Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Aspirin bekerja dengan cara menghambat enzim COX (siklooksigenase). Sistem enzim COX
merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan prostaglandin, dengan kerja penghambatan
ini maka Aspirin dapat menghasilkan efek analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan
antitrombotik. Setelah pemakaian oral sebagian Aspirin akan diabsorpsi dengan cepat di
lambung, sementara sebagian lagi diabsorpsi di usus halus. Efek obat maksimal dapat dicapai
kira kira pada 2 jam setelah pemakaian. Setelah diabsorpsi obat segera menyebar ke seluruh
tubuh, sekitar 80% akan terikat pada albumin kemudian dihidrolisis di hati menjadi asam salisilat
dan dieksresi melalui ginjal, keringat dan empedu
Mekanisme Aspirin
Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat
pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat sintesa
tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya menghambat
agregasi trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut
secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam
pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack). Pada endotel pembuluh
darah, aspirin juga menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu
mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa aspirin dapat menurunkan resiko
terjadinya stroke, infark jantung non fatal dan kematian akibat penyakit vaskular
pada pria dan wanita yang telah pernah mengalami TIA atau stroke sebelumnya
Dosis Aspirin
Aspirin tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis aspirin yang tersedia adalah aspirin 80
mg, aspirin 320 mg, dan aspirin 500 mg. Adapun dosis aspirin yang sering digunakan untuk
pasien dewasa antara lain: Bagi penderita nyeri dan demam dosis yang dianjurkan adalah 320 mg
sampai 500 mg yang diberikan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari Bagi penderita radang tulang dan
sendi dosis yang dianjurkan adalah 1000 mg yang diberikan sebanyak 3 kali sehari Bagi
penderita serangan jantung dosis yang dianjurkan adalah 160 mg sampai 320 mg yang diberikan
sebanyak 1 kali sehari (pada saat serangan) dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari
(sebagai rumatan) Bagi penderita penyakit stroke dosis yang dianjurkan adalah 160 mg sampai
320 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (dalam waktu 48 jam setelah serangan) dan 80 mg
yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan) Dosis aspirin yang dapat digunakan
pada pasien anak anak yaitu: Bagi penderita penyakit Kawasaki dosis yang dianjurkan adalah
20 -25 mg/Kg berat badan yang diberikan sebanyak 4 kali sehari selama 14 hari (pada saat
demam) dan 3 -6 mg/Kg berat badan yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan)
Dosis obat yang merupakan ambang batas terjadinya keracunan adalah 200 mg/Kg berat badan.
Indikasi
Obat ini diindikasikan untuk mengurangi nyeri kepala, nyeri gigi, migrain nyeri menelan,
dan dismenorrhea (nyeri berlebihan saat menstruasi). Selain itu, aspirin juga dapat digunakan
untuk mengurangi gejala pada influenza, demam, nyeri reumatik, dan nyeri nyeri otot.
Fungsi lain yang kerap kali berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat
aktivasi trombosit) yang merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah
serangan berulang pada pasien dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri
korone jantung, dan juga pada pasien yang sedang mengalami kejadian nyeri dada
akibat sumbatan pada arteri koroner jantung
Kontra indikasi
Aspirin tidak boleh diberikan pada penderita yang diketahui:
1. Mempunyai alergi terhadap aspirin atau komponen salisilat
2. Mempunyai riwayat asma.
3. Mempunyai riwayat maag dan tukak lambung.
4. Mempunyai gangguan perdarahan.
5. Mempunyai gangguan fungsi ginjal
6. Mempunyai gagal jantung
7. Ibu hamil dan menyusui
Interaksi Obat
Aspirin dan alkohol yang dipakai secara bersamaan dapat menyebabkan perdarahan
lambung, karena aspirin dan alkohol dapat memperpanjang waktu perdarahan sehingga
menyebabkan hipotensi berat.
Interaksi Obat Makanan
Sayuran seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat sebaiknya dihindari ketika sedang
meminum obat anti koagulan karena dapat mengurangi efektifas obat tersebut. Obat ini bekerja
mengencerkan darah, sedangkan vitamin K dapat membekukan darah.
ADME
Absorbsi: pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan
kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk aktif
terikat pada protein plasma.
Distribusi: bersaing untuk tempat pengikatan pada protein meningkatkan obat bebas, contohnya
meningkatkan antikoagulan.
Metabolisme: sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan
ke seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal ,
jantung dan paru-paru.
Ekskresi: dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi
metabolitnya