Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Untuk mengetahui defenisi dari masa postnatal
Untuk mengetahui tanda gejala postnatal
Untuk mengetahui fisiologis postnatal
Untuk mengetahui perubahan sistem reproduksi
Untuk mengetahui adaptasi psikologi
Untuk mengetahui Perubahan yang dapat terjadi selama periode Postpartum(postnatal)
Untuk mengetahui komplikasi postnatal
Untuk mengetahui askep ibu pada masa postnatal
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ini bermanfaat bagi mahasiswa, lembaga penelitian atau
dosen.
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui Askep yang baik dilakukan pada pasien Postpartum serta
membantu mahasiswa berperan aktif dalam menanggulangi pasien Postpartum
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk mempermudah lembaga pendidikan mengetahui lebih dalam tentang Askep pada pasien
dengan Postpartum
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode literature dan sumber internet yang
di ambil dari beberapa media yaitu Text Book dan Studi Kepustakaan : membaca dan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan Postpartum.
F. Sistematika Penulisan
Untuk dapat mempermudah pembaca dalam mengerti dan memahami isi Makalah ini, Penulis
mencantumkan Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari V Bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Konsep dasar postnatal
Bab III : Askep Teoritis
Bab IV : Askep
Bab V : Penutup
Daftar isi
BAB II
KONSEP DASAR POSTNATAL
A. Pengertian
Post Natal adalah masa setelah partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Arif
Mansyur,1999).
Post natal adalah masa pulih kembali seperti pra hamil,berlangsung selama 6 minggu (Abdul
Bari Saefudin, 2002).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat alat
reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller 2005).
Periode post natal dibagi 3 yaitu:
1. Immediatelly post natal : 24 jam pertama
2. Early post natal: minggu pertama
3. Late post natal : minggu ke 2 sampai ke 6
Tujuan perawatan postnatal (srtraight 2001)
Meningkatkan involusi uterus normal dan mengembalikan pada keadaan sebelum hamil.
Mencegah atau meminimalkan komplikasi post partum
Meningkatkan kenyamanan dan pennyembuhan pelvis perineal dan jaringan perineal.
Membantu perbaikan fungsi tubuh yang normal
Meningkatkan pemahaman perubahan psiologis dan psikologis
Mefasilitasi perawatan bayi kedalam unit keluarga
Mensuport keterampilan orang tua dan attechman ibu dan bayi
Memberikan perencanaan pulang yang efektif
Faktor yang memperngaruhi pengalaman post partum
Persalinan normal dan bayi yang dilahirkan
Persiapan persalinan dan menjadi orang tua
50% dari sebelum melahirkan . Pada persainan normal darah yang dikeluarkan kurang lebih 400500 cc masih dapat ditoleransi
3. Sistem endokrin
Blorman placenta pada periode post partum terjadi perubahan roduksi homon,kadarestrogen dan
progesteron menurun secara mencolok .
4. Sistem perkemihan
Vesika urinaria mengalami trauma akibat tekanan > edema>menimbulkan overdistensi dan
pemenuhan antong kemih tidak sempurna > kurang sensitif dan kapasitas bertambah >sesudah
berkemih masih ada residu.
5. Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal, akibat adanya penurunan
mobilitas usus dan tonus otot abdomen dan kehilangan cairan,rasa tidak nyaman pada perinium.
6. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil bisa menghilang,sedangkan hiperpigmentasi diaerola
dan nigra tidak menghilang seluruhnya atau tidak menetap kulit yang menegang pada
payudara ,abdomen ,paha dan panggur mungkin memudar ,tetapi tidak menghilang.
D. Perubahan sistem reproduksi
Uterus
Ukuran akan tetap sama sampai 2 hari, kemudian berkurang (involusi)dan turun kurang lebih 1
ruas jari perhari
Lochea
Keluaran dan uterus selama 3 minggu pertama setelah melahirkan dibagi 3 tipe:
Lochea mbra : bewarna merah gelap terjadi 2-3 hari pertama, mengandung sel-sel efitel,
oritrosit,leukosit desidua dan bau karakteristik manusia
Lochea serosa : bewarna merah muda sampai kecoklatan ,terjadi 3-10 hari setelah kehamilan
Lochea alba : hampir tidak bewarna samapi krim kekuningan,terjadi 10-3 minggu setelah
melahirkan.
Serviks
Menjadi lebih tebal dan lebih keras pada akhir minggu pertama kelahiran anak bisa
mengakibatkan perubahan permanen pada osteum serviks dari bulat menjadi memanjang.
Vagina
Halis dan membengkak dengan tonus otot yang buruk mgae tampak kembali 3-4 minggu pasca
partum.
Perinium
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh karena
tekanan kepala bayi yang bergerak maju.Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapat
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.
Payudara
Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi,
payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula mula lebih nyeri tekan sebagai
reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi
E. Adaptasi psikologis
Periode pasca partum, menggambarkan suatu stress emossional bagi ibu baru menjadi lebih sulit
dengan perubahan psikologis besar yang terjadi.
Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan peran menjadi orang tua selama pasca partum:
Repon oleh dukungan keluarga dan teman
Hubungan pengalaman kelahiran dengan harapan dan aspirasi
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak
Pengaruh budaya
1. Menurut Rubin fase adaptasi dibagi menjadi 3 fase :
a. Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga post partum,
fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan, menyatakan ingin makan dan tidur,
sulit membuat keputusan.
b. Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga sampai dengan
kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam perawatan diri, mulai
memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka dalam menerima pendidikan
kesehatan.
c. Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang baru, hari
kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah melaksanakan fungsinya, ayah
berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan bayi.
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Asuhan keperawatan
Menurut Marlynn E. Doengous, 2001 :
1. Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
Integritas ego
Peka rangsang, takut/menangis (Postpartum bluessering terlihat kira-kira 3 hari setelah
melahirkan).
Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima
Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga
Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5 pascapartum.
Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12 jam setelah kelahiran menurun kira-kira 1 lebar jari setiap
harinya.
Lokhea rubra berlanjut sampai hari ke2 3 , berlanjut menjadi lokhea serosa dengan aliran
tergantung pada posisi (mis, rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (mis, menyusui).
Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke
3; mungkin lebih didini, tergantung kapan menyusui dimulai.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status
kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (carpenito, 2000)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Postpartum menurut Marilyn doengoes, 2001
yaitu :
Nyeri (akut)/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia gestasi
bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik payudara ibu.
Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator (misal hipotensi
ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia; tromboembolisme; profil darah
abnormal (anemia, sensivitas rubella,inkompabilitas Rh).
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan lingkungan, rupture ketuban
lama, mal nutrisi.
C. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan yang meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasi pada diagnose keperawatan.
1. Nyeri (akut)/ ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa
nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan
dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi :
Mandiri :
Tentukan adanya lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan local,
eksudat purulen, atau kehilangan perlekatan jaringan.
Berikan kompres es pada perineum, khusus nya selama 24 jam pertama setelah kelahiran.
Berikan kompres panas lembab (misal rendam duduk/bak mandi) diantara 100o dan 105o F
(38o sampai 43,2o C) selam 20 menit, 3-4 kali sehari, setelah 24 jam
Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomy.Infeksi hemoroid
pada perineum. Anjurkan penggunaan kompres es selama 20 menit setiap 4 jam, penggunaan
kompres witch hazel, dan menaikan pelvis pada bantal.
Kaji nyeri tekan uterus; tentukan adanya dan frekuensi/intensitas afterpain.
Anjurkan klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah abdomen, dan melakukan tehnik
visualisasi atau aktivitas pengalihan.
Inspeksi payudara dan jaringan putting; jika adanya pembesaran dan/atau pitung pecah
pecah.
Ajurkan untuk mengunakan bra penyokong
Berikan informasi mengenai peningkatan frekuensi temuan, memberikan kompres panas
sebelum member makan, mengubah posisi bayi dengan tepat, dan mengeluarkan susu secara
berurutan , bila hanya satu putting yang sakit atau luka.
Berikan kompres es pada area aksila payudara bila klien tidak merencanakan menyusui.
Kaji klien terhadap kepenuhan kandung kemih.
Evaluasi terhadap sakit kepala, khususnya setelah anesthesia subaraknoid. Hindari member
obat klien sebelum sifat dan penyebab dari sakit kepala ditentukan.
Kolaborasi :
Berikan bromokriptin mesilat (parlodel) dua kali sehari dengan makan selama 2 3 minggu.
Kaji hipotensi pada klien; tetap dengan klien selama ambulasi pertama.
Berikan analgesic 30 60 menit sebelum menyusui. Untuk klien yang tidak menyusui, berikan
analgesic setiap 3 4 jam selama pembesaran payudara dan afterpain.
Berikan sprei anestetik, salep topical, dan kompres witc hazel untuk perineum bila dibutuhkan.
Bantu sesuai dengan injeksi salin atau pemberian blood patch pada sisi pungsi dural.
Pertahankan klien pada posisi horizontal setelah prosedur.
2. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia gestasi
bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik payudara ibu.
Tujuan : setelah dilakukan demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan tingkat
pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui, mendemonstrasikan
tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan
bayi dipuaskan setelah menyusui.
Intervensi :
Mandiri :
Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya.
Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan/keluarga.
Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara, kenutuhan diet khusus, dan factor factor yang memudahkan
atau mengganggu keberhasilan menyusui.
Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik tehnik menyusui. Perhatikan posisi bayi selama
menyusui dan lama menyusui.
Kaji putting klien; anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui.
Anjurkan klien untuk mengeringkan putting dengan udara selama 20 30 menit setelah
menyusui.
Instruksikan klien untuk menghindari pengunaan putting kecuali secara khusus diindikasi.
Berikan pelindung putting payudara khusus untuk klien menyusui dengan putting masuk atau
datar.
Kolaborasi :
Rujuk klien pada kelompok pendukung; misal posyandu
Identifikasi sumber sumber yang tersedia dimasyarakat sesuai indikasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Pemenuhan ADL terpenuhi.
Kriteria hasil :
Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi, makan, dan minum).
Rencana tindakan
Kaji tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasionalisasi
Sebagai indikator untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.
Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi.
Berikan Rh0 (D) imun globulin (RhlgG) LM.dalam 72 jam pascapartum, sesuai indikasi.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan lingkungan, rupture ketuban
lama, mal nutrisi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan tehnik tehnik untuk menurunkan risiko/meningkatkan
penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan bebas dari infeksi, tidak
febris, dan mempunyai aliran lokhial dan karakter normal.
Intervensi :
Mandiri :
Kaji catatan prenatal dan intrapartal, perhatikan frekuensi pemeriksaan vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah dini (KPD), persalinan lama, laserasi, hemoragi, dan tertahannya plasenta.
Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi ; catat tanda-tanda menggigil, anoreksia
atau malaise.
Kaji lokasi dan kontraktilitis uterus ; perhatikan perubahan involusional atau adanya nyeri
tekan uterus ekstrem.Catat jumlah dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal
dari rubra menjadi serosa.
Evaluasi kondisi putting, perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan atau nyeri tekan.
Anjurkan pemeriksaan rutin payudara. Tinjau perawatan yang tepat dan tehnik pemberian
makan bayi. (rujuk pada DK : Nyeri (akut)/ketidaknyamanan).
Inspeksi sisi perbaikan episiotomy setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema, sekatan pada garis sutura (kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi.
Perhatikan frekuensi/jumlah berkemih.
Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau sisitis (mis : peningkatan frekiensi,
doronganatau disuria).
Catat warna dan tampilan urin, hematuria yang terlihat, dan adanya nyeri suprapubis.
Anjurkan perawatan perineal, dengan menggunakan botol atau rendam duduk 3 sampai 4 kali
sehari atau setelah berkemih/defekasi. Anjurkan klien mandi setiap hari ganti pembalut perineal
sedikitnya setiap 4 jam dari depan ke belakang.
Anjurkan dan gunakan tehnik mencuci tangan cermat dan pembuangan pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Kaji status nutrisi klien. Perhatikan tampilan rambut, kuku, kulit, dan sebagainya.Catat berat
badan kehamilan dan penambahan berat badan prenatal.
Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan zat besi.
Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai 2000 ml/hari.
Tingkatkan tidur dan istitahat.
Kolaborasi :
Kaji jumlah sel darah putih (SDP).
C. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari rencana
keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu, memberikan askep
untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi
yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien.
Proses pelaksanaan keperawatan mempunyai lima tahap, yaitu :
1. Mengkaji ulang klien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan mekanisme bagi perawat
untuk menentukan apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2. Menelaah dan modifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
Modifikasi rencana asuhanyang telah ada mencakup beberapa langkah. Pertama, data dalam
kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan status kesehatan terbaru klien.
Kedua, diagnose keperawatan direvisi. Diagnose keperawatan yang tidak relevan dihapuskan,
dan diagnose keperawatan yang terbaru ditambah dan diberi tanggal.
Ketiga, metoda implementasi spesifik direvisi untuk menghubungan dengan diagnose
keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.
Mengidentifikasi bidang bantuan
Situasi yang membutuhkan tambahan tenaga beragam.Sebagai contoh, perawat yang ditugaskan
unutk merawat klien imobilisasi mungkin membutuhkan tambahan tenaga untuk membantu
membalik, memindahkan, dan mengubah posisi klien karena kerja fisik yang terlibat.
Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan :
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Demografi
1.
Nama klien
2.
Umur klien
3.
Jenis kelamin
4.
Nama suami
5.
Umur suami
6.
Alamat
7.
Status perkawinan
8.
Aga ma
9.
Suku
10. Pendidikan
11. Pekerjaan
12. Diagnosa medik
13. Tanggal masuk RS
14. No. RM
15. Tgl Pengkajian
: Ny. SR
: 25 tahun 4 bulan (3-07-1979)
: Perempuan
: Tn. Wahyunta
: 29 tahun
: Pasaman barat
: Kawin
: Islam
: Jawa
: SLTA
: Ibu rumah tangga
: Post partum hari ke-0
: 03-03-2015
: 00986926
: 03-03-2015
B.
Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
C.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.
D.
Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1.
Lama persalinan:
a.
Kala I 4 jam 20 menit
b.
Kala II 5 menit
c.
Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
2.
Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
3.
Tipe kelahiran spontan.
4.
Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan analgesik
dan anestesi.
5.
Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum derajat I
dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala
IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.
E.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Berat badan
Panjang badan
Lingkar kepala
Lingkar dada
Lingkar perut
Lingkar lengan atas
Apgar Score
: 3100 Gram.
: 45 Cm.
: 32 Cm.
: 33 Cm.
: 31,5 Cm.
: 10,5 Cm.
No Tgl/Jam
Karakteristik Penilaian
Menit 1
1.
3-11-2004
Denyut jantung
2
2.
06.25 WIB
Pernapasan
2
3.
Refleks
1
4.
Tonus otot
1
5.
Warna kulit
1
Total
7
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.
Menit 5
2
2
1
2
2
9
F.
Keadaan Psikologis Ibu
Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah mengingat usia
kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).
G.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, gula, atau
penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular.
H.
Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan siklus 30 hari.
Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah, dengan bau amis. Hari
pertama menstruasi terakhir (HPHT) 09-01-2004 dengan Hari perkiraan lahir (HPL) 16-10-2004.
Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal dan diekstraksii
pada bulan Maret 2004.
I.
Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir spontan, di RS Dr
Sardjito.
J.
Review of System dan Pemeriksaan Fisik
1.
Penampilan umum
: Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan
tertatih-tatih.
2.
Berat badan
: 60 Kg.
3.
Tinggi badan
: 151 Cm.
4.
Tanda-tanda vital
: TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24 kali/menit, S: 36,5
o
C.
No
.
Komponen
Review of System
Pemeriksaan Fisik
1.
Kulit, rambut,
kuku
2.
3.
Telinga
4.
Mulut,
tenggorokan,
hidung
5.
Thoraks dan
paru-paru
6.
Payudara
7.
Jantung
8.
Abdomen
9.
Genetalia
K.
10.
11.
Musculoskeletal
Riwayat Kesehatan
No
.
1.
Komponen
Hasil
Pola persepsi
kesehatanpemeliharaan
kesehatan
2.
Pola nutrisimetabolisme
3.
Pola aktifitas-latihan
4.
Pola eliminasi
5.
Pola isitirahat-tidur
6.
Pola persepsi-kognitif
7.
8.
Pola hubungan-peran
9.
Pola seksualitasreproduksi
10.
Pola stress-koping
11.
Pola kepercayaan-nilainilai
L.
Profil Keluarga
1.
Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya.Jika ada apa-apa biasa minta
tolong kepada orang tuanya.Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik.
2.
Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang.Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan.
3.
Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan ventilasi dan cahaya
yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri. Jarak dengan tetangga dekat dan tipe
komunitas masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
4.
Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya adalah seorang
pegawaii negeri sipil (Guru).
5.
Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
6.
Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan Rp 750.000.00.
M.
Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak nyaman akhirnya
diekstraksi pada bulan Maret 2004. Ibu mengatakan berencana akan memakai IUD lagi.
N.
O.
P.
(11,5-16,5)
(4-11)
(3,8-5,8)
(150-450)
(37-47)
Turun
Naik
Normal
Normal
Turun
Rute Terapi
Oral
Oral
Oral
4-032015
Amoxycillin
Asam
Mefenamat
Emineton
Oral
Oral
Oral
5-032015
Amoxycillin
Asam
Mefenamat
Emineton
Oral
Oral
Oral
Dosis
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.
Indikasi Terapi
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
Analisa Data
Data
DS:
Ibu mengatakan nyeri pada daerah
kemaluan terutama jika untuk bergerak
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi
pada daerah perineum, nyeri sedang
skala 6.
Ibu mengatakan perut terasa mual-mual
Etiologi
Masalah
Nyeri akut
Post
Natal
Robekan Perineum
( Terputusnya
continuitas jaringan
perineum )
Pelepasan Mediator
kimia
(Bradikinin,histamin
, prostaglandin )
Merangsang saraf
sensoris
Melalu
proses:
TransmisiTransduksi
modulsi
DS:
Ibu mengatakan terdapat luka di
kemaluannya dan rasanya sakit.
DO:
Terdapat ruptur perineum derajat I
dengan jahitan luar 1 Zide.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS:
Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin
tidur.
DO:
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi.
Tampak lemah.
Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.
Dipersepsikan
sebagai Nyeri di
CortekCerebri
Faktor risiko:
Trauma jaringan
Tidak adekuatnya
pertahanan sekunder
tubuh
Kelelahan
Risiko infeksi
Defisit perawatan
diri:
Mandi/kebersihan
diri, Toileting
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
1.
Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
2.
Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan Kelelahan.
3.
Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak adekuatnya
pertahanan sekunder tubuh.
III.
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Area
Kerja
Istirahat
Latihan
Hygiene
Koitus
Kontrasepsi
Follow up
Lain-lain
Rencana Tindakan
Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum
diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-barang
yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti menyapu,
menyetrika, dan memasak.
Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,
hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak
punya masalah dengan keadaan tidur.
Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama post
partum seperti menaiki tangga, senam post partum.
Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan
perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.
Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia berubah
menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna serta ibu
merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga
minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk
kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan
selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum
-
IV.Intervensi
No Diagnosa
1. Nyeri
akut
berhubungan
dengan
Agen
injuri
fisik,
Kontraksi uterus
Noc
Kontrol nyeri
Pantau TTV
Menilai gejala
dari nyeri
Mengurangi
Nic
Manajemen
nyeri
Aktivitas
Manajemen nyeri
Lakukan penilaian
nyeri secara komprehensif
Kaji ketidaknyamanan
secara non verbal
Memantau
lamanya nyeri
2.
3.
Tingkatan
nyeri
Frekuensi
Defisit perawatan Setelah dilakukan
Konseling
diri:
tindakan keperawatan perawatan
Mandi/kebersihan selama ... x 24 jam
diri
diri,
Toileting diharapkan
berhubungan
kebutuhan mandiri
dengan
pasien terpenuhi
Kelelahan.
n Pasien dapat makan
dengan bantuan
orang lain/ mandiri
n Pasien dapat mandi
dengan bantuan
orang lain
n Paien dapat
memakai pakaian
dengan bantuan
orang laian/mandiri
n Pasien dapat
toileting dengan
bantuan alat
Risiko infeksi
TJ: mencegah infeksi
b.d. Faktor risiko: Kh: Hilangnya tanda
Trauma jaringan, infeksi
Tidak adekuatnya
Pengendalian
infeksi
Evaluasi pengalaman
pasien / keluarga erhadap
nyeri
Tentukan tingkat
kebutuhan pasien yang
dapat memberikan
kenyamanan pada pasien
Kaji kamampuan pasien
untuk perawatan diri
2. Pantau kebutuhan
pasien untuk alat-alat bantu
dalam makan, mandi,
berpakaian dan toileting
3. Berikan bantuan pada
pasien hingga pasien
sepenuhnya bisa mandiri
4. Berikan dukungan pada
pasien untuk menunjukkan
aktivitas normal sesuai
kemampuannya
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
pasien
pertahanan
sekunder tubuh
Gunakan standar
pencegahan universal ;
kebersihan, mencuci tangan
bila akan kontak pada anak,
Kaji catatan prenatal dan
intrapartal, perhatikan
frekuensi pemeriksaan
vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah dini
(KPD), persalinan lama,
laserasi, hemoragi, dan
tertahannya plasenta.
Pantau suhu dan nadi
dengan rutin dan sesuai
indikasi ; catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau
malaise.
Kaji lokasi dan
kontraktilitis uterus ;
perhatikan perubahan
involusional atau adanya
nyeri tekan uterus
ekstrem.Catat jumlah dan
bau rabas lokhial atau
perubahan pada kemajuan
normal dari rubra menjadi
serosa.
Evaluasi kondisi putting,
perhatikan adanya pecahpecah, kemerahan atau nyeri
tekan.
Anjurkan pemeriksaan
rutin payudara. Tinjau
perawatan yang tepat dan
tehnik pemberian makan
bayi. (rujuk pada DK :
Nyeri
(akut)/ketidaknyamanan).
Inspeksi sisi perbaikan
episiotomy setiap 8 jam.
Perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema,
sekatan pada garis sutura
(kehilangan perlekatan),
atau adanya laserasi.
Perhatikan
frekuensi/jumlah berkemih.
Kaji terhadap tanda-tanda
infeksi saluran kemih (ISK)
atau sisitis (mis :
peningkatan frekiensi,
doronganatau disuria).
Catat warna dan tampilan
urin, hematuria yang
terlihat, dan adanya nyeri
suprapubis.
Anjurkan perawatan
perineal, dengan
menggunakan botol atau
rendam duduk 3 sampai 4
kali sehari atau setelah
berkemih/defekasi.
Anjurkan klien mandi setiap
hari ganti pembalut perineal
sedikitnya setiap 4 jam dari
depan ke belakang.
Anjurkan dan gunakan
tehnik mencuci tangan
cermat dan pembuangan
pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan linen
terkontaminasi dengan
tepat.
Kaji status nutrisi klien.
Perhatikan tampilan rambut,
kuku, kulit, dan
sebagainya.Catat berat
badan kehamilan dan
penambahan berat badan
prenatal.
Berikan informasi tentang
makanan pilihan tinggi
protein, vitamin C, dan zat
besi.
Anjurkan klien untuk
meningkatkan masukan
cairan sampai 2000 ml/hari.
Tingkatkan tidur dan
istitahat.
Kolaborasi :
Kaji jumlah sel darah
putih (SDP).
V.
No Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d.
Agen injuri fisik,
Kontraksi uterus.
Implementasi
Evaluasi
Memonitor kondisi
kulit.
Menempatkan alat
mandi sesuai kondisi.
Menyediakan alat
mandi pribadi.
kamis 5-03-2015 Jam
05.30 WIB
Memfasilitasi ibu untuk
mandi dengan
menyediakan air hangat,
menjaga privasi,
melibatkan keluarga
dalam membantu mandi
dan toileting.
Mengkaji kemampuan
klien ke toilet.
3.
Risiko infeksi
b.d. Faktor
risiko: Trauma
jaringan, Tidak
adekuatnya
pertahanan
sekunder tubuh.
21.30 WIB
Menganjurkan ibu dan
keluarga untuk:
Menjaga kebersihan
kamar.
membatasi jumlah
pengunjung.
Memberikan nutrisi
yang adekuat.
Memberikan cairan
dan istirahat yang cukup.
Menjaga kebersihan
dan melakukan
perawatan kulit.
Melakukan aktivitas
dan mobilisasi.
Mengajarkan ibu dan
keluarga tentang tandatanda infeksi, cara
mencegah infeksi.
Rabu, 4-03-2015Jam
05.30 WIB
Meginspeksi kulit dan
mukosa dari kemerahan,
panas, atau drainase.
Memonitor pengeluaran
lokhia.
Memonitor involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
Memonitor tanda-tanda
vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan.
Memberikan antibiotik
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses fisiologis yang akan dialami wanita untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang hidup dari uterus, sedangkan pasca persalinan adalah waktu penyembuhan untuk kembali
kepada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru mulai dari
selesai persalinan sampai kira-kira 6 minggu, tetapi alat genital baru pulih 3 bulan setelah
persalinan
B. Kritik dan Saran
Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan kami
kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marlin E.2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.Jakarta : EGC
Helen Farrer, 1996. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC
Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan : Jakarta EGC
Judi Januadi Endjun.2002. Persalinan Sehat. Puspa Swara
Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media
Sudi Amus.2011. laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html (online)
http://diaryofeffatazebaoth.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-
Mengenai Saya
Esifha Pamungkas
haii... saya Shila .. Salam Kenal buat sobat semua... sering2 kunjung di blog aku yaa....
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (3)
o Mei (3)
askep hirsutisme