Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.1 AKUNTANSI PENDAPATAN dan BELANJA
AKUNTANSI PENDAPATAN
Definisi
Dalam PP No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan didefinisikan
sebagai berikut :
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang
menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
AKUNTANSI BELANJA
Definisi
Definisi belanja menurut PP No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas
dana pemerintah daerah.
Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut, mengklasifikasikan belanja
dengan klasifikasi yang berbeda. Perbedaan dimaksud semata-mata karena ada hal lain yang
ingin dicakup dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sebagaimana diketahui Permendagri No.
13 Tahun 2006 merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah, yang mencakup mengenai
perencanaan, penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban. Sebagai
instrumen
penganggaran,
beberapa
informasi
diperlukan
diantaranya
informasi
akan
menjadi
pengurangan/penambahan
ekuitas
dana
lancar, sedangkan
Uraian Akun
Diterima dari entitas lain
Pendapatan negara dan hibah
Debet
xxx.xxx
Kredit
xxx.xxx
fungsi, menurut organisasi, dan klasifikasi lainnya yang dibutuhkan sesuai kepentingan
manajerial disajikan sebagai lampiran dan diungkapkan dalam CaLK.
2. Penyajian Belanja pada Laporan Arus Kas
Penyajian belanja pada kelompok Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi dan Aktivitas Investasi
Aset Non Keuangan pada Laporan Arus Kas adalah berdasarkan PSAP Nomor 03 tentang
Laporan Arus Kas. Berdasarkan Paragraf 14 PSAP Nomor 03, Laporan Arus Kas menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan transaksi non
anggaran. Pengeluaran kas untuk aktivitas operasi berhubungan dengan Belanja Operasi,
sedangkan pengeluaran kas untuk investasi aset non keuangan
3. Pengungkapan Belanja pada Catatan atas Laporan Keuangan
Pada Paragraf 13 PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan, dikemukakan bahwa
CaLK menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai, antara lain:
a. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
b. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan dalam
Rincian belanja menurut organisasi, yang disusun dan disesuaikan dengan susunan
organisasi pada masing-masing entitas pelaporan.
Rincian belanja menurut fungsi dan klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan
untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara, dapat dalam
bentuk Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Rincian belanja menurut program dan kegiatan yang disesuaikan dengan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006).
Rincian belanja menurut urusan pemerintahan, yang terdiri dari belanja urusan wajib dan
belanja urusan pilihan, sebagaimana dimaksud menurut Permendagri Nomor 13 Tahun
2006.
Rincian belanja menurut belanja langsung dan belanja tidak langsung, sebagaimana
dimaksud menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Pengakuan Belanja
Secara umum belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari RekeningKas
Umum Negara atau pengesahan dari Bendahara Umum Negara/KuasaBendahara
Umum Negara.Pengembalian belanja atas belanja tahun anggaran berjalan diakui
sebagaipengurang belanja tahun anggaran berjalan. Sedangkan, pengembalianbelanja
atas belanja pada tahun anggaran sebelumnya diakui sebagaipendapatan lain-lain
(LRA)
Pengukuran Belanja
Belanja diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantumdalam
dokumen sumber pengeluaran yang sah untuk pengeluaran dari KasNegara
(SPM/SP2D) atau pengesahari oleh bendahara umum negara(SPHL/ SP3) dan diukur
berdasarkan azas bruto.
Kredit
xxx.xxx
Akun
Uraian Akun
Debet
Kredit
5xxxxx Belanja
xxx.xxx
313111
Ditagihkan ke entitas lain
xxx.xxx
Kemudian Kuasa BUN menjurnal pengeluaran kas dan membukukan diBuku Besar Kas
dan Buku Besar Akrual sesuai jurnal pengeluaran kas.
BAB III
KESIMPULAN
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang menambah
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Secara umum, pendapatan dapat diakui ketika: 1. Diperoleh, 2. Sudah direalisasikan/dapat
direalisasikan. Pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam
transaksi. Entitas pemerintah menyajikan pendapatan yang diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan. Setelah itu Pendapatan disajikan dalam mata uang rupiah. Di samping disajikan
pada Laporan Operasional, pendapatan juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan
atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai
bentuk dari pendapatan.
Penyajian klasifikasi belanja pada laporan keuangandapat dikelompokkan sebagai
berikut: 1. disajikan sebagai pengeluaran belanja pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2.
disajikan sebagai kelompok Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi dan Aktivitas Investasi Aset
Non Keuangan pada Laporan Arus Kas; dan 3. diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari RekeningKas Umum Negara atau
pengesahan dari Bendahara Umum Negara/KuasaBendahara Umum Negara.Pengembalian
belanja atas belanja tahun anggaran berjalan diakui sebagaipengurang belanja tahun anggaran
berjalan.
dokumen sumber pengeluaran yang sah untuk pengeluaran dari KasNegara (SPM/SP2D) atau
pengesahari oleh bendahara umum negara(SPHL/ SP3) dan diukur berdasarkan azas bruto.