Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
I Made Artha Budi Susila (1515351088)
Erlangga Suryarahman (1515351164)
Ade Pratiwi Indasari (1515351165)
I Gst. A. Pt. Bunga V. (1515351175)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran mengakibatkan manusia
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran dan bagaimana prosedur
penyusunannya ?
2. Apa fungsi dari perencanaan laba dan anggaran serta bagaimana
pandangan perilaku terhadap proses penyusunan anggaran?
3. Bagaimana relevansi konsep ilmu keperilakuan dalam lingkungan
perencanaan?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
pengertian
dari
anggaran
dan
prosedur-prosedur
penyusunannya.
2. Mengetahui fungsi dari perencanaan laba dan anggaran serta pandangan
perilaku terhadap proses penyusunan anggaran.
3. Mengetahui relevansi konsep ilmu keperilakuan dalam lingkungan
perencanaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Sementara itu penganggaran adalah
proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses
kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi
pedoman kerja, alat pengoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.
2.3
manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang
didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa fungsi
anggaran yaitu antara lain :
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2. Anggaran merupakan cetak biruperusahaan untuk bertindak yang
mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya
organisasi.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang
menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara yang
satu dengan yang lain dan dengan manajemen puncak.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria yang dapat diukur, anggaran
berfungsi
sebagai
standar
terhadap
hasil
operasi
aktual
dapat
dibandingkan.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau
kelemahan perusahaan.
6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten
dengan operasi yang efektif dan efesien serta selaras dengan tujuan
organisasi.
2.5
memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin
merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan
tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat
dalam proses penyusunan anggaran.
3. Konflik internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari laporan kinerja
yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala
umum dari konflik adalah ketidak mampuan mencapai kerja sama antar
pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran.
4. Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah
satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal
kecil yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok ini biasanya
dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh
anggaran tersebut. Pengaruh lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada
kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara
keseluruhan. Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja
departemental, ketergantungan dan ekonomi antar departemen yang penting
dapat terabaikan.
2.7
3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisasi. Teori X dari Mc Gregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang
otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan
pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan
dengan bawahannya. Berbeda deba dengan teorinya Y yang dikemukan oleh
Mc Gregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan
dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan.
4. Stabilitas lingkungan organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan
yang meliputu iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur
industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.
2.8
Anggaran
1. Tahap Penetapan Tujuan
Tujuan umum dari manajemen puncak diterjemahkan ke dalam targettarget yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta setiap subunit utama
(pusat-pusat pertanggungjawaban).
Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota organisasi yang
dominan secara kolektif mempunyai kendali yang mencukupi atas sumber
daya organisasi untuk membuat komitmen atasnya kearah tertentu atau untuk
menahannya dari yang lain. Tujuan dipandang sebagai suatu kesepakatan
yang kompleks, yang terkadang mencerminkan kebutuhan individual dan
tujuan pribadi yang saling bertentangan dari anggota organisasi yang
dominan. Tujuan organisasi ditentukan melalui negosiasi. Tawar-menawar
dan perdagangan pengaruh adalah hambatan yang dikenakan oleh berbagai
partisipan dan lingkungan eksternal maupun internal.
Bobot dari input individu apapun ke dalam proses penyusunan anggaran
dalam banyak kasus bergantung padakekuasaan dari orang tersebut di dalam
perusahaan.
2. Kelarasan Tujuan
8
Dalam pengertian yang lebih luas, partisapasi merupakan inti dari proses
demokratis sehingga tidak alami jika diterapkan dalam struktur organisasi
yang otoriter. Dengan demikian, dalam organisasi besar dan birokratis yang
dikelola secara sentral, partisipasi dalam menentukan tujuan dan menetapkan
sasaran akan berdasarkan definisi terbatas pada sekelompok eksklusif puncak.
Manajemen puncak akan menyusun anggaran dan meneruskannya kebawah
hirarki sebagai sekelompok perintah yang harus dipenuhi.
4. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah partisipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka.
Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang besar
pada suatu tingkatan manajemen. Partisipasi juga berarti meningkatkan rasa
kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung meningkatkan kerjasama
antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan. Tujuan organisasi yang
dibantu penetapannya oleh orang-orang tersebut, kemudian akan dipandang
sebagai tujuan yang selaras dengan tujuan pribadi mereka. Proses ini disebut
dengan
internalisasi
tujuan.
Kurangnya
internalisasi
tujuan
dapat
menimbulkan konflik antara tujuan pribadi individual dan tujuan yang terkait
dengan
karyawan.
Karena
tujuan
dan kebutuhan
pribadi
biasanya
anggaran.manajer
menciptakan
slack
dengan
Tahap Implementasi
1. Pengkomunikasian Anggaran
Pengotrol
atau
direktur
perencanaan
bertanggung
jawab
efektif.
Dari
sudut
pandang
keperilakuan,
hal
ini
berarti
berjuang
untuk
mencapai
tujuan
yang
sama.
Untuk
kegelisahan,
iri
hati,
kemarahan,
kecil
hati,
penyesalan,
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
13
karyawan
dalam
pengambilan
keputusan,
jumlah
slack
yang
diperbolehkan, dan tingkat tekanan yang akan didorong oleh anggaran tersebut adalah
beberapa faktor yang akan mempengaruhi jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban definitif yang dapat diterapkan di semua
organisasi, terdapat beberapa aturan umum yang berlaku. Partisapasi angkatan kerja
dalam pengambilan keputusan telah ditunjukan memiliki dampak psikologis positif
terhadap angkatan kerja dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari output
pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
14
15