Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Di era globalisasi ini masyarakat banyak terpapar akan polusi, debu, dan air
yang tercemar baik karena bencana alam atau ulah manusia itu sendiri. Hal tersebut
dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kulit yang dialami dengan gejala gatalgatal sampai berat. Salah satu penyakitnya berupa Akne vulgaris yang merupakan
peradangan menahun folikel polisebasea yang umumnya terjadi pada remaja dan
dapat sembuh sendiri. Umumnya insiden terjadi pada usia 14 17 tahun pada wanita
dan 16 19 tahun pada pria. Penyebab dari akne vulgaris ini ada bermacam- macam
diantaranya stress, ras , hormonal cuaca dan lain - lain.
Sebagai seorang perawat profesional peran perawat yang paling inti dalam
memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai pengajar kesehatan dan konseling,
dimana harus memberikan pendidikan kesehatan dan support emosional serta
conseling pada pasien dengan akne vulgaris.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan akne vulgaris meliuti
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta memberikan
pendidikan kesehatan.
B.
C.
Rumusan Masalah
1.
2.
Tujuan
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1.
Pengertian.
Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel
polisebaseus yang ditandai dengan adannya komedo, papul, pustule, nodus dan kista
pada tempat predileksinya. Akne sering dikenal dalam masyarakat dengan istilah
jerawat.
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebaseus (Harahap
Marwali ,2006)
Akne Vulgaris merupakan penyakit peradangan menahun folikel poisebaseus yang
umumnya terjadi pada remaja dan dapat sembuh sendiri. Akne vulgaris rentan dan
paling sering ditemukan pada daerah wajah, leher dan badan bagian atas.( Suddart
and Brunner 2008).
2.
Epidemiologi.
Karena hampir setiap orang pernah mengalami penyakit ini, maka sering
dianggap sebagai penyakit kulit yang timbul secara fisiologi, umumnya insiden
terjadi pada umur 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria dan pada masa
itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang.
Pada seorang gadis akne dapat terjadi premenarkhi.setelah
masa remaja
kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang pada wanita akne ini tetap menetap
sampai dekade umur tiga puluhan atau lebih. Meskipun pada pria kane vulgaris lebih
cepat berkembang, namun dalam penelitian diketahui bahwa justru gejala akne
vulgrais yang berat terjadi pada pria.
Diketahui juga bahwa ras oriental (jepang, cina, korea) lebih jarang menderita
akne vulgaris dibanding dangan ras kaukasia (Eropa , amerika)dan lebih sering terjadi
nodulo kistik pada orang kulit putih daripada orang berkulit hitam.
3.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari akne vulgaris ini belum diketahui dengan jelas
tetapi banyak factor yang berpengaruh yaitu ;
a.
Sebum merupakan factor utama penyebab timbulnya akne .Akne yang keras
selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak .
b.
Bakteri
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah Corynebacterium acnes,
Staphylococcus epidermis,dan Pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini, yang
terpenting yakni C. acne yang bekerja secara tak langsung.
c.
Herediter
Berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit ( kelenjar sebasea)
Bila orang tua mempunyai parut bekas acne kemungkinan besar anaknya akan
menderita acne.
d.
Hormon
Hormon androgen memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat
sensitive terhadap hormon ini .Hormon androgen berasal dari kelenjar adrenalin
yang menyebabkan kelenjar palit bertambah besar dan produksi sebum
meningkat.
e.
Iklim
Akne bertambah hebat pada musim dingin sebaliknya kebanyakanmembaik pada
musim panas.
f.
Psikis
Pada beberapa penderita ,stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan
eksaserbasi acne.
g.
Kosmetika
Pemakaian bahan kosmetika tertentu ,secara terus menerus dapat menyebabkan
acne ringan
4.
Patofisiologi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Terjadi stres yang dapat memicu peningkatan kelenjar sebasea baik secara
langsung atau melalui ranggsangan terhadap kelenjar hipofisis.
h.
Faktor lain : usia, ras, cuaca/iklim, familial, makanan yang secara tidak
langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.
Selama usia kanak-kanak,kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada dasarnya
tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin khususnya hormonhormon androgen. Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea
dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresi suatu minyak alami yaitu
sebum yang merembes naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar dari
permukaan kulit. Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgenic akan meningkatkan
daya responsive kelenjar sebasea hingga akne terjadi ketika duktus polisebasea tersumbat
oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk ini akan membentuk komedo.
5. Pathway
Terlampir
6.
Manifestasi Klinik.
4
Manifestasi klinik dari akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi :
Komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulo kistik. Tempat predileksi
akne vulgaris yaitu pada muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas, leher,
lengan atas dan glutea, kadang terkena erupsi kulit polimorfi,akne vulgaris dapat disertai
gatal dan nyeri.
Komedo merupakan gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang
ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam mengandung unsur
melanin sehingga disebut komedo hitam, sedangkan bila berwarna putih karena letaknya
lebih dalam sehingga tidak mengadung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau
komedo tertutup.
7.
Klasifikasi
Berdasarkan atas bentuk efloreseransi terbanyak :
a. Akne sistika
b. Akne papulosa
c. Akne pustulosa
d. Akne konglobata
infeksi
e. Akne sikatrisial
Berdasarkan penyebab ;
a. Akne tropika
b. Akne mekanik
c. Akne neonatorum
d. Akne kosmetika
e. Akne klor
f. Akne jabatan
g. Akne minyak
h. Akne senilis
i. Akne radiasi
8.
Gradasi.
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan bagi pilihan
pengobatan. Adanya pola pembagaian gradasi akne vulgaris yang dikemukakan :
5
a.
Komedo dimuka
2)
3)
Komedo, papul, pustule dan peradangan lebih dalam dimuka, dada dan
punggung
4)
b.
c.
Akne konglobata
Frank (1970)
1)
2)
3)
Akne papular
4)
5)
6)
Akne berat
7)
2)
d.
2)
3)
4)
e.
1)
Bila ada kurang dari 10 papulo pustule dari satu sisi muka
2)
3)
4)
Bagian
ilmu
penyakit
kulit
dan
kelamin
FKUI/RSUPNDr
cipto
1)
Ringan bila: beberapa lesi tak beradang pada satu predileksi, sedikit
lesi tak beradang pad tempat predileksi , sedikit lesi beradang pada tempat
predileksis
2)
Sedang bila: banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi
tak beradang pada lebih dari satu predileksi, beberapa lesi beradang pada 1
predileksi, sedikit lesi beradang pada satu predileksi.
3)
Berat bila : banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi,
banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi
4)
Catatan : sedikit <5, beberapa 5-10, banyak > 10 lesi. Tak beradang :
komedo hitam dan putih, papul. Beradang : papul, nodus, kista.
9.
Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris ditegakan atas dasar kinik dan pemeriksaan
ekskholesi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor.
Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa
serbukan sel radang kronik disekitar folikel poli sebasea dengan masa sebum didalam
folikel.
Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada
etiologi dan patoisiologi akne vulgaris dapat dilakukan dilaboratorium yang lengkap .
pemeriksaan susunan dan kadar lipit permukaan kulit, dapat pula dilakukan untuk
tujuan penelitian.
10.
Diagnosis Banding
a.
11.
b.
Folikulitis
c.
Rosasea
Pemeriksaan Laboratorium
a.
b.
Pemeriksaa
terhadap
mikroorganisme
Propionibacterium
acnes,
12.
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat
topical. sistemik, dan pembedahan.
a.
Pengobatan topical
Untuk
mencegah
pembentukan
komedo,
menekan
peradangan
dan
2)
3)
b.
Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad
renik disamping juga mengurangi reksi radang, menekan produksi sebun dan
keseimbangan hormonal.
c.
1)
2)
3)
Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki
jaringan parut akibat akne vulgaris yang berat. Tindakan ini dilakukan setelah
akne vulgarisnya sembuh.
1)
2)
3)
Bedah kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan jaringan parut
yang berbenjol.
8
4)
13.
Penatalaksanaan Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
14.
Pencegahan.
Akne dapat dikendalikan dan sikatrik dapat dicegah, dengan terapi bijaksana
yang diteruskan sampai proses penyakit menghilang spontan, Ditujukan untuk
mencegah pembentukan mikrokomedo, melalui pengurangan hyperkeratosis folikel,
produksi sebum, populasi. Pengendalian awal memerlukan waktu paling sedikit 4-8
minggu juga penting untuk memperhatikan pengaruh emosional berat pada akne.
a.
b.
c.
d.
Cukup istirahat
e.
f.
g.
h.
Hindari pemencetan
i.
15.
Komplikasi.
Komplikasi potensial yang dapat terjadi pada akne vulgaris meliputi :
a.
Pembentukan sikatrik.
b.
Keloid
Pengkajian.
a. Kulit : dengan mengamati dan mendengarkan, perawat dapat mengetahui
bagaimana persepsi klien tentang kulitnya.
b. Kaji persepsi pasien tentang penyakitnya, orang muda yang satu mungkin
menganggap lesi yang kecil sebagai cacat yng tidak bisa dioleransi sementara
remaja yang lain memandang kelainan yang lebih luas sebagai hal yang
normal. Pada remaja dalam tahun tahun formatif perkembangan merupakan
orang yang rentan dan perlu didekati serta perhatian ketika mereka berupaya
untuk mengatasi akne.
c. Kaji kegiatan seksual dan metode kontrasepsi yang digunakan pada wanita usia
produktif khususnya jika pengobatan akne tersebut meliputi pemakaian
isotretinoin yang diketahui memiliki sifat-sifat teratogenik.
d. Kaji persepsi pasien tentang faktor-faktor yang memicu peningkatan intensitas
akne atau yang membuat lesi semakin parah, seperti makanan dan minuman,
gesekan dan tekanan dari pakaian , trauma akibat upaya untuk memijat keluar
komedo dengan tangan.
e. Inspeksi komedo : komedo yang tertutup tampak seperti papula kecil yang agak
menonjol, sedangkan komedo yang terbuka akan terlihat agak menonjol
dengan pemadatan bagian tengah folikel.
f. Palpasi : nyeri tekan pada daerah akne yang meradang.
g. Ciri-ciri lesi, catat inflamatori seperti Papula, pustule, nodus dan kista.
2.
Diagnosa Keperawatan.
a.
b.
c.
d.
3.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Tujuan dan KH : Setelah diberikan asuhan keperawatan (..x..) jam diharapakan pasien
akan mempertahankan rasa nyaman selama dalam perawatan dengan kreteria hasil :
Klien bebas nyeri , skala nyeri 0 (0-10) , tidak ada tanda-tanda peradangan
Intervensi
a.
b.
c.
Rasional
a.
b.
Ekspresi masalah atau rasa takut menurunkan ansietas atau siklus nyeri
c.
Diagnosa II
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (x)jam diharapkan
kerusakan integritas kulit teratasi dengan kritera hasil : tidak terdapat lesi, mampu
melindungi kulit, melakukan perawatan kulit.
Intervensi Mandiri
a.
b.
c.
Rasional
11
Kolaborasi
Rasional
Dermatitis kontak / reaksi alergi dapat terjadi akibat setiap unsure yang ada dalam
obat tersebut.
Diagnosa III
Tujuan dan KH : Setelah diberi asuhan keperawatan selama (..x..) jam diharapkan
pasien tidak merasa malu dengan tampilan diri, dapat berinteraksi yang normal
dengan orang lain
Intervensi Mandiri
a.
b.
Kaji makna kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat.
Terima atau akui ekspresi frustasi, ketergantungan, marah, kedudukan dan
kemarahan.
c.
d.
e.
f.
Rasional
a.
b.
c.
d.
Pasien dan orang terdekat cenderung menerima krisis ini dengan cara yang
sama dimana mereka telah mengalaminya waktu lalu.
e.
f.
Kolaborasi
Rujuk keterapi fisik dan konsul psikiatrik. Contoh klinik spesialis perawat
psikiatrik, pelayanan social, psikologis sesuai kebutuhan.
Rasional
Membantu dalam identifikasi cara atau alat untuk meningkatkan atau
mempertahankan kemandirian.
Diagnosa IV
Tujuan dan KH
Berikan nasihat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap sehat dan juga
berikan penyuluhan kepada pasien bahwa Akne tidak mungkin hilang dalam
13
waktu yang singkat, mereka harus teguh pelaksanaan pengobatan yang persisten
setiap harinya.
g. Beri tahukan kepada pasien untuk menggunakan produk pembersih kulit yang
diresepkan dokter.
Rasional
a.Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi.
b. Pasien sering kali mengalami kesulitan, memutuskan pulang, masalah sering terjadi
yang mempengaruhi kebersihan menilai tindakan hidup normal.
c. Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.
d.
e. Memberikan penyuluhan kepada pasien bahwa akne tidak mungkin hilang dalam
waktu yang singkat. Oleh karena itu, bila obat tipikal digunakan dan pasien harus
memakainya.
f. Memberikan pengertian dan meyakinkan mereka mereka bahwa sebagian besar obat
akne akan menimbulkan pengeringan dan pengelupasan kulit.
Kolaborasi
a. Berikan petunjuk yang jelas dan rinci kepada pasien mengenai program terapi.
b. Nasehati pasien untuk menghentikan pemakaian setiap obat kulit yang
memperburuk masalah.
Rasional
a.
Pendidikan
pasien
yang
efektif
bergantung
pada
keterampilan-
Dermatitis kontak atau reaksi alergi dapat terjadi akibat setiap unsur yang
ada dalam obat tersebut.
4.
Implementasi Keperawatan.
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
5.
Evaluasi Keperawatan
Dx I : Mematuhi terapi yang diresepkan, mengembangkan kemampuan untuk
menerima keadaan diri, rasa nyeri berkurang
14
Dx II :
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan.
Akne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea yang
umumnya terjadi pada remaja, yang sering ditemukan pada daerah muka, leher serta
badan bagian atas. Hampir semua orang pernah mengalami penyakit ini sehingga
akne vulgaris ini disebut sebagai penyakit kulit yang timbul secara fisiologis. Orang
dengan akne vulgaris tidak perlu dirawat dirumah sakit, namun ada beberapa macam
terapi yang diberikan pada pasien akne vulgaris yakni
: pengobatan sistemik,
Saran.
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan akne
vulgaris harus
diperhatikan
pendidikan kesehatan yang penting yakni: diet, perawatan diri dan menghindari
kosmetik berlebihan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harahap Marwali ,Prof Dr ,2007, Ilmu Penyakit Kulit Hipokrates ,Jakarta
Mansjoer, Arif , Dkk, 2006, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, media aesculapius
fakulatas kedokteran unifersitas Indonesia, Jakarta.
Prof. dr.Djuanda, Adhi,2009, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, fakultas kedokteran
unifersitas Indonesia, Jakarta.
16
Pubertas,hormone
androgen
Menstimulasi
kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea
membesar
Factor lain:
- Herideter
- Bacteria
- Diet
- Iklim
- Psikis
- Kosmetika
- Bahan kimia
Mensekresi minyak
alami (sebum)
Daya responsive
kel. Sebasea
Tumpukan sebum
Lipid & keratin
Lesi obstruktif
Komedo tertutup
(whitehead)
Perembesan isi folikel
(sebum,keratin, bakteri) kedalam
dermis
Akibat kerja P. acne
Menguraikan
trigliserida dari sebum
Menjadi asam lemak
bebas dan gliserin
Menimbulkan ruptur dan
reaksi inflamasi
Papila
& kista
ringan
Papula eritema,
pustule & kista
inflamatorik
komedo
Ductus pilosebaseus
tersumbat
Terjadi Akne
Pengobatan yg
tidak tepat
Salah interprestasi
informasi
Kurang
pengetahuan
Nyeri Akut
Komplikasi:
- Pembentukan
sikatrik
- keloid
17
Sembuh
sendiri
Gangguan Citra
Tubuh
18