0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
11 vues1 page
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan matematika pada tiap akhir siklus dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD. Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan tes kemampuan matematka dan observasi terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi, (2) guru membagikan Bahan Ajar dan LKS, (3) siswa dalam kelompok bekerja sama membuat soal dan penyelesaiannya, (4) siswa dalam kelompok mencari dan mengolah informasi dan menghubungkan dengan permasalahan yang diberikan, (5) guru memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Peningkatan kemampuan matematika siswa ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa pada setiap tes siklus. Pada tes awal, sebanyak 3 orang siswa atau sekitar 10% siswa berhasil mencapai nilai diatas KKM yaitu 70. Pada siklus I sebanyak 11 orang siswa atau sekitar 37% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan matematika siswa pada hasil tes siklus I sebesar 27% (8 orang siswa) dibandingkan hasil tes awal. Kemudian pada hasil tes siklus II, 20 orang siswa atau sekitar 67% siswa memperoleh nilai diatas KKM, sehingga pada hasil tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% (9 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus I. Pada hasil tes siklus III menunjukkan 27 orang siswa atau sekitar 90% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa sebesar 23% (7 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus II.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan matematika pada tiap akhir siklus dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD. Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan tes kemampuan matematka dan observasi terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi, (2) guru membagikan Bahan Ajar dan LKS, (3) siswa dalam kelompok bekerja sama membuat soal dan penyelesaiannya, (4) siswa dalam kelompok mencari dan mengolah informasi dan menghubungkan dengan permasalahan yang diberikan, (5) guru memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Peningkatan kemampuan matematika siswa ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa pada setiap tes siklus. Pada tes awal, sebanyak 3 orang siswa atau sekitar 10% siswa berhasil mencapai nilai diatas KKM yaitu 70. Pada siklus I sebanyak 11 orang siswa atau sekitar 37% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan matematika siswa pada hasil tes siklus I sebesar 27% (8 orang siswa) dibandingkan hasil tes awal. Kemudian pada hasil tes siklus II, 20 orang siswa atau sekitar 67% siswa memperoleh nilai diatas KKM, sehingga pada hasil tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% (9 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus I. Pada hasil tes siklus III menunjukkan 27 orang siswa atau sekitar 90% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa sebesar 23% (7 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus II.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan matematika pada tiap akhir siklus dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD. Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan tes kemampuan matematka dan observasi terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi, (2) guru membagikan Bahan Ajar dan LKS, (3) siswa dalam kelompok bekerja sama membuat soal dan penyelesaiannya, (4) siswa dalam kelompok mencari dan mengolah informasi dan menghubungkan dengan permasalahan yang diberikan, (5) guru memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Peningkatan kemampuan matematika siswa ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa pada setiap tes siklus. Pada tes awal, sebanyak 3 orang siswa atau sekitar 10% siswa berhasil mencapai nilai diatas KKM yaitu 70. Pada siklus I sebanyak 11 orang siswa atau sekitar 37% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan matematika siswa pada hasil tes siklus I sebesar 27% (8 orang siswa) dibandingkan hasil tes awal. Kemudian pada hasil tes siklus II, 20 orang siswa atau sekitar 67% siswa memperoleh nilai diatas KKM, sehingga pada hasil tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% (9 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus I. Pada hasil tes siklus III menunjukkan 27 orang siswa atau sekitar 90% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa sebesar 23% (7 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus II.
Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 10 Kendari Pada Materi Akar, Pangkat Dan Logaritma. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X-MIA SMA Negeri 10 Kendari. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika siswa yang dicapai di kelas X-MIA SMA Negeri 10 Kendari melalui pendekatan pembelajaran problem posing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan matematika pada tiap akhir siklus dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD. Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan tes kemampuan matematka dan observasi terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan apersepsi, (2) guru membagikan Bahan Ajar dan LKS, (3) siswa dalam kelompok bekerja sama membuat soal dan penyelesaiannya, (4) siswa dalam kelompok mencari dan mengolah informasi dan menghubungkan dengan permasalahan yang diberikan, (5) guru memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Peningkatan kemampuan matematika siswa ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika siswa pada setiap tes siklus. Pada tes awal, sebanyak 3 orang siswa atau sekitar 10% siswa berhasil mencapai nilai diatas KKM yaitu 70. Pada siklus I sebanyak 11 orang siswa atau sekitar 37% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan matematika siswa pada hasil tes siklus I sebesar 27% (8 orang siswa) dibandingkan hasil tes awal. Kemudian pada hasil tes siklus II, 20 orang siswa atau sekitar 67% siswa memperoleh nilai diatas KKM, sehingga pada hasil tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% (9 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus I. Pada hasil tes siklus III menunjukkan 27 orang siswa atau sekitar 90% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa sebesar 23% (7 orang siswa) dibandingkan hasil tes siklus II. Kata Kunci : pendekatan pembelajaran problem posing dengan setting kooperatif tipe STAD, hasil belajar matematika siswa