Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Pasien merasa tidak berharga, mengejek dan mengkritik diri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
menarik diri dari realitas, cemas, panik dan curiga.
B. Proses terjadinya masalah atau keluhan
1. Pengertian
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian,
kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 2002).
Coopersmith (2002) membagi harga diri kedalam empat aspek
yaitu:
a. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang
lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat
yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberartian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari
orang lain.
c. Kebajikan (virtue)
Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi
tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih
sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk.
Harga diri meningkat bila diperhatikan atau dicintai dan dihargai
atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang
tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi atau positif ditandai dengan
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang
lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman (Yosep, 2009).
Dalam Purba, dkk (2008), ada empat cara dalam meningkatkan
harga diri yaitu:
a.
b.
c.
d.
dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan,
menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat pasien tidak nyaman, harapan yang tidak
tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang mengharagai pasien dan keluarga. Sedangkan
gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama yang
dirasakan pasien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi
semakin meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yosep (2009) mengatakan bahwa
harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam tahap
perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not
me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang
digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut
Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman
seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan,
INTERVENSI
RASIONAL
a. Bina hubungan saling percaya dengan a. Hubungan saling percaya adalah
pasien
b. Sediakan
waktu
khusus
di
luar
positif yang
atau menetapkan
dimiliki
sehiingga
kemampuan yang
dipilih
dan
susun
jadwal
penerimaan
respon
yang
tidak
dan
wawancara
minimal
e. Ansietas
yang
tinggi
karena
sekali sehari
pasien
f. Kaji risiko bunuh diri dan kemungkinan
perilaku mematikan pada pasien
g. Berikan rutinitas sederhana
dan
mengalami
gangguan
ketika
pasien
menunjukkan
ungkapan membenci
diri
rendah
memerlukan
psikoterapi
kronis
jangka
panjang
2. Untuk Keluarga
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, pasien dapat memberdayakan sistem
pendukung dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan pasien
untuk berhubungan dengan orang lain, dengan kriteria:
a. Keluarga dapatmenjelaskan perasaannya
b. Keluarga dapat memahamimasalah yang dialami pasien
c. Keluarga dapat memahami cara merawat pasien harga diri rendah,
d. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawatan pasien harga diri
rendah
e. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien.
f. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
g. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
h. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
i. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
INTERVENSI
RASIONAL
hubungan terapeutik.
tentang
masalah
yang
utk
mendukung
pasien:
b. Keluarga
memahami
pasien
mungkin
masalah
sehinga
dengan pasien.
tidak
kesehatan
kurang
peduli
berkomunikasi
dengan
dapat
membantu
proses
penyembuhan pasien.
pasien
2) Pemberian
aktivitas
yang
d. Apabila gangguan jiwa pasien
terjadwal
d. Beritahu
atau
ajarkan
keluarga
kambuh,
keluarga
dapat
kesehatan secepatnya.
e. Pasien dengan HDR jika sudah
e. Dorong
anggota
keluarga
untuk
mampu
berkomunikasi
orang
lain.
f. Anjurkan anggota keluarga secara
rutin
dan
bergantian
menunjukkan
keluarga
membuat
menjenguk
lain,
dengan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian
: 08 Desember 2014
Waktu
: 08.00 WIB
Oleh
Tempat
: Bangsal Srikandi
Metode
Sumber
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Umur
: 44 tahun
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Kawin cerai
Nomor RM
: 073723
Tanggal masuk RS
: 29 November 2014
: 01 Desember 2014
Diagnosa medis
F. FAKTOR PRESIPITASI
Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
1. Tanda-tanda vital
TD
: 110/80 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 19 x/menit
S
: Afebris
2. Status gizi
BB
: 41 kg
TB
: 148 cm
IMT : 41 kg/2,19 m2 = 18,7 kg/m2 (normal)
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan.
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
: Pasien (Ny. M)
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, mertua dan anak
perempuan satu-satunya di keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan ibunya
yang sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan kedua
orang tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah
merasa bosan berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan
pasien belum mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin selalu
bekerja dan tidak bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak
berguna, merasakan sudah tidak punya darah dan tidak ada gunanya
lagi untuk hidup
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien
mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam
hubungan dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1
tahun sebelum masuk RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga
dan tetangga di kampungnya. Pasien hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien
selama di rumah hanya menonton televisi dan menangis. Keluarga
pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal
pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak
tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal. Pasien mengatakan belum mengenal dan hafal
nama semua pasien satu bangsal.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah shalat.
I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Penampilan
pasien baik dan bersih. Pakaian sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat. Blocking.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu. pasif. Pasien banyak tidur di tempat tidur.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien
mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Afek
Tumpul.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya (blocking).
7. Persepsi
Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat mengatakan
ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati. Keluarga pasien
mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar pasien berenang
di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk berenang di
kolam. Pasien juga sempat mengatakan tidak berguna, merasakan sudah
tidak punya darah dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
8. Proses Pikir
Koheren. Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami disorientasi. Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
10. Tingkat kesadaran
Nama
Waktu
Obat
Pemberian
Haloperidol -0-0
1,5 mg
Indikasi
Penanganan
schizofrenia,
sindroma Tourette
pada anak dan
dewasa, masalah
pada anak.
Clozapine
0-0-
25 mg
Pengobatan
penderita resisten
skizofrenia (non
responsif atau
intoleransi terhadap
neuroleptik klasik)
Trihexyphe
0-0-
nidyl 2 mg
Terapi tambahan
dalam parkinson
Maprotiline
1-0-
50 mg
neurosis, gangguan
dysthymic, depresi
manik
M. ANALISA DATA
DATA
DO :
1.
2.
3.
4.
5.
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
MASALAH
Harga
diri
rendah kronik
bekerja
2. Pasien mengatakan
dirinya
merasa
sedih
dikarenakan
belum
mendapatkan pekerjaan
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid,
sudah sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur,
tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak
bisa berpikir dan tidak bertenaga
DO :
1.
2.
3.
4.
5.
Isolasi sosial
Ketidakefektifa
DS :
manajemen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada regimen
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak terapeutik
bertanggung jawab
keluarga
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas Mlati II
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena
pasien mengalami sakit typhoid, sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien
sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis 2 : Cenderung schizoid
Aksis 3 : Belum ada diagnosa
Aksis 4 : Masalah pekerjaan
Aksis 5 : GAF 31-40
Core problem
KEPERAWATA
N
Harga diri rendah
kronik
PERENCANAAN
TUJUAN
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan umum :
Pasien memiliki
konsep diri yang
positif
Tujuan khusus:
1. Pasien dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat.
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
RASIONAL
08 Desember 2014
09.00 WIB
Setelah 2 kali interaksi,
08 Desember 2014
09.00 WIB
Bina hubungan saling percaya dengan
pasien menunjukkan
eskpresi wajah
:
1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
08 Desember 2014
09.00 WIB
Hubungan saling percaya
hubungan interaksi
selanjutnya.
yang dihadapi.
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan khusus:
2. Pasien dapat
08 Desember 2014
09.00 WIB
Setelah 2 kali interaksi
pasien menyebutkan:
mengidentifikas 1. Aspek positif dan
i aspek positif
dan kemampuan
yang dimiliki.
kemampuan yang
dimiliki pasien.
2. Aspek positif
keluarga.
3. Aspek positif
lingkungan pasien.
08 Desember 2014
09.00 WIB
1. Diskusikan dengan pasien tentang:
a. Aspek positif yang dimiliki pasien,
keluarga, lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki pasien.
2. Bersama pasien buat daftar tentang:
a. Aspek positif pasien, keluarga,
lingkungan.
b. Kemampuan yang dimiliki pasien.
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan
memberi penilaian negatif.
08 Desember 2014
09.00 WIB
Menilai realitas, kontrol diri
atau integritas ego diperlukan
sebagai dasar asuhan
keperawatannya, reinforcement
positif akan meningkatkan
harga diri pasien, dan pujian
yang realistik tidak
menyebabkan pasien
melakukan kegiatan hanya
karena ingin mendapatkan
pujian.
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan khusus:
3. Pasien dapat
menilai
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
pasien menyebutkan
08 Desember 2014
09.00 WIB
Prasarat untuk berubah dan
mengerti tentang kemampuan
yang dimiliki dapat
memotivasi pasien untuk tetap
kemampuan
dilaksanakan dan
yang dimiliki
mengikuti rehabilitasi
dilanjutkan pelaksanaannya.
3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk
mempertahankan
penggunaannya
mengikuti rehabilitasi
untuk
dilaksanakan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
4. Pasien dapat
merencanakan
kegiatan harian
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
5. Pasien dapat
pasien melakukan
melakukan
08 Desember 2014
09.00 WIB
Pasien adalah individu yang
bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri, pasien perlu
bertindak secara realistis dalam
kehidupannya, dan contoh
peran yang dilihat pasien akan
memotivasi pasien untuk
melaksanakan kegiatan.
08 Desember 2014
09.00 WIB
Reinforcement positif dapat
meningkatkan harga diri kllien
dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai
yang dibuat
rencana
pasien.
3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus:
6. Pasien dapat
pasien memanfaatkan
memanfaatkan
sistem
ada di keluarga
pendukung
yang ada.
2.
Isolasi sosial
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan Umum:
Pasien dapat
berinteraksi dengan
di rumah
08 Desember 2014
09.00 WIB
1. Setelah 2x interaksi
08 Desember 2014
09.00 WIB
Mendorong keluarga akan
sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses
penyembuhan pasien dan
meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat pasien
di rumah.
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
Dengan terbinanya hubungan
tanda-tanda percaya
pasien menunjukkan
orang lain.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat
membina
hubungan saling
perawat:
a. Wajah cerah,
tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak
mata
d. Bersedia
menceritakan
percaya
perasaan
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
janji
e. Tanyakan perasaan pasien dan
masalah yang dihadapi pasien
f. Buat kontrak interaksi yang jelas
2. Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan pasien
08 Desember 2014
09.00 WIB
Tujuan khusus :
2. Pasien mampu
menyebutkan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
Setelah 1x interaksi
pasien dapat
penyebab
menyebutkan minimal
menarik diri
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
3. Pasien mampu
Setelah 1x interaksi
Dengan mengetahui
keuntungan
berhubungan
berhubungan sosial,
untuk berinteraksi
sosial dan
misalnya:
kerugian
1.
2.
3.
4.
menyebutkan
menarik diri.
Banyak teman
Tidak kesepian
Bisa diskusi
Saling menolong
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
4. Pasien dapat
Setelah 3x interaksi
melaksanakan
pasien dapat
hubungan
melaksanakan hubungan
berhubungan sosial
2. Beri motivasi dan bantu pasien untuk
sosial secara
bertahap.
dengan:
a.
b.
c.
d.
Perawat
Perawat lain
Pasien lain
Kelompok
telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
5. Pasien mampu
Setalah 3x interaksi
menjelaskan
perasaannya
perasaannya setelah
setelah
berhubungan sosial
berhubungan
dengan:
sosial.
1. Orang lain
2. Kelompok
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
6. Pasien
Setelah 1x pertemuan
mendapat
keluarga dapat
dukungan
mempraktekan cara
hubungan
tentang:
sosial
1. Pengertian menarik
diri
2. Tanda dan gejala
menarik diri
3. Penyebab dan akibat
menarik diri
4. Cara merawat pasien
menarik diri
3.
Ketidakefektifan
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
08 Desember 2014
manajemen
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
09.00 WIB
regimen
Tujuan umum :
terapeutik
Manajemen
keperawatan selama 1x
keluarga
kepatuhan
pasien
untuk
dapat
diketahui
diharapkan
regimen
manajemen
mengetahui
manfaat
dan
efek
berkomitmen
pasien tentang
pengertian
mengenai ketergantungan
obat
dengan
pasien
berkaitan
gangguan
jiwa
selama dirumah
4. Keluarga
mengerti
dokter
4. Anjurkan pasien untuk mengatur jadwal
minum obat dan rutin kontrol 3 hari
sebelum obat habis
3. Mengetahui
akibat
jika
untuk
mencegah 5. Lakukan
kunjungan
mendiskusikan
pada pasien
regimen terapeutik
rumah
tentang
untuk
manajemen
pengetahuan
IMPLEMENTASI
Senin, 08 Desember 2014
08.00 WIB
EVALUASI
Senin, 08 Desember 2014
08.30 WIB
S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 1, pasien mengatakan makin banyak
Srikandi
O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
A : Pasien mengikuti rehabilitasi
P : N : Bina hubungan saling percaya
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat
dengan
menggunakan diajak ngobrol pasien mengatakan Mboten, kula kesel, pengen turu mawon, pasien
ekspresi
perasaan salam, pasien terlihat berpaling dan menolak ketika diajak duduk berdampingan, pasien tidak
pasien
mau mengutarakan masalah yang dihadapi, anak pasien datang menjenguk dan membawakan
3. Tanyakan pada pasien tentang:
barang kebutuhan pasien
a.Orang yang tinggal serumah
A : Pasien belum menunjukkan tanda-tanda percaya kepada atau terhadap perawat
atau teman sekamar pasien
b. Orang yang paling dekat P : N : Lanjutkan TUK 1 dan 2
dengan pasien di rumah atau K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, mengidentifikasi dan menguraikan
di ruang perawatan
perasaan
c.Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien di rumah atau
di ruang perawatan
e.Apa yang membuat pasien
tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
4. Diskusikan
dengan
pasien
penyebab menarik diri
5. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya
Harga diri rendah Selasa, 09 Desember 2014
kronik
15.30 WIB
S : Pasien mengatakan baru saja mengikuti rehabilitasi bertani, pasien mengatakan senang
15.00 WIB
1. Membina
hubungan
percaya
2. Mendiskusikan
saling
bekerja, pasien mengatakan pernah mengikuti rehabilitasi membuat telur asin di RSJ Grhasia,
dengan
pasien pasien mengatakan kegiatan di rumah membantu pekerjaan rumah, kolam ikan lele dan
tentang:
sawah
a. Aspek positif yang dimiliki O : Pasien terlihat senang dan antusias ketika diajak berbicara mengenai kerja dan aktivitas,
pasien, keluarga, lingkungan. kontak mata cukup, pasien mau duduk berdampingan
b. Kemampuan yang dimiliki
A : Pasien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki pasien, aspek
pasien.
positif keluarga, aspek positif lingkungan pasien
3. Memberi pujian yang realistis
P : N : Diskusikan dengan pasien kemampuan pasien
K : Mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
Isolasi sosial
16.00 WIB
16.30 WIB
dekat
dengan
orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan
dengan
pasien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya
Harga diri rendah
kronik
07.10 WIB
07.30 WIB
1. Merencanakan bersama pasien S : Pasien mengatakan akan giat beraktivitas di bangsal agar cepat pulang, pasien
aktivitas yang dapat dilakukan mengatakan selama di rumah sering membantu mengerjakan perkerjaan rumah, pasien
setiap hari sesuai kemampuan mengatakan masih mampu untuk bekerja, pasien mengatakan akan membantu pasien lainnya
pasien
2. Meningkatkan
untuk membersihkan peralatan makan dan membersihkan serta merapikan tempat makan
kegiatan
kondisi pasien
sesuai
Isolasi sosial
A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, perawat
lain, pasien lain da kelompok
b. Pasien lain
c.Kelompok
3. Melibatkan
pasien
mengikuti
kegiatan
pujian
terhadap
2. Memantau
kegiatan
yang merapikan meja tempat makan, pasien terlihat mengambil, merapikan serta membagikan
dilaksanakan pasien.
handuk dan pakaian dalam pasien lain dari jemuran
3. Memberi pujian atas usaha yang A : Pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
P : N : Lanjutkan TUK 6
dilakukan pasien
K : Mempertahankan kegiatan yang telah direncanakan bersama
Harga diri rendah
kronik
12.00 WIB
13.00 WIB
1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga pasien mengatakan akan mengajak pasien bersosialisasi dengan warga dan
keluarga tentang cara merawat tetangga sekitar, akan mengajak pasien untuk beribadah shalat, akan mengajak beraktivitas,
pasien dengan harga diri rendah
akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan mendukung
2. Bantu keluarga menyiapkan
kegiatan positif untuk pasien
lingkungan di rumah
O : Keluarga pasien kooperatif, kontak mata cukup
A : Pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Diskusikan dengan pasien kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
K : Memanfaatkan support sistem di keluarga
Harga diri rendah
kronik
10.00 WIB
10.15 WIB
Mendiskusikan
kemungkinan S : Pasien mengatakan sempat merasakan dirinya tidak berguna dan merasa malu, pasien
mengatakan khawatir terhadap menantunya yang sedang hamil, pasien mengatakan ingin
mencoba usaha membuat telur asin di rumah, pasien mengatakan akan teratur minum obat
dan rutin kontrol 3 hari sebelum obat habis, pasien mengatakan akan berusaha mencari
pekerjaan setelah pulang dengan tempat tetap di dakam provinsi tidak jauh dari keluarga
dekat
O : Pasien terlihat antusias, kooperatif
A : Pasien melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
P : N : Beri edukasi mengenai obat
K : Memanfaatkan sistem pendukung di rumah
Ketidakefektifan
manajemen
11.30 WIB
11.45 WIB
regimen terapeutik
1. Mendiskusikan dengan
keluarga
pasien S : Pasien mengatakan selalu minum obat secara teratur selama di RS, pasien mengatakan
tentang pentingnya minum obat setelah minum obat efek samping yang sering dirasakan adalah perasaan mudah lemas dan
secara
kerugian
teratur,
tidak
manfaat
dan ingin tidur, pasien mengatakan mengatasi perasaan mengantuk dengan tidur maupun tiduran,
minum
obat, pasien mengatakan apabila tidak minum obat secara teratur akan kambuh, pasien mengatakan
nama, warna, dosis, cara, efek akan rajin kontrol 3 hari sebelum obat habis dan teratur mium obat
terapi,
dan
penggunaan
efek
obat
cara A : Pasien mengetahui manfaat dan efek samping dari minum obat, pasien berkomitmen
untuk selalu minum obat
pasien
P : N : Pasien BLPL
K : Mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan minum obat selama di rumah
3. Menganjurkan
pasien
untuk
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Ny. M yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, masalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Harga diri rendah kronik.
b. Isolasi sosial.
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
Semua masalah keperawatan telah teratasi dengan beberapa faktor
pendukung dan faktor penghambat:
1. Faktor pendukung :
a. Klien kooperatif.
b. Klien mampu berkonsentrasi dan mengikuti arahan dengan baik.
c. Keluarga klien cukup kooperatif karena sering menjenguk (1-2 kali
dalam seminggu).
2. Faktor penghambat : Pasien kadang masih merasakan sedih ketika
sendirian dan tidak ada aktivitas dan pekerjaan.
B. Saran
Berdasarkan teori, diagnosa yang muncul pada Ny. M sudah banyak
tercapai dan menuju perkembangan tapi pada keperawatan jiwa, pasien masih
perlu dipantau terutama pada saat minum obat. Untuk itu perlu adanya
motivasi dari pihak tenaga kesehatan dan keluarga untuk memotivasi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H.
Freeman & Company
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC