Vous êtes sur la page 1sur 17

ASKEP SINDROM NEFROTIK PADA ANAK

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Defenisi

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas
membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang
massif (Donna L. Wong, 2004).
Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang
terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).
Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria massif
(lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml) yang disertai
atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002).
Sindrom

nefrotik

merupakan

keadaan

klinis

yang

ditandai

dengan

proteinuria,

hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai hematuri,


hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Sindrom
Nefrotik pada anak merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada anak dengan karakteristik
proteinuria massif hipoalbuminemia, hiperlipidemia yang disertai atau tidak disertai edema dan
hiperkolestrolemia.
B. Insiden

Menurut Cecily L Betz, 2002 :

Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.


Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat,
luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap pengobatan
Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun
Sindrom nefrotik perubahan minimal (SNPM) menacakup 60 90 % dari semua kasus sindrom
nefrotik pada anak
Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan majunya terapi dan
pemberian steroid.
Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon untuk nefrektomi bilateral dan
transplantasi ginjal.

C. Anatomi & Fisiologi


1. Anatomi

Ginjal merupakan salah satu bagian saluran kemih yang terletak retroperitoneal dengan
panjang lebih kurang 11-12 cm, disamping kiri kanan vertebra.

Pada umumnya, ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri oleh karena adanya hepar dan
lebih dekat ke garis tengah tubuh. Batas atas ginjal kiri setinggi batas atas vertebra thorakalis XII
dan batas bawah ginjal setinggi batas bawah vertebra lumbalis III.

Pada fetus dan infan, ginjal berlobulasi. Makin bertambah umur, lobulasi makin kurang
sehingga waktu dewasa menghilang.

Parenkim ginjal terdiri atas korteks dan medula. Medula terdiri atas piramid-piramid yang
berjumlah kira-kira 8-18 buah, rata-rata 12 buah. Tiap-tiap piramid dipisahkan oleh kolumna
bertini. Dasar piramid ini ditutup oleh korteks, sedang puncaknya (papilla marginalis) menonjol
ke dalam kaliks minor. Beberapa kaliks minor bersatu menjadi kaliks mayor yang berjumlah 2
atau 3 ditiap ginjal. Kaliks mayor/minor ini bersatu menjadi pelvis renalis dan di pelvis renalis
inilah keluar ureter.

Korteks sendiri terdiri atas glomeruli dan tubili, sedangkan pada medula hanya terdapat
tubuli. Glomeruli dari tubuli ini akan membentuk Nefron. Satu unit nefron terdiri dari
glomerolus, tubulus proksimal, loop of henle, tubulus distal (kadang-kadang dimasukkan pula
duktus koligentes). Tiap ginjal mempunyai lebih kurang 1,5-2 juta nefron berarti pula lebih
kurang

1,5-2

juta

glomeruli.

Pembentukan urin dimulai dari glomerulus, dimana pada glomerulus ini filtrat dimulai, filtrat
adalah isoosmotic dengan plasma pada angka 285 mosmol. Pada akhir tubulus proksimal 80 %
filtrat telah di absorbsi meskipun konsentrasinya masih tetap sebesar 285 mosmol. Saat infiltrat
bergerak ke bawah melalui bagian desenden lengkung henle, konsentrasi filtrat bergerak ke atas
melalui bagian asenden, konsentrasi makin lama makin encer sehingga akhirnya menjadi
hipoosmotik pada ujung atas lengkung. Saat filtrat bergerak sepanjang tubulus distal, filtrat
menjadi semakin pekat sehingga akhirnya isoosmotic dengan plasma darah pada ujung duktus
pengumpul. Ketika filtrat bergerak turun melalui duktus pengumpul sekali lagi konsentrasi filtrat
meningkat pada akhir duktus pengumpul, sekitar 99% air sudah direabsorbsi dan hanya sekitar
1% yang diekskresi sebagai urin atau kemih (Price,2001 : 785).

2. Fisiologi

Telah diketahui bahwa ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yang sangat
penting melalui ultrafiltrat yang terbentuk dalam glomerulus. Terbentuknya ultrafiltrat ini sangat
dipengaruhi oleh sirkulasi ginjal yang mendapat darah 20% dari seluruh cardiac output.
a. Faal glomerolus

Fungsi terpenting dari glomerolus adalah membentuk ultrafiltrat yang dapat masuk ke
tubulus akibat tekanan hidrostatik kapiler yang lebih besar dibanding tekanan hidrostatik intra
kapiler dan tekanan koloid osmotik. Volume ultrafiltrat tiap menit per luas permukaan tubuh
disebut glomerula filtration rate (GFR). GFR normal dewasa : 120 cc/menit/1,73 m2 (luas
pemukaan tubuh). GFR normal umur 2-12 tahun : 30-90 cc/menit/luas permukaan tubuh anak.
b. Faal Tubulus
Fungsi utama dari tubulus adalah melakukan reabsorbsi dan sekresi dari zat-zat yang ada
dalam ultrafiltrat yang terbentuk di glomerolus. Sebagaimana diketahui, GFR : 120
ml/menit/1,73 m2, sedangkan yang direabsorbsi hanya 100 ml/menit, sehingga yang diekskresi
hanya 1 ml/menit dalam bentuk urin atau dalam sehari 1440 ml (urin dewasa).
Pada anak-anak jumlah urin dalam 24 jam lebih kurang dan sesuai dengan umur :
1-2 hari : 30-60 ml
3-10 hari : 100-300 ml
10 hari-2 bulan : 250-450 ml
2 bulan-1 tahun : 400-500 ml
1-3 tahun : 500-600 ml
3-5 tahun : 600-700 ml
5-8 tahun : 650-800 ml
8-14 tahun : 800-1400 ml
c.

Faal Tubulus Proksimal


Tubulus proksimal merupakan bagian nefron yang paling banyak melakukan reabsorbsi yaitu
60-80 % dari ultrafiltrat yang terbentuk di glomerolus. Zat-zat yang direabsorbsi adalah

protein, asam amino dan glukosa yang direabsorbsi sempurna. Begitu pula dengan elektrolit (Na,
K, Cl, Bikarbonat), endogenus organic ion (citrat, malat, asam karbonat), H2O dan urea. Zat-zat
yang diekskresi asam dan basa organik.
d. Faal loop of henle
Loop of henle yang terdiri atas decending thick limb, thin limb dan ascending thick limb itu
berfungsi untuk membuat cairan intratubuler lebih hipotonik.
e.

Faal tubulus distalis dan duktus koligentes.


Mengatur keseimbangan asam basa dan keseimbangan elektrolit dengan cara reabsorbsi Na
dan H2O dan ekskresi Na, K, Amonium dan ion hidrogen.

D. Etiologi

Menurut Arif Mansjoer,2000 :488, sebab pasti belum diketahui. Umunya dibagi menjadi :
Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal
Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kolagen, glomerulonefritis akut, glomerulonefrits
kronik, trombosis vena renalis, bahan kimia (trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas,
raksa), amiloidosis, dan lain-lain.
Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
E. Patofisiologi

Menurut Suriadi dan Rita yuliani, 2001 :217 :

Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya protein
plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga
cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan
volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal
karena hypovolemi.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang
produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi
aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan
menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi
lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik plasma
.Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam hati yang
timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria)
Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng.

F. Manifestasi Klinis

Menurut Betz, Cecily L.2002 : 335

Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan
sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya
ditemukan disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah.
Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa

Pucat
Hematuri
Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya terjadi.
Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)

G. Penatalaksanaan

Istirahat sampai edema tinggal sedikit


Diet protein 3 4 gram/kg BB/hari
Diuretikum : furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon
pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan hididroklortiazid (25 50 mg/helama
pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis metabolik dan kehilangan
cairan intravaskuler berat.
Kortikosteroid : Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis 60 mg/hari luas
permukaan

badan

(1bp)

dengan

maksimum

80

mg/hari.

Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28 hari dengan dosis 40 mg/hari/1bp,
setiap 3 hari dalam satu minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat respon
selama pengobatan, maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu
Antibiotika bila ada infeksi
Digitalis bila ada gagal jantung.

H. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Betz, Cecily L, 2002 : 335 :

1. Uji urine
Protein urin meningkat
Urinalisis cast hialin dan granular, hematuria
Dipstick urin positif untuk protein dan darah
Berat jenis urin meningkat
2. Uji darah
Albumin serum menurun
Kolesterol serum meningkat
Hemoglobin dan hematokrit meningkat (hemokonsetrasi)
Laju endap darah (LED) meningkat
Elektrolit serum bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan.
3. Uji diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin

I.

Komplikasi

Menurut Rauf, .2002 : .27-28 :

Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia.
Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang menyebabkan
hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian
fibrinogen plasma.
Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas.
Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap 100.000 anak terjadi
pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik
malaria banyak mengalami komplikasi sindrom nefrotik.
2. Riwayat Kesehatan.
a.

Keluhan utama.
Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun

b. Riwayat penyakit dahulu.


Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan kimia.

c.

Riwayat penyakit sekarang.


Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga.


Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan
bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Tidak ada hubungan.
5. Riwayat kesehatan lingkungan.
Endemik malaria sering terjadi kasus NS.
6. Imunisasi.
Tidak ada hubungan.
7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan.
Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8
Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.
Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang bermain dengan anak berjenis
kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks
untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa bersalah) yaitu
memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika usahanya diomeli atau dicela
anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.

Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai mempresentasekan dunia
dengan bahasa, bermain dan meniru, menggunakan alat-alat sederhana.
Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan kepala, lengan
dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes
bila dilarang, mengenal empat warna, membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang
dewasa.
Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur, kecemasan, keterbatasan dalam
bermain, rewel, gelisah, regresi, perasaan berpisah dari orang tua, teman.
8. Riwayat Nutrisi.
Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya adalah
dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 %
(gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).
9. Pengkajian Persistem.
Sistem pernapasan.
Frekuensi pernapasan 15 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit, efusi pleura karena distensi
abdomen
Sistem kardiovaskuler.
Nadi 70 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 100/60 mmHg, hipertensi ringan bisa dijumpai.
Sistem persarafan.
Dalam batas normal.
Sistem perkemihan.
Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.

Sistem pencernaan.
Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah perut, malnutrisi berat,
hernia umbilikalis, prolaps anii.
Sistem muskuloskeletal.
Dalam batas normal.
Sistem integumen.
Edema periorbital, ascites.
Sistem endokrin
Dalam batas normal
Sistem reproduksi
Dalam batas normal.
Persepsi orang tua
Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya.

B. Diagnosa Keperawatan

1.

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap


peningkatan permiabilitas glomerulus.

2.

Perubahan nutrisi kuruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap
kehilangan protein dan penurunan napsu makan.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.


4. Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita penyakit serius.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
8.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan
tubuh.

9. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein
dan cairan, edema.
No
1

Diagnosa Keperawatan

Tujuan &

Intervensi

Kelebihan volume cairan

Kriteria Hasil
Tujuan :

berhubungan dengan

Pasien tidak menunjukkan Kaji masukan yang relatif terhadap

gin

kehilangan protein

bukti-bukti akumulasi

cai

sekunder terhadap

cairan (pasien

peningkatan permiabilitas

mendapatkan volume

glomerulus.

cairan yang tepat)

Mandiri :

Per

keluaran secara akurat.


Timbang berat badan setiap hari (ataui
lebih sering jika diindikasikan).

kel

Me

Kaji perubahan edema : ukur lingkar Un


abdomen pada umbilicus serta pantau
edema sekitar mata.

Kriteria hasil:

Ag

Atur masukan cairan dengan cermat.

Penurunan edema, ascites Pantau infus intra vena


Kadar protein darah
meningkat

me

Kolaborasi :

jum

Un

yan

Un

Output urine adekuat 600 Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan. pro


700 ml/hari
Berikan diuretik bila diinstruksikan. Un
Tekanan darah dan nadi
2

Perubahan nutrisi

dalam batas normal.


Tujuan :

kuruang dari kebutuhan

Kebutuhan nutrisi akan

sem
Mandiri :

Mo

Catat intake dan output makanan secara

tub

berhubungan dengan

terpenuhi
Kriteria Hasil :

protein dan penurunan Napsu makan baik


napsu makan.

Gan

Kaji adanya anoreksia,

malnutrisi sekunder
terhadap kehilangan

akurat

Tidak terjadi
hipoprtoeinemia
Porsi makan yang
dihidangkan dihabiskan
Edema dan ascites tidak
ada.

sec

hipoproteinemia, diare.
Pastikan anak mendapat makanan

rea

Me

dengan diet yang cukup.


Beri diet yang bergizi

leb

mem

Batasi natrium selama edema dan

dan

ana

trerapi kortikosteroid

Beri lingkungan yang menyenangkan, asu


bersih, dan rileks pada saat makan

ede

Beri makanan dalam porsi sedikit pada

hil

awalnya

aga

Beri makanan spesial dan disukai anak


Beri makanan dengan cara yang

ma

unt

ana

menarik

unt

ma

unt

ana
3

Resiko tinggi infeksi

Tujuan :

berhubungan dengan

Tidak terjadi infeksi

imunitas tubuh yang

Kriteria hasil :

menurun.

Tanda-tanda infeksi tidak


ada
Tanda vital dalam batas
normal
Ada perubahan perilaku

Mandiri :
Lindungi anak dari orang-orang yang
terkena infeksi melalui pembatasan

org

Me

pengunjung.

nos

Tempatkan anak di ruangan non infeksi. Me


Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan.

nos

Me

Lakukan tindakan invasif secara aseptik

keluarga dalam melakukan Gunakan teknik mencuci tangan yang


perawatan.

Me

baik
Jaga agar anak tetap hangat dan kering
Pantau suhu.

dal

inf

Un

org

Un

Ajari orang tua tentang tanda dan gejala


infeksi

pen

Kar

per

Ind

Me
4

Validasi perasaan takut atau cemas.

tan
Per

Kecemasan anak

Tujuan :

berhubungan dengan

Kecemasan anak menurun Pertahankan kontak dengan klien.

lingkungan perawatan

atau hilang

Upayakan ada keluarga yang menunggu

yang asing (dampak

Kriteria hasil :

Me
Anjurkan orang tua untuk membawakan

hospitalisasi).

Kooperatif pada tindakan

mainan atau foto keluarga

me

seh

me

Du

keperawatan
Komunikatif pada perawat

me

Secara verbal mengatakan

kec

Me

tidak takur.

hos

kel

Kenali masalah keluarga dan kebutuhan Me

Perubahan proses

Tujuan :

keluarga berhubungan

Pasien (keluarga)

dengan anak yang

mendapat dukungan yang Kaji pemahaman keluarga tentang

menderita penyakit

adekuat

serius.

Kriteria hasil :

akan informasi, dukungan


diagnosa dan rencana perawatan
Tekankan dan jelaskan profesional
kesehatan tentang kondisi anak,
prosedur dan terapi yang dianjurkan,
serta prognosanya
Gunakan setiap kesempatan untuk

dib

Kel

seg

dil

Ag

ma

Me

kes

meningkatkan pemahaman keluarga Un


Keluarga tentang penyakit dan
terapinya
Ulangi informasi sesering mungkin

Kel

per

ter

Bantu keluarga mengintrepetasikan


perilaku anak serta responnya

Me

dis

Jangan tampak terburu-buru, bila


6

Intoleransi aktifitas

Tujuan :

berhubungan dengan

Anak dapat melakukan

kelemahan.

aktifitas sesuai dengan


kemampuan dan

waktunya tidak tepat


Pertahankan tirah baring awal bila
terjadi edema hebat

tira

gra

Seimbangkan istirahat dan aktifitas bila am


ambulasi

akt

mendapatkan istirahat dan Rencanakan dan berikan aktivitas

pen

tidur yang adekuat

me

tenang

Instruksikan istirahat bila anak mulai men


merasa lelah
Kriteria hasil :

Berikan periode istirahat tanpa

ana

isti

gangguan

Gali masalah dan perasaan mengenai Un

Gangguan citra tubuh

Tujuan :

berhubungan dengan

Agar dapat

perubahan penampilan

mengespresikan perasaan Tunjukkan aspek positif dari

me

dan masalah dengan

penampilan dan bukti penurunan

kon

mengikutin aktivitas yang

edema

penampilan

sesuai dengan minat dan Dorong sosialisasi dengan individu


kemampuan anak.

tanpa infeksi aktif

Me

Ag

dan

Ag

Beri umpan balik posisitf


Kriteria hasil :
8

Resiko tinggi kerusakan

Tujuan :

Mandiri :

integritas kulit

Kulit anak tidak

Berikan perawatan kulit

berhubungan dengan

menunjukkan adanya

Hindari pakaian ketat

edema, penurunan

kerusakan integritas :

Bersihkan dan bedaki permukaan kulit

mem

dan

dap

me

pertahanan tubuh.

kemerahan atau iritasi

Kriteria hasil:

beberapa kali sehari


Topang organ edema, seperti skrotum

pad

Ubah posisi dengan sering ;

ala

pertahankan kesejajaran tubuh dengan unj


baik

sel

matras atau tempat tidur penurun

dia

tekanan sesuai kebutuhan

unt

Mandiri :

Un

Tujuan :

volume cairan

Klien tidak menunjukkan Pantau tanda vital

(intravaskuler)

kehilangan cairan

berhubungan dengan

intravaskuler atau shock Ukur tekanan darah

kehilangan protein dan

hipovolemik yang

cairan, edema.

diyunjukkan pasien
Kriteria hasil :

kar

Gunakan penghilang tekanan atau

Resiko tinggi kekurangan

minimum atau tidak ada

unt

Kaji kualitas dan frekwensi nadi


Laporkan adanya penyimpangan dari
normal

pen

Un

Un

hip

Ag

dil

Vous aimerez peut-être aussi