Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan
properti tersebut.
Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif
untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada
sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus memperhatikan adanya
perbedaan dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati
dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
Jika Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu
entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, seperti harga
kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi
berbeda (atau berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang berbeda), disesuaikan
untuk mencerrninkan perbedaan tersebut atau harga terakhir properti serupa dalam
pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya
perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada harga
tersebut atau proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa
depan yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam
sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti
pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan
penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari
ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
Transfer
Ketika entitas menggunakan model biaya maka transfer tidak mengubah
jumlah tercatat properti yang ditransfer dan tidak mengubah biaya properti untuk
tujuan pengukuran dan pengungkapan sedangkan transfer ke properti investasi
yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar menerapkan PSAK 16 hingga
tanggal perubahan. Perlakuan perbedaan antara jumlah tercatat menurut PSAK 16,
dan Nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK 16:Aset Tetap.
Perbedaan antara nilai wajar properti pada tanggal perubahan dan nilai tercatat
diakui dalam laporan laba rugi.
Pelepasan
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari
laporan posisi keuangan) pada saat:
a. Pelepasan atau
b. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat
pelepasan.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat asset dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and
leaseback) dalam periode terjadinya.
Pengungkapan Properti Investasi
Suatu entitas harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut ;
1. Apakah entitas tersebut menggunakan model biaya atau model nilai wajar.
2. Jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana,
hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan
dicatat sebagai properti investasi.
3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan, maka kriteria yang digunakan
untuk membedakan properti investasi dan properti yang digunakan sendiri
dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha seharihari.
4. Metode dan asumsi yang signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penetuan
nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak faktor lain
karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat
diperbandingkan.
5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) berdasarkan penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan
Model Biaya
Sebagai tambahan dari pengungkapan yang disyaratkan, entitas yang
menerapkan model biaya mengungkapkan:
a. Metode penyusutan yang digunakan;
b. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
c. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
d. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode,
yang menunjukkan:
-
Penyusutan.
Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi
penurunan nilai, selama satu periode.
Perubahan lain.
e. Nilai wajar properti investasi. Dalam kasus yang dikecualikan, jika entitas
tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal, entitas
mengungkapkan:
-
Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan
c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak
milik tidak dialihkan.
d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara
substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
e. Aset sewaaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material.
Contoh
1. PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil tersebut
adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada
akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.5% dari nilai
pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut
adalah untuk menutup biaya penjualan mobil.
Kesimpulan
Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset tersebut pada harga
yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar
2. Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada
PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan).
Perjanjian sewa mengandung klausul klausul berikut ini:
- Masa Sewa 8 tahun
- Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $ 4,500
- Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun
- Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000
Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak
signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada
akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan
menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271
Kesimpulan
Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.
Sewa Tanah dan Bangunan
Dalam perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi yang diatur
awal
kontrak.
Apabila
tidak
dapat
dialokasikan,
seluruh
sewa
10
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat
disusutkan dan beban keuangan disetiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan
untuk aset sewaan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan perhitungan
penyusutan yang diakui dalam PSAK 16 Aset Tetap dan PSAK 19 Aset Tak
Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan
secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa
dan umur manfaatnya.
3. Pengungkapan
Dalam laporan keuangan lesse harus mengungkapkan hal-hal yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan :
a. Jumlah neto tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan.
b. Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada
tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan
total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan
nilai kininya, untuk setiap periode berikut;
-
11
12
13
pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa
pembiayaan. Pembayaaran sewa dalam suatu periode, diluar biaya jasa, diterapkan
atas investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan penghasilan pembiayaan
tangguhan.
Lessor pabrikan dan dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada periode
sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara
artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan
tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer
sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika
laba penjualan diakui.
3. Pengungkapan
Dalam sewa pembiayaan selain PSAK 60 Instrumen Keuangan:Pengungkapan
lessor mengungkapkan hal-hal berikut :
a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa
minimum
pada
tanggal
pelaporan.
Disamping
itu,
lessor
mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa
minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut :
-
sewa
minimum.
e. Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan.
f. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
Sewa Operasi dalam Laporan Keuangan Lessor
1. Pengakuan
Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat
aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan
dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain
14
yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset sewaan
menurun.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negoisasi dan
pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui
sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan
sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan
penyusutan normal untuk aset sejenis, dan penyusutan dihitung sesuai PSAK
16:Aset Tetap dan PSAK 19:Aset Tak Berwujud.
2. Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 Instrumen
Keuangan:Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi :
a. Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
-
15
penggunaan atau
penjualan aset.
Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai
yang dapat diperoleh kembali dengan nilai yang digunakan. Sebagai ilustrasi
suatu kendaraan nilai tercatatnya 400 juta, nilai jual dikurangi biaya penjualan 350
juta dan nilai pakainya 300 juta. Manajer akan memilih menjual aset tersebut
dengan harga 350 juta daripada terus memakainya, karena nilai pakai aset tersebut
16
hanya 300 juta. Namun jika nilai pakainya 370 juta dan nilai jual dikurangi biaya
penjualan 310 juta, maka manajer akan memilih terus menggunakan aset tersebut
sampai akhir masa manfaatnya.
Secara periodik perusahaan perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai pada akhir periode. Jika terdapat indikasi, maka
perusahaan harus menaksir jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Terlepas apakah
terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus minimal setahun sekalimelakukan
pengujian penurunan nilai (impairment test) pada aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum digunakan dan
goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Ada beberapa indikasi
penurunan nilai dari dalam maupun luar perusahaan, yaitu :
a. Informasi dari luar perusahaan
-
Selama periode tertentu, nilai pasar aset telah menurun secara signifikan
melebihi pemakaian normal.
Selama periode tertentu, suku bunga pasar dari investasi telah meningkat
sehingga akan menurunkan jumlah terpulihkan dari aset secara material.
17
18
yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam
transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.
1. Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
a. Bukti terbaik.
Harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat
dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen, disesuaikan
dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan
pelepasan aset.
b. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif.
Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
c. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada
pasar aktif untuk aset.
Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan
jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan.
2. Nilai pakai
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a. Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh
dari aset.
b. Ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut.
c. Nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku.
d. Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset.
e. Faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset tersebut.
1. Mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari
pemakaian aset tersebut dan pelepasannya pada akhirnya.
Dalam mengukur nilai pakai, suatu entitas harus yaitu :
a. Mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan
terdukungkan yang mencerminkan estimasi terbaik manajeman mengenai
rentang kemungkinan-kemungkinan kondisi ekonomi yang akan terjadi
selama masa manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang lebih tinggi.
b. Mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan
terkini yang disetujui manajemen, tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi
arus kas masuk atau arus kas keluar yang berkaitan dengan restrukturisasi
masa depan atau perbaikan maupun peningkatan kinerja aset. Proyeksi
berdasarkan anggaran
jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang
lebih panjang dapat dijustifikasi.
c. Mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam
anggaran atau prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang
didasarkan pada anggaran atau prakiraan tersebut dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-tahun berikutnya,
kecuali jika peningkatan tingkat pertumbuhan dapat dijustifikasi. Tingkat
pertumbuhan ini tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka
panjang suatu produk, industri, negara atau negara-negara tempat entitas
beroperasi, atau untuk pasar tempat aset digunakan, kecuali tingkat
pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
Estimasi arus kas di masa depan meliputi :
a.
b.
Proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas
masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan
aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau
dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten pada aset.
c.
Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk
pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya.
20
Didasarkan pada asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori.
Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah disahkan oleh
manajemen.
Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan yang berasal dari
restrukturisasi.
Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat yang tetap atau
menurun, kecuali jika tingkat yang naik dapat dijustifikasi.
diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian
didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata
uang tersebut. Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan menggunakan
tingkat pertukaran spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.
2. Menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut.
Dasar penetapan tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas
aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan. Tingkat diskon ini
adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka
hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah,
waktu dan profil risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan
dari aset tersebut. Tingkat diskonto ini diestimasi dari salah satu:
21
Pengakuan
Rugi penurunan nilai diakui jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset
lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah
direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain seperti model revaluasi pada PSAK 16
Aset Tetap.
Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai
penurunan revaluasi sesuai diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang
sama dan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi
untuk aset tersebut.
Unit Penghasil Kas (UPK)
Unit
penghasil
kas
adalah
adalah
kelompok
terkecil
aset
nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi
biaya pelepasan; dan
(b)
aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok
aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat ditentukan
hanya untuk Unit Penghasil Kas Aset. Contohnya suatu entitas pertambangan
memiliki jalur kereta api pribadi untuk mendukung aktivitas pertambangannya.
Jalur kereta api pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu tidak
menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset lain
pertambangan itu. Tidak dimungkinkan mengestimasi jumlah terpulihkan dari
jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan
kemungkinan berbeda dari nilai sisanya. Oleh karena itu, entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dimana jalur kereta pribadi tersebut
tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.
22
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Jumlah
tercatat dari UPK:
(a)
(b)
Tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang diakui, kecuali
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa
mempertimbangkan liabilitas tersebut.
Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil kas jika, dan hanya jika,
jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah
tercatatnya. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:
a.
yang
23
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang
telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan,
minimal, indikasi berikut ini:
1.
2.
24
25
c. Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif lainnya selama periode itu.
d. Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
Entitas yang melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5
mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap segmen:
(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi dan dalam
laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi
dan dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan nilai
material yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset
individual, termasuk goodwill atau suatu unit penghasil kas:
(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi
penurunan nilai.
(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.
(c) untuk aset individual.
(i) sifat dari aset.
(ii) jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, segmen
terlaporkan yang mencakup aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;
(i) deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan
suatu lini produksi, suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi ,
atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5).
(ii) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan,
jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan
berdasarkan segmen terlaporkan.
(iii) jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit penghasil kas telah
berubah sejak estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
(jika ada), suatu uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan
perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi.
26
(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya
dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakainya.
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual,
dasar yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual (seperti apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu
pasar aktif).
(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan
pada estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.
Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk rugi penurunan nilai
agregat dan pembalikan rugi penurunan nilai agregat yang diakui selama periode
tertentu dalam hal tidak diungkapkannya informasi yaitu :
(a) kelompok utama aset yang mengalami rugi penurunan nilai dan kelompok
utama aset yang mengalami pemulihan rugi penurunan nilai.
(b) peristiwa dan keadaan utama yang menyebabkan pengakuan rugi penurunan
nilai dan pemulihan rugi penurunan nilai tersebut.
Kasus
27
28
29
Properti Investasi
Properti investasi adalah penanaman dana investasi BPJS Ketenagakerjaan pada
tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk kegiatan operasional dan
ditujukan untuk menghasilkan pendapatan investasi.
Investasi dalam properti tanah disajikan sebesar biaya perolehannya properti
investasi tanah tidak disusutkan, karena BPJS Ketenagakerjaan berniat untuk
memperpanjang haknya apabila periode haknya telah berakhir. Investasi dalam
properti bangunan disajikan sebesar harga perolehannya dikurangi dengan
akumulasi penyusutannya. Properti bangunan disusutkan dengan menggunakan
metode garis lurus sebesar persentase tetap 5% per tahun dari harga perolehannya.
30
Estimasi Umur Manfaat Properti Investasi, Aset Tetap dan Sarana Kesejahteraan
Peserta BPJS Ketenagakerjaan, entitas anak, dan entitas bertujuan khusus
melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis properti investasi,
aset tetap dan sarana kesejahteraan peserta berdasarkan faktor-faktor seperti
kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi di masa depan. Hasil
operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi
ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.
31
Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas
PSAK dan ISAK)
a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib
diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:
- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan
- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Selama Periode Berjalan
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) Nomor:
KEP/461/122013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Pedoman Akuntansi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2014. Pada tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan mengeluarkan beberapa
kebijakan baru antara lain sebagai berikut:
1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)
Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari
penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor: KEP/84/032014
32
33
34
35
36
37
Adopsi Standar Baru Maupun Revisi Standar dan Intepretasi (Revisi atas
PSAK dan ISAK)
a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut adalah standar baru, perubahan atas interpretasi standar yang wajib
diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2014:
- ISAK No. 27 : Pengalihan Aset dari pelanggan
- ISAK No. 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Selama Periode Berjalan
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) Nomor
KEP/461/122013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Pedoman Akuntansi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, menetapkan Pedoman Akuntansi
Program Jaminan Hari Tua yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014.
Pada tahun 2014 Perusahaan mengeluarkan beberapa kebijakan baru antara lain
sebagai berikut:
1) PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011)
Kebijakan baru atas piutang properti investasi merupakan kelanjutan dari
penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2011) berdasarkan
Keputusan Direksi Nomor : KEP/84/032014.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-13-Properti-Investasi-IAS-40
120112.pptx&usg=AFQjCNHpfU320KOfywZzCgDjT0PnrRDIJw&sig2=TgloXz
9n8bQ35i5FUz3Yg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-30-Sewa-ISAK-8120212.pptx
&usg=AFQjCNFWm1ttUwp7JnXUpePxzqVtUEebSA&sig2=CMakt6bHBZDem
M9ossyTSg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011%2F04%2FPSAK-48-PenurunanNilai-Aset-IAS-36-Impairment15092014.pptx&usg=AFQjCNHv_TJESc016lA6Wgyw52bKCYKSGQ&sig2=a7
VE57sOLOXjYK_P8V2tAQ&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martanipendidikanartikel-psak%2Fimpairment-aset
%2F&usg=AFQjCNHfnI7DTg0K77mBJCaV2yVN8QywpA&sig2=ViCoItzOQd
ZYWYbS88AvYw&bvm=bv.104226188,d.c2E
http://www.staff.uny.ac.id.pengabdian-indah-mustikawati-seakt-msiFppm-2012materi-asettetap.pdf&usg=AFQjCNHHKzq3dU342HCSgrS2hYInUbgcVw&sig2=PXD3TlkNW p2pl3vA9XiQ&bvm=bv.104226188,d.c2E
http://www.merdeka.com
www.bpjsketenagakerjaan.go.id
40