapisan,kuning keruh
bagian atas dan putih
bagian bawah
Terdapat 2
lapisan,kuning keruh
bagian atas dan putih
bagian bawah

H2SO4

Terdapat 2 lapisan,
lapisan atas kuning
keruh dan lapisan
bawah putih , serta
terdapat endapan
coklat dibawahnya
Endapan coklat
menjadi lebih sedikit,
lapisan atas berwarna
kuning serta berbusa
dan lapisan bawah
menjadii warna putih
Terdapat 2 lapisan,
lapisan atas berwarna
kuning keruh dan
lapisan bawah
berwana putih
susu(jika dikocok
akan homogen
kembali)
Lapisan atas
berwarna coklat
gelap dan lapisan
bawah berwarna
putih keruh

CH3COOH
Terdapat 2 lapisan,
lapisan atas kuning
terang dan lapisan
bawah putih susu
pekat
2 fase, diatas

homogen berwarna
putih

14

Larutan menjadi
homogen dan
berwarna putih

16

Larutan menjadii
homogen, tapi
setelah didiamkan
terbentuk 2 lapisan,
lapisan ada terdapat
buih dan lapisan
bawah akuades
berwarna keruh

atas berwarna
kuning dan
lapisan bawah
bening
2 fase, lapisan
atas berwarna
kuning dan
lapisan bawah
bening, serta
terdapat buih
2 fase, lapisan
atas berwarna
kuning pucat
dan lapisan
bawah keruh

berwarna kuning
sedit dan dibawah
berwarna putih susu
Cairan kental di
bawah berwarna
putih susu, atas
kuning cair
Terdapat 2 lapisan,
lapisan atas berwarna
kuningkeruh dan
lapisan kedua
berwarna putih susu
(jika dikocok akan
homogen kembali)

2. PEMBAHASAN
Berdasarkan kelompok kami yaitu kelompok 2 kami membahas tentang analisis
saponifikasi lipid pada minyak goreng dengan reagen basa NaOH dan reagen asam yaitu
CH3COOH. Proses awal yaitu penambahan aquades terhadap minyak goreng, lalu pemanasan
awal selama 10 menit Minyak goreng mengalami Terdapat 2 lapisan, lapisan atas minyak dan
lapisan bawah akuadesKarena Aquades merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat polar.
Minyak merupakan senyawa kimia yang bersifat nonpolar. Senyawa polar dan nonpolar
apabila
disatukan tidak dapat bercampur karena memiliki sifat-sifat khas yang berbeda. Disebabkan
oleh perbedaan sifat itulah air dan minyak tidak dapat bercampur.
Lalu selanjutnya ditambahkan reagen NaOH yang menyebabkan Ada gumpalan diatas,
berwarna kuning keruh diatas, dan bening di bawahProses hidrolisis menggunakan basa
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun, seharusnya larutan kami menjadi
homogen karena mungkin kelalaia dari kelompok kami sehingga larutan tidak homogen
Setelah itu lalu dipanaskan selama 5 menit yang mengakibatkan 2 lapisan, lapisan atas putih
kekuningan, bagian bawah bening.larutan mengalami emulsi, menurut literatur Emulsi adalah
campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Zat tertentu
bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan
tinggal bersama-sama. Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak
bergabung, seperti minyak dan air. Ketika diaduk atau dikocok dengan kuat, dua cairan akan
membentuk emulsi sementara. Dalam waktu yang relatif singkat, namun, keduanya akan

terpisah menjadi lapisan yang berbeda. Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan
zat ketiga, disebut emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran. Minyak dan air akan
membentuk emulsi permanen jika sabun atau deterjen ditambahkan sebagai emulsifier. Susu
merupakan emulsi permanen mentega dalam air, dengan kasein bertindak sebagai
pengemulsi. Emulsi adalah koloid. Emulsi akan distabilkan oleh agen yang membentuk film
pada permukaan tetesan (misalnya, molekul sabun) atau yang memberikan kepada mereka
stabilitas mekanik (misalnya, koloid karbon atau bentonit). Emulsi stabil akhirnya terpisah
menjadi dua lapisan cair. Emulsi stabil dapat dihancurkan dengan menonaktifkan atau
menghancurkan agen pengemulsi -misalnya, dengan menambahkan zat ketiga yang sesuai
atau juga dengan membekukan atau pemanasan. Beberapa contoh emulsi yang familiar
adalah susu (dispersi tetesan lemak dalam larutan) dan mentega (dispersi tetesan larutan
lemak). (Winarno, 1992)
Selanjutnya ditambahkan reagen CH3COOH atau asam cuka yang merupakan asam
lemah yang menyebabkan Terdapat 2 lapisan, bagian atas adalah hasil sampingan sabun yaitu
gliserida dan bagian bawah adalah sabun dengan bau asam pekat pada proses penambahan
asam lemah ini terjadi proses saponifikasi dan sudah tidak ada lagi minyaknya yang berubah
menjadi gliserida dan sabun, menurut literatur Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester
gliserida, yang menghasilkan pembebasan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol.
Garam dari asam lemak berantai panjang adalah sabun. Asam lemak berantai panjang
mempunyai gugus hidrofobik (tidak menyukai air) berantai panjang. Pada konsentrasi
tertentu dalam pelarut air, asam lemak ini membentuk misel. Misel merupakan struktur bulat
yang terdiri dari ratusan molekul garam asam lemak. Misel tersusun dengan gugus polar dari
garam asam lemak disebelah luar dan rantai hidrofobik yang tertanam disebelah dalam, jauh
dari air. Struktur misel menjelaskan bagaimana sabun bekerja. Misel memerangkap kotoran
dan lemak (yang hidrofobik) dipusat misel. Misel dapat larut dalam air karena permukaan
misel mengandung gugus kaboksilat yang polar. Jadi, misel dapat terbasuh oleh air sambil
membawa kotoran dan lemak. (Hanold, 1983).
Kelompok 4,10,12 pun sama mengamati saponifikasi pada minyak goreng dengan
reagen NaOH dan CH3COOH prosedurnya pun sama pertama diacmpurkan dengan akuades
yang tidak dapat bersatunya aquades dan minyak, lalu pada saat pemanasan kelompok 4 sama
dengan kelompok kami tidak homogen larutanya tetapi pada kelompok 10 dan 12 terjadi
homogen Lalu setelah dipanaskan selama 5 menit lagi hasilnya menjadi terdapat 2 lapisan
semua dan pada saat ditambahkan asam CH 3COOH hanya kelompok kami yang

membahashasil sampingan sabun atau gliserida kelompok lainya membahas atau mengamati
bahwa larutanya keruh.
Kelompok 1,3,9,11 melakukan analisis saponifikasi lipid pada minyak goreng dengan
reagen KOH dan reagen H2SO4 Proses awal yaitu pencampuran minyak dan aquades sama
seperti kelompok 2, 4, 10, 12 begitu juga saat proses pemanasan 10 menit yang
mengakibatkan Terdapat 2 lapisan, lapisan atas minyak dan lapisan bawah akuades karena
belum ada perlakuan khusus. Lalu ditambahkan KOH hanya kelompok 3 yang membahas
bahwa larutanya homogen kelompok 1,9, dan 11 membahas bahwa larutanya menjadi 2
lapisan ada yang keruh ada yang benih, lalu proses pemanasan yang menyebabkan larutan
yang tadinya homogen menjadi 2 lapisan disinilah terjadinya proses emulsi atau campuran
dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung. Lalu ditambahkan asam kuat yaitu H 2SO4
yang mengakibatkan terdapat 2 lapisan lagi yang sudah tidak ada lagi minyak dan ada bagian
yang terdapat busa yang berarti terjadinya saponifikasi pada larutan tersebut.
Kelompok 5,7,13,15 melakukan analisis saponifikasi lipid pada minyak zaitun dengan
reagen NaOH dan CH3COOH. Proses awal yaitu pencampuran minyak dan aquades dan lalu
proses pemanasa 10 menit yang menyebabkan Terdapat 2 lapisan, lapisan atas minyak dan
lapisan bawah akuadeslalu proses pencampuran basa dengan reagen NaOH yang hanya pada
kelompok 15 larutan tidak homogen dan masih menyebabkan terdapatnya 2 lapisan
sedangkan pada kelompok 5,7,13 menyebabkan larutanya homogen. Lalu proses pemanasan
lagi yaitu selama 5 menit yang menyebabkan kelompok 5,7,13 menjadi terpisah larutanya
tidak homogen lagi, dan kelompok 15 menjadi lebih terpisah pada proses ini terjadi emulsi.
Lalu proses terakhir penambahan asam yaitu CH3COOH yang merupakan asam lemah dan
menyebabkan larutan menjadi keruh dan terjadi adanya endapan.
Kelompok 6,8,14,16 melakukan analisis saponifikasi lipid pada minyak zaitun dengan
reagen KOH dan H2SO4. Proses awal yaitu pencampuran minyak dan aquades dan lalu proses
pemanasa 10 menit yang menyebabkan Terdapat 2 lapisan, lapisan atas minyak dan lapisan
bawah akuades, lalu proses berikutnya pencampuran minyak dengan KOH yang
menyebabkan kelompok 6,8,14,16 menjadi homogen, lalu pada saat pemanasan 5 menit
lapisan menjadi terpisah proses ini menunjukan terjadinya emulsi dan proses akhir
terjadinnya saponifikasi pada pencampuran asam H2SO4 yang menyebabkan tidak ada lagi
minyak dan berubah menjadi hasil sampingan sabun yaitu gliserida dan terbentuknya busa.

KESIMPULAN

Pengamatan proses saponifikasi pada minyak goreng dan zaitun intinya hampir sama
yaitu pada saat penambahan basa menyebkan larutan menjadi homogen, lalu pemanasan 5
menit menyebabkan larutan menjadi 2 lapisan yang berarti larutan mengalami emulsi atau
campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung. Dan pada saat penambahan asam
larutan menjadi tidak ada minyak lagi melainkan terdapat hasil sampingan sabun yaitu
gliserida
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, F. B. 1995. Biokimia edisi ketiga. Penerbit Buku Kedokteran.
Willey, J. and sons. 1983. Elements of general and Biological Chemistry Seventh edition.
New York
Hawab, H.M. 2005. Pengantar Biokimia. Edisi Revisi. Bayumedia. Medan.
Fessenden, J. R. and Fessenden, J. S. 1998. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Lehninger. 2004. Dasar dasar biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta: Erlangga
Prawira.2010. Reaksi Saponifikasi Pada Proses Pembuatan Sabun. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sudarmadji, S, Bambang Haryono, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Hart, Hanold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat yang digunakan

Beaker glass dan water bath

Gelas Ukur dan Pipet tetes

Rak tabung

Tabung Reaksi

Label

Penjepit

Minyak Goreng

Minyak Zaitun

Larutan NaOH

Larutan KOH

. Larutan H2SO4

Larutan CH3COOH

Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Memasukkan sampel minyak goreng dan


akuades ke tabung reaksi

Sampel dipanaskan selama 10 menit

Menambahkan NaOH kemudian


dipanaskan selama 5 menit, setelah selesai
ditambahkan CH3COOH

Perubahan yang terjadi diamati

Vous aimerez peut-être aussi