Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Cedera ujung jari biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kasus
sederhana yang dapat diobati secara sederhana tanpa perlu pengobatan oleh dokter
ahli bedah. Namun, ada kondisi tertentu di mana intervensi dini oleh ahli bedah
dianjurkan untuk fungsi yang lebih baik dan dalam hal estetika.
Cedera tersering pada jari meliputi cedera yang merusak ujung jari (seperti
subungual hematom, laserasi nailbed, sebagian atau amputasi lengkap dari ujung jari,
amputasi pulp dan fraktur falang distal), mallet finger, fleksor digitorum profunda
(FDP) avulsi, dan dislokasi sendi interphalangeal distal.
Tujuan penanganan cedera ujung jari untuk mengembalikan sensasi yang
adekuat, nyeri yang minimal, pergerakan sendi yang maksimal dan kosmetik yang
baik. Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu diperhatikan juga usaha untuk
mempertahankan ukuran dari ujung jari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Fingertip injury (FTI) adalah cedera pada jari yang terletak pada area sebelah
distal dari insersi tendon flexor dan ekstensor digitorum profunda. Cedera dapat
mencakup kerusakan pada kulit dan jaringan lunak, tulang (phalanx distal), atau kuku
dan nailbed.1
2.2 Anatomi
daerah proksimal dan membentuk dinding ventral lipatan kuku. Batas distalnya
merupakan area semisirkular putih dekat dengan dasar kuku, disebut lunula. Matriks
steril adalah bagian nail bed yang terletak distal dari lunula, menyatu dengan nail
plate dan berkontribusi sedikit pada ketebalannya. Kulit bagian dorsal di atas lipatan
kuku disebut dinding kuku. Jaringan matriks yang membentuk atap dorsal lipatan
kuku menyebabkan nail plate mengkilap.2
Masing-masing dua saraf digital memecah hanya pada bagian proksimal ke
dasar lipatan kuku, memberikan satu cabang ke pulp dan cabang lain ke dasar kuku.
Dalam ujung jari tangan merupakan struktur unik yang disebut badan glomus
meupakan bola terjalin saraf halus dan pembuluh yang mengatur aliran darah ke
ujung jari. Setiap arteri digital masuk ke pulp di tingkat falang distal , dan
memberikan off cabang paralel untuk paronychium tersebut . Hal ini kemudian
menjadi bagian-bagian kecil, cabang halus masuk ke kuku sebagai pembuluh darah
melintasi distal . Vena kecil ujung jari tidak mengikuti arteri tetapi kemajuan
proksimal secara acak .
Gambar 2.
Anatomi daerah
fingertip aspek
2.3
Epidemiologi
Cedera
tangan
dan
jari
dapat
melumpuhkan dan
mempengaruhi
daripada
dewasa - kelas
orang
anak . Pada orang dewasa, cedera umumnya karena kegiatan kerja. Dalam hal ini,
laserasi merupakan jenis utama dari cedera, diikuti dengan cedera yang hancur dan
cedera avulsi. Sebagian besar cedera cenderung tunggal dan tingkat keparahan minor,
dan dapat ditangani sebagai pasien rawat jalan . Namun, alat-alat mesin bertenaga
dan alat-alat mesin tangan non - bertenaga lebih cenderung menghasilkan beberapa
jenis cedera. The National Institut for Occupational Safety and Healthy in the United
States melakukan survei di beberapa departemen kegawatdaruratan dan diperkirakan
cedera jari karena pekerjaannya hasilnya 25,7 % dari beban kerja 1,6 % dilakukan
amputasi lebih dari satu jari. Sekitar 10% dari semua kecelakaan yang ditemui di
UGD melibatkan tangan. Cedera tangan mewakili 11-14% dari kecelakaan akibat
kerja. Sekitar dua pertiga cedera tangan terjadi pada anak-anak. Kerusakan pada kuku
dilaporkan terjadi pada 15-24% dari cedera jari. 2
2.4 Klasifikasi
Nail bed & nail injuries
a) Subungual hematoma
Subungual hematoma kondisi yang menyakitkan akibat terkumpulnya darah di
bawah sebuah kuku. Hal ini disebabkan cedera tumpul seperti, terlindas dan tertimpa.
Walaupun hal ini bukan sesuatu penyakit yang serius, tapi kadang kala pasien
mengalami rasa yang sangat sakit. Darah terjebak pada struktur kuku yang rigid dan
os. Distal phalanx. Pasien biasanya mengeluh nyeri berdenyut, tempat yang terdapat
subungual hematoma
Allen Tipe I : hanya melibatkan hilangnya jaringan lunak (kulit dan pulp)
distal dari phalang distal.
Allen Tipe II : melibatkan pulp dan nail bed distal dari tip phalang distal
Allen Tipe III : melibatkan nail plate dan matrik germinal distal dari midphalang distal
Allen Tipe IV : proksimal dari nail plate meliputi keseluruhan phalang distal
Zona 2 memanjang dari sendi interphalang distal (DIP) hingga basis kuku. Sementara
Ishikawa et al mengklasifikasikan amputasi fingertip menjadi 4 zona1 :
Amputasi antara sendi DIP dan basis kuku dibagi menjadi Zona 3 dan 4
Gambar 5.
dari Evans dan Bernadis, memisahkan cidera dan efeknya dalam 3 komponen dari
finger tip : pulp, kuku dan tulang 3. Setiap komponen di subdivisi-kan menjadi 7 atau
8 bagian, sehingga dapat mendeskripsikan cidera lebih akurat.
(inspeksi), feel (palpasi), dan move (ROM aktif dan pasif) serta beberapa
pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan neurovaskular. 1
Kita harus perhatikan posisi tangan dalam keadaan istirahat bagaimana
pergerakan tangan adakah pembengkakan dan bentuk luka. Luka tidak dipaksakan
untuk dijahit di ruang emergensi cukup dibalut tekan. Hati-hati terhadap luka kecil
karena dapat menutupi kerusakan jaringan di bawahnya yang kemungkinan lebih
besar. Juga harus diperhatikan ada tidaknya benda asing yang masuk. Perlu juga kita
ketahui kelainan pembuluh darah, adakah kemungkinan tanda-tanda insufiensi dari
pembuluh darah yang kita kenal dengan 5Ps, yaitu: 1,2
a.
b.
c.
d.
e.
Pain
Palor
Pulsesness
Paresthesia
Paralysis
Kemungkinan
gangguan
vaskularisasi
ke
distal
ditentukan
dengan
pemeriksaan fisik dengan menggunakan Allen test, untuk mengetahui patensi dari
arteri radialis dan ulnaris.1
Kemungkinan cedera pada tendon juga harus dipikirkan, perhatikan posisi
tangan pada saat istirahat. Dilakukan pemeriksan adakah kemungkinan terputusnya
tendo dengan tes fungsi fleksi dan ekstensi dari jari tangan. Pada cedera syaraf perlu
dipikirkan fungsi-funsi sensoris, motorik, dan otonom. Bila laserasi tendon lebih dari
30% diameter tendon maka perlu dilakukan eksplorasi atau dan repair.1,5
Pada trauma yang disertai dengan fraktur, deformitas akan terlihat terutama
dengan fraktur yang disertai dislokasi. Pada pemeriksaan akan ditemukan nyeri,
bengkak, gerakan abnormal dan instabilitas. 1,2
3. Pemeriksaan Penunjang1,2
dan
tidak
terlalu
sensitif,
sehingga
penggunaan
skin
graft
perlu
dipertimbangkan. Skin grafts yang digunakan pada permukaan palmar jari sebaiknya
berupa full thickness karena kontraksinya yang kurang, lebih durable, dan sensibilitas
yang lebih baik daripada split grafts. Daerah donor yang dipilih untuk small split skin
graft sebaiknya area hipotenar, karena cukup nyaman dan bagian kulitnya durable
serta memiliki kesamaan warna kulit yang baik. Sementara bila menggunakan full
thickness dapat diambil dari daerah fossa cubiti.6
b. Trauma dengan hilangnya jaringan lunak dan tulang yang terekspos
Bila tulang terekspos, perlu dilakukan penutupan jaringan lunak yang cukup
baik. Hampir tidak pernah ada jaringan lunak yang cukup untuk menutup luka secara
primer, dan usaha ini dapat mengakibatkan nekrosis kulit, jari yang terasa nyeri, dan
morbiditas memanjang. Penutupan dengan flap lokal atau regional atau pemendekan
tulang dengan penutupan primer biasanya dibutuhkan untuk trauma jenis ini. 6
Flap Lokal
Merupakan flap dengan jaringan yang digunakan menyatu dengan jari yang
terluka, dengan paling tidak satu sisinya melekat pada defek. Keuntungannya adalah
flap ini bisa digunakan oleh pasien usia berapapun, mempertahankan panjang, defek
donor tidak membutuhkan skin graft, dan jaringannya memiliki kualitas, tekstur serta
warna yang sama dengan daerah resipien. Program range-of-motion dapat segera
dimulai.1,3
Gambar 6.
Sudut dan level
amputasi.
A. Volar oblique tanpa
tulang yang terekspos.
B. Volar oblique dengan
tulang terekspos. C.
Transverse dengan
tulang terekspos. D.
Dorsal oblique dengan
V-Y Flap
Untuk amputasi transverse atau dorsal oblique, volar triangular atau V-Y
advancement flap (Atasoy-Kleinert) adalah metode terapi yang paling ideal. Flap ini
dapat digunakan pada semua jari, termasuk ibu jari. Ujung distal flap dapat
diperpanjang hanya sekitar 1 cm. Flap ini tidak cocok untuk terapi pada amputasi
yang terlalu proksimal dan pada trauma dengan hilangnya jaringan volar lebih
banyak daripada dorsal (volar oblique), dikarenakan tidak cukupnya jaringan untuk
perpanjangan. Flap ini didesain dengan ujung distal luka sebagai dasar dari flap
triangular.1,3
Gambar 7.
Flap triangular volar. A.
Tulang dipotong hingga
sama dengan kulit dan
ujung distal nail bed. B.
Flap didesain dengan
dasar pada margin distal
luka dan apeks pada
midline sudut distal
interphalang. C. Flap
dimobilisasi. D. Flap
diperluas kea rah distal
melewati ujung tulang
dan dijahit ke ujung
distal nail bed. E dan F.
Kulit bagian volar
dijahit.1
Untuk amputasi distal transverse jenis flap yang paling baik digunakan ialah
Flap Kutler. Dimana dilakukan penggunaan dual flap triangular dari sisi fingertip.
Flap triangular didesain pada masing-masing sisi ujung jari, dengan basisnya adalah
ujung distal luka dan apeks lebih proksimal. Setelah dilakukan insisi kulit dan jarigan
subkutan, flap diperpanjang tanpa undermining, melewati ujung tulang dan dijahit ke
sisi lainnya. Kerugian teknik ini adalah flap terlalu kecil dan mungkin sulit
diperpanjang, dengan hasil penutupan tidak bisa dicapai tanpa tension / tegangan.
Flap Regional
Paling sering digunakan adalah cross-finger flap dan flap thenar. Dapat
digunakan untuk defek yang hampir sama melibatkan ujung jari. Jenis flap ini
mempertahankan panjang dan dapat menutupi amputasi dengan sudut volar oblique
dan amputasi yang terlalu proksimal untuk dilakukan flap lokal, juga dapat
menggantikan hilangnya jaringan pulp. Pada pasien dengan lebih dari satu trauma
pada jari, cross-finger flap multipel atau kombinasi cross-finger flap dan flap thenar
mungkin baik untuk dilakukan.1,3,6
Kerugian utama dari cross-finger flap adalah penggunaannya yang
melibatkan dua tahapan prosedur yang membutuhkan pembagian flap. Beberapa
mempertimbangkan pasien yang usianya lebih dari 40 merupakan kontraindikatif
relatif penggunaan jenis flap ini, dikarenakan imobilisasi yang panjang bisa
menyebabkan kekakuan. Flap jenis ini dikontraindikasikan pada pasien dengan
osteofit atau arthritis pada jari yang terluka dan pasien dengan kondisi sistemik
seperti rheumatoid arthritis, diabetes dan gangguan vasospastik.6
Flap thenar dapat digunakan pada semua jari, akan tetapi jari yang kecil bisa
jadi tidak nyaman posisinya. Kekakuan sendi interphalang proksimal dan nyeri pada
daerah donor merupakan hal yang perlu diperhatikan pada flap jenis ini.
Pertimbangan teknis yang paling penting adalah lokasi flap pada eminence
thenar. Lokasinya harus didesain tinggi pada eminence thear, dengan batas radial
terletak paralel dan dekat dengan sendi metakarpophalangeal. Menempatkannya
terlalu dekat dengan midpalm berhubungan dengan nyeri yang mengganggu pada
daerah donor. Dasar flap terletak proksimal. Lebar dan panjang flap ditentukan oleh
ukuran basis defek.6
Pada defek jaringan lunak yang tidak bisa diperbaiki dengan V-Y flap dan
untuk defek dengan ukuran tidak lebih dari 2 cm, flap jenis Moberg advancement
flap adalah prosedur pilihan karena flap ini mempertahankan panjang dan gnosia
taktil.
Gambar 10. Insisi midaksial di radial (A) dan ulnar (B). C. Flap yang mengandung
bundel neurovaskular diangkat. D. Flap diperpanjang dan dijahit. Perhatikan adanya
fleksi sendi interphalangeal.1
Amputasi revisi
finger
yang
disebabkan
oleh
rupture
tendon
Tipe B : mallet finger yang disebabkan oleh fraktur kecil dibawah dari distal
phalang
Gambar Mallet Finger Tipe B
Tipe C : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur avulse tanpa disertai dislokasi
yang disebabkan oleh fragmen fraktur
Tipe D : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur dengan disertai dislokasi
Tipe E : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur dengan disertai dislokasi dan
subluksasi di distal phalang
Ujung distal falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal terdapat
Teknik operasi Umbrella Handle dijelaskan oleh Rocchi L, bahwa fragmen dorsal
dikaitkan dengan kawat kirschner diameter 1,2 mm kemudian diarahkan miring dari
proksimal distal ke dalam fragmen utama distal phalang dibawah kendali dari
fluoroscopic. ujung kawat yang bengkok dibentuk ke dalam bentuk pegangan paying
dan kemudian sayatan kecil dibagian dorsal dibuat. Kemudian Kawat Kirschner
ditarik turun dari fragmen palmar untuk mengurangi fragmen dorsal. lalu kawat
dilewatkan melalui splint termoplastik dan kanula untuk menjaga tekanan.
Gambar; Teknik operasi Umbrella handle
Teknik operasi Hook Plate dijelaskan oleh Theinvendran K, bahwa teknik operasi ini
menggunakan plate titanium difragmen dorsal.Sebuah teknik bedah baru telah
dijelaskan oleh Kaleli,
extensi dari mallet finger. teknik operasi ini tidak memerlukan splint . Teknik ini
memegang sendi DIP yang diperpanjang tanpa mengganggu pergerakan PIP dan
MCP.
Gambar : Teknik Operasi Hook Plate
BAB IV
KESIMPULAN
Fingertip injury (FTI) merupakan salah satu jenis trauma yang sering
ditemukan pada pelayanan gawat darurat. FTI meliputi cedera pada jari yang terletak
pada area sebelah distal dari insersi tendon flexor dan ekstensor. Cedera meliputi
cedera yang merusak ujung jari (seperti
sebagian atau amputasi lengkap dari ujung jari, amputasi pulp dan fraktur falang
distal), mallet finger, fleksor digitorum profunda (FDP) avulsi, dan dislokasi sendi
interphalangeal distal. Cedera pada jari 11-24% disebabkan oleh kecelakaan pada
pekerjaan. Sedangkan menurut usia lebih sering terjadi pada anak-anak. FTI
diklasifikasikan menurut beberapa kriteria yaitu kriteria ALLEN, Tamai dan Ishikawa
dan PNB. Seperti pemeriksaan fisik orthopaedi lainnya, pemeriksaan fisik pada FTI
dimulai dengan look (inspeksi), feel (palpasi), dan move (ROM aktif dan pasif).
Karakteristik spesifik luka pada FTI akan menentukan metode terapi yang paling
optimal untuk pasien.