Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Penduduk Indonesia hampir 85% bertempat tinggal di daerah pedesaan dan pada
umumnya mempunyai pendapatan yang rendah atau dapat disebut dengan miskin.
Dengan latar belakang demikian, maka secara langsung akan mempengaruhi pendidikan
dan , ketrampilan yang dimilikinya. Sedangkan hampir sebagian kekayaan yang dimiliki
oleh Negara Indonesia berada di daerah pedesaan, baik yang berbentuk fisik maupun non
fisik. Oleh karena itu pemerintah membuat suatu rencana pembangunan di segala bidang.
Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Untuk dapat mencapai dan mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional
tersebut, maka perlu diperbaiki kualitas manusianya yang masih terbelakang
kehidupannya, yang pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan.
Pembangunan di daerah pedesaan nampaknya dilakukan secara formal dan
informal, diantaranya yang diusahakan oleh LPKK. Dari strategi pembangunan nasional
peran wanita ikut menunjang lewat
sektor-sektor yang dikelola oleh LPKK, diantaranya bidang pendidikan, ketrampilan dan
kesehatan.
lingkungan. Sedangkan program kegiatan LPKK sendiri merupakan program yang banyak
melibatkan keikutsertaan ibu-ibu rumah tangga, dan disamping itu program LPKK cukup
efektif didalam mengatasi kesehatan masyarakat. Kondisi inilah yang menarik bagi penulis
untuk mengadakan penelitian mengenai peranan LPKK dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat sehingga menjadi sumber daya yang mampu mendukung kegiatan
pembangunan.
Adapun judul dari penelitian ini adalah Peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten
Wonogiri Tahun 2003.
B. Penegasan Judul
Untuk memberikan makna yang jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran
terhadap judul yang penulis ajukan, maka akan penulis pertegas tentang pengertian judul
yang telah penulis ajukan, sebagai berikut :
1. Peranan
Menurut WJS Poerwadarminta (1976 : 735), peranan diartikan sebagai sesuatu
yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1987: 220), peranan adalah aspek
dinamis dari kedudukan, apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajibankewajibannya maka ia menjalankan peran.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik suatu pernyataan bahwa
seseorang melakukan peranan adalah karena kedudukannya. Dalam hal ini penulis
mengemukakan peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dalam
mengatasi kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental)
dan sosial yang terdapat pada setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama; sehingga mereka dapat mengorganisasi dirinya dan berpikir tentang
dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batasbatas tertentu (Indah Entjang,1974: 14).
Berdasarkan penegasan judul di atas, maka skripsi yang berjudul Peranan Lembaga
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi
Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri Tahun 2003, penulis artikan sebagai suatu
gerakan yang dilakukan oleh suatu lembaga dalam meningkatkan kualitas kesehatan yang
meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial yang terdapat pada setiap kelompok
manusia.
C. Pembatasan Masalah
'
Untuk lebih efektif dan efisien dalam penelitian, maka sangatlah perlu diadakan
pembatasan permasalahan. Dengan adanya pembatasan tersebut, maka ruang lingkupnya
menjadi jelas dan terarah serta mudah dipahami. Adapun penelitian ini membatasi pada
permasalahan sebagai berikut :
1. Obyek penelitian
Yang
menjadi
obyek
penelitian
adalah
Peranan
Lembaga
Pemberdayaan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
"Bagaimanakah peranan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
terhadap Kesehatan Masyarakat Di Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten
Wonogiri Tahun 2003 ?"
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu dirumuskan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
F.
Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini maka kegunaan yang diharapkan adalah :
1. Kegunaan Teoritis
a. Menambah perbendaharaan khasanah ilmu pengetahuan tentang kesehatan
masyarakat, yang merupakan masalah negara berkembang yang harus
dipecahkan
bersama,
sehingga
dapat
terlaksana
dan
terwujudnya
kesejahteraan masyarakat.
b. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis dengan
penelitian ini.
2. Kegunaan Praktis
a. Dapat dijadikan masukan bag i pemerintah dalam rangka penyajian data yang
akurat dan sebagai alternatif pemecahan masalah.
b. Masyarakat mengerti dan paham akan pentingnya kesehatan keluarga.
1.
Pengertian
Lembaga
Pemberdayaan
Kesejahteraan
Keluarga
Lembaga
juga tujuan adalah sebagai alat untuk ukuran terhadap hasil pelaksanaan tugas
pekerjaan. (1979: 18).
Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa tujuan itu mutlak ada bagi setiap suatu
organisasi sebagai dasar pedoman menyelenggarakan segenap kegiatan. Demikian pula
dengan
organisasi LPKK yang telah mempunyai tujuan tertentu yang
berbeda dengan organisasi lain.
Adapun tujuan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (LPKK) ialah :
Untuk memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang
dijiwai oleh Pancasila, menuju terwujudnya keluarga yang dapat merasakan
keselamatan, kesenangan dan ketenteraman hidup lahir bathin sehingga dapat
merupakan unsur dasar pembinaan masyarakat Pancasila, serta suatu tindakan yang
bersifat operasional dalam rangka mensejahterakan keluarga dimana wanita merupakan
inti pelaksana utama (Dep. Dalam Negeri, 1979:22).
Dari pernyataan yang telah dikemukakan diatas maka dapatlah ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut :
a. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai wadah dan sarana
pelayanan kesejahteraan sosial bertujuan memperbaiki dan membina tata
kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila.
b. Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK) sebagai wadah untuk
menghayati, melaksanakan dan
12
13
diambil suatu kesimpulan bahwa organisasi LPKK itu secara umum berfungsi sebagai
berikut :
a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat, terutama kaum wanita
dalam rangka menunjang program pemerintah.
4.
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dimana kegiatan tersebut
menyngkut bidang tugas
pekerjaan yang lebih luas serta menjadi dasar untuk menentukan macam-macam tugas
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh bagian-bagian atau seksi-seksi dimana yang
mendasari tata kerja untuk melaksanakan kegiatan LPKK.
Adapun tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (LPKK)
sebagai berikut :
a. Meningkatkan ikut sertanya wanita secara maksimal dalam segala kegiatan
pembangunan.
b. Meningkatkan peranan wanita dalam rangka pembinaan manusia seutuhnya.
c. Meningkatkan peYtgetahuan dan keterampilan wanita diberbagai bidang sesuai
5.
dengan kebutuhannya.
Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluraga
Di
dalam
program-program
Lembaga
Pemberdayaan
Xewar~a /&PX_V
~cegialan yang mencalcup bidang fisik materiil, mental spirituil
15
Kes
jahteraar~
_n7 ~'!?11J
Program kerja yang dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang Pendidikan
dan Ketrampilan, program mengembangkan kehidupan berkoperasi.
b. Seksi II Kesehatan keluarga
Program yang harus dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang
Kesehatan, Kelestarian lingkungan hidup, serta Perencanaan Sehat.
c. 5eksi III Sosial Kemasyarakatan
Program yang harus dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup P4 dan gotong
royong.
d. Seksi IV Sandang Pangan clan Tata Laksana Rumah Tangga Program yang harus
dilaksanakan oleh kelompok ini mencakup bidang Pangan, Sandang serta
Perumahan clan Tata Laksana Rumah Tangga.
B.
Kajian
Teori
Tentang
Kesehatan
Masyarakat
1.
Berdas ar kan penger tian ter s ebu t dia tas maka da pa tlah diambil
kesimpulan sebagai berikut :
17
a. Kesehatan badan, berarti fisik ataupun anggota badan seseorang tidak mengalami
kelemahan atau sakit, dan semua anggota badan orang tersebut dapat berfungsi
secara baik.
b. Kesehatan rohani (mental) berarti kondisi pada seseorang yang memungkinkan
baginya suatu perkembangan fisik, intelektual maupun emosinya yang optimal tanpa
rintangan.
c. Kesehatan sosial berarti kondisi pada seseorang yang memungkinkan pihak
bersangkutan dapat menunaikan tugas perikehidupan di tengah-tengah masyarakat
tanpa merasa cemas di dalam memelihara dan mengembangkan dirinya sendiri,
2.
Tujuan ialah suatu hasil akhir yang akan dicapai, begitu juga dengan tujuan
kesehatan masyarakat, baik lahir maupun bathin. Seperti yang dikemukakan oleh Indah
Entjang dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai berikut :
Agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya, baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang
(Departemen Dalam Negeri,1979 :14).
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Bahwa tujuan yang akan dicapai adalah kesehatan bagi
setiap warga masyarakat tanpa terkecuali.
b.
b.
c.
Higiene dan sanitasi Iingkungan d. Pendidikan kesehatan masyarakat e.
Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (Statistik kesehatan)
f. Perawatan kesehatan masyarakat
g.
Pemeriksaan,
pengobatan
Entjang,1974 : 31).
dan
perawatan
19
b.
c.
d.
e.
(Indah
f.
g.
h.
j.
k.
l.
n.
q.
Untuk meningkatkan kesehatan jasmani ditempuh melalui perbagai kegiatan antara lain
perbaikan gizi keluarga, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, penyuluhan
kesehatan masyarakat.
b. Kesehatan rohani
Untuk meningkatkan kesehatan sosial ditempuh melalui kegiatan antara lain bimbingan
dan penyuluhan dari pekerja sosial yang menyangkut kesehatan sosial, penyuluhan
rumah sehat dan penyuluhan lingkungan sehat, air bersih, pembuangan sampah, jamban
keluarga, pagar dan tanaman produktif.
C. Kerangka Pemikiran
Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting sekali bagi kelangsungan dan
kehidupan seseorang, begitu juga dengan kesehatan masyarakat, karena tanpa adanya
kesehatan yang baik maka tidak mungkin seseorang itu dapat berfungsi dengan baik.
Agar setiap warga' masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya, baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang,
diperlukan usaha untuk mencapainya.
LPKK adalah suatu gerakan untuk mensejahterakan keluarga dalam rangka
kesejahteraan masyarakat. Bahwa LPKK sebagai
21
A. Pendekatan Penelitian
Nana Sudjana (1989 : 16) menyatakan bahwa metode mengandung makna yang
lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan
untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji
hipotesis.
Dari pengertian di atas, maka penulis menyampaikan bahwa yang dimaksud
dengan metode adalah ilmu yang membicarakan tentang cara untuk melakukan
verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian
termas,uk untuk menguji hipotesis.
Sedangkan penelitian adalah "kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru
dari sumber-sumber primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan, prinsip-prinsi.p
umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki".
(Winarno Surakhmad,1982 : 28)
Dari pengertian metode dan penelitian di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang jalan atau cara
untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan secara
ilmiah.
22
23
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Masri
Singarimbun (1989 : 34) berpendapat bahwa "penelitian yang dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,
pengangguran, keadaan gizi dan lain-lain adalah penelitian diskriptif".
B. Sumber Data
Menurut Lexy j. Moleong (2000 : 45) menyebutkan bahwa "sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan buku-buku".
Sedangkan menurut HB. Sutopo (1996 : 6) menyebutkan bahwa "Dalam penelitian
kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan, dan tingkah laku,
dokumentasi dan arsip serta benda lain".
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa dalam
penelitian kualitatif sumber data dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah informan, yaitu orang yang
dipandang mengetahui permasalahan yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi
secara jelas mengenai data yang diperlukan. Sedangkan sumber data sekunder adalah segala
sesuatu yang mendukung dan relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu dapat
berbentuk literatur, undang-undang, arsip dan dokumen lainnya.
1.
Informan adalah orang yang dipandang mengetahui dan memahami permasalahan yang
akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti, serta
mengetahui secara mendetail tentang data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Sedangkan informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus LPKK Desa Kudi. Dari
informan-informan ini digali informasi tentang usaha LPKK Desa Kudi dalam mengatasi
2.
catatan kegiatan, catatan organisasi, data survay dan lain-lain yang ada di Sekretariat
LPKK Desa Kudi Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.
itu, metode pengumpulan data harus dapat mengungkap data yang diperlukan
secara tepat dan cermat.
Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa "pengumpulan data research ilmiah
bermaksud memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliabel ". (Sutrisno
Hadi,1984 : 220)
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diinginkan, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang saling berhadapan, yang satu dapat melihat muka yang lain dan dapat
mendengar dengan telingannya sendiri.
Sebagai metode pengumpulan data, wawancara dilakukan dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis yang mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Umumnya dua orang atau lebih hadir dan masing-masing pihak dapat
berkomunikasi secara wajar.
Dalam wawancara biasanya terdapat dua belah pihak yang masing-masing mempunyai
kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu sebagai pencari informasi dan yang lain
sebagai pemberi informasi. Sebagai pencari informasi seseorang dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan, mencatat atau mengingat-ingat jawaban
yang diberikan, sedangkan sebagai pihak pemberi informasi diharapkan dapat
Wawancara sebagai metode primer apabila didalam mencari data wawancara diberi
b.
Apabila dalam penelitian metode wawancara digunakan sebagai alat untuk mencari
informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain maka wawancara ber c.
Sebagai metode kriterium apabila wawancara digunakan orang sebagai metode untuk
menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh dengan metode
yang lain seperti observasi, kuesioner dan sebagainya.
Cara mengadakan wawancara bermacam-macam antara lain wawancara tidak
terpimpin, wawancara terpimpin dan wawan
cara secara bebas tetapi terpimpin. Untuk lebih jelasnya dapat disimak penjelasan di bawah
ini :
a.
Wawancara tak terpimpin dilakukan dengan bebas dalam arti tidak menggunakan
pedoman yang disiapkan terlebih dahulu.
30
pembicaraan terarah dan terpimpin oleh pedoman yang tidak boleh menyimpang.
Kelemahan wawancara terpimpin :
1) Daftar pertanyaan yang sudah jadi dan tinggal . menanyakan akan menyerupai
kuesioner yang diberikan secara lisan, akibatnya jalannya wawancara akan menjadi
kaku dan beku.
2) Suasana hubungan antara pewawancara dengan yang diwawancarai menjadi terlalu
formal sehingga memungkinkan data yang diperoleh kurang mendalam.
Kebaikan wawancara terpimpin :
'
3)
Hasil
Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang
dilakukan dan hasil yang telah dicapai oleh LPKK Desa Kudi dalam mengatasi
kesehatan masyarakat.
34
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Winarno Surachmad (1979 : 123) adalah
"suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat clan mengamati serta
mencatat segala kenang-kenangan tentang peristiwa dan kejadian yang telah
terjadi pada masa ,
D. Validitas Data
Setelah data terkumpul, dipelajari maka langkah selanjutnya adalah
menyeleksi data atas dasar validitas data. Validitas data merupakan suatu yang
harus selalu diupayakan dalam setiap kegiatan penelitian guna menjamin
kemantapan dan tafsiran makna penelitian. Menurut Consuelo (1993 : 85)
menyatakan bahwa "validitas data adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang
pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur".
Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan teknik validitas data trianggulation. Menurut Patton yang
dikutip oleh Lexy J. Moleong (2000 : 178) menyatakan bahwa "trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan mengecek dan membandingkan data atau dengan kata lain
data satu dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda".
36
Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data dan
trianggulasi metode.
l.
Triangulasi Data
Dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. Dalam hal ini peneliti berusaha
membandingkan data tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber data, misalnya berbagai
informan, peristiwa, peralatan fisik, arsip dan dokumen serta kondisi tempat atau lokasi. 2.
Triangulasi Metode
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif. Dalam jenis penelitian ini, terdiri dari tiga komponen yang dianggap penting.
Ketiga komponen tersebut adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi data (HB. Sutopo, 1990 : 82). Pelaksanaan ketiga komponen utama proses
analisis data penelitian kualitatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis data, yaitu suatu kegiatan analisis
data yang dilaksanakan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
halhal yang tidak penting clan mengatur data sedemikian rupa sehingga memungkinkan
untuk dilakukan penarikan kesimpulan akhir (HB. Sutopo, 1990 : 83). Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian dan sebenarnya telah dimulai jauh
sebelum pelaksanaan pengumpulan data, yaitu pada penyusunan proposal penelitian dan
akan berakhir setelah laporan akhir penelitian ini selesai ditulis. Reduksi data pada saat
pengumpulan data, berupa kegiatan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh,
membuat coding, memusatkan tema, membuat batas-batas permasalahan dan membuat
2.
memo.
Sajian data
pelaksanaan analisis data ini sangat memungkinkan untuk dilakukan verifikasi, gerak
pengulangan, dan penelusuran data kembali dengan cepat apabila timbul pemikiran
kedua yang melintas dengan cara melihat kembali catatan-catatan yang ada. Apabila
kesimpulan yang dirumuskan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib kembali
melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung
kesimpulan yang ada juga untuk pendalaman.
Model analisis interaktif yang dimaksudkan di atas adalah seperti yang digambarkan
dalam diagram berikut :
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
7
Penarikan
verifikasi
kesimpulan/
A. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Universitas
Veteran
Bangun
Nusantara
Sukoharjo
untuk
mengadakan penelitian.
3. Mengadakan kunjungan ke Desa Kudi yang akan dijadikan tempat penelitian
dalam rangka memperoleh izin.
4. Membicarakan rencana kegiatan penelitian dengan Kepala Desa atau yang ditunjuk
dan melakukan observasi untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam
penelitian agar pelaksanaan penelitian berjalan lancar
5. Mencari dan mengumpulkan bahan literatur penelitian
Dusun Setren
b.
Dusun Kudi
c.
Dusun Sukosari
d.
Dusun Cabeyan
e.
Dusun Nalangan
f.
Dusun Pundung
g.
Dusun Ngrau
h.
Dusun Toyo
Adapun batas-batas wilayah Desa Kudi adalah sebagai berikut :
2.
Jenis Lahan
Luas lahan sawah
a. Irigasi teknis
b. Irigasi lh teknis
c. Irigasi sederhana
d. Tadah hu'an
Tanah kering/ bukan sawah
a. Bangunan dan pekarangan
b. Tegalan/ladang
c. Hutan negara
d. Kuburan
e. La an an olahra a
Luas (ha)
Persentase
3
96,7
32,2
8
0,180
5,814
1,936
0,481
231,1
699,2
556
2
1,6
13,895
42,039
33,430
0,120
0,096
3.
2.
33,4
2,008
Jumlah I
1663,2 I
100%
Kondisi Demografi
Jika dilihat pada data monografi, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
perempuan dan jumlah usia produktif atau usia kerja lebih banyak daripada usia belum
produktif dan usia ketergantungan atau usia lanjut.
44
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0 - 4 tahun
194
195
389
5 - 9 tahun
276
302
578
10 -14 tahun
218
231
449
15 -19 tahun
298
278
, 576
20 - 24 tahun
304
235
539
25 - 29 tahun
315
297
612
30 - 39 tahun
353
367
720
40 - 49 tahun
337
330
667
50 - 59 tahun
332
344
676
60 tahun ke atas
249
247
487
10
Jumlah
2.867
2.826
5.693
Kelompok usia belum produktif, yaitu usia antara 0 -14 tahun yang berjumlah 1416 jiwa
atau 24,87%
45
b.
Kelompok usia produktif, yaitu usia antara 15 - 55 tahun yang berjumlah 3452 jiwa
atau 60,63%.
c.
Kelompok usia non produktif, yaitu usia di atas 56 tahun yang berjumlah 825 jiwa
atau 14,49%.
3.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
Tidak tamat SD
0,1
2.
Tamat SD
2446
3.
Tamat SUP
1945
34
4.
Tamat SLTA
630
11
5.
Tamat Diploma
18
0,3
6.
Tamat Sarjana
16
0,2
42,7
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa
Kudi dapat dikatakan baik, walaupun masih ada penduduk yang tidak sekolah, dikarenakan
penduduk yang umumnya tidak sekolah tersebut adalah penduduk yang berusia di atas 60
tahun.
47
b. Agama
Dari 5693 orang penduduk Desa Kudi sebagian besar
beragama Islam, sehingga kegiatan keagamaan sangat kental. Kegiatan tersebut
antara lain sholat berjamaah di masjid dilanjutkan dengan ceramah pengajian
baik anak-anak maupun orang dewasa serta adanya Taman Pendidikan Al
Qur'an 5 buah. Bagi yang beragama Kristen diadakannya kegiatan Pemahaman
Alkitab. Sebagai penunjang sarana peribadatan di Desa Kudi terdapat 10 buah
masjid, 6 mushola dan 1 gereja.
c. Kesehatan
Selain faktor pendidikan dan agama, faktor kesehatan juga berpengaruh
terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, khususnya berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, diperlukan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai. Di Desa Kudi sarana kesehatan yang ada
sebagai berikut :
Tabe14. Sarana kesehatan an ada di Desa Kudi tahun 2003
No
Sarana kesehatan
Jumlah
1.
Puskesmas Pembantu
2.
Polindes
3.
Bidan Swasta
4.
Posyandu
11
48
4.
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
1.
2.
3.
4.
Petanr sendiri
Buruh tani
Nelayan
Buruh imlustri '
767
25
_
111
5.
6.
7.
Buruh bangunan
Usaha industri
Pedagang
210
4
52
15,567
0,297
3,$55
8.
9.
', 10.
Usaha jasa
Pegawai swasta
Pegawai Negeri Sipil
30
12
51
2,224
0,890
3,781
L.12
Pensiunan
16
1,186
Lain-lain
71
5,263 -
58,857
1,853
_
8,228
49
Untuk dapat terciptanya keadaan kesehatan jasmani ini LF'KK Desa Kudi
melakukan perbagai kegiatan yang antara lain sebagai berikut :
a.
Pevitalisasi Posyandu
Dalam hal ini kegiatan yang dilaksanakan adalah pemantapan revitalisasi
posyandu dengan peningkatan kegintan yaitu :
1) Kesehatan Ibu Anak dan Suami (KIAS) yang meliputi peningkatan cakupan
penimbangan bayi dan balita; pendistribusian tablet tambah darah dan sirup
besi; peningkatan penggunaan ASI Ekslusif dan peningkatan kesehatan ibu,
anak dan suami.
2) KB yang meliputi konseling motivasi KB, sosialisasi Asuransi Kecelakaan
Dini Akseptor (AKDA).
3) Gizi yang meliputi pcuingkatan penyuluhan Upaya I'crbail<an Giri
Keluarga (UPGK) bagi pelaksana
50
yang
KB
dilakukan
untuk
adalah
pengendalian
peningkatan
keluarga
dengan
upaya
cara
Kesehaton Rohavi
kejiwaan clan sebagainya. Dalam hal ini LPKK Desa Kmii bekerjo sama dcngan
Din1s Sosial yang memang menangani biuang tersebut.
3.
Keschatan Sosial
Sclnin itu LPKI< Desa Kudi juga membentuk koperasi. Dengan adanya
koperasi ini diharapkan dapat memperoleh keuntungan bagi anggota masyarakat
antara lain adalah :
a. Memberikan bantuan kepada anggota yang sedang mengalaani kesulitan dengan
jalan memberikan bantuan keuangan, sehingga masyarakat dapat terhindar
dari rentenir:
h. [vlenambah pengetahuan organisasi bagi para anggota, sehinc;ga ciapat
meningkatkan pengetahuannya dalam bidang pcrkohcrasim.
c. Mciiambah dan mciiumbuhkan rasa keterbukaan para anggot7 dan dapat
menirnbulkan rasa gotong royong dari anggoto masyarakat.
D. Peinbahasan
menambah
dan nienumlJUhkan
masyarakat.
BAB V PENUTUP
anggota
A. Kesitnpulan
Ber(;Lasarkan dari keseluruhav pembahasan di atas, maka pada pokok
pembahasan berikut ini dapat ditarik kesimpulan dari kajian tentang peranan
Lembaga Petnberdayaan Kesejahteraan Keluarga clalam meningkatkan kesehatan
masyarakat, adalah sebagai berikut :
Peranan Lembaga I'emberdayaan Kesejahteraan Keluarga di Desa Kudi Kecamatan
Batuwarno dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sudah cukup optimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa program yang dilaksanakan sudah merata di semua bidang kesehatan
keluarga yaitu kesehatan jasmani meliputi revitalisasi Posyandu, pemantapan peran PKK
dalam program JPS BK, gerakan Dasolin sebagai upaya PP-AKI lewat kegiatan GSI clan
pemasyarakatan PHBS, kelestarian lingkungan hidup meliputi penyuluhan cara-cara
hidup bersih clan lingkungan sehat, pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup; scrta
perencanaan sehat yang meliputi peningkatan upaya kemandirian KB untuk menciptakan
Catur Warga, pemanfaatan hasil TOGA dalam mencapai kemandirian hidup sehat, clan
juga diajarkan untuk hidup secara teratur, rapi, berencana dan untuk mengatur diri agar
memiliki pendidikan, latihan sesuai dengan kemampuannya. 57
Kcschatan rohani melalui pengajian dan ceramah yang bersifat lnenguatkan mental
serta usaha penyembuhan mental masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Kesehatan sosial meliputi pelnberian bantuan keuangan kepada anggota yang
kesulitnn, 111eningkatkan pengetahuan anggota dalam pcrl<operasiail, mcnambah dan
menumbuhkan rasa gotong royong allggota 111aSya1'ak21t.
1. I'encegahan lebih balk dari pengobatan, karena bahaya dan kerugian yang ditimbulkan
lebih besar.
2. Terciptanya kesadaran, kewaspaclaan clan daya tangkal lnasyarakat terhadap baIlaya
penyakit serta pencemaran 1i11gkungan agar terbina dan tercipta kondisi, perilaku
dan norma hidup sehat baik jasmani, rohani maupun sosialnya, bebas dari segala
penyakit.
C. Saran-saran
Berdasarkan pengalaman yang sangat berharga ini, maka pada kesenlpatnn ini
pCnulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Pengurus LPKK
i'onyuluhan clan pembinaan sebaikilya diarahkan kepada hal hal yang biasa
Usaha petlingkatan kesehatan ini sebaiknya dimulai dari diri sendiri/keluarga yang
akhirnya tercipta kesehatan masyarakat secara luas.
a.
b.
T11asVaT'dkat,
masyarakat sebaiknya
bantuan
masyarakat
usaha
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pcndictikan, Kctrrttcs L3altrtsa Irtdortesfa, Jakarta : Balai Pustaka, 1995.
Departemen Dalam Negeri, Pendidikart Kesejahteraan Keluarga, Jakarta: Balai
Pustaka,1979.
Indah Entjang, Ilrnu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Balai Pustaka,1974.
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi, Metode Penelitiart Survey, LP3ES, Jakarta,
1988,
Mattew B. Miles dan Iluberman, Artalisis Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep, Jakarta :
UI,1992.
Munawar Syamsudin, Drs., Dasar Telcuik Penulisan Ilmiah, Surakarta : UNS,1996.
Nana Sucljana, Metodologi Research, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM, 1991.
Nasution, S., Metode Penelitiatt Naturalistik Ktcalitatif, Bandung : Ta rsi to, 1988
Poerwadarminto, WJS, Karnus Lhntcrn Bahasa Indonesia, Jakarta : PN. Balai Pustaka,
1986.
Soerjono Sukanto, I'engantar Sosiologi, Jakarta: Tiara Wacana,1987
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr., I'roscrlter Peuelitiart, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Sumardi, Drs., Acltnittistrasi Kcseja{ttcraart Sosial, Jakarta : Rineka Cipta, 1979.
Sutopo, HB., Metorlologi Penelitiari Kt-calitatif, Surakarta : UNS Press, 1993.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid IL Yogyakarta : Fakultas I'sikologi UGM,
1982
Winarno Surakhmad, MSc. Dr. Prof., Dasar dan Teknik Research, Bandung : Tarsito,
1979