Vous êtes sur la page 1sur 4

Nama

: Bima Indra

NIM

: 04011181419208

Kelas

: Beta 2014

A. Analisis Masalah
a. Seorang ibu membawa anak laki-laki nya berumur 10 hari ke poliklinik. Dia
menyadari kedua kaki anaknya terlihat berbelok ke arah dalam sejak lahir.
Tidak ditemukan kelainan lain di bagian tubuh lain dari anaknya.
Bagaimana hubungan jenis kelamin dengan kelainan pada kaki pasien?
Laki-laki 65% dari kasus.
Apa saja penyebab kelainan pada kaki seperti pada kasus?
Faktor genetik dan lingkungan merupakan penyebab clubfoot. Riwayat
keluarga sanagat berpengaruh menunjukkan pengaruh genetik sangat kuat.
2,9% clubfoot terjadi jika saudara menderita clubfoot, 0,6% bila paman dan
bibi, dan 0,2 % bila sepupu yang terkena. Resiko cukup tinggi bila kedua
orang tua mengalami clubfoot. Bentuk familial biasanya lebih parah daripada
bentuk sporadik.
Kaki clubfoot tetap fisiologis selama 11 minggu umur janin, kemudian
baru kaki mengalami perubahan menjadi bentuk normal. Fibula tumbuh lebihh
cepat dari tibia hingga minggu ke-11, dan tibia tumbuh setelah titik ini. Resiko
clubfoot juga meningkat pada ibu hamil yang merokok. Posisi intrauterin yang
tidak tepat juga berpengaruh terhadap timbulnya clubfoot walaupun
kebanyakan hal ini tidak terjadi pada ketidaktepatan posisi intrauterin.

Mengapa kelainan hanya mengenai bagian kaki? Apakah bisa timbul


kelainan serupa di bagian tubuh lain?
Hal ini berkaitan dengan mekanisme terjaidnya kelainan akibat
kebocoran amnion pada masa pertumbuhan ekstremitas, dimana posisi
kepala berada di atas, dan ekstremitas inferior berada di bawah.
Clubfoot hanya terjadi pada kaki.

b. Ibu melahirkan secara normal dengan berat badan lahir anak normal. Ibu tidak
pernah mengalami penyakit dan mengonsumsi obat saat hamil.
Apakah ada pengaruh riwayat kelahiran dengan kelainan deformitas
congenital yang dialami anaknya?

Ya, ada pengaruhnya. Malposisi intrauterin dan riwayat merokok saat


mengandung

dapat

meningkatkan

resiko

Congenital

Talipes

EquinoVarus (CTEV)
c. Ibu telah membawa anaknya ke tukang urut, namun tak ada perbaikan.
Mengapa tidak ada perbaikan setelah dilakukan manipulasi tulang oleh
tukang urut?
Karena kelainan ini terjadi akibat dysplasia pada tulang, otot,
bahkan fascia, serta kemungkinan faktor neurogenik. Pengobatan
tradisional dengan cara pijat, umumnya berpengaruh pada kelelahan
yang dialami otot, atau sebagian dalam menangani dislokasi yang
terjadi pada persendian. Tidak membantu untuk memperbaiki letak
tulang.
Diurut hanya membenarkan posisi yang salah atau hanya
memperlancar sirkulasi dan metabolisme atau hanya yang sejenis itu.
Namun, diurut tidak dapat mengubah panjang otot dan deformitas
tulang yang telah terbentuk seiring pertumbuhan bayi.
e. Aspek Klinis
Algoritma diagnosis

Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada


waktu lahir (early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal
dengan equinovarus postural, kaki dapat mengalami dorsifleksi
dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh bagian depan tibia.
Passive manipulation dorsiflexion Toe touching tibia

normal.
Bila terlihat normal, hati-hati pastikan dengan test dorsofleksi
pergelangan kaki. Bila ibu jari kaki bisa menyentuh krista tibia,
berarti normal bukan CTEV. Pada kasus yang terlambat diketahui;
anak jalannya terlambat, bila sudah jalan bentuk kaki varus
equinus dan terjadi penebalan (callocity) pada bagian lateral atau

depan lateral dari kaki.


Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah
inversi dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian
lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau

cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang


equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan
kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi
pergelangan kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat
kecil dan sulit dipalpasi. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku,
kaki depan tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki
belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang kaku
ini yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan
postural atau positional karena posisi intra uterin yang dapat
dengan mudah dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi
pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat didorsofleksikan ke
posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan terjadinya
deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan
dorsofleksi pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan
terlambat pada kalkaneus, pada plantar fleksi dan dorsofleksi
pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan maleoulus lateralis
terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian
bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada
bagian distal anterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis
mengalami pergeseran medial, plantar dan terlambat pada maleolus
medialis, tidak terdapat celah antara maleolus medialis dengan
tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurun dari normal
yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran subtalar ke

medial.
Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otototot tibialis anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami
kontraktur sedangkan otot-otot peroneal lemah dan memanjang.
Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya tetapi otot-otot
fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai

kekuatan yang normal.


Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan
adanya spina bifida. Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku
dan bahu harus diperiksa untuk melihat adanya subluksasi atau
dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap mungkin secara

sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut


sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan malformasi
multiple.

Diagnosis kerja
Congenital Talipes Equino-Varus
Etiologi
Faktor genetik dan lingkungan merupakan penyebab clubfoot.
Riwayat keluarga sanagat berpengaruh menunjukkan pengaruh genetik
sangat kuat. 2,9% clubfoot terjadi jika saudara menderita clubfoot,
0,6% bila paman dan bibi, dan 0,2 % bila sepupu yang terkena. Resiko
cukup tinggi bila kedua orang tua mengalami clubfoot. Bentuk familial
biasanya lebih parah daripada bentuk sporadik.
Kaki clubfoot tetap fisiologis selama 11 minggu umur janin,
kemudian baru kaki mengalami perubahan menjadi bentuk normal.
Fibula tumbuh lebihh cepat dari tibia hingga minggu ke-11, dan tibia
tumbuh setelah titik ini. Resiko clubfoot juga meningkat pada ibu hamil
yang merokok. Posisi intrauterin yang tidak tepat juga berpengaruh
terhadap timbulnya clubfoot walaupun kebanyakan hal ini tidak terjadi
pada ketidaktepatan posisi intrauterin.

Pemeriksaan penunjang
X-Ray posisi AP

Prognosis
Prognosis bergantung pada kapan dimulainya pengobatan. Penundaan
pengobatan yang sangat lama menyebabkan kemungkinan untuk

sembuh sempurna sangat kecil


SKDI
2, mampu mendiagnosis dan merujuk lalu menindaklanjuti kembali
sesudah rujukan.

Vous aimerez peut-être aussi