Vous êtes sur la page 1sur 2

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipokalemia

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipokalemia


A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial, dan
lingkungan. (Nasrul Effendy, 1995)
1. Aktifitas atau istirahat
Gejala : kelemahan umum, latergi.
2. Sirkulasi
Tanda :
o Hipotensi
o Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.
o Bunyi jantung jauh.
o Perubahan karakteristik EKG.
o Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.
3. Eliminasi
Tanda :
o Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau DM.
o Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.
o Distensi abdomen.
4. Makanan / cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah.
5. Neurosensori
Gejala : parestesia
Tanda :

o Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan,


koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.
o Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.
o Distensi abdomen
6. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri / kram otot
7. Pernapasan
Tanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis otot
diafragma.
(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau timbulnya
hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot,
penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa
konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat memberikan informasi yang
bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium
harus dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis karena
hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter biasanya memilih untuk
mempertahankan kadar kalium serum lebih besar dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasienpasien yang menerima digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
B. Diagnoasa Keperawatan
Diagnosa yang sering ditemukan pada pasien hipokalemia secara teoritis adalah sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan proses penyakit hipokalemia.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik akibat kelelahan.
3. Hipertermi berhubungan dengan kegagalan untuk mengatasi infeksi akibat penyakit
hipokalemia.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan akibat penurunan fungsi otot dalam
tubuh.
5. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksi; mual muntah.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

Vous aimerez peut-être aussi