Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Jadi Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara
bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar
dan sebagai penyalur informasi dari bahan bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta
didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut Henich (dalam Depdiknas, 2003: 23) jenis media pembelajaran tendiri dari: media yang tidak
diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media audio, media video, media berbasis komputer, dan
multi media.
Menurut Bertz (dalam Soendojo Dirdjosoemarto, 2000: 19) media pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam tujuh kelas yaitu:
1.
Media audio motion visual, yaitu media yang paling lengkap dalam arti penggunaan segala
kemampuan audio dan visual ke dalam kelas seperti : TV, Sound-film, vidio-tape dan film TV
recording.
2.
Media audio-still-visual yaitu media kedua lengkap tetapi tidak bisa menampilkan motion atau
gerak, seperti sound film strip, sound slide-sct, rekaman still TV.
3.
Media audio-semination, yaitu media berkemampuan menampilkan titiktitik, tetapi tidak bisa
mentransmit secara utuh suatu motion nyata, seperti telewriting dan recorde telewriting.
4.
Media motion-visual, yaitu media yang kemampuannya seperti media kelas I kecuali suara
(audio). Media yang termasuk kelas ini adalah silont film (film bisu).
5.
Media still-visual, yaitu media yang mampu menyampaikan informasi secara visual tapi tidak
Media audio yaitu media yang menggunakan suara semata-mata. Radio telepon, audio dise
audio tape.
7.
Media cetakan yaitu media yang hanya menampilkan informasi berupa alphanumeric dan
symbol-symbol tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa jenis media pembelajaran cukup banyak dan beragam bentuknya.
Djamarah (2006: 125) berpendapat media pembelajaran audiovisual dapat dibagi menjadi beberapa
jenis yakni:
1.
Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai
Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber
Audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang suara gambarnya bersumber dari slides proyektor
dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual jenisnya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bergerak dan tidak bergerak sedangkan sifatnya audiovisual murni dan tidak murni atau
turunan. Jenis-jenis media ini sangat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat mengurangi
verbalisme sehingga pembelajaran dapat menarik dan lebih konkrit.
Daftar Pustaka:
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mahammad, hamid. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Topik : Greeting and Introduction
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A.
Kompetensi Dasar
2.1
Menunjukkan
perilaku
dalam
sosial disekitar rumah dan sekolah
jujur
berkomunikasi
dan
percaya
dengan
diri
lingkungan
3.1
Mengenal
berbagai
cara
berbeda
dalam
membuka
percakapan
( menyapa, memperkenalkan diri, menginisiasi topic percakapan)
1.1
Membuka
dan
menutup
percakapan
interpersonal
dengan
ungkapan
bervariasi
melalui kegiatan menyimak dan berbicara
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.
1.
2.
Tujuan Pembelajaran
Melalui contoh peserta didik dapat menggunakan ungkapan sapaan ke dalam praktik berbicara
Melalui contoh, peserta didik dapat menggunakan ungkapan perkenalan diri ke dalam praktik berbicara
bahasa inggris.
D.
1.
Materi Pembelajaran
Ungkapan sapaan hello/hi, how are you?, hows life, good morning/afternoon/evening/night/nice to
meet you
Ungkapan perkenalan ciri : my name is..you can call me.
Kosakata yang berhubungan dengan aktivitas sapaan dan perkenalan diri: thank you, I am fine, thanks,
nice to meet you too.
2.
3.
E.
1.
2.
3.
F.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahulua
n
inti
Alokas
i
Wakt
u
10
menit
30
Menit
30
menit
Sumber/Media Pembelajaran
1.
Sumber : Buku Paket Siswa
2.
Media : Audio/video, White board, board marker.
G.
Guru adalah sosok yang terpandang, disegani dan terhormat di mata masyarakat. Jasa mereka
sangat besar. berkat mereka seseorang dapat menjadi insinyur, dokter, ilmuwan, arsitek,
politikus, dan lain sebagainya. Berkat didikan dan kesabaran guru kebodohan dapat dihilangkan,
kemiskinan dapat dientaskan, kedudukan dapat diraih. Guru merupakan figur pembaharu
bangsa. Ketulusan guru mampu merubah tatanan kehidupan disegala bidang, baik politik,
ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lainnya ke arah yang lebih baik. Pantaslah jika guru
menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa.
Dahulu siswa sangat menghormati akan keberadaan guru. Tausiyah dan pesan guru begitu
berarti bagi mereka. Namun, nilai-nilai yang selama ini sangat menjunjung tinggi martabat guru
mulai luntur dan terkikis di kalangan siswa. Hal ini nampak pada sikap dan prilaku di kalangan
maha siswa, siswa SMA, siswa SMP, dan SD yang sering mencerminkan kurang menghormati
guru. Contoh, siswa saat berbicara dengan guru tidak menggunakan bahasa yang santun,
bahkan mereka sering menggunakan bahasa seperti dengan temannya sendiri; saat guru
berjalan, siswa malah gebut naik kendaraannya disamping guru, berbeda sekali dengan siswa
dulu, mereka akan turun dari kendaraannya manakala ada guru sedang berjalan; di luar jam
sekolah saat mereka bertemu dengan gurunya mereka enggan menyapa dan menunjukkan
sikap acuh tak acuh; nasehat guru sering tidak di dengarkan siswa. Keprihatinan kita adalah
sikap siswa yang kurang menghormati guru ini malah sering terjadi di kalangan siswa yang tinggi
seperti maha siswa dan siswa SMA.
Nampak sekali terjadi pergeseran norma dan sikap siswa terhadap gurunya di lingkungan
sekolah.
Apa saja penyebab-penyebab terjadinya pergeseran nilai-nilai luhur terhadap guru ini?
Jika ditelusuri ternyata banyak penyebabnya, diantaranya pengaruh dari dampak negatif
globalisasi, teknologi, reformasi, pola hidup konsumtif yang menyimpang tuntunan agama, media
cetak, media elektronik, dan pengaruh lingkungan di mana mereka tinggal yang mampu
menerobos dinding lingkungan pendidikan. Lebih-lebih, pengaruh gaya hidup anak sekolah yang
diputar dalam sinetron remaja yang tema dan settingnya mengambil lingkungan sekolah sebagai
obyeknya.
Sinetron saat ini banyak yang tidak sesuai dengan norma-norma sekolah. Baik norma yang
berhubungan dengan sikap siswa dengan guru, siswa dengan siswa, cara berbahasa yang tidak
santun, cara berbusana siswi yang bertentangan dengan tuntunan agama, dan surutnya
kewibawaan seorang guru di mata siswa. Sebagaian siswa memperlakukan guru sebagai obyek
pendidikan yang dapat dipermainkan oleh siswa. Padahal, guru seyogyanya menjadi subyek
pendidikan yang memiliki peran untuk mengendalikan dan membimbing siswa.
Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, karena itu, peran guru sangat menentukan
keberhasilan bagi siswa. Walaupun dizaman sekarang ini pusat pembelajaran adalah siswa
(student centre) dan guru sebagai fasilitator. Tetapi guru tetap berperan penting dalam proses
belajar mengajar, sebab dalam proses belajar-mengajar diperlukan perangkat-perangkat
pembelajaran seperti PSA, metode, pendekatan, strategi, pengelolaan kelas, evaluasi, kreteria
ketuntasan belajar yang semua itu dirancang oleh guru.
Kita mengetahui bahwa tujuan pendididkan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan intelektual siswa saja, tetapi juga perlu mendapat perhatian
serius soal pendidikan mental, emosi, dan spiritual siswa yang mana semua itu akan tercermin
dalam kepribadian siswa dan kemampuan siswa saat berkiprah di tengah-tengan masyarakat
memainkan perannya. Siswa yang memiliki otak briliant tanpa didukung oleh kepribadian yang
matang, tidak akan banyak memiliki peluang untuk menempati posisi strategis dalam semua
aspek kehidupan. Karena itu, peran dan tanggung jawab guru dalam membimbing siswa sangat
diperlukan.
Permasalahan-permasalahan ini jika tidak mendapat perhatian dan penanganan secara
langsung dari para pengelola dan pelaku pendidikan, akan sangat berpeluang untuk bersikap
dan berprilaku nakal. Karena itu, di era globalisasi dan reformasi ini, mestinya guru harus
mampu menjadi figur teladan yang patut digugu dan ditiru oleh siswa. Keteladan guru dari
semua aspek sangat berpengaruh pada pembentukan diri dan kepribadian siswa.
Saat ini perubahan sangat cepat dan terjadi secara besar-besaran. Banyak bermunculan
metode-metode pembelajaran yang unik, media yang serba luxs, fasilitas yang memadai, di
tambah dengan meresapnya pembelajaran berbasis IT disekolah-sekolah unggulan, dan
mudahnya mengakses berbagai informasi. Semua ini adalah perubahan yang tak terbendung
lagi. ZamanBOLEH berubah, sarana boleh lengkap, metode boleh inovatif, media boleh
berubah, namun guru harus tetap memiliki kewibawaan dan kharismatik, nilai dan martabat guru