Vous êtes sur la page 1sur 8

A.

Pengertian Media Pembelajaran Audiovisual


Media audiovisual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran
secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Djamarah,
2006: 124). Media audiovisual adalah media yang bersifat dapat didengar dan dilihat (Soendojo
Dirdjosoemarto, 2000: 19).

Jadi Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara
bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar
dan sebagai penyalur informasi dari bahan bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta
didik dalam proses belajar mengajar.

B. Jenis-jenis Media Pembelajaran Audiovisual


Menurut Edgar Dale dalam (Hamid Muhammad, 2005 : 4) jenis media yang terkenal dengan istilah
kerucut pengalaman (the cone of experience) yaitu: 1) pengalaman langsung; 2) pengalaman yang
diatur; 3) dramatisasi; 4) demontrasi; 5) karyawisata; 6) pameran; 7) gambar hidup; 8) rekaman,
radio, gambar mati, 9) lambang visual dan 10) lambang verbal.

Menurut Henich (dalam Depdiknas, 2003: 23) jenis media pembelajaran tendiri dari: media yang tidak
diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media audio, media video, media berbasis komputer, dan
multi media.

Menurut Bertz (dalam Soendojo Dirdjosoemarto, 2000: 19) media pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam tujuh kelas yaitu:
1.

Media audio motion visual, yaitu media yang paling lengkap dalam arti penggunaan segala

kemampuan audio dan visual ke dalam kelas seperti : TV, Sound-film, vidio-tape dan film TV
recording.
2.

Media audio-still-visual yaitu media kedua lengkap tetapi tidak bisa menampilkan motion atau

gerak, seperti sound film strip, sound slide-sct, rekaman still TV.
3.

Media audio-semination, yaitu media berkemampuan menampilkan titiktitik, tetapi tidak bisa

mentransmit secara utuh suatu motion nyata, seperti telewriting dan recorde telewriting.
4.

Media motion-visual, yaitu media yang kemampuannya seperti media kelas I kecuali suara

(audio). Media yang termasuk kelas ini adalah silont film (film bisu).
5.

Media still-visual, yaitu media yang mampu menyampaikan informasi secara visual tapi tidak

bisa menyajikan motion (gerak) seperti facsimile, micropon, dan videofille.


6.

Media audio yaitu media yang menggunakan suara semata-mata. Radio telepon, audio dise

audio tape.
7.

Media cetakan yaitu media yang hanya menampilkan informasi berupa alphanumeric dan

symbol-symbol tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa jenis media pembelajaran cukup banyak dan beragam bentuknya.

Djamarah (2006: 125) berpendapat media pembelajaran audiovisual dapat dibagi menjadi beberapa
jenis yakni:
1.

Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai

suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara.


2.

Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang

bergerak seperti film suara dan video-cassette.


Lebih lanjut Djamarah (2006: 125) menyebutkan sifat media pembelajaran audiovisual.
1.

Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber

seperti film video-cassette, dan;


2.

Audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber

yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang suara gambarnya bersumber dari slides proyektor
dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual jenisnya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bergerak dan tidak bergerak sedangkan sifatnya audiovisual murni dan tidak murni atau
turunan. Jenis-jenis media ini sangat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat mengurangi
verbalisme sehingga pembelajaran dapat menarik dan lebih konkrit.

Daftar Pustaka:
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mahammad, hamid. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Topik : Greeting and Introduction
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A.

Kompetensi Dasar
2.1
Menunjukkan

perilaku
dalam
sosial disekitar rumah dan sekolah

jujur
berkomunikasi

dan

percaya
dengan

diri
lingkungan

3.1

Mengenal
berbagai
cara
berbeda
dalam
membuka
percakapan
( menyapa, memperkenalkan diri, menginisiasi topic percakapan)
1.1
Membuka
dan
menutup
percakapan
interpersonal
dengan
ungkapan
bervariasi
melalui kegiatan menyimak dan berbicara
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Indikator Pencapaian Kompetensi


Menunjukkan motivasi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris
Mengidentifikasi ungkapan yang digunakan untuk menyapa dalam Bahasa Inggris (greeting)
Melakukan tindak tutur menyapa dalam bahasa inggris dengan percaya diri
Mengidentifikasi ungkapan yang digunakan untuk memperkenalkan diri dalam bahasa inggris
(introduction)
Melakukan tindak tutur memperkenalkan diri dalam bahasa inggris
Melakukan percakapan interpersonal dengan menggunakan ungkapan sapaan melalui kegiatan
terintegrasi menyimak dan berbicara bahasa inggris
Melakukan percakapan interpersonal dengan menggunakan ungkapan perkenalan diri melalui kegiatan
terintegrasi menyimak berbicara bahasa inggris dengan percaya diri

C.
1.
2.

Tujuan Pembelajaran
Melalui contoh peserta didik dapat menggunakan ungkapan sapaan ke dalam praktik berbicara
Melalui contoh, peserta didik dapat menggunakan ungkapan perkenalan diri ke dalam praktik berbicara
bahasa inggris.

D.
1.

Materi Pembelajaran
Ungkapan sapaan hello/hi, how are you?, hows life, good morning/afternoon/evening/night/nice to
meet you
Ungkapan perkenalan ciri : my name is..you can call me.
Kosakata yang berhubungan dengan aktivitas sapaan dan perkenalan diri: thank you, I am fine, thanks,
nice to meet you too.

2.
3.
E.
1.
2.
3.

Model /Metode Pembelajaran


Pendekatan scientific
Strategi : observe, practice
Metode : inquiry/ experiencial learning

F.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahulua
n

Guru masuk ke kelas dan langsung


menyapa menggunakan bahasa inggri agar
English
environment
dapat
langsung
tercipta di pertemuan pertama.
Guru dapat menggunakan kalimat, good
morning, student.
Pastikan peserta didik merespon dengan
menjawab
kembali
good
morning
teacher/sir/mam.
Jika peserta didik belum merespon jangan
dulu melanjutkan pelajaran
Jika memungkinkan, guru dapat bertanya
ke beberapa anak secara individual untuk
memastikan bahwa peserta didik dapat
merespon perkataan guru
Observing
Guru menjelaskan bahan ungkapan yang
dapat disampaikan ketika menanyakan
kabar tentang seseorang adalah how are
you.
Saat ini pertanyaan how are you? what
about you,what about yourself/, and
your self?
Oleh karena itu diperkenalkan bahwa

inti

Alokas
i
Wakt
u
10
menit

30
Menit

pertanyaan How are you? dapat dijawab


dengan Im feeling great
Communicating
Peserta
didik
mengulang-ulang
pengucapan how are you? hingga
pengucapannya benar.
Peserta
didik
berlatih
melakukan
percakapan bersama rekan sebangkunya.
Guru dapat
menjelaskan
mengenai
penggunaan
kalimat2
yang
dapat
digunakan ketika bertemu dengan orang
lain, how are you?,Im fine, thank you,
and you?, Im fine too.Thank you.
Kalimat-kalimat
tersebut
merupakan kalimat dasar yang dapat
digunakan ketika menyapa seseorang.
Kata
sir,
yang
menandakan
kita
berbicara kepada seorang pria yang lebih
dewasa dalam hal ini guru laki-laki.
Untuk guru laki-laki, selain kata sir, kita
pun dapat menggunakan kata mister
yang diikuti nama keluarga, misalnya Mr.Ali
Abu Bakar untuk Ali Abu Bakar.
Sedangkan untuk guru perempuan kita
dapat menggunakan kata mam atau
Ms.
Dalam penggunaan kata sapaan untuk
guru perempuan , kita dapat memberikan
sedikit penjelasan bahwa untuk panggilan
kepada perempuan yang belum menikah,
biasa kita sebut dengan panggilan Miss.
Sedangkan untuk wanita yang telah
menikah kita dapat memanggilnya dengan
kata Mrs, sedangkan untuk wanita yang
masih
belum
diketahui
status
pernikahannya kita dapat memanggilnya
Ms
Dibeberapa daerah yang sudah terbiasa
dengan Bapak maupun Ibu , ungkapanungkapan ini tidak salah tentunya.
Penggunaan kata Mister maupun Miss
digunakan
dalam
usaha
untuk
memunculkan
English
environment.
Namun secara umum panggilan yang
digunakan untuk menyapa guru adalah
Mister atau Miss
Experimenting
Guru mengenalkan ragam ungkapanungkapan salam baik dalam situasi formal
maupun situasi informal.
Dalam bagian ini, guru menjelaskan
bahwa pertanyaan How are you? tidak
selalu harus dijawab dengan Iam fine.
Sebagian pendapat mengatakan bahwa
jawaban Im fine merupakan salah satu
bentuk motivasi diri untuk selalu merasa
sehat dan menularkan semangat yang ada
kesetiap orang walaupun mungkin sedang

30
menit

tidak terlalu baik.


Percakapan pertama bercerita tentang
kondisi anak yang merasa sakit kepala.
Percakapan
kedua
bercerita
tentang
kondisi anak yang merasa flu.
Beberapa jenis penyakit umum yang dapat
diperkenalkan
diantaranya
:
stomachache,toothache,backache,flu/cold,c
ough.
Penutup

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran


pada
pertemuan
ini,
siswa
ditanya
bagaimana perasaannya (Refleksi).
Guru memberikan pertanyaan untuk
mengetahui
apakan
siswa
sudah
memahami topic tentang Greeting and
introduction.
Siswa
diminta
membuat
kesimpulan
pembelajaran pada pertemuan ini.
Siswa diberi tugas kelompok untuk
pembelajaran
minggu
depan
untuk
penilaian projek.

Sumber/Media Pembelajaran
1.
Sumber : Buku Paket Siswa
2.
Media : Audio/video, White board, board marker.
G.

The use of assalamu'alaikum song by Harris J as medium in teaching speaking in


improving students' social competence
Published on Aug 5, 2015 'Salam Alaikum' is the first official music video to be
released from Awakening artist Harris J's debut album 'Salam' and is directed by Mike
Harris. Harris J is a young British Muslim artist signed to Awakening Records after
winning Awakening's social media powered talent contest. He has a passion and
natural talent for singing and performing. In July 2015 Harris J graduated from the
world renowned BRIT School of Performing Arts in London (alumni include Adele, Amy
Winehouse and others). His debut album is due to be released in late August 2015.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Guru adalah sosok yang terpandang, disegani dan terhormat di mata masyarakat. Jasa mereka
sangat besar. berkat mereka seseorang dapat menjadi insinyur, dokter, ilmuwan, arsitek,
politikus, dan lain sebagainya. Berkat didikan dan kesabaran guru kebodohan dapat dihilangkan,
kemiskinan dapat dientaskan, kedudukan dapat diraih. Guru merupakan figur pembaharu
bangsa. Ketulusan guru mampu merubah tatanan kehidupan disegala bidang, baik politik,
ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lainnya ke arah yang lebih baik. Pantaslah jika guru
menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa.
Dahulu siswa sangat menghormati akan keberadaan guru. Tausiyah dan pesan guru begitu
berarti bagi mereka. Namun, nilai-nilai yang selama ini sangat menjunjung tinggi martabat guru
mulai luntur dan terkikis di kalangan siswa. Hal ini nampak pada sikap dan prilaku di kalangan

maha siswa, siswa SMA, siswa SMP, dan SD yang sering mencerminkan kurang menghormati
guru. Contoh, siswa saat berbicara dengan guru tidak menggunakan bahasa yang santun,
bahkan mereka sering menggunakan bahasa seperti dengan temannya sendiri; saat guru
berjalan, siswa malah gebut naik kendaraannya disamping guru, berbeda sekali dengan siswa
dulu, mereka akan turun dari kendaraannya manakala ada guru sedang berjalan; di luar jam
sekolah saat mereka bertemu dengan gurunya mereka enggan menyapa dan menunjukkan
sikap acuh tak acuh; nasehat guru sering tidak di dengarkan siswa. Keprihatinan kita adalah
sikap siswa yang kurang menghormati guru ini malah sering terjadi di kalangan siswa yang tinggi
seperti maha siswa dan siswa SMA.
Nampak sekali terjadi pergeseran norma dan sikap siswa terhadap gurunya di lingkungan
sekolah.
Apa saja penyebab-penyebab terjadinya pergeseran nilai-nilai luhur terhadap guru ini?
Jika ditelusuri ternyata banyak penyebabnya, diantaranya pengaruh dari dampak negatif
globalisasi, teknologi, reformasi, pola hidup konsumtif yang menyimpang tuntunan agama, media
cetak, media elektronik, dan pengaruh lingkungan di mana mereka tinggal yang mampu
menerobos dinding lingkungan pendidikan. Lebih-lebih, pengaruh gaya hidup anak sekolah yang
diputar dalam sinetron remaja yang tema dan settingnya mengambil lingkungan sekolah sebagai
obyeknya.
Sinetron saat ini banyak yang tidak sesuai dengan norma-norma sekolah. Baik norma yang
berhubungan dengan sikap siswa dengan guru, siswa dengan siswa, cara berbahasa yang tidak
santun, cara berbusana siswi yang bertentangan dengan tuntunan agama, dan surutnya
kewibawaan seorang guru di mata siswa. Sebagaian siswa memperlakukan guru sebagai obyek
pendidikan yang dapat dipermainkan oleh siswa. Padahal, guru seyogyanya menjadi subyek
pendidikan yang memiliki peran untuk mengendalikan dan membimbing siswa.
Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, karena itu, peran guru sangat menentukan
keberhasilan bagi siswa. Walaupun dizaman sekarang ini pusat pembelajaran adalah siswa
(student centre) dan guru sebagai fasilitator. Tetapi guru tetap berperan penting dalam proses
belajar mengajar, sebab dalam proses belajar-mengajar diperlukan perangkat-perangkat
pembelajaran seperti PSA, metode, pendekatan, strategi, pengelolaan kelas, evaluasi, kreteria
ketuntasan belajar yang semua itu dirancang oleh guru.
Kita mengetahui bahwa tujuan pendididkan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan intelektual siswa saja, tetapi juga perlu mendapat perhatian
serius soal pendidikan mental, emosi, dan spiritual siswa yang mana semua itu akan tercermin
dalam kepribadian siswa dan kemampuan siswa saat berkiprah di tengah-tengan masyarakat
memainkan perannya. Siswa yang memiliki otak briliant tanpa didukung oleh kepribadian yang
matang, tidak akan banyak memiliki peluang untuk menempati posisi strategis dalam semua
aspek kehidupan. Karena itu, peran dan tanggung jawab guru dalam membimbing siswa sangat
diperlukan.
Permasalahan-permasalahan ini jika tidak mendapat perhatian dan penanganan secara
langsung dari para pengelola dan pelaku pendidikan, akan sangat berpeluang untuk bersikap
dan berprilaku nakal. Karena itu, di era globalisasi dan reformasi ini, mestinya guru harus
mampu menjadi figur teladan yang patut digugu dan ditiru oleh siswa. Keteladan guru dari
semua aspek sangat berpengaruh pada pembentukan diri dan kepribadian siswa.
Saat ini perubahan sangat cepat dan terjadi secara besar-besaran. Banyak bermunculan
metode-metode pembelajaran yang unik, media yang serba luxs, fasilitas yang memadai, di
tambah dengan meresapnya pembelajaran berbasis IT disekolah-sekolah unggulan, dan
mudahnya mengakses berbagai informasi. Semua ini adalah perubahan yang tak terbendung
lagi. ZamanBOLEH berubah, sarana boleh lengkap, metode boleh inovatif, media boleh
berubah, namun guru harus tetap memiliki kewibawaan dan kharismatik, nilai dan martabat guru

harus tetap dijunjung tinggi.


Bagaimana agar guru tetap memiliki kewibawaan dan kharismatik di hadapan siswanya dan
bagaimana siswa memiliki sikap dan kepribadian luhur yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat guru?
Pertama, guru -secara kontinyu- melakukan tazkiyatun nufus (penyucian jiwa). Maksudnya guru
berusaha menata hati dan berdoa sebelum masuk ke lingkungan sekolah lebih-lebih saat akan
mengajar siswa -siswinya. Bermohon kepada Allah agar dalam mengajar guru diberikan
kemudahan, keberkahan, dan diterima sebagai ibadah di sisi-Nya. Manfaatnya antara lain, guru
akan memiliki hati yang tulus dan tanpa pamrih saat mengajarkan materi pelajaran,
permasalahan yang ada dirumah tidak akan terbawa ke dalam suasana kelas, guru mengajar
dengan hati, kegaduhan yang terjadi di kelas dihadapinya dengan tengan, hati mudah
memaafkan siswa yang salah, menganggap siswa-siswinya adalah seperti anak kandungnya
sendiri, sehingga guru dapat mengajar dan membimbing siswanya dengan rasa kasih sayang,
arif dan bijaksana.
Kedua, sebelum mengajar guru mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajara. Ini bertujuan
agar guru memiliki kesiapan untuk mengajar materi saat di dalam kelas. Sebab, guru yang
kurang memiliki kesiapan, langkah-langkah pembelajarannyapun akan kurang optimal.
Ketiga, secara halus dan bijaksana guru tidak bosan-bosannya memberikan nasehat dan
bimbingan pada siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang mulia terhadap guru, orang tua,
dan siapapun. Guru berusaha memahamkan pada siswa akan pentingnya skill, moral,
intelektual, dan spiritual untuk selalu berjalan beriringan, serasi dan seimbang.
Keempat, bagi guru berusaha untuk membangun kesalehan diri agar guru dapat memberikan
keteladanan posistif pada diri siswanya. Sebab, guru adalah figur yang digugu dan yang ditiru.
Jika pohonnya bengkok tentu bayangannya pun juga bengkok. Tetapi, jika pohonnya lurus, tentu
bayangannya pun akan lurus.
Kelima, menjalin tali kasih dengan siswa. Murid akan mudah menerima pelajaran yang diajarkan
oleh guru faforitnya. Rasa senang dan hubungan batin ini akan sangat berpengaruh pada
prestasi dan kepribadian siswa. Perhatian guru pada siswa akan memunculkan motivasi siswa
untuk lebih bersemangat dan berprestasi. Upaya untuk menjalin tali kasih ini dapat dilakukan
guru dengan cara selalu mendoakan siswa -setelah shalat lima waktu atau seusai shalat
malam- agar mereka menjadi orang cerdas dan berakhlakul karimah.
Keenam, membiasakan mereka untuk bersalaman dan mengucapkan salam. Ucapan salam
siswa pada guru dan sebaliknya merupakan unngkapan restu guru pada siswanya dan
permohonan restu siswa kepada gurunya. Menebar salam dikalangan siswa akan mempererat
hubungan batin antara siswa dan gurunya. Dengan bersalaman dan mengucapkan salam ini
guru dapat mengenal siswa lebih dekat, siswa merasa dekat dengan gurunya, dan siswa
termotinasi untuk meraih kesuksesan dalam belajar. Bagi siswa salam dan bersalaman supaya
diniatkan untuk meminta doa restu dari guru dan salam dan bersalaman bagi guru, hendaknya
diniatkan untuk memberikan doa restu kepada siswa-siswinya dalam menuntul ilmu
pengetahuan.
Ketujuh, guru tidak pelit untuk memberikan penghargaan dan motivasi terhadap siswanya.
Penghargaan guru atas jerih payah siswa sangat berarti bagi siswa. Bahkan, semangatnya akan
bangkit manakala guru memberikan respon positif terhadap hasil karya siswanya. Dengan
bahasa yang santun dan lembut guru meluruskan kesalahan dan kekurangan siswanya.
Kita semua berharap anak didik kita menjadi orang yang memiliki keilmuan yang tinggi, skill yang
mumpuni, kearifan budi pekerti, kedalaman spiritual, dan berhati jernih. Mudah-mudahan siswasiswi yang kita bimbing menjadi generasi yang berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, bertaqwa

ilahiyah, dan berakhlak robbaniyah. Amin.


Created by Moh. Ma'sum
085290024512
PATI
http://www.kangsoma.com/2008/05/someone_19.html

Vous aimerez peut-être aussi