Vous êtes sur la page 1sur 50

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penduduk Indonesia hampir 85% bertempat tinggal di daerah pedesaan dan pada
umumnya mempunyai pendapatan yang rendah atau dapat disebut dengan miskin.
Dengan latar belakang demikian, maka secara langsung akan mempengaruhi pendidikan
dan , ketrampilan yang dimilikinya. Sedangkan hampir sebagian kekayaan yang dimiliki
oleh Negara Indonesia berada di daerah pedesaan, baik yang berbentuk fisik maupun non
fisik. Oleh karena itu pemerintah membuat suatu rencana pembangunan di segala bidang.
Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Untuk dapat mencapai dan mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional
tersebut, maka perlu diperbaiki kualitas manusianya yang masih terbelakang
kehidupannya, yang pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan.
Pembangunan di daerah pedesaan nampaknya dilakukan secara formal dan
informal, diantaranya yang diusahakan oleh LPKK. Dari strategi pembangunan nasional
peran wanita ikut menunjang lewat
sektor-sektor yang dikelola oleh LPKK, diantaranya bidang pendidikan, ketrampilan dan
kesehatan.

Peranan wanita dalam pembangunan berkembang selaras dan serasi dengan


perkembangan tanggung jawab clan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan
keluarga sehat dan sejahtera,
termasuk pembinaan generasi muda, anak-anak remaja dan anak-anak di bawah lima tahun
(Balita) dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Nampaknya pula peranan dan
tanggung jawab wanita dalam pembangunan makin dimantapkan melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan clan
ketrampilannya.
Salah satu program LPKK yang cukup menunjang keberhasilan dalam pembangunan
adalah bidang kesehatan yang merupakan suatu penentu di dalam keberhasilan pembangunan.
Apabila kondisi masyarakatnya banyak yang tidak sehat maka secara otomatis akan
mempengaruhi kegiatan kerja manusianya.
Program-program yang telah dilakukan oleh LPKK didalam mengatasi kesehatan ini
antara lain melalui program perbaikan gizi masyarakat dan pertumbuhan anak-anak balita dan
lain-lain. Sedangkan di pihak pemerintah telah membangun puskesmaspuskesmas clan
hampir di setiap kecamatan ada. Adapun kegunaan dari program yang dibuat oleh pemerintah
dalam LPKK tersebut adalah untuk lebih menjamin kesehatan masyarakat. Namun demikian
tidak jarang di antara masyarakat masih mengalami gangguan kesehatan, sehingga untuk lebih
menjamin dan memulihkan kesehatan masyarakat ditempuhlah melalui program kegiatan
LPKK. Dimana faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah kehidupan
keluarga itu sendiri, misalnya perawatan anak balita yang kurang baik. Dimana kesehatan bayi
sangatlah dipengaruhi oleh perawatan sang ibu, baik melalui makanan maupun melalui

lingkungan. Sedangkan program kegiatan LPKK sendiri merupakan program yang banyak
melibatkan keikutsertaan ibu-ibu rumah tangga, dan disamping itu program LPKK cukup
efektif didalam mengatasi kesehatan masyarakat. Kondisi inilah yang menarik bagi penulis
untuk mengadakan penelitian mengenai peranan LPKK dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat sehingga menjadi sumber daya yang mampu mendukung kegiatan
pembangunan.
Adapun judul dari penelitian ini adalah Peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten
Wonogiri Tahun 2003.
B. Penegasan Judul
Untuk memberikan makna yang jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran
terhadap judul yang penulis ajukan, maka akan penulis pertegas tentang pengertian judul
yang telah penulis ajukan, sebagai berikut :
1. Peranan
Menurut WJS Poerwadarminta (1976 : 735), peranan diartikan sebagai sesuatu
yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1987: 220), peranan adalah aspek
dinamis dari kedudukan, apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajibankewajibannya maka ia menjalankan peran.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik suatu pernyataan bahwa
seseorang melakukan peranan adalah karena kedudukannya. Dalam hal ini penulis
mengemukakan peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dalam
mengatasi kesehatan masyarakat.

2. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga


Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga adalah suatu gerakan
(movement) untuk mensejahterakan keluarga dalam rangka kesejahteraan
masyarakat (Depdagri,1973 : 21).
3. Kesehatan masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental)
dan sosial yang terdapat pada setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama; sehingga mereka dapat mengorganisasi dirinya dan berpikir tentang
dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batasbatas tertentu (Indah Entjang,1974: 14).
Berdasarkan penegasan judul di atas, maka skripsi yang berjudul Peranan Lembaga
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi
Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Tahun 2003, penulis artikan sebagai suatu
gerakan yang dilakukan oleh suatu lembaga dalam meningkatkan kualitas kesehatan yang
meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial yang terdapat pada setiap kelompok
manusia.

C. Pembatasan Masalah

'

Untuk lebih efektif dan efisien dalam penelitian, maka sangatlah perlu diadakan
pembatasan permasalahan. Dengan adanya pembatasan tersebut, maka ruang lingkupnya
menjadi jelas dan terarah serta mudah dipahami. Adapun penelitian ini membatasi pada
permasalahan sebagai berikut :
1. Obyek penelitian

Yang

menjadi

obyek

penelitian

adalah

Peranan

Lembaga

Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga terhadap Kesehatan Masyarakat.


2. Subyek penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah pengurus LPKK dan warga
masyarakat.
3. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten
Wonogiri.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
"Bagaimanakah peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten
Wonogiri Tahun 2003 ?"

E.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu dirumuskan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Untuk mengetahui peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Terhadap


Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri
Tahun 2003

F.

Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini maka kegunaan yang diharapkan adalah :
1. Kegunaan Teoritis
a. Menambah perbendaharaan khasanah ilmu pengetahuan tentang kesehatan
masyarakat, yang merupakan masalah negara berkembang yang harus
dipecahkan

bersama,

sehingga

dapat

terlaksana

dan

terwujudnya

kesejahteraan masyarakat.
b. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis dengan
penelitian ini.
2. Kegunaan Praktis
a. Dapat dijadikan masukan bag i pemerintah dalam rangka penyajian data yang
akurat dan sebagai alternatif pemecahan masalah.
b. Masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya kesehatan keluarga.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori Tentang Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

1.

Pengertian

Lembaga

Pemberdayaan

Kesejahteraan

Keluarga

Lembaga

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai organisasi sosial telah


banyak didirikan oleh Pemerintah baik pemerintah pusat, daerah maupun oleh
Pemerintah desa
yang merupakan bentuk pemerintah yang terendah.
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK)
adalah suatu gerakan (movement) untuk mensejahterakan
keluarga dalam rangka kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan dalam pengertian ini disebutkan sebagai berikut :
Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) adalah suatu gerakan yang
bersifat sosial ekonomi yang berorientasi pada usaha pembinaan individu untuk
menimbulkan kesadaran pada segi-segi kehidupan didalam keluarga sebagai unit
pelaksanaan kesejahteraan sosial yang terkecil, usaha pembinaan tersebut dapat
dilaksanakan melalui formal bagi golongan individu pada umur anak sekolah, maupun
melalui kursus-kursus atau pendidikan tersebut dilaksanakan oleh pendidik ahli secara
individu atau oleh badan/organisasi sosial yang berdasarkan suatu konsep yang terarah
(D,epartemen Dalam Negeri,1972 : 21)
Bertitik tolak dari definisi tersebut di atas, maka dapatlah diambil unsur pengertian
sebagai berikut :
a. Bahwa Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) merupakan organisasi
sosial ekonomi mensejahterakan keluarga.
b. Bahwa Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) merupakan salah satu
unit terkecil pelaksana sosial didalam lingkungan sosialnya.
c. Bahwa Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai organisasi
berusaha menanamkan dan memberikan pembinaan pada individu, anggota keluarga,
kelompok clan masyarakat agar mempunyai kesadaran pada segi-segi kehidupan di
dalam keluarga.

d. Bahwa Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) dalam usaha


pembinaannya dapat dilaksanakan melalui pendidikan non formal bagi golongan orang
dewasa melalui kursus-kursus diberbagai kegiatan sesu'ai dengan kebutuhannya.
e. Bahwa Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) dalam usaha
pembinaannya perlu adanya tenaga ahli/ orang yang berwenang dengan menggunakan
merode dan tehnik berdasarkan konsep yang terarah.
10

Dari pengertian tersebut diatas, maka dapatlah diambil


unsur pengertian bahwa organisasi kaum wanita dan generasi
muda perlu mendapatkan perhatian dan bantuan baik moril
maupun materiil dari keluarga, kelompok dan masyarakat serta
perrierintah untuk mengantar kesuatu kehidupan keluarga yang
lebih baik yaitu suatu keluarga yang sehat dan sejahtera baik
fisik, mental maupun sosialnya sehingga mereka membawa
kehidupan bangsa ketingkat yang sesuai dengan cita-cita bangsa
dan negara.
2.

Tujuan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

Tujuan merupakan salah satu hal yang sangat penting


dalam setiap organisasi, karena hanya dengan tujuan akan dapat
diketahui arah mana dan bagaimana suatu hal yang akan
ditempuh.
Tujuan bagi setiap organisasi harus kita ketahui terlebih
dahulu sebelum melangkah kedalam suatu tindakan. Untuk
lebih memahami tentang fungsi daripada tujuan suatu
organisasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Sumardi
MS dalam bukunya Administrasi Kesejahteraan Sosial bahwa :
Tujuan ditentukan lebih dahulu dapat dijadikan alasan untuk melaksanakan
kepemimpinan dan management, atau sebagai dasar alasan untuk menggerakkan
tindakan orang-orang dan alat-alat, fasilitas/sumber yang ada clan

juga tujuan adalah sebagai alat untuk ukuran terhadap hasil pelaksanaan tugas
pekerjaan. (1979: 18).
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa tujuan itu mutlak ada bagi setiap suatu
organisasi sebagai dasar pedoman menyelenggarakan segenap kegiatan. Demikian pula
dengan
organisasi LPKK yang telah mempunyai tujuan tertentu yang
berbeda dengan organisasi lain.
Adapun tujuan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (LPKK) ialah :
Untuk memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang
dijiwai oleh Pancasila, menuju terwujudnya keluarga yang dapat merasakan
keselamatan, kesenangan dan ketenteraman hidup lahir bathin sehingga dapat
merupakan unsur dasar pembinaan masyarakat Pancasila, serta suatu tindakan yang
bersifat operasional dalam rangka mensejahterakan keluarga dimana wanita merupakan
inti pelaksana utama (Dep. Dalam Negeri, 1979:22).
Dari pernyataan yang telah dikemukakan diatas maka dapatlah ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut :
a. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai wadah dan sarana
pelayanan kesejahteraan sosial bertujuan memperbaiki dan membina tata
kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila.
b. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai wadah untuk
menghayati, melaksanakan dan
12

mengamalkan Pancasila menuju terwujudnya suatu keadaan keluarga yang


dapat merasakan keselamatan, ketenteraman hidup baik fisik, rohani dan
sosialnya.
c. Dengan terciptanya suatu keluarga yang dijiwai oleh Pancasila merupakan
unsur dapat terwujudnya masyarakat Pancasila.
3.

Fungsi Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga


Apabila kita memahami pengertian dari LPKK, maka kadang-kadang
akan timbul suatu pendapat yang menyatakan bahwa organisasi LPKK
merupakan suatu kegiatan yang hanya ditujukan pada kaum wanita saja,
sehingga masih ada sebagian masyarakat yang masih merasa acuh tak acuh dan
bersikap masa bodoh dengan organisasi LPKK tersebut. Anggapan demikian
jelas kurang pada tempatnya dan sama sekali kurang benar. Di dalam
menanggapi persoalan tersebut memerlukan pemikiran yang lebih rasional dan
lebih lanjut, sebab pada dasarnya segala sesuatu persoalan yang berhubungan
dengan kegiatan LPKK itu mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan
manusia seharihari yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat. Anggapan yang demikian itu masih sangat dirasakan
dalam kehidupan di daerah pedesaan, dimana masih sangat memerlukan
peningkatan-peningkatan diberbagai

13

bidang kehidupan dalam rangka membantu menunjang program


pemerintah dalam kegiatan pembangunan.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa organisasi LPKK itu secara umum berfungsi sebagai
berikut :
a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat, terutama kaum wanita
dalam rangka menunjang program pemerintah.

b. Sebagai peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakt terutama kaum


wanita.

c. Sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.


d. Sebagai pendorong dan penggerak swadaya gotong royong masyarakat.
e. Sebagai wadah tempat dimana diselenggarakan berbagai kegiatan kursus-kursus
peningkatan peranan wanita.
f. Sebagai kegiatan penyuluhan dan pelaksanaan keluarga berencana dan kependidikan.
g. Sebagai sarana tempat kegiatan-kegiatan yang lain yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
14

4.

Tugas Pokok Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

Yang dimaksud dengan tugas pokok Lembaga


Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK), yang harus

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana kegiatan tersebut
menyngkut bidang tugas

pekerjaan yang lebih luas serta menjadi dasar untuk menentukan macam-macam tugas
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh bagian-bagian atau seksi-seksi dimana yang
mendasari tata kerja untuk melaksanakan kegiatan LPKK.
Adapun tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK)
sebagai berikut :
a. Meningkatkan ikut sertanya wanita secara maksimal dalam segala kegiatan
pembangunan.
b. Meningkatkan peranan wanita dalam rangka pembinaan manusia seutuhnya.
c. Meningkatkan peYtgetahuan dan keterampilan wanita diberbagai bidang sesuai
5.

dengan kebutuhannya.
Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluraga

Di

dalam

program-program

Lembaga

Pemberdayaan

Xewar~a /&PX_V
~cegialan yang mencalcup bidang fisik materiil, mental spirituil
15

dan sosial. Dimana pada dasarnya bertujuan agar setiap warga


LPKK dapat ikut serta secara aktif dalam segala bidang
pembangunan sesuai dengan kehendak dan aspirasi masyarakat.
Adapun kegiatan LPKK adalah melaksanakan Sepuluh
Program Pokok LPKK. Dalam melaksanakan sepuluh program
pokok LPKK ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pendidikan dan ketrampilan
b. Mengembangkan kehidupan koperasi c. Kesehatan

Kes

jahteraar~

_n7 ~'!?11J

d. Kelestarian lingkungan hidup e. Perencanaan sehat


f. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) g. Gotong royong
h. Pangan i. sandang j.
Perumahan dan tata laksana rumah tangga
(Departemen Dalam Negeri,1979 : 14).
Untuk melaksanakan sepuluh program pokok LPKK tersebut maka tim penggerak
LPKK telah membagi beberapa kelompok kerja, untuk orgarusasi yang ada di desa
dengan perincian sebagai berikut :
a. Seksi I Pengembangan pendapatan keluarga

Program kerja yang dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang Pendidikan
dan Ketrampilan, program mengembangkan kehidupan berkoperasi.
b. Seksi II Kesehatan keluarga
Program yang harus dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang
Kesehatan, Kelestarian lingkungan hidup, serta Perencanaan Sehat.
c. 5eksi III Sosial Kemasyarakatan
Program yang harus dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup P4 dan gotong
royong.
d. Seksi IV Sandang Pangan clan Tata Laksana Rumah Tangga Program yang harus
dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang Pangan, Sandang serta
Perumahan clan Tata Laksana Rumah Tangga.

B.

Kajian

Teori

Tentang

Kesehatan

Masyarakat

1.

Pengertian Kesehatan Masyarakat


Kesehatan menurut Undang-Undang No 9 tentang PokokPokok
Kesehatan dalam Bab I pasal 2 ialah yang meliputi kesehatan badan, rohani
(mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat
dan kelemahan (Indah Entjang,1974: 13).

Berdas ar kan penger tian ter s ebu t dia tas maka da pa tlah diambil
kesimpulan sebagai berikut :
17

a. Kesehatan badan, berarti fisik ataupun anggota badan seseorang tidak mengalami
kelemahan atau sakit, dan semua anggota badan orang tersebut dapat berfungsi
secara baik.
b. Kesehatan rohani (mental) berarti kondisi pada seseorang yang memungkinkan
baginya suatu perkembangan fisik, intelektual maupun emosinya yang optimal tanpa
rintangan.
c. Kesehatan sosial berarti kondisi pada seseorang yang memungkinkan pihak
bersangkutan dapat menunaikan tugas perikehidupan di tengah-tengah masyarakat
tanpa merasa cemas di dalam memelihara dan mengembangkan dirinya sendiri,

2.

maupun keluarganya sehari-hari.


Tujuan Kesehatan Masyarakat

Tujuan ialah suatu hasil akhir yang akan dicapai, begitu juga dengan tujuan
kesehatan masyarakat, baik lahir maupun bathin. Seperti yang dikemukakan oleh Indah
Entjang dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai berikut :
Agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya, baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang
(Departemen Dalam Negeri,1979 :14).
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Bahwa tujuan yang akan dicapai adalah kesehatan bagi
setiap warga masyarakat tanpa terkecuali.

b.

Bahwa tujuan yang akan dicapai meliputi kesehatan jasmani,

rohani maupun sosialnya bagi setiap warga masyarakat dan


dapat melangsungkan hidupnya.
c. Bahwa tujuannya adalah agar setiap warga masyarakat
dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
3.

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat

Tidak dapat dihindari lagi bahwa kesehatan adalah suatu


hal yang sangat penting sekali bagi kelangsungan dan kehidupan
seseorang, begitu juga dengan kesehatan masyarakat, karena
tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak mungkin
seseorang itu dapat berfungsi dengan baik.
Salah satu usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam
mengatasi kesehatan adalah dengan jalan memperbaiki mutu
gizi masyarakat. Usaha-usaha itupun dilakukan oleh PBB melalui
WHO sebagai berikut : a.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

b.

Kesejahteraan ibu dan anak

c.
Higiene dan sanitasi Iingkungan d. Pendidikan kesehatan masyarakat e.
Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (Statistik kesehatan)
f. Perawatan kesehatan masyarakat
g.

Pemeriksaan,
pengobatan
Entjang,1974 : 31).

dan

perawatan

19

Juga usaha-usaha kesehatan masyarakat dalam program


Nasional adalah sebagai berikut :
a.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

b.

Kesejahteraan ibu dan anak

c.

Hygiene dan sanitasi lingkungan

d.

Usaha kesehatan sekolah

e.

Usaha kesehatan gigi

(Indah

f.

Usaha kesehatan mata

g.

Usaha kesehatan jiwa

h.
j.
k.

Pendidikan Kesejahteraan Masyarakat i. Usaha gizi


Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
Perawatan kesehatan masyarakat

l.
n.

Keluarga Berencana (KB) m. Rehabilitasi


Usaha-usaha farmasi o. Laboratorium p.Statistik kesehatan

q.

Administrasi usaha kesehatan masyarakat (Indah Entjang,1974 : 31).

Adapun usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang meliputi :


a. Kesehatan jasmani

Untuk meningkatkan kesehatan jasmani ditempuh melalui perbagai kegiatan antara lain
perbaikan gizi keluarga, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, penyuluhan
kesehatan masyarakat.
b. Kesehatan rohani

Untuk meningkatkan kesehatan rohani ditempuh melalui kegiatan pengajian dan


ceramah-ceramah yang bersifat
20

menguatkan mental serta usaha penyembuhan mental masyarakat yang mengalami


gangguan kejiwaan dan sebagainya.
c. Kesehatan sosial

Untuk meningkatkan kesehatan sosial ditempuh melalui kegiatan antara lain bimbingan
dan penyuluhan dari pekerja sosial yang menyangkut kesehatan sosial, penyuluhan

rumah sehat dan penyuluhan lingkungan sehat, air bersih, pembuangan sampah, jamban
keluarga, pagar dan tanaman produktif.

C. Kerangka Pemikiran

Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting sekali bagi kelangsungan dan
kehidupan seseorang, begitu juga dengan kesehatan masyarakat, karena tanpa adanya
kesehatan yang baik maka tidak mungkin seseorang itu dapat berfungsi dengan baik.
Agar setiap warga' masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya, baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang,
diperlukan usaha untuk mencapainya.
LPKK adalah suatu gerakan untuk mensejahterakan keluarga dalam rangka
kesejahteraan masyarakat. Bahwa LPKK sebagai
21

organisasi berusaha menanamkan dan memberikan pembinaan pada individu, anggota


keluarga, kelompok clan masyarakat agar mempunyai kesadaran pada segi-segi kehidupan di
dalam keluarga untuk mengantarkan ke suatu kehidupan keluarga yang lebih baik yaitu suatu
keluarga yang sehat dan sejahtera baik fisik, mental maupun sosialnya sehingga mereka
membawa kehidupan bangsa ke tingkat yang sesuai dengan cita-cita bangsa clan negara.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Nana Sudjana (1989 : 16) menyatakan bahwa metode mengandung makna yang
lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan
untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji
hipotesis.
Dari pengertian di atas, maka penulis menyampaikan bahwa yang dimaksud
dengan metode adalah ilmu yang membicarakan tentang cara untuk melakukan
verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian
termas,uk untuk menguji hipotesis.
Sedangkan penelitian adalah "kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru
dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan, prinsip-prinsi.p
umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki".
(Winarno Surakhmad,1982 : 28)
Dari pengertian metode dan penelitian di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang jalan atau cara
untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan secara
ilmiah.
22
23

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Masri
Singarimbun (1989 : 34) berpendapat bahwa "penelitian yang dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,
pengangguran, keadaan gizi dan lain-lain adalah penelitian diskriptif".

Sedangkan untuk mengukur nilai-nilai yang digunakan agar


penelitian ini mempunyai validitas yang dapat dipertanggung
jawabkan, I Gusti Ngurah Agung (1992: 22) memberi bat'asan yang
lebih jelas mengenai penelitian diskriptif yaitu :
"Penelitian diskriptif akan menyajikan rangkuman dan nilainilai yang dihitung
berdasarkan data yang telah tersedia atau akan dikumpulkan, kemudian rangkuman
tersebut dapat berbentuk tabel, frekuensi, tabel silang dan beberapa statistik mendasar
seperti rata-rata, median, modus dan varians".
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian
diskriptif adalah penelitian- yang melakukan pembahasan terhadap
kenyataan atau data yang ada dalam praktek yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok
tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya
hubungan tertentu antar suatu gejala lain dalam masyarakat.
Sedangkan dalam pelaksanaannya merupakan suatu penelitian
lapangan yang ditunjang dengan penelitian kepustakaan.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitaiif, karena data yang disajikan non
statistika atau tanpa hitungan. Cara yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah dengan
memberikan gambaran secara umum tentang peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga terhadap kesehatan masyarakat. Kemudian menganalisa data yang lebih khusus
yang langsung berhubungan dengan fokus penelitian. Kegiatan selanjutnya adalah
menginterprestasikan data-data yang diperoleh. Hal ini merupakan hasil pandangan peneliti
sesuai dengan pemahaman terhadap teoriteori yang ada dari hasil studi kepustakaan yang
berkaitan dengan penelitian.

B. Sumber Data

Menurut Lexy j. Moleong (2000 : 45) menyebutkan bahwa "sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan buku-buku".
Sedangkan menurut HB. Sutopo (1996 : 6) menyebutkan bahwa "Dalam penelitian
kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan, dan tingkah laku,
dokumentasi dan arsip serta benda lain".
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa dalam
penelitian kualitatif sumber data dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah informan, yaitu orang yang
dipandang mengetahui permasalahan yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi
secara jelas mengenai data yang diperlukan. Sedangkan sumber data sekunder adalah segala
sesuatu yang mendukung dan relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu dapat
berbentuk literatur, undang-undang, arsip dan dokumen lainnya.

1.

Adapun sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu :


Inf orman

Informan adalah orang yang dipandang mengetahui dan memahami permasalahan yang
akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti, serta
mengetahui secara mendetail tentang data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Sedangkan informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus LPKK Desa Kudi. Dari
informan-informan ini digali informasi tentang usaha LPKK Desa Kudi dalam mengatasi
2.

kesehatan masyarakat di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.


Tempat dan peristiwa

Tempat dan peristiwa dapat digunakan sebagai sumber data,


informasi mengenai kondisi lokasi dari peristiwa atau kegiatan

dapat diperoleh lewat sumber lokasinya. Tempat yang relevan


dengan pokok permasalahan adalah LPKK Desa Kudi Kecamatan
Batuwarno Kabupaten Wonogiri. Sedangkan peristiwa yang
relevan dengan pokok permasalahan adalah kegiatan yang
dijalankan LPKK Desa Kudi.
3.

Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang penting


dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran penelitian
terarah pada latar belakang atau peristiwa di masa lampau
dengan peristiwa di masa sekarang atau kini yang sedang diteliti,
hal ini sesuai dengan pendapat HB. Sutopo (1996 : 51) yang
menyebutkan bahwa :
Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda yang terkait dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu, yang berupa rekaman bukan hanya yang tertulis, tetapi juga berupa gambar
atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu, sedangkan arsip
merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana.
Jadi dokumen dapat berupa surat, pengumuman, agenda
catatan rapat, laporan studi yang pernah dilakukan di tempat yang sama, sedangkan arsip
dapat berupa data yang meliputi
27

catatan kegiatan, catatan organisasi, data survay dan lain-lain yang ada di Sekretariat
LPKK Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.

C. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan, dengan menggunakan alat atau teknik tertentu.
Obyektivitas dan ketepatan data yang diperoleh dalam suatu penelitian sangat
ditentukan oleh ketepatan metode pengumpulan data yang digunakan. Oleh karena

itu, metode pengumpulan data harus dapat mengungkap data yang diperlukan
secara tepat dan cermat.
Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa "pengumpulan data research ilmiah
bermaksud memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliabel ". (Sutrisno
Hadi,1984 : 220)
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diinginkan, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Wawancara

Metode ini berguna untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya


langsung kepada responden (Masri Singarimbun, 1987:145).
28

Wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang saling berhadapan, yang satu dapat melihat muka yang lain dan dapat
mendengar dengan telingannya sendiri.
Sebagai metode pengumpulan data, wawancara dilakukan dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis yang mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Umumnya dua orang atau lebih hadir dan masing-masing pihak dapat
berkomunikasi secara wajar.
Dalam wawancara biasanya terdapat dua belah pihak yang masing-masing mempunyai
kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu sebagai pencari informasi dan yang lain
sebagai pemberi informasi. Sebagai pencari informasi seseorang dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan, mencatat atau mengingat-ingat jawaban
yang diberikan, sedangkan sebagai pihak pemberi informasi diharapkan dapat

memberikan jawabanjawaban atas pertanyaan yang disampaikan oleh pencari informasi


dan jika perlu dan diminta memberikan penjelasan seperlunya.
Wawancara dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, antara lain:
a.

Sebagai metode primer

Wawancara sebagai metode primer apabila didalam mencari data wawancara diberi
b.

kedudukan yang utama diantara metode-metode yang lainnya.


Sebagai metode pelengkap

Apabila dalam penelitian metode wawancara digunakan sebagai alat untuk mencari
informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain maka wawancara ber c.

kedudukan sebagai metode pelengkap.


Sebagai metode kriterium

Sebagai metode kriterium apabila wawancara digunakan orang sebagai metode untuk
menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh dengan metode
yang lain seperti observasi, kuesioner dan sebagainya.
Cara mengadakan wawancara bermacam-macam antara lain wawancara tidak
terpimpin, wawancara terpimpin dan wawan
cara secara bebas tetapi terpimpin. Untuk lebih jelasnya dapat disimak penjelasan di bawah
ini :
a.

Wawancara tak terpimpin


,

Wawancara tak terpimpin dilakukan dengan bebas dalam arti tidak menggunakan
pedoman yang disiapkan terlebih dahulu.

30

Penyelidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan akan tetapi pertanyaan-pertanyaan yang


diajukan tidak mengarah pada garis yang ditetapkan.
Kelemahan wawancara tak terpimpin :

1)' Tidak dapat digunakan secara efisien untuk keperluan pengecekan.


2) Memakan waktu terlalu banyak dan memboroskan biaya dan tenaga
3) Hanya cocok untuk penelitian tipe eksploratif. Kebaikan wawancara tak
terpimpin :
1) Cocok untuk penyelidikan pendahuluan

2) Tidak memerlukan keahlian yang mendalam

3) Karena bebasnya itu maka suasananya menjadi bebas dan wajar.


4) Karena suasananya wajar kemungkinan data yang diperoleh lebih mendalam.
b. Wawancara terpimpin

Wawancara terpimpin merupakan kebalikan dari wawancara tak terpimpin. Dalam


wawancara terpimpin pihak pencari informasi atau pencari data menggunakan pedoman
wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Garis
31

pembicaraan terarah dan terpimpin oleh pedoman yang tidak boleh menyimpang.
Kelemahan wawancara terpimpin :

1) Daftar pertanyaan yang sudah jadi dan tinggal . menanyakan akan menyerupai
kuesioner yang diberikan secara lisan, akibatnya jalannya wawancara akan menjadi
kaku dan beku.
2) Suasana hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancarai menjadi terlalu
formal sehingga memungkinkan data yang diperoleh kurang mendalam.
Kebaikan wawancara terpimpin :

1) Pertanyaan lebih terarah sehingga lebih gampang melaksanakannya.


2) Pemecahan masalah mudah diselesaikan
c.

'

3)

Hasil

kesimpulannya lebih reliabel.


Wawancara bebas terpimpin

Di dalam wawancara bebas terpimpin terdapat perpaduan antara wawancara tak


terpimpin dengan wawancara terpimpin. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa masingmasing jenis wawancara ada kebaikan dan kelemahannya. Melihat kenyataan itu lalu
unsur-unsur kelemahannya
32

ditekan sampai sekecil mungkin bahkan kalau mungkin dihilangkan. Dengan


penggabungan kedua jenis wawancara cara ini diharapkan tercipta suasana yang
bebas dan wajar sehingga data-data yang diperoleh dapat mendetail atau scara
mendalam. Dan sebaliknya masih dipertahan-kannya unsur terpimpin dikandung
maksud dapat dipenuhinya prinsip-prinsip komparabilitas dan reliabilitas, serta
dapat diarahkan secara langsung pada pokok permasalahan. Dengan demikian

semua keinginan yang diharapkan pihak pewawancara dapat diperoleh secara


efisien.
,
Melihat jenis-jenis wawancara tersebut di atas maka penulis memilih jenis
wawancara bebas terpimpin, artinya wawancara tersebut dilaksanakan dengan
menggunakan pedoman yang telah dipersiapkan terlebih dahulu namun tidak menutup
kemungkinan adanya pertanyaan baru yang ada hubungannya dengan permasalahan
walaupun .di dalam daftar pertanyaan dalam pedoman wawancara tidak ada.
Dipilihnya metode wawancara ini karena metode ini memiliki beberapa kelebihan
disamping juga ada kelemahannya. Adapun kelebiharulya sebagai berikut :
a. Merupakan salah satu metode yang terbaik untuk menilai keadaan pribadi
b. Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan pendidikan subyek yang diteliti
c. Dalam penelitian-penelitian sosial hampir tidak pernah ditinggalkan sebagai metode
pelengkap.
d. Dengan unsur fleksibilitas atau keluwesan, cocok sekali digunakan sebagai alat
verifikasi atau kriterium terhadap data yang diperoleh dengan jalan observasi, kuesioner
dan lain-lain. e. Dapat dilaksanakan sambil mengadakan observasi.
Disamping beberapa kelebihan di atas ada kelemahannya. Adapun kelemahankelemahan metode wawancara ini sebagai berikut :
a. Tidak cukup efisien. Memboroskan waktu, tenaga dan biaya

b. Tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan yang di-wawancarai sehingga


informasi tidak dapat diperoleh secara teliti.
c. jalan dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan sekitar yang
memberikan tekanan-tekanan yang mengganggu.

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang
dilakukan dan hasil yang telah dicapai oleh LPKK Desa Kudi dalam mengatasi
kesehatan masyarakat.
34

2. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Winarno Surachmad (1979 : 123) adalah
"suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat clan mengamati serta
mencatat segala kenang-kenangan tentang peristiwa dan kejadian yang telah
terjadi pada masa ,

lampau, dokumen ini dapat berupa gambar, foto-foto, tulisan, arsip"


Dokumen yang baik harus memenuhi persyaratan. Ada dua
syarat dokumen yang baik atau valid, yaitu kritik eksternal dan
kritik internal.
Menurut Mohammad Nasir (1988: 60)
Kritik eksternal meliputi autentik tidaknya suatu tulisan, meliputi bentuk kertasnya,
bahan bukunya dan formatnya. Sedangkan kritik internal meliputi isi, bahasa yang
digunakan, style, ide, situasi di saat penulisan dan sebagainya.
Alasan digunakan teknik dokumentasi sebagai alat pengumpul data adalah :
a. Sudah memenuhi syarat baik kritik eksternal maupun kritik internal.
b. Lebih mudah mendapatkan data, karena data sudah tersedia dan menghemat biaya.
c. Data yang diperoleh dapat dipercaya dan mudah menggunakannya.
d. Pada waktu yang relatif singkat dapat diperoleh data yang diinginkan.
e. Data dapat dilihat kembali jika diperlukan.

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang -berupa


dokumen tentang struktur organisasi dan program kerja LPKK Desa Kudi.

D. Validitas Data
Setelah data terkumpul, dipelajari maka langkah selanjutnya adalah
menyeleksi data atas dasar validitas data. Validitas data merupakan suatu yang
harus selalu diupayakan dalam setiap kegiatan penelitian guna menjamin
kemantapan dan tafsiran makna penelitian. Menurut Consuelo (1993 : 85)
menyatakan bahwa "validitas data adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang
pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur".
Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan teknik validitas data trianggulation. Menurut Patton yang
dikutip oleh Lexy J. Moleong (2000 : 178) menyatakan bahwa "trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan mengecek dan membandingkan data atau dengan kata lain
data satu dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda".
36

Sementara menurut HB. Sutopo (1996 : 70), ada empat bentuk


trianggulasi data, antara lain:
1. Data trianggulasi yaitu mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber
data yang tersedia, dengan demikian kebenaran yang satu diuji oleh data yang lain.
2. Investigator trianggulasi yaitu mengumpulkan data yang semacam dilakukan oleh beberapa
orang penelitian.
3. Metodological trianggulasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode yang berbeda ataupun dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda.
4. Theoretical trianggulasi yaitu melakukan penelitian tentang topik yang sama dengan
datanya dianalisis dengan menggunakan beberapa perspektif teoritis yang berbeda.

Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data dan
trianggulasi metode.
l.
Triangulasi Data

Dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. Dalam hal ini peneliti berusaha
membandingkan data tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber data, misalnya berbagai
informan, peristiwa, peralatan fisik, arsip dan dokumen serta kondisi tempat atau lokasi. 2.
Triangulasi Metode

Dilakukan dengan mengecek tingkat kesahihan data penelitian dengan cara


membandingkan data sejenis yang dikumpulkan dengan teknik dan metode pengumpulan
data yang berbeda.
37

E. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul dan diuji validitas, selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis data. Analisis data menurut Patton yang dikutip Lexy J.
Moleong (2000 : 103) adalah "Proses mengatur urutan data, meng-koordinasikannya
ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar". Selanjutnya menurut
Bogdam dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong (2000: 103) mendefinisikan
"Analisis data yaitu suatu proses yang mem-perinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis atau ide seperti yang disarankan oleh
data dan sebagai usaha memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu".

Menurut pendapat Lexy J. Moleong (2000 : 103) dengan mensintesis kedua


definisi tersebut menjadi "Analisis data adalah proses mengatur urutan data ke
dalam pola. Kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data".
Dari rumusan di atas dapat diketahui bahwa analisis data bermaksud untuk
mengorganisasikan data yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi
kode dan mengkategorikannya. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah
menemukan teori dari data. Banyak dimanfaatkan dalam pengujian dan verifikasi
teori baru yang sedang berlaku.
38

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif. Dalam jenis penelitian ini, terdiri dari tiga komponen yang dianggap penting.
Ketiga komponen tersebut adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi data (HB. Sutopo, 1990 : 82). Pelaksanaan ketiga komponen utama proses
analisis data penelitian kualitatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis data, yaitu suatu kegiatan analisis
data yang dilaksanakan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
halhal yang tidak penting clan mengatur data sedemikian rupa sehingga memungkinkan
untuk dilakukan penarikan kesimpulan akhir (HB. Sutopo, 1990 : 83). Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dan sebenarnya telah dimulai jauh
sebelum pelaksanaan pengumpulan data, yaitu pada penyusunan proposal penelitian dan

akan berakhir setelah laporan akhir penelitian ini selesai ditulis. Reduksi data pada saat
pengumpulan data, berupa kegiatan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh,
membuat coding, memusatkan tema, membuat batas-batas permasalahan dan membuat

2.

memo.
Sajian data

Sajian data merupakan rakitan kalimat atau rakitan informasi-informasi yang


disusun secara logis dan sistematis, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
penarikan kesimpulan atau melakukan tindakan lain berdasarkan pemahamannya. Sajian
data ini dapat meliputi berbagai jenis matrik, skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan clan
tabel yang dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan
dimengerti dalam bentuk yang kompak.
3. Penarikan kesimpulan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti dimungkinkan sudah akan dapat mengerti


dan memahami arti dari hal-hal yang ditemui sejak awal pengumpulan data dengan
melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan berbagai informasi, akan,
tetapi peneliti tetap akan bersifat terbuka clan skeptis sehingga konklusi-konklusi yang
diperoleh akan semakin jelas, meningkat secara eksplisit clan akan memiliki landasan
yang semakin kuat. Dalam hal ini kesimpulan akhir tidak akan dirumuskan sampai
proses pengumpulan data terakhir. Kesimpulan-kesimpulan sementara yang dirumuskan
dalam

pelaksanaan analisis data ini sangat memungkinkan untuk dilakukan verifikasi, gerak
pengulangan, dan penelusuran data kembali dengan cepat apabila timbul pemikiran
kedua yang melintas dengan cara melihat kembali catatan-catatan yang ada. Apabila
kesimpulan yang dirumuskan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib kembali
melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung
kesimpulan yang ada juga untuk pendalaman.
Model analisis interaktif yang dimaksudkan di atas adalah seperti yang digambarkan
dalam diagram berikut :

Pengumpulan Data
Sajian Data

Reduksi Data
7
Penarikan
verifikasi

kesimpulan/

Gambar 1. Skema Model Analisis Interaktif (HB Sutopo,1996 : 87)


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengajukan judul dan permasalahan, yang disusun dalam bentuk proposal


kepada pembimbing.
2. Meminta surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Universitas

Veteran

Bangun

Nusantara

Sukoharjo

untuk

mengadakan penelitian.
3. Mengadakan kunjungan ke Desa Kudi yang akan dijadikan tempat penelitian
dalam rangka memperoleh izin.
4. Membicarakan rencana kegiatan penelitian dengan Kepala Desa atau yang ditunjuk
dan melakukan observasi untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam
penelitian agar pelaksanaan penelitian berjalan lancar
5. Mencari dan mengumpulkan bahan literatur penelitian

6. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data, , meliputi dokumentasi dan


wawancara.
7. Melakukan pengumpulan data.
B. Deskripsi Lokasi Penelitian 1.
Kondisi
Geografis
Desa Kudi terletak di wilayah Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.
Luas wilayah Desa Kudi adalah 1663,2 Ha yang terbagi menjadi 8 dusun, yaitu :
a.

Dusun Setren

b.

Dusun Kudi

c.

Dusun Sukosari

d.

Dusun Cabeyan

e.

Dusun Nalangan

f.

Dusun Pundung

g.

Dusun Ngrau

h.

Dusun Toyo
Adapun batas-batas wilayah Desa Kudi adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Ngarjosari , Kecamatan Tirtomoyo


b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bengle Kecamatan Karangtengah
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Ngarjosari Kecamatan Tirtomoyo
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumberagung Kecamatan Batuwarno.
43

Lahan atau areal tanah yang berada di Desa Kudi yang


luasnya mencapai 1663,2 Ha dipergunakan untuk pemukiman
penduduk, persawahan dan keperluan lainnya. Karena sebagian
besar penduduk Desa Kudi adalah sebagai petani, maka lahan
merupakan salah satu factor utama untuk melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Secara jelas mengenai data penggunaan
lahan adalah sebagai berikut :
Tabe11. Luas wilayah menurut tata guna lahan di Desa Kudi tahun 2003.
No
1.

2.

Jenis Lahan
Luas lahan sawah
a. Irigasi teknis
b. Irigasi lh teknis
c. Irigasi sederhana
d. Tadah hu'an
Tanah kering/ bukan sawah
a. Bangunan dan pekarangan
b. Tegalan/ladang
c. Hutan negara
d. Kuburan
e. La an an olahra a

Luas (ha)

Persentase

3
96,7
32,2
8

0,180
5,814
1,936
0,481

231,1
699,2
556
2
1,6

13,895
42,039
33,430
0,120
0,096

3.

2.

Lahan tandus/sun ai/'alan

33,4

2,008

Jumlah I

1663,2 I

100%

Kondisi Demografi

Jika dilihat pada data monografi, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
perempuan dan jumlah usia produktif atau usia kerja lebih banyak daripada usia belum
produktif dan usia ketergantungan atau usia lanjut.
44

Untuk mengetahui jumlah penduduk yang ada di Desa


Kudi, baik dilihat dari pembagian usia maupun jenis kelamin
yang dapat menggambarkan jumlah usia produktif, non produktif
maupun besarnya angka ketergantungan penduduk di Desa Kudi
dapat. dilihat dalam tabel berikut :
Tabe12. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Kudi tahun 2003.
No Umur

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

0 - 4 tahun

194

195

389

5 - 9 tahun

276

302

578

10 -14 tahun

218

231

449

15 -19 tahun

298

278

, 576

20 - 24 tahun

304

235

539

25 - 29 tahun

315

297

612

30 - 39 tahun

353

367

720

40 - 49 tahun

337

330

667

50 - 59 tahun

332

344

676

60 tahun ke atas

249

247

487

10

Jumlah

2.867

2.826

5.693

Berdasarkan tabel di atas penduduk Desa Kudi dapat dikelompokkan menjadi 3


kelompok umur, yaitu :
a.

Kelompok usia belum produktif, yaitu usia antara 0 -14 tahun yang berjumlah 1416 jiwa
atau 24,87%

45

b.

Kelompok usia produktif, yaitu usia antara 15 - 55 tahun yang berjumlah 3452 jiwa
atau 60,63%.

c.

Kelompok usia non produktif, yaitu usia di atas 56 tahun yang berjumlah 825 jiwa
atau 14,49%.

3.

Kondisi Sosial Budaya a. Pendidikan


Salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi keadaan sosial budaya
suatu wilayah adal~ h faktor pendidikan, karena pendidikan memegang peranan
dalam modernisasi masyarakat, dalam arti mengubah sikap, pandangan serta pola
pikir yang tradisional clan sulit untuk menerima hal-hal yang bersifat baru menjadi
sikap yang lebih terbuka dan maju.
Dengan pendidikan sumber daya manusia suatu daerah akan bisa ditingkatkan
kualitasnya sehingga dengan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan
akan mampu untuk melahirkan ide-ide clan gagasan-gagasan baru yang kreatif untuk
membangun daerahnya, hal ini tentunya dengan dukungan faktor-faktor lain seperti
sumber daya alam, sarana maupun prasarana yang memadai.

Dari segi partisipasi masyarakat, masyarakat yang berpendidikan akan berbeda


tingkat partisipasinya dengan
46

masyarakat yang kurang berpendidikan, biasanya masyarakat


yang berpendidikan akan cenderung bersikap aktif dan
mendorong adanya pembangunan. Berbeda dengan
masyarakat yang kurang berpendidikan biasanya mereka
cenderung bersikap pasif dan menunggu perintah, pimpinan
setempat.
Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut tingkat
pendidikan di Desa Kudi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabe13. Keadaan penduduk menurut pendidikan usia 5 tahun ke atas di Desa Kudi tahun
2003
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Persentase

1.

Tidak tamat SD

0,1

2.

Tamat SD

2446

3.

Tamat SUP

1945

34

4.

Tamat SLTA

630

11

5.

Tamat Diploma

18

0,3

6.

Tamat Sarjana

16

0,2

42,7

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa
Kudi dapat dikatakan baik, walaupun masih ada penduduk yang tidak sekolah, dikarenakan
penduduk yang umumnya tidak sekolah tersebut adalah penduduk yang berusia di atas 60
tahun.
47

b. Agama
Dari 5693 orang penduduk Desa Kudi sebagian besar
beragama Islam, sehingga kegiatan keagamaan sangat kental. Kegiatan tersebut
antara lain sholat berjamaah di masjid dilanjutkan dengan ceramah pengajian
baik anak-anak maupun orang dewasa serta adanya Taman Pendidikan Al
Qur'an 5 buah. Bagi yang beragama Kristen diadakannya kegiatan Pemahaman
Alkitab. Sebagai penunjang sarana peribadatan di Desa Kudi terdapat 10 buah
masjid, 6 mushola dan 1 gereja.
c. Kesehatan
Selain faktor pendidikan dan agama, faktor kesehatan juga berpengaruh
terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, khususnya berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, diperlukan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai. Di Desa Kudi sarana kesehatan yang ada
sebagai berikut :
Tabe14. Sarana kesehatan an ada di Desa Kudi tahun 2003
No
Sarana kesehatan
Jumlah
1.

Puskesmas Pembantu

2.

Polindes

3.

Bidan Swasta

4.

Posyandu

11

48

4.

Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi suatu daerah akan sangat


dipengaruhi oleh mata pencahaarian rata-rata yang dimiliki oleh

penduduknya. Di Desa Kudi yang secara umum daerahnya masih


terdiri dari persawahan dan ladang akan berdampak pada
besarnya penduduk yang berprofesi sebagai petani, namun selain
dari sektor pertanian masih terdapat banyak potensi yang
ditekuni oleh warga masyarakat Desa Kudi.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Kudi cukup baik,
karena didukung keadaan tanahnya cukup subur. Untuk lebih
jelasnya berikut ini disajikan tabel mengenai penggolongan
penduduk menurut mata pencaharian.
Tabe15. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Desa Kudi tahun 2003.
No

Mata Pencaharian

Jumlah

Persentase

1.
2.
3.
4.

Petanr sendiri
Buruh tani
Nelayan
Buruh imlustri '

767
25
_
111

5.
6.
7.

Buruh bangunan
Usaha industri
Pedagang

210
4
52

15,567
0,297
3,$55

8.
9.
', 10.

Usaha jasa
Pegawai swasta
Pegawai Negeri Sipil

30
12
51

2,224
0,890
3,781

L.12

Pensiunan

16

1,186

Lain-lain

71

5,263 -

58,857
1,853
_
8,228

49

C. Penanan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Dalam Meningkatkan


Kesehatan Masyarakat di Desa Kudi Berciasarkan hasil penelitian bahwa kegiatan LPKK
Desa Kudi dalanl meningkatkan kesehatan masyarakat mencakup bidang sebagai berikut :
.
1.

Keschatan Jasmani (Fisik)

Untuk dapat terciptanya keadaan kesehatan jasmani ini LF'KK Desa Kudi
melakukan perbagai kegiatan yang antara lain sebagai berikut :
a.

Pevitalisasi Posyandu
Dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan adalah pemantapan revitalisasi
posyandu dengan peningkatan kegintan yaitu :
1) Kesehatan Ibu Anak dan Suami (KIAS) yang meliputi peningkatan cakupan
penimbangan bayi dan balita; pendistribusian tablet tambah darah dan sirup
besi; peningkatan penggunaan ASI Ekslusif dan peningkatan kesehatan ibu,
anak dan suami.
2) KB yang meliputi konseling motivasi KB, sosialisasi Asuransi Kecelakaan
Dini Akseptor (AKDA).
3) Gizi yang meliputi pcuingkatan penyuluhan Upaya I'crbail<an Giri
Keluarga (UPGK) bagi pelaksana

50

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bayi, Baduta, Balita, 13umi1/Bufas,


Kekurangan Energi Kronis (KEK); peninl;knton kualitas gizi pada KEK
dengan ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kekurangan Energi Protein
. (KEP) pada bayi; penanggulangan kekurangan yodium; pendistribusian kapsul
vitamin A dosis tinggi dan peningkatan pengelolaan pemberian Makanan
Penambah (MP) ASl lokal.
4) Imunisasi yang meliputi penyuluhan motivasi dan pemantauan pendataan
imunisasi.

5) Penanggulangan Diare yang meliputi penyuluhan dan pemberian oralit dan


penyediaan Larutan Gula Garam (LGG).
b. I'emantapan peran PKK dalam program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
(JPS BK)
Dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan adalah pembinaan clan
pemantauan penggunaan dana revitalisasi posyandu dan JI'S -BKnya.
c. Genakan Dana Sosial Ibu Bersalin (Dasolin) sebagai upaya Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (PP-AKI) lewat kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan adalah pcmantauan dan
pemantapan pelaksanan Dasolin.
d. Pumosyaiwkotan Pcrilaku Hid up Bersih dan Sehat (PH BS) Dalam 11a1 ini
kegiatan yang dilaksanakan adalah pcningkatan penyuluhan clan pemantauan
PH BS.
e.

Kelestarian Lingkungan Hidup

Dalam hal ivi yang diutamakan kelestarian lingkungan, schingga dapat


dirasakan adanya perasaan tenang, tenteram, hidup rul;un clan damai dalam
lingkungan keluarga maupun dengan tetangga, termasuk juga dengan
kelestarian alam sekitarnya, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Adapun prioritas pelaksanaan programnya adalah :
1) Peningkatan penyuluhan paripurna dan terpadu cara-cara hidup bcrsih
clan lingkungan sehat.
IWlom Iml ini kegiatan yang dilaksanakan adalah penyiluhan tentang
penyakit terdemik setempat, misal d iare, kecacingan penyakit perut, TBC,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Demam Berdarah, Malaria, SARS
d an Cikungunya.

2) I'engelolaan clan pelestarian lingkungan hidup.


Dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan adalah penyuluhan tentang
pemantapan Jamban Keluarga (JAGA), Mandi Cuci Kakus (MCK) dan
Saluran
I'cmbuang Air Limbah (SPAL); pencegahan clan
penanl;gulangan pencemaran lingkungan; meningkatkan
l;erakan penanaman tanaman penghijauan pada
pekarangan dan lahan kritis dengan memperhatikan
kcindanhan dan kelestarian lingkungan hidup serta
penggerakan masyarakat dalam rangka Pekan Sanitasi.
I'crencanaan Sehat
Untuk lcl?ih mantapnya, maka program kesehatan perlu
auanya pcrcncanaan sehat.
Pengertinn perencanaan sehat disini adalah :
Langkah-langkah dan usaha yang diadakan dengan perencanaan kehidupan
keluarga dimana dipertimbangkan lebih dahulu menurut buku, keadaan cian
kesanggupan serta kemampuan dari pada masingmasing anggota keluarga,
terutama perencanaan sehat dalam bidang makanan, perumahan, kesehatan,
penuidikan anak clan bekal hari tua. (Djailani,1980 : 94).
1'crencanaan sehat berarti didalamnya mengandung unsur pery;ertian yang
meliputi keseimbangan antara pcridapnton dengan belanja rumah tangga, juga
adanya FWni;aturnn \vaktu,' pemberian tugas antar keluarganya, scllingga anggota
keluarga dapat berperan secara optimal, balk- cialam kegiatan masyarakat maupun
dalam kegiatan pembanl;unan. Untuk mengatur kehidupan keluarga dimasa yang
akan datang tersebut, maka perlu dikembangkan pola kcluaoga kecil melalui
Keluarga I3erencana (KB).

Dalam masalah ini LPKK Desa Kudi menitikberatkan pmda


mnsalah yaitu :

1) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran menuju tcrwujuulya keluarga


berkualitas.
Ky;iatan
keuiandirian

yang
KB

dilakukan

untuk

adalah

pengendalian

peningkatan

keluarga

dengan

upaya
cara

menciptakan "Catur Warga", yang artinya dua anak ditambah dengan


ayah dan ibu; peningkatan gerakan menabung, peningkatan peran
pria dalam pelaksanaan program KB.
2) 1'eiantapan hasil Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Kel;iatan yang
dilakukan adalah penyuluhan hcmanhaton (msil TOGA dalam
mencapai kemandirian hiclty)s0lWt.

1'urcuconaan sehat ini mengajarkan untuk hidup secara teratur, rapi,


berencana dan untuk mengatur diri agar nicmiliki pendidikan, latihan sesuai
dengan kemampuannya. 2.

Kesehaton Rohavi

Us~IhZI untuk meningkatkan kesehatan rohani dilakukan oleh LI'KK


Dcsa KLui bekerja sama dengan dinasjintansi yang terkait di rlalaninyo
Smng~l dalarn hal ini adalah Dinas Kesehatan.
54

Dari hasil penelitian, untuk meningkatkan kesehatan rohani ciilakukan


melalui kegiatan antara lain : pengajian clan ceramah ceramah yang bersifat
menguatkan mental. Kegiatan ini dilakukan hanva bersifat insidentil yaitu
bersamaan dengan peringatan hari besar'kcal;amaan. Kegiatan lain yang dilakukan
adalah melalui usalna pcnycmbuhan mental masyarakat yang mengalami gangguan

kejiwaan clan sebagainya. Dalam hal ini LPKK Desa Kmii bekerjo sama dcngan
Din1s Sosial yang memang menangani biuang tersebut.
3.

Keschatan Sosial

Dari hrisil penclitian, untuk meningkatkan kesehatan sosial, usalna vang


(lilakukan oleh LPKK antara lain melalui bimbingan CiMn penyuluhan hekerja
sama clengan pekerja sosial, antara lain pcrlyuluhan narkoba. Usaha lain adalah
meningkatkan 1?cmbinaan anal: uan rcmaja sedini mungkin dalam bidang moral
ai;ama, meninl;katkan kesadaran hidup bergotong-royong dan l:esctial<avvonmo
sosial scrta pemasyarakatan budya hukum dan hak arasi rnamusia. Kegiatan ini
biasamya dilakukan bersamaan pada saat pert(Amuan rutin amtara warga dengan
pengurus LPKK, satu kali sctiap bu(an.
55

Sclnin itu LPKI< Desa Kudi juga membentuk koperasi. Dengan adanya
koperasi ini diharapkan dapat memperoleh keuntungan bagi anggota masyarakat
antara lain adalah :
a. Memberikan bantuan kepada anggota yang sedang mengalaani kesulitan dengan
jalan memberikan bantuan keuangan, sehingga masyarakat dapat terhindar
dari rentenir:
h. [vlenambah pengetahuan organisasi bagi para anggota, sehinc;ga ciapat
meningkatkan pengetahuannya dalam bidang pcrkohcrasim.
c. Mciiambah dan mciiumbuhkan rasa keterbukaan para anggot7 dan dapat
menirnbulkan rasa gotong royong dari anggoto masyarakat.

D. Peinbahasan

Dari diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan Lembal;a I'eni


bcrciayaan Kesejahtcraan Keluarga di Desa Kudi Kecamatan 13atuwarno
dalatn meningkatkan kesehatan masyarakat suc{ah cukup optimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa program yang dilaksanakan sudah merata di semua bidang
kesehatan keluarga yaitu kesehatan jasmani meliptiti rcvitalisasi Posyandu,
pemantapan peran I'KK dnlam program JI'S E3K, gerakan Dasolin sebagai
upaya PP-AKI
56

lewat kegiatan GSI, pemasyarakatan PI-IBS, kelestarian lingkungan hidup n-ieliputi


penyuluhan cara-cara hidup bersih dan lingkungan schat, pcngelolaan van pelestarian
lingkungan hidup; serta perencanaan sehat yang meliputi peningkatan upaya
kemandirian KB untul< mcnciptakm Catur Warga, pemmfaatan hasil TOGA dalam
mcncapai kcmanciirian hiciup schat, dan juga diajarkan untuk hidup sccara teratur,
ropi, hcrencana dam untuk mengatur diri agar memiliki pcndidikan, latihan sesuai
dengan kemampuannya; kesehatan rohani melalui pmgajian dan ceramah yang
bersifat menguatkan mental serta usaha penyembuhan mental masyarakat yang
mengalami gangguan kejiwaan; kesehatan sosial meliputi pemberian bantuan
keuangan kepada anggota yang kesulitan, meningkatkan pcogetahumo anggota dalam
perkoperasian,

menambah

dan nienumlJUhkan

masyarakat.
BAB V PENUTUP

rasa gotong royong

anggota

A. Kesitnpulan
Ber(;Lasarkan dari keseluruhav pembahasan di atas, maka pada pokok
pembahasan berikut ini dapat ditarik kesimpulan dari kajian tentang peranan
Lembaga Petnberdayaan Kesejahteraan Keluarga clalam meningkatkan kesehatan
masyarakat, adalah sebagai berikut :
Peranan Lembaga I'emberdayaan Kesejahteraan Keluarga di Desa Kudi Kecamatan
Batuwarno dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sudah cukup optimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa program yang dilaksanakan sudah merata di semua bidang kesehatan
keluarga yaitu kesehatan jasmani meliputi revitalisasi Posyandu, pemantapan peran PKK
dalam program JPS BK, gerakan Dasolin sebagai upaya PP-AKI lewat kegiatan GSI clan
pemasyarakatan PHBS, kelestarian lingkungan hidup meliputi penyuluhan cara-cara
hidup bersih clan lingkungan sehat, pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup; scrta
perencanaan sehat yang meliputi peningkatan upaya kemandirian KB untuk menciptakan
Catur Warga, pemanfaatan hasil TOGA dalam mencapai kemandirian hidup sehat, clan
juga diajarkan untuk hidup secara teratur, rapi, berencana dan untuk mengatur diri agar
memiliki pendidikan, latihan sesuai dengan kemampuannya. 57
Kcschatan rohani melalui pengajian dan ceramah yang bersifat lnenguatkan mental
serta usaha penyembuhan mental masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Kesehatan sosial meliputi pelnberian bantuan keuangan kepada anggota yang
kesulitnn, 111eningkatkan pengetahuan anggota dalam pcrl<operasiail, mcnambah dan
menumbuhkan rasa gotong royong allggota 111aSya1'ak21t.

B. Imnlikasi Nasil Penelitian


Berdasarkan pada kesilnpulan di atas maka dapat diimplikasikan bahwa :

1. I'encegahan lebih balk dari pengobatan, karena bahaya dan kerugian yang ditimbulkan
lebih besar.
2. Terciptanya kesadaran, kewaspaclaan clan daya tangkal lnasyarakat terhadap baIlaya
penyakit serta pencemaran 1i11gkungan agar terbina dan tercipta kondisi, perilaku
dan norma hidup sehat baik jasmani, rohani maupun sosialnya, bebas dari segala
penyakit.

C. Saran-saran
Berdasarkan pengalaman yang sangat berharga ini, maka pada kesenlpatnn ini
pCnulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Pengurus LPKK

a. Hendaknya pertemuan dalam rangka penyuluhan rnaupun pembinaan clilakukan


secara periodik, tidak hanya bersifat II1slClelltll.
b.

i'onyuluhan clan pembinaan sebaikilya diarahkan kepada hal hal yang biasa

dialami oleh warga masyarakat setempat. 1<epada Masyarakat


Usaha peningkatan kesehatan

dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan seluruh Sebab tallpa


pemerintah tak akan berhasil sebagaimana diharapkan.

Usaha petlingkatan kesehatan ini sebaiknya dimulai dari diri sendiri/keluarga yang
akhirnya tercipta kesehatan masyarakat secara luas.
a.
b.
T11asVaT'dkat,
masyarakat sebaiknya

bantuan
masyarakat
usaha
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pcndictikan, Kctrrttcs L3altrtsa Irtdortesfa, Jakarta : Balai Pustaka, 1995.
Departemen Dalam Negeri, Pendidikart Kesejahteraan Keluarga, Jakarta: Balai
Pustaka,1979.
Indah Entjang, Ilrnu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Balai Pustaka,1974.
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi, Metode Penelitiart Survey, LP3ES, Jakarta,
1988,
Mattew B. Miles dan Iluberman, Artalisis Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep, Jakarta :
UI,1992.
Munawar Syamsudin, Drs., Dasar Telcuik Penulisan Ilmiah, Surakarta : UNS,1996.
Nana Sucljana, Metodologi Research, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM, 1991.
Nasution, S., Metode Penelitiatt Naturalistik Ktcalitatif, Bandung : Ta rsi to, 1988
Poerwadarminto, WJS, Karnus Lhntcrn Bahasa Indonesia, Jakarta : PN. Balai Pustaka,
1986.
Soerjono Sukanto, I'engantar Sosiologi, Jakarta: Tiara Wacana,1987
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr., I'roscrlter Peuelitiart, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Sumardi, Drs., Acltnittistrasi Kcseja{ttcraart Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 1979.
Sutopo, HB., Metorlologi Penelitiari Kt-calitatif, Surakarta : UNS Press, 1993.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid IL Yogyakarta : Fakultas I'sikologi UGM,
1982
Winarno Surakhmad, MSc. Dr. Prof., Dasar dan Teknik Research, Bandung : Tarsito,
1979

Vous aimerez peut-être aussi