Vous êtes sur la page 1sur 3

ASCARIASIS

SOP

No. Dokumen

No. Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

PUSKESMAS
KENDALSARI
1. PENGERTI
AN
2. TUJUAN

3.
KEBIJAKAN
4. REFERENS
I
5. ALAT

dr. L I S N A
NIP.19680106200212 2 004

Askariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


infestasi
parasit
Ascaris lumbricoides.
Dapat melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,
menentukan pemeriksaan penunjang lalu menegakkan
diagnosa klinis serta rencana penatalaksanaan yg
komprehensif
Keputusan kepala puskesmas tentang layanan klinis
Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014 Buku Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
PERSIAPAN ALAT
Alat

6. PROSEDUR
/ LANGKAH
LANGKAH

1.
2.
3.
4.
1.
2.

Bolpen
Tensimeter
Termometer
Stetoskop
Pasien datang ke poli umum
Dilakukan pengukuran vital siogn oleh perawat
anamnesa sederhana
3. Pasien konsultasi ke dokter
4. Dokter menyapa pasien
5. Doketer melakukan anamnesa
tentang,
Keluhan,
anatara
lain:
Nafsu makan menurun, perut membuncit, lemah,
pucat, berat badan menurun,mual, muntah,
diare, konstipasi, batuk ,demam,
Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa
tidak enak di perut, kolik akut pada daerah
epigastrium, gangguan selera makan, mencret
dan demam.
Pada keadaan infeksi yang berat, paling ditakuti
bila terjadi muntah cacing, yang akan dapat
menimbulkan
komplikasi penyumbatan saluran nafas oleh
cacing dewasa.
6. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda vital
2. Pemeriksaan generalis tubuh: konjungtiva
anemis, terdapat tanda-tanda
malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk penyakit ini

adalah dengan melakukan pemeriksaan tinja


secara langsung. Adanya telur dalam tinja
memastikan diagnosis Askariasis
7. Dokter melakukan Penegakan Diagnostik
(Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan ditemukannya
larva atau cacing dalam tinja.
Diagnosis Banding: jenis kecacingan lainnya
Komplikasi: anemia defisiensi besi
8. Dokter melakukan Penatalaksanaan
Komprehensif (Plan)
Farmakologis
a. Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis
tunggal, atau
b. Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut turut atau
c. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20ml suspensi,
dosis tunggal. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil
9. Dokter memberikan Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai pentingnya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain:
1. Masing-masing keluarga memiliki jamban
keluarga. Sehingga kotoran manusia tidak
menimbulkan pencemaran pada tanah disekitar
lingkungan tempat tinggal kita.
2. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
3. Menghindari kontak dengan tanah yang
tercemar oleh tinja manusia.
4. Menggunakan sarung tangan jika ingin
mengelola limbah/sampah.
5. Mencuci tangan sebelum dan setelah
melakukan aktifitas dengan
menggunakan sabun dan air mengalir.
6. Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar
tetap bersih dan tidak lembab.
Kriteria Rujukan: 6.
7. DIAGRAM
ALUR

Melakukan Anamnesa

Melakukan
Pemeriksaan Fisik

Menegakkan
Diagnosa Klinis.

Menentukan Terapi

8. HAL-HAL
YANG PERLU
DIPERHATIKA
N

9. UNIT
TERKAIT

Merujuk Pemeriksaan
penunjang &
mengintepretasi hasil

Memberikan
Konseling dan
Edukasi.

Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau


secara masal pada masyarakat.
Syarat untuk pengobatan massal antara lain:
1. Obat mudah diterima dimasyarakat
2. Aturan pemakaian sederhana
3. Mempunyai efek samping yang minimal
4. Bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat
terhadap beberapa jenis
cacing
5. Harga mudah dijangkau
Poli umum
-

sanitarian

Laborat

Apotik

Vous aimerez peut-être aussi