Vous êtes sur la page 1sur 33

Asuhan Keperawatan

Jumat, 22 Mei 2015


Asuhan keperawatan pada Posnatal
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perdarahan Postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari
500 600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan Postpartum adalah perdarahan dalam
kala IV lebih dari 500 600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Haemoragic Post
Partum ( HPP ) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya
bayi. Normalnya, perdarahan dari tempat plasenta terutama dikontrol oleh kontraksi dan retraksi
anyaman serat-serat otot serta agregasi trombosit dan trombus fibrin di dalam pembuluh darah
desidua. Perdarahan Postpartum dibagi atas dua bagian yaitu perdarahan Postpartum dini dan
lanjut. Perdarahan Postpartum dini adalah perdarahan yang berlebihan selama 24 jam pertama
setelah kala tiga persalinan selesai, sedangkan perdarahan Postpartum lanjut adalah perdarahan
yang berlebihan selama masa nifas, termasuk periode 24 jam pertama setelah kala tiga persalinan
selesai.
B. Perumusan Masalah
1. Masalah Umuma
Bagaimana cara menyusun asuhan keperawatan Pasien Postpartum (postnatal)
2. Sub Masalah
Berdasarkan masalah umum diatas, maka dengan ini penulis dapat membuat Sub Masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana gejala Postpartum
b. Bagaimana tindakan perawatan pada pasien Postpartum?
c. Asuhan keperawatan pada pasien dengan Postpartum?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
Untuk mengetahui defenisi dari masa postnatal
Untuk mengetahui tanda gejala postnatal
Untuk mengetahui fisiologis postnatal
Untuk mengetahui perubahan sistem reproduksi
Untuk mengetahui adaptasi psikologi
Untuk mengetahui Perubahan yang dapat terjadi selama periode Postpartum(postnatal)
Untuk mengetahui komplikasi postnatal
Untuk mengetahui askep ibu pada masa postnatal
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ini bermanfaat bagi mahasiswa, lembaga penelitian atau
dosen.
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui Askep yang baik dilakukan pada pasien Postpartum serta
membantu mahasiswa berperan aktif dalam menanggulangi pasien Postpartum
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk mempermudah lembaga pendidikan mengetahui lebih dalam tentang Askep pada pasien
dengan Postpartum
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode literature dan sumber internet yang
di ambil dari beberapa media yaitu Text Book dan Studi Kepustakaan : membaca dan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan Postpartum.
F. Sistematika Penulisan
Untuk dapat mempermudah pembaca dalam mengerti dan memahami isi Makalah ini, Penulis
mencantumkan Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari V Bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Konsep dasar postnatal
Bab III : Askep Teoritis
Bab IV : Askep
Bab V : Penutup
Daftar isi

BAB II
KONSEP DASAR POSTNATAL
A. Pengertian
Post Natal adalah masa setelah partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Arif
Mansyur,1999).
Post natal adalah masa pulih kembali seperti pra hamil,berlangsung selama 6 minggu (Abdul
Bari Saefudin, 2002).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat alat
reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller 2005).
Periode post natal dibagi 3 yaitu:
1. Immediatelly post natal : 24 jam pertama
2. Early post natal: minggu pertama
3. Late post natal : minggu ke 2 sampai ke 6
Tujuan perawatan postnatal (srtraight 2001)
Meningkatkan involusi uterus normal dan mengembalikan pada keadaan sebelum hamil.
Mencegah atau meminimalkan komplikasi post partum
Meningkatkan kenyamanan dan pennyembuhan pelvis perineal dan jaringan perineal.
Membantu perbaikan fungsi tubuh yang normal
Meningkatkan pemahaman perubahan psiologis dan psikologis
Mefasilitasi perawatan bayi kedalam unit keluarga
Mensuport keterampilan orang tua dan attechman ibu dan bayi
Memberikan perencanaan pulang yang efektif
Faktor yang memperngaruhi pengalaman post partum
Persalinan normal dan bayi yang dilahirkan
Persiapan persalinan dan menjadi orang tua

Masa transisi menjadi orang tua


Peran keluarga yang diharapkan
Pengalaman keluarga pada kelahiran anak
Sensitifikasi dan efektifitas perawat dan tenaga profesional lainnya
Faktor resiko untuk terjadinya komplikasi post partum :
Pre ekslamsi dan ekslamsi
Diabetes
Masalah jantung
Overdistensi uterus akibat bayi kembar atau hydramnion
Abruptio placenta atau placenta previa
Persalinan lama dan sulit
B. Tanda dan gejala yang menjadi perhatian untuk dilaporkan :
Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
Nyeri yang hebat
Peningkatan suhu
Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
Perluasan hematoma
Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.
C. Perubahan fisiologis
1. Tanda-tanda vital
Suhu : 24 Jam pertama dapat terjadi peningkatan suhu 38 c sebagai akibat oleh nidasi selama
persalinan
Nadi : dalam waktu 6-8 hari setelah melahirkan ditemukan adanya nadi normal kembali dalam
waktu 2 bulan n: 50x 70x /menit
Pernafasan : akan kembali normal sama sebelum melahirkan
Tekanan darah : mengalami sedikit perubahan pada 48 jam pertam dapat terjadi hipotensi
orthostatik .
2. Sistem kardiovaskuler
Cardiac output beberapa saat setelah melahirkan , cardiac output setelah melahirkan menurun

50% dari sebelum melahirkan . Pada persainan normal darah yang dikeluarkan kurang lebih 400500 cc masih dapat ditoleransi
3. Sistem endokrin
Blorman placenta pada periode post partum terjadi perubahan roduksi homon,kadarestrogen dan
progesteron menurun secara mencolok .
4. Sistem perkemihan
Vesika urinaria mengalami trauma akibat tekanan > edema>menimbulkan overdistensi dan
pemenuhan antong kemih tidak sempurna > kurang sensitif dan kapasitas bertambah >sesudah
berkemih masih ada residu.
5. Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal, akibat adanya penurunan
mobilitas usus dan tonus otot abdomen dan kehilangan cairan,rasa tidak nyaman pada perinium.
6. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil bisa menghilang,sedangkan hiperpigmentasi diaerola
dan nigra tidak menghilang seluruhnya atau tidak menetap kulit yang menegang pada
payudara ,abdomen ,paha dan panggur mungkin memudar ,tetapi tidak menghilang.
D. Perubahan sistem reproduksi
Uterus
Ukuran akan tetap sama sampai 2 hari, kemudian berkurang (involusi)dan turun kurang lebih 1
ruas jari perhari
Lochea
Keluaran dan uterus selama 3 minggu pertama setelah melahirkan dibagi 3 tipe:
Lochea mbra : bewarna merah gelap terjadi 2-3 hari pertama, mengandung sel-sel efitel,
oritrosit,leukosit desidua dan bau karakteristik manusia
Lochea serosa : bewarna merah muda sampai kecoklatan ,terjadi 3-10 hari setelah kehamilan
Lochea alba : hampir tidak bewarna samapi krim kekuningan,terjadi 10-3 minggu setelah
melahirkan.
Serviks
Menjadi lebih tebal dan lebih keras pada akhir minggu pertama kelahiran anak bisa
mengakibatkan perubahan permanen pada osteum serviks dari bulat menjadi memanjang.
Vagina

Halis dan membengkak dengan tonus otot yang buruk mgae tampak kembali 3-4 minggu pasca
partum.
Perinium
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh karena
tekanan kepala bayi yang bergerak maju.Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah mendapat
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.
Payudara
Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi,
payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula mula lebih nyeri tekan sebagai
reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi
E. Adaptasi psikologis
Periode pasca partum, menggambarkan suatu stress emossional bagi ibu baru menjadi lebih sulit
dengan perubahan psikologis besar yang terjadi.
Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan peran menjadi orang tua selama pasca partum:
Repon oleh dukungan keluarga dan teman
Hubungan pengalaman kelahiran dengan harapan dan aspirasi
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak
Pengaruh budaya
1. Menurut Rubin fase adaptasi dibagi menjadi 3 fase :
a. Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga post partum,
fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan, menyatakan ingin makan dan tidur,
sulit membuat keputusan.
b. Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga sampai dengan
kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam perawatan diri, mulai
memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka dalam menerima pendidikan
kesehatan.
c. Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang baru, hari
kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah melaksanakan fungsinya, ayah
berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan bayi.

F. Perubahan yang dapat terjadi selama periode Postpartum(postnatal)


Kardiovaskuler : penurunan volume darah karena diuresis, kehilangan darah. Dapat
menyebabkan orthostatik hypontention, tingginya waktu pembekuan.
Gastrointestinal: konstipasi haemoroid
Urinary : retensi uriene catheterisasi dapat menyebabkan UTI
Sexsuallity: turunnya libido karena pengaruh hormon
G. Komplikasi post partum
Infeksi pada sel reproduksi
Infeksi pada sel kemih
Mastitis
Penyakit thromoembolic Postpartum
Gangguan psychiatric pada Postpartum

BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Asuhan keperawatan
Menurut Marlynn E. Doengous, 2001 :
1. Pengkajian
Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
Integritas ego
Peka rangsang, takut/menangis (Postpartum bluessering terlihat kira-kira 3 hari setelah
melahirkan).
Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima
Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga
Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5 pascapartum.
Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12 jam setelah kelahiran menurun kira-kira 1 lebar jari setiap
harinya.
Lokhea rubra berlanjut sampai hari ke2 3 , berlanjut menjadi lokhea serosa dengan aliran
tergantung pada posisi (mis, rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (mis, menyusui).
Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke
3; mungkin lebih didini, tergantung kapan menyusui dimulai.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status
kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (carpenito, 2000)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Postpartum menurut Marilyn doengoes, 2001

yaitu :
Nyeri (akut)/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia gestasi
bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik payudara ibu.
Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator (misal hipotensi
ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia; tromboembolisme; profil darah
abnormal (anemia, sensivitas rubella,inkompabilitas Rh).
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan lingkungan, rupture ketuban
lama, mal nutrisi.
C. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan yang meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasi pada diagnose keperawatan.
1. Nyeri (akut)/ ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesaran
jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa
nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi ketidaknyamanan
dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi :
Mandiri :
Tentukan adanya lokasi, dan sifat ketidaknyamanan. Tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy. Perhatikan edema, ekimosis, nyeri tekan local,
eksudat purulen, atau kehilangan perlekatan jaringan.
Berikan kompres es pada perineum, khusus nya selama 24 jam pertama setelah kelahiran.
Berikan kompres panas lembab (misal rendam duduk/bak mandi) diantara 100o dan 105o F
(38o sampai 43,2o C) selam 20 menit, 3-4 kali sehari, setelah 24 jam

Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomy.Infeksi hemoroid
pada perineum. Anjurkan penggunaan kompres es selama 20 menit setiap 4 jam, penggunaan
kompres witch hazel, dan menaikan pelvis pada bantal.
Kaji nyeri tekan uterus; tentukan adanya dan frekuensi/intensitas afterpain.
Anjurkan klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah abdomen, dan melakukan tehnik
visualisasi atau aktivitas pengalihan.
Inspeksi payudara dan jaringan putting; jika adanya pembesaran dan/atau pitung pecah
pecah.
Ajurkan untuk mengunakan bra penyokong
Berikan informasi mengenai peningkatan frekuensi temuan, memberikan kompres panas
sebelum member makan, mengubah posisi bayi dengan tepat, dan mengeluarkan susu secara
berurutan , bila hanya satu putting yang sakit atau luka.
Berikan kompres es pada area aksila payudara bila klien tidak merencanakan menyusui.
Kaji klien terhadap kepenuhan kandung kemih.
Evaluasi terhadap sakit kepala, khususnya setelah anesthesia subaraknoid. Hindari member
obat klien sebelum sifat dan penyebab dari sakit kepala ditentukan.
Kolaborasi :
Berikan bromokriptin mesilat (parlodel) dua kali sehari dengan makan selama 2 3 minggu.
Kaji hipotensi pada klien; tetap dengan klien selama ambulasi pertama.
Berikan analgesic 30 60 menit sebelum menyusui. Untuk klien yang tidak menyusui, berikan
analgesic setiap 3 4 jam selama pembesaran payudara dan afterpain.
Berikan sprei anestetik, salep topical, dan kompres witc hazel untuk perineum bila dibutuhkan.
Bantu sesuai dengan injeksi salin atau pemberian blood patch pada sisi pungsi dural.
Pertahankan klien pada posisi horizontal setelah prosedur.
2. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia gestasi
bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik payudara ibu.
Tujuan : setelah dilakukan demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan tingkat
pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui, mendemonstrasikan
tehnik efektif dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan
bayi dipuaskan setelah menyusui.

Intervensi :
Mandiri :
Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya.
Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap pasangan/keluarga.
Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara, kenutuhan diet khusus, dan factor factor yang memudahkan
atau mengganggu keberhasilan menyusui.
Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik tehnik menyusui. Perhatikan posisi bayi selama
menyusui dan lama menyusui.
Kaji putting klien; anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui.
Anjurkan klien untuk mengeringkan putting dengan udara selama 20 30 menit setelah
menyusui.
Instruksikan klien untuk menghindari pengunaan putting kecuali secara khusus diindikasi.
Berikan pelindung putting payudara khusus untuk klien menyusui dengan putting masuk atau
datar.
Kolaborasi :
Rujuk klien pada kelompok pendukung; misal posyandu
Identifikasi sumber sumber yang tersedia dimasyarakat sesuai indikasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Pemenuhan ADL terpenuhi.
Kriteria hasil :
Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi, makan, dan minum).
Rencana tindakan
Kaji tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
Rasionalisasi
Sebagai indikator untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.
Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi.

Agar klien mudah menjangkau kebutuhannya.


Dengan adanya hubungan dan kerjasama dari keluarga klien terpenuhi
4. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi regulator ( misal hipotensi
ortostatik, terjadinya HKK atau eklamsia); efek anestesia; tromboembolisme; profil darah
abnormal (anemia, sensivitas rubella, inkompabilitas Rh).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cidera teratasi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan factor factor
risiko/melindungi diri dan bebas dari komplikasi.
Intervensi :
Mandiri :
Tinjau ulang kadar hemoglobin (Hb) darah dan kehilangan darah pada waktu melahirkan. Catat
tanda tanda anemia.
njurkan ambulasi dan latihan dini kecuali pada klien yang mendapatkan anesthesia
subaraknoid, yang mungkin yetap berbaring selama 6 8 jam, tanpa penggunaan bantal atau
meninggikan kepala. Bantu klien dengan ambulasi awal.
Berikan supervise yang adekuat pada mandi shower atau rendam duduk. Berikan bel
pemanggil dalam jangkauan klien.
Berikan klien terhadap hiperrefleksia, nyeri kuadran kanan atas (KKaA , sakit kepala, atau
gangguan penglihatan.
Catat efek efek magnesium sulfat (MgSO4), bila diberikan, kaji respon patella dan pantau
status pernapasan.
Inspeksi ekstremitas bawah terhadap tanda tanda tromboflebitis, perhatikan ada atau tidaknya
tanda human.6) Berikan kompres panas local; tingkatkan tirah baring dengan meninggikan
tungkai yang sakit.
Evaluasi status rubella pada grafik prenatal, kaji klien tehadap alergi pada telur atau bulu.
Kolaborasi :
Berikan MgSO4 melalui pompa infuse, sesuai indikasi.
Berikan kaus kaki penyokong atau balutan elastic untuk kaki bila risiko risiko atau gejala
gejala flebitis terjadi.
Berikan antikoagulasi; evaluasi factor factor koagulasi, dan perhatikan tanda tanda
kegagalan pembekuan.

Berikan Rh0 (D) imun globulin (RhlgG) LM.dalam 72 jam pascapartum, sesuai indikasi.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/atau kerusakan kulit,
penurunan Hb prosedur invasive dan /atau peningkatan peningkatan lingkungan, rupture ketuban
lama, mal nutrisi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan tehnik tehnik untuk menurunkan risiko/meningkatkan
penyembuhan, menunjukan luka yang bebas dari drainase purulen dan bebas dari infeksi, tidak
febris, dan mempunyai aliran lokhial dan karakter normal.
Intervensi :
Mandiri :
Kaji catatan prenatal dan intrapartal, perhatikan frekuensi pemeriksaan vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah dini (KPD), persalinan lama, laserasi, hemoragi, dan tertahannya plasenta.
Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi ; catat tanda-tanda menggigil, anoreksia
atau malaise.
Kaji lokasi dan kontraktilitis uterus ; perhatikan perubahan involusional atau adanya nyeri
tekan uterus ekstrem.Catat jumlah dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal
dari rubra menjadi serosa.
Evaluasi kondisi putting, perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan atau nyeri tekan.
Anjurkan pemeriksaan rutin payudara. Tinjau perawatan yang tepat dan tehnik pemberian
makan bayi. (rujuk pada DK : Nyeri (akut)/ketidaknyamanan).
Inspeksi sisi perbaikan episiotomy setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema, sekatan pada garis sutura (kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi.
Perhatikan frekuensi/jumlah berkemih.
Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau sisitis (mis : peningkatan frekiensi,
doronganatau disuria).
Catat warna dan tampilan urin, hematuria yang terlihat, dan adanya nyeri suprapubis.
Anjurkan perawatan perineal, dengan menggunakan botol atau rendam duduk 3 sampai 4 kali
sehari atau setelah berkemih/defekasi. Anjurkan klien mandi setiap hari ganti pembalut perineal
sedikitnya setiap 4 jam dari depan ke belakang.
Anjurkan dan gunakan tehnik mencuci tangan cermat dan pembuangan pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan linen terkontaminasi dengan tepat.

Kaji status nutrisi klien. Perhatikan tampilan rambut, kuku, kulit, dan sebagainya.Catat berat
badan kehamilan dan penambahan berat badan prenatal.
Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan zat besi.
Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai 2000 ml/hari.
Tingkatkan tidur dan istitahat.
Kolaborasi :
Kaji jumlah sel darah putih (SDP).

C. Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari rencana
keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu, memberikan askep
untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi
yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien.
Proses pelaksanaan keperawatan mempunyai lima tahap, yaitu :
1. Mengkaji ulang klien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan mekanisme bagi perawat
untuk menentukan apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2. Menelaah dan modifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
Modifikasi rencana asuhanyang telah ada mencakup beberapa langkah. Pertama, data dalam
kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan status kesehatan terbaru klien.
Kedua, diagnose keperawatan direvisi. Diagnose keperawatan yang tidak relevan dihapuskan,
dan diagnose keperawatan yang terbaru ditambah dan diberi tanggal.
Ketiga, metoda implementasi spesifik direvisi untuk menghubungan dengan diagnose
keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru.
Mengidentifikasi bidang bantuan
Situasi yang membutuhkan tambahan tenaga beragam.Sebagai contoh, perawat yang ditugaskan
unutk merawat klien imobilisasi mungkin membutuhkan tambahan tenaga untuk membantu
membalik, memindahkan, dan mengubah posisi klien karena kerja fisik yang terlibat.
Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan :

1. Membantu dalam melakukan aktivitas sehari hari


2. Mengonsulkan dan menyuluhkan pasien dan keluarga
3.Mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf lainnya.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional dengan pengertian :
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O :adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan.
A :adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan standar yang telah ditentukan
mengacu pada tujuan rencana keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai Asuhan Keperawatan Post Partum
Normal (episiotomi) yaitu :
Rasa nyeri teratasi
Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan payudara
Pemenuhan ADL terpenuhi.
Resiko cidera tidak terjadi
Infeksi tidak terjadi.

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Demografi
1.
Nama klien
2.
Umur klien
3.
Jenis kelamin
4.
Nama suami
5.
Umur suami
6.
Alamat
7.
Status perkawinan
8.
Aga ma
9.
Suku
10. Pendidikan
11. Pekerjaan
12. Diagnosa medik
13. Tanggal masuk RS
14. No. RM
15. Tgl Pengkajian

: Ny. SR
: 25 tahun 4 bulan (3-07-1979)
: Perempuan
: Tn. Wahyunta
: 29 tahun
: Pasaman barat
: Kawin
: Islam
: Jawa
: SLTA
: Ibu rumah tangga
: Post partum hari ke-0
: 03-03-2015
: 00986926
: 03-03-2015

B.
Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk dan berjalan.
C.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke rumah sakit.
D.
Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini
1.
Lama persalinan:
a.
Kala I 4 jam 20 menit
b.
Kala II 5 menit
c.
Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
2.
Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
3.
Tipe kelahiran spontan.
4.
Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak diberikan analgesik
dan anestesi.
5.

Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur perineum derajat I

dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala
IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.
E.
1.

Data Bayi Saat Ini


Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.

Berat badan
Panjang badan
Lingkar kepala
Lingkar dada
Lingkar perut
Lingkar lengan atas
Apgar Score

: 3100 Gram.
: 45 Cm.
: 32 Cm.
: 33 Cm.
: 31,5 Cm.
: 10,5 Cm.

No Tgl/Jam
Karakteristik Penilaian
Menit 1
1.
3-11-2004
Denyut jantung
2
2.
06.25 WIB
Pernapasan
2
3.
Refleks
1
4.
Tonus otot
1
5.
Warna kulit
1
Total
7
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

Menit 5
2
2
1
2
2
9

F.
Keadaan Psikologis Ibu
Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa masalah mengingat usia
kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).
G.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, gula, atau
penyakit menurun lainnya. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular.
H.
Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari dengan siklus 30 hari.
Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer, berwarna merah, dengan bau amis. Hari
pertama menstruasi terakhir (HPHT) 09-01-2004 dengan Hari perkiraan lahir (HPL) 16-10-2004.
Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2 tahun sebelum gagal dan diekstraksii
pada bulan Maret 2004.
I.
Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200 gram, lahir spontan, di RS Dr
Sardjito.
J.
Review of System dan Pemeriksaan Fisik
1.
Penampilan umum
: Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dengan bantuan dan
tertatih-tatih.
2.
Berat badan
: 60 Kg.
3.
Tinggi badan
: 151 Cm.
4.
Tanda-tanda vital
: TD: 110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24 kali/menit, S: 36,5
o
C.
No
.

Komponen

Review of System

Pemeriksaan Fisik

1.

Kulit, rambut,
kuku

Ibu mengatakan setelah


melahirkan langsung
dimandikan oleh bidan,
kuku sudah dipotong sejak
dari rumah.
Tidak ada keluhan.
Ibu mengatakan tadi pagi
sudah mencuci muka
sekalian mandi, tidak ada
keluhan.

2.

Kepala dan leher

3.

Telinga

Tidak ada keluhan.

4.

Mulut,
tenggorokan,
hidung

Tidak ada keluhan.

5.

Thoraks dan
paru-paru

Tidak ada keluhan.

6.

Payudara

7.

Jantung

Ibu mengatakan air susu


sudah keluar dan akan
menyusui bayinya setelah
istirahat.
Tidak ada keluhan.

8.

Abdomen

Ibu mengatakan perut


terasa mual-mual dan
seperti dipelintir.

9.

Genetalia

Ibu mengatakan nyeri pada


daerah kemaluan terutama
jika untuk bergerak dan
duduk, nyeri tajam, perih,
lokasi pada daerah
perineum, nyeri sedang
skala 6.

Kulit bersih, turgor kulit baik,


lembab, rambut bersih tidak
rontok, kuku rapi dan pendek.

Ekspresi wajah merintih ketika


bergerak atau duduk. Tampak
lelah.
Tidak ada oedema,
konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik,
penglihatan normal, kelenjar
tiroid tidak membesar, kelenjar
limfe tidak teraba, vena
jugularis tidak meningkat,
tidak terdapat bekas operasi.
Bersih, discharge tidak ada,
pendengaran normal.
Bersih, tidak terdapat karies
gigi, tidak ada stomatitis,
sekret hidung bersih, tidak
memakai alat bantu, fungsi
baik.
Simetris kanan-kiri, tidak ada
ketinggalan gerak, paru dalam
batas normal, tidak terdengar
suara nafas tambahan.
Lunak, puting susu menonjol
keluar, ASI sudah keluar.
Tidak membesar, ictus kordis
pada ICS ke 5, tidak ada bising
jantung.
Terdapat striae gravidarum,
tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat, teraba lunak,
peristaltik positif agak lemah.
Lochia jumlahnya sedang,
warna merah gelap, terdapat
bekuan kecil.

K.

10.

Anus dan rektum

11.

Musculoskeletal

Ibu menyatakan sudah


buang air kecil 1 kali.
Ibu mengatakan buang air
besar tadi malam sebelum
melahirkan, setelah
melahirkan sampai
sekarang belum.
Tidak ada keluhan.

Terdapat ruptur perineum


dengan jahitan luar 1 jenis
Zide. Luka tampak basah.
Refleks positif,, tidak ada
varises, tidak terjadi oedema,
tanda-tanda REEDA negatif,
kekuatan otot 5, ROM normal.

Riwayat Kesehatan
No
.
1.

Komponen

Hasil

Pola persepsi
kesehatanpemeliharaan
kesehatan

2.

Pola nutrisimetabolisme

3.

Pola aktifitas-latihan

4.

Pola eliminasi

5.

Pola isitirahat-tidur

6.

Pola persepsi-kognitif

Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak kedua, anak


pertamanya dulu juga dilahirkan di Sardjito, jadi ibu
merasa yakin atas kemampuannya untuk merawat
bayinya ini.
Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke dokter
kandungan, jika merasa tidak enak badan juga
langsung ke Puskesmas atau dokter praktek.
Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari,
selama hamil muda merasa mual muntah tapi semakin
bertambah usia kehamilan gejala semakin hilang.
Sekarang ibu sudah mulai makan makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama suami dan
aktivitas sehari-hari apat dilakukan mandiri, sekarang
ibu merasa lelah dan ingin tidur, juga tampak berhatihati ketika bergerak di tempat tidur.
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari kamar mandi
sehingga aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.
Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan konsistensi
lunak dan bak 6-8 kali sehari selama hamil. Setelah
melahirkan bab belum sedangkan bak 1 kali tadi pagi.
Selama hamil istirahat/tidur tidak ada gangguan, tidur
siang selama 2 jam dan malam tidur jam 21.00 WIB
dan bangun pagi jam 04.30 WIB. Semalam ibu tiak
dapat tidur karena dalam proses persalinan, baru
setelah bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur
sebentar.
Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah kemaluan.
Ibu juga mengatakan bahwa kehamilan yang sekarang

7.

Pola persepsi terhadap


diri

8.

Pola hubungan-peran

9.

Pola seksualitasreproduksi

10.

Pola stress-koping

11.

Pola kepercayaan-nilainilai

ini tidak disengaja karena gagalnya IUD, tetapi ibu dan


suaminya merasa senang juga dengan kehadiran anak
yang kedua ini.
Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan dan meyakini bahwa semua tindakan
itu adalah untuk mempercepat menolong diri dan
bayinya.
Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya yang
selalu mendampingi. Ibu mengatakan selama ini
hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat
sekitar baik-baik saja.
Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan suami
untuk mengurangi frekwensi hubungan seksual. Tidak
ada gangguan dalam melakukan akttifitas tersebut, juga
tidak terjadi kontak bleeding.
Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-pelan, dan
selalu minta pertimbangan suami atau ibunya jika ada
masalah atau harus mengambil keputusan.
Ibu berasal dari suku jawa dan beragama Islam
sehingga kebudayaan yang umum di masyarakat masih
dilakukan seperti tujuh bulanan dan selamatan. Ibu
merasa sangat bersyukur bayinya dapat lahir selamat
mengingat usia kehamilan yang mundur.

L.
Profil Keluarga
1.
Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya.Jika ada apa-apa biasa minta
tolong kepada orang tuanya.Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik.
2.
Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang.Anak pertama laki-laki, anak kedua perempuan.
3.
Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik dengan ventilasi dan cahaya
yang cukup. Sumber air PAM dan memiliki WC sendiri. Jarak dengan tetangga dekat dan tipe
komunitas masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
4.
Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan suaminya adalah seorang
pegawaii negeri sipil (Guru).
5.
Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
6.
Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan Rp 750.000.00.
M.

Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana

Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak nyaman akhirnya
diekstraksi pada bulan Maret 2004. Ibu mengatakan berencana akan memakai IUD lagi.
N.

Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya


Tanggal dan Jenis
Pemeriksaan
Tanggal 03-11-2004
Lab. Darah :
HB
AL
AE
AT
HCT
Golongan Darah

O.

P.

Hasil pemeriksaan dan Nilai Interpretasi


Normal
9,9
13,3
4.35
152
30
AB

(11,5-16,5)
(4-11)
(3,8-5,8)
(150-450)
(37-47)

Turun
Naik
Normal
Normal
Turun

Terapi Medis yang Diberikan


Tanggal Jenis Terapi
3-03Amoxycillin
2015
Asam
Mefenamat
Emineton

Rute Terapi
Oral
Oral
Oral

4-032015

Amoxycillin
Asam
Mefenamat
Emineton

Oral
Oral
Oral

5-032015

Amoxycillin
Asam
Mefenamat
Emineton

Oral
Oral
Oral

Dosis
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.
3 x 500
Mg
3 x 500
Mg
1 x 1 tab.

Indikasi Terapi
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)
Antibiotik (mencegah infeksi)
Analgetik (mengurangi nyeri)
Derivat besi (mengatasi
anemia)

Analisa Data
Data
DS:
Ibu mengatakan nyeri pada daerah
kemaluan terutama jika untuk bergerak
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi
pada daerah perineum, nyeri sedang
skala 6.
Ibu mengatakan perut terasa mual-mual

Etiologi

Masalah
Nyeri akut
Post

Natal
Robekan Perineum

dan seperti dipelintir.


DO:
Tampak berhati-hati ketika bergerak di
tempat tidur.
Ekspresi wajah merintih ketika bergerak
atau duduk.
Tanda-tanda vital
: TD: 110/80
mmHg , N: 84 kali/menit, R: 24
kali/menit, S: 36,5 oC.

( Terputusnya
continuitas jaringan
perineum )
Pelepasan Mediator
kimia
(Bradikinin,histamin
, prostaglandin )
Merangsang saraf
sensoris
Melalu
proses:
TransmisiTransduksi
modulsi

DS:
Ibu mengatakan terdapat luka di
kemaluannya dan rasanya sakit.
DO:
Terdapat ruptur perineum derajat I
dengan jahitan luar 1 Zide.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS:
Ibu mengatakan merasa lelah dan ingin
tidur.
DO:
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi.
Tampak lemah.
Aktivitas kebersihan diri dibantu oleh
keluarga.

Dipersepsikan
sebagai Nyeri di
CortekCerebri
Faktor risiko:
Trauma jaringan
Tidak adekuatnya
pertahanan sekunder
tubuh

Kelelahan

Risiko infeksi

Defisit perawatan
diri:
Mandi/kebersihan
diri, Toileting

II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
1.
Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
2.
Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan Kelelahan.
3.
Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak adekuatnya
pertahanan sekunder tubuh.
III.
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Area
Kerja

Istirahat
Latihan
Hygiene
Koitus
Kontrasepsi

Follow up
Lain-lain

Rencana Tindakan
Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu post partum belum
diperbolehkan bekerja keras, seperti mengangkat ember, barang-barang
yang berat, dan memperbolehkan bekerja ringan seperti menyapu,
menyetrika, dan memasak.
Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup saat bayi tertidur,
hal ini sangat baik untuk memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak
punya masalah dengan keadaan tidur.
Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal minggu pertama post
partum seperti menaiki tangga, senam post partum.
Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan daerah vagina dan
perineum setelah bak atau bab dengan air sabun.
Mengajarkan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai apabila lokhia berubah
menjadi putih dan luka perineum sudah sembuh sempurna serta ibu
merasa nyaman untuk melakukan hubungan.
Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan kontrasepsi setelah tiga
minggu post partum dan apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak
memberikan makanan tambahan pada bayi bisa dipergunakan untuk
kontrasepsi selama enam bulan post partum.
Ibu bisa mengontrolkan diri seminggu setelah persalinan dan
selanjutnya kontrol sampai 42 hari post partum
-

IV.Intervensi
No Diagnosa
1. Nyeri
akut
berhubungan
dengan
Agen
injuri
fisik,
Kontraksi uterus

Noc
Kontrol nyeri

Pantau TTV

Menilai gejala
dari nyeri

Mengurangi

Nic
Manajemen
nyeri

Aktivitas
Manajemen nyeri

Lakukan penilaian
nyeri secara komprehensif

Kaji ketidaknyamanan
secara non verbal

nyeri dengan non


analgesik

Memantau
lamanya nyeri

2.

3.

Tingkatan
nyeri

Frekuensi
Defisit perawatan Setelah dilakukan
Konseling
diri:
tindakan keperawatan perawatan
Mandi/kebersihan selama ... x 24 jam
diri
diri,
Toileting diharapkan
berhubungan
kebutuhan mandiri
dengan
pasien terpenuhi
Kelelahan.
n Pasien dapat makan
dengan bantuan
orang lain/ mandiri
n Pasien dapat mandi
dengan bantuan
orang lain
n Paien dapat
memakai pakaian
dengan bantuan
orang laian/mandiri
n Pasien dapat
toileting dengan
bantuan alat
Risiko infeksi
TJ: mencegah infeksi
b.d. Faktor risiko: Kh: Hilangnya tanda
Trauma jaringan, infeksi
Tidak adekuatnya

Pengendalian
infeksi

Evaluasi pengalaman
pasien / keluarga erhadap
nyeri
Tentukan tingkat
kebutuhan pasien yang
dapat memberikan
kenyamanan pada pasien
Kaji kamampuan pasien
untuk perawatan diri
2. Pantau kebutuhan
pasien untuk alat-alat bantu
dalam makan, mandi,
berpakaian dan toileting
3. Berikan bantuan pada
pasien hingga pasien
sepenuhnya bisa mandiri
4. Berikan dukungan pada
pasien untuk menunjukkan
aktivitas normal sesuai
kemampuannya
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
pasien

Mencegah terjadinya infeksi


Kaji tanda-tanda infeksi :
ukur suhu tubuh setiap 4
jam

pertahanan
sekunder tubuh

Gunakan standar
pencegahan universal ;
kebersihan, mencuci tangan
bila akan kontak pada anak,
Kaji catatan prenatal dan
intrapartal, perhatikan
frekuensi pemeriksaan
vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah dini
(KPD), persalinan lama,
laserasi, hemoragi, dan
tertahannya plasenta.
Pantau suhu dan nadi
dengan rutin dan sesuai
indikasi ; catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau
malaise.
Kaji lokasi dan
kontraktilitis uterus ;
perhatikan perubahan
involusional atau adanya
nyeri tekan uterus
ekstrem.Catat jumlah dan
bau rabas lokhial atau
perubahan pada kemajuan
normal dari rubra menjadi
serosa.
Evaluasi kondisi putting,
perhatikan adanya pecahpecah, kemerahan atau nyeri
tekan.
Anjurkan pemeriksaan
rutin payudara. Tinjau
perawatan yang tepat dan
tehnik pemberian makan
bayi. (rujuk pada DK :
Nyeri
(akut)/ketidaknyamanan).
Inspeksi sisi perbaikan
episiotomy setiap 8 jam.
Perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema,
sekatan pada garis sutura
(kehilangan perlekatan),
atau adanya laserasi.

Perhatikan
frekuensi/jumlah berkemih.
Kaji terhadap tanda-tanda
infeksi saluran kemih (ISK)
atau sisitis (mis :
peningkatan frekiensi,
doronganatau disuria).
Catat warna dan tampilan
urin, hematuria yang
terlihat, dan adanya nyeri
suprapubis.
Anjurkan perawatan
perineal, dengan
menggunakan botol atau
rendam duduk 3 sampai 4
kali sehari atau setelah
berkemih/defekasi.
Anjurkan klien mandi setiap
hari ganti pembalut perineal
sedikitnya setiap 4 jam dari
depan ke belakang.
Anjurkan dan gunakan
tehnik mencuci tangan
cermat dan pembuangan
pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan linen
terkontaminasi dengan
tepat.
Kaji status nutrisi klien.
Perhatikan tampilan rambut,
kuku, kulit, dan
sebagainya.Catat berat
badan kehamilan dan
penambahan berat badan
prenatal.
Berikan informasi tentang
makanan pilihan tinggi
protein, vitamin C, dan zat
besi.
Anjurkan klien untuk
meningkatkan masukan
cairan sampai 2000 ml/hari.
Tingkatkan tidur dan
istitahat.
Kolaborasi :
Kaji jumlah sel darah

putih (SDP).

V.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d.
Agen injuri fisik,
Kontraksi uterus.

Implementasi

Evaluasi

Selasa, 3-03-2015 Jam


09.45 WIB
Mengkaji nyeri klien:
PQRST.
Mengukur TTV.
Menganjurkan klien
untuk melakukan
mobilisasi bertahap.
Membatasi pengunjung.

Selasa, 3-03-2015 Jam 21.30 WIB


S: Ibu mengatakan masih merasa nyeri
pada daerah sekitar kemaluan meskipun
sudah berkurang dibanding tadi pagi.
Nyeri tajam, perih, nyeri sedang skala 5,
waktu ketika melakukan
mobilisasi/ambulasi.
Ibu mengatakan sudah mencoba turun
dari tempat tidur dengan bantuan kursi

Selasa, 3-03-2015 Jam


21.10 WIB
Mengkaji nyeri klien:
PQRST.
Menyarankan klien
untuk mengubah posisi
tidur secara teratur.
Mengajarkan klien
tehnik napas dalam dan
masase pada daerah
ekstremitas dan
punggung.
Membatasi pengunjung.

dan posisi tidur berubah-ubah.


O: Ekspresi wajah ketika melakukan
ambulasi tampak menahan nyeri.
Posisi tidur miring ke kanan.
Ibu mampu mempraktekkan teknik napas
dalam dan masase.
Penunggu 1 orang ibu klien.
A: Tujuan belum berhasil.
P: Lanjutkan intervensi.

Rabu, 4-03-2015 Jam 07.00 WIB


S: Ibu mengatakan nyeri jauh berkurang
Rabu, 4-03-2015 Jam
dibandingkan kemarin, nyeri ringan,
06.00 WIB
skala 3, lokasi di daerah sekitar
Mengkaji nyeri klien:
kemaluan.
PQRST.
O: Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg,
Mengukur TTV.
N: 80 kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6oC.
Memberikan analgetik
Obat diminum.
asam mefenamat 500 Mg Wajah tampak segar, tenang.
oral.
Dapat turun dari tempat tidur dan
Menjelaskan tentang
berjalan.
nyeri pada post partum.
A:Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
I: R: Defisit perawatan Kamis, 5-03-2015 Jam
Kamis, 5-03-2015 Jam 22.00 WIB
diri:
Jam 09.45 WIB
S: Ibu mengatakan sudah bisa
Mandi/kebersiha Mengkaji kemampuan
membersihkan daerah perineal yaitu
n diri, Toileting
mandi ibu.
dengan sabun dan selalu dijaga
b.d. Kelelahan.
Mengkaji kemampuan
kekeringannya, mengganti pembalut jika
ibu ke toilet.
basah.
Mengkaji keadaan kuku. Ibu mengatakan kalau mandi dan ke
toilet sementara waktu dibantu oleh
Kamis, 5-03-2015 Jam
ibunya, tadi sore.
21.30 WIB
O: Aktif dalam diskusi.
Melakukan diskusi
A: Tujuan berhasil sebagian.
dengan ibu cara
P: Lanjutkan intervensi.
membersihkan daerah
perineal.
Menganjurkan ibu pada
saat mandi untuk:
Menggunakan suhu
air yang nyaman.

Memonitor kondisi
kulit.
Menempatkan alat
mandi sesuai kondisi.
Menyediakan alat
mandi pribadi.
kamis 5-03-2015 Jam
05.30 WIB
Memfasilitasi ibu untuk
mandi dengan
menyediakan air hangat,
menjaga privasi,
melibatkan keluarga
dalam membantu mandi
dan toileting.
Mengkaji kemampuan
klien ke toilet.

3.

Risiko infeksi
b.d. Faktor
risiko: Trauma
jaringan, Tidak
adekuatnya
pertahanan
sekunder tubuh.

Selasa, 3-03-2015 Jam


09.45 WIB
Membatasi jumlah
pengunjung.
Mengajarkan cara
mencuci tangan kepada
orang tua.
Menganjurkan orang tua
untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
Memonitor tanda infeksi
lokal dan sistemik.
Memonitor AL.
Mengukur tanda-tanda
vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mengobservasi kontraksi
uterus.
Selasa, 3-03-2015 Jam

kamis 5-03-2015 Jam 07.00 WIB


S: Ibu mengatakan pagi ini akan
mencoba mandi sendiri ke kamar mandi.
Keluarga menyatakan akan membantu
semua kebutuhan klien.
O: Ibu tampak berjalan ke kamar mandi.
Ibu mampu mandi dan melakukan
eliminasi di kamar mandi.
Keluarga membantu menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya.
Ibu tampak segar dan berbau harum.
A: Tujuan berhasil.
P: Lanjutkan dengan motivasi ibu untuk
melakukan aktivitas lainnya secara
mandiri.
I:R:-

21.30 WIB
Menganjurkan ibu dan
keluarga untuk:
Menjaga kebersihan
kamar.
membatasi jumlah
pengunjung.
Memberikan nutrisi
yang adekuat.
Memberikan cairan
dan istirahat yang cukup.
Menjaga kebersihan
dan melakukan
perawatan kulit.
Melakukan aktivitas
dan mobilisasi.
Mengajarkan ibu dan
keluarga tentang tandatanda infeksi, cara
mencegah infeksi.
Rabu, 4-03-2015Jam
05.30 WIB
Meginspeksi kulit dan
mukosa dari kemerahan,
panas, atau drainase.
Memonitor pengeluaran
lokhia.
Memonitor involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
Memonitor tanda-tanda
vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan.
Memberikan antibiotik
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses fisiologis yang akan dialami wanita untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang hidup dari uterus, sedangkan pasca persalinan adalah waktu penyembuhan untuk kembali
kepada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru mulai dari
selesai persalinan sampai kira-kira 6 minggu, tetapi alat genital baru pulih 3 bulan setelah
persalinan
B. Kritik dan Saran
Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan kami
kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marlin E.2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.Jakarta : EGC
Helen Farrer, 1996. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC
Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan : Jakarta EGC
Judi Januadi Endjun.2002. Persalinan Sehat. Puspa Swara
Mansjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I. Jakarta : Media
Sudi Amus.2011. laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html (online)
http://diaryofeffatazebaoth.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-

Diposkan oleh Esifha Pamungkas di 22.05


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Esifha Pamungkas
haii... saya Shila .. Salam Kenal buat sobat semua... sering2 kunjung di blog aku yaa....
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2015 (3)
o Mei (3)

askep hirsutisme

Askep Psikologi Pada Lansia

Asuhan keperawatan pada Posnatal


Template Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi