Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

KANKER PROSTAT
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah yang dibimbing oleh Ibu Susi Milwati

Oleh Kelompok 3
Fajrian Dwi Anggraeni

(1401460001)

Ellysa Nur Fitria Alif

(1401460006)

Maria Anindyta Widiasti

(1401460010)

Ahmad Hendi Herdianto

(1401460016)

Nuning Hastuti W.

(1401460029)

Safiah Puspa Asyillah

(1401460031)

Rezky Alfian Maliq

(1401460045)

Agni Ayu Murbarani

(1401460047)

Ardika Sulisetiyani

(1401460048)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN MALANG
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
Maret 2016

Asuhan Keperawatan Kanker Prostat


1. Pengkajian
Lakukan pengkajian lengkap, dengan penekanan pada fungsi
perkemihan dan efek gangguan yang dialami pada gaya hidup pasien.
Perhatikan keluhan tentang urgensi berkemih, berkemih sering,
nokturia, disuria, retensi perkemihan, hematuria, atau penurunan
kemampuan untuk memulai berkemih.
Catat riwayat keluarga menderita kanker, penyakit jantng, atau
penyakit ginjal, termasuk hipertensi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d kekhawatiran dan kurang pengetahuan tentang diagnosis,
rencana pengobatan dan prognosis.
b. Perubahan eliminasi urin b.d obstruksi uretral sekunder terhadap
perbesaran prostatik atau tumor dan kehilangan tonus kandung kemih
akibat distensi/retensi yang berkepanjangan.
c. Kurang pengetahuan b.d masalah kesehatan yang baru: kanker, kesulitan
berkemih, dan modalitas pengobatan.
d. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan
oral karena anoreksia, mual, dan muntah-muntah yang disebabkan oleh
kanker atau pengobatannya.
e. Disfungsi seksual b.d efek terapi: kemoterapi, terapi hormonal, terapi
radiasi, pembedahan.
f. Nyeri yang b.d kemajuan penyakit dan modalitas pengobatan
g. Gangguan mobilitas fisik dan intoleransi aktivitas b.d hipoksia jaringan,
malnutrisi, dan kelemahan dan keletihan serta kompresi pada medulla
spinalis akibat metastasis.

3. Intervensi Keperawatan
a) Ansietas b.d kekhawatiran dan kurang pengetahuan tentang diagnosis,
rencana pengobatan dan prognosis.
NOC
Tujuan:
Mengurangi stress dan memperbaiki kemampuan koping
Kriteria Hasil:

Tampak rileks
Menyatakan bahwa ansietasnta telah berkurang atau reda
Menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatannya

ketika ditanya
- Melakukan komunikasi terbuka dengan orang lain
NIC
NIC
Rasional
1. Kumpulkan riwayat kesehatan 1. Perawat mengklarifikasi
untuk

menentukan

hal-hal

berikut:
a. Kekhawatiran pasien
b. Tingkat pemahaman pasien
mengenai

masalah

kesehatannya
c. Pengalaman masa lalunya
dengan kanker
d. Apakah pasien mengetahui
diagnosisnya
malignansi
prognosisnya
e. Sistem pendukung
dimiliki

dan

pengobatan:
a. Jelaskan

dengan

yang

rencana
istilah

diagnostic;

berapa lama waktu yang


diperlukan, apa yang akan
selama

pemeriksaan.
b. Tinjau rencana pengobatan
dan

biarkan

memahami

pemeriksaan

diagnostik dan rencana


pengobatan

akan

mengurangi

ansietas

kerja sama pasien.


3. Informasi ini merupakan

diperkirakan terjadi dari

dialami

dan koping pasien.


2. Membantu pasien untuk

dan

yang sederhana apa yang


pemeriksaan

menfasilitasi pemahaman

pasien dan meningkatkan

penanganan masalah
2. Berikan pengajaran tentang
dan

dan

tentang

metode

diagnosis

informasi

pasien

petunjuk

dalam

menentukan
yang

sesuai

tindakan
untuk

memudahkan koping.

mengajukan pertanyaan
3. Kaji reaksi psikologis pasien
terhadap
diagnosis/prognosisnya

dan

bagaimana pasien mengatasi


stress yang dialaminya pada
masa lalu.
b) Perubahan eliminasi urin b.d obstruksi uretral sekunder terhadap
perbesaran prostatik atau tumor dan kehilangan tonus kandung kemih
akibat distensi/retensi yang berkepanjangan.
NOC
Tujuan:
Mengalami perbaikan pola eliminasi urin.
Kriteria Hasil:
- Berkemih pada interval yang normal.
- Melaporkan tidak sering berkemih, tidak mengalami dorongan
-

berkemih, atau tidak ada distensi kandung kemih.


Tidak menunjukkan distensi suprapubis yang dapat teraba

setelah berkemih.
- Mempertahankan masukan dan haluaran yang seimbang.
NIC
1. Tetapkan

Intervensi
pola fungsi

Rasional
urinarius 1. Merupakan nilai dasar

pasien yang lazim.


2. Kaji terhadap tanda dan gejala

perbandingan

dan

untuk

menetapkan

tujuan lebih lanjut.


retensi urin: jumlah dan frekuensi 2. Berkemih 20 sampai 30 ml dengan
urin,

distensi

suprapubis,keluhan

tentang dorongan untuk berkemih

teratur dan haluaran kurang dari


masukan

yang

menandakan

dan ketidaknyamanan.
retensi.
3. Lakukan kateterisasi pada pasien 3. Menetapkan jumlah urin yang
untuk

menentukan

jumlah

urin

residu.
4. Lakukan tindakan untuk mengatasi
retensi:
a. Berikan

tersisa.
4. Rasionalnya:
a. Posisi
memberikan

dorongan

untuk

mengambil posisi normal untuk

yang
kondisi

normal
rileks

yang kondusif untuk berkemih.


b. Mengeluarkan
tekanan
cenderung untuk mendorong

berkemih.
b. Rekomendasikan

urin
penggunaan

kateterisasi
indwelling;

intermitten
bantu

saat

sistem

tertutup,

kandung
kontraksi

kandung kemih.
d. Jika tidak berhasil, tindakan
lainnya mungkin diperlukan.
5. Kateterisasi
akan
meredakan

atau

retensi

prosedur

spesifik

sesuai yang dibutuhkan.


6. Pantau fungsi kateter; pertahankan
sterilitas

dari

kemih.
c. Menstimulasi

maneuver valsava.
c. Berikan preparat kolinergik yang
diresepkan.
d. Pantau efek-efek medikasi.
5. Konsulkan dengan dokter mengenai

keluar

urin

hingga

penyebab

ditemukan;

penyebab

tersebut dapat saja obstruksi yang


dapat diperbaiki hanya melalui

irigasi

pembedahan.
sesuai kebutuhan.
6. Fungsi kateter yang adekuat akan
7. Siapkan pasien untuk pembedahan
menjamin tercapainya tujuan dan
jika diindikasikan.
untuk mencagah infeksi.
7. Pengangkatan obstruksi melalui
tindakan

bedah

diperlukan.
c) Kurang pengetahuan b.d masalah kesehatan yang baru: kanker, kesulitan
berkemih, dan modalitas pengobatan.
NOC
Tujuan:
Memahami masalah kesehatan dan kemampuan untuk merawat
diri.
Kriteria Hasil:
- Mendiskusikan kekhawatiran dan masalahnya dengan bebas.
- Mengajukan pertanyaan dan menunjukkan minat dalam

kondisinya.
Menguraikan

manghalangi pemulihan.
Mengidentifikasi cara-cara mencapai/mempertahankan control

kandung kemih.
Memperagakan teknik yang memuaskan dan memahami

perawatan kateter.
Membuat daftar tanda-tanda dan gejala-gejala yang harus

aktivitas-aktivitas

dilaporkan ketika terjadi.


NIC

yang

membantu

atau

mungkin

Intervensi
Rasional
1. Tegakan komunikasi dengan pasien.
1. Hal
ini
dirancang
untuk
2. Tinjau anatomi dari bagian tubuh
menegakkan hubungan saling
yang sakit.
percaya.
3. Spesifik dalam memilih informasi
2. Orientasi pada anatomi suatu
yang
sesuai
dengan
rencana
bagian tubuh adalah dasar untuk
pengobatan tertentu untuk pasien.
memahami fungsinya.
4. Identifikasi
cara-cara
untuk
3. Hal ini didasarkan pada rencana
menurunkan tekanan pada area
perawatan, karena hal ini beragam
operatif setelah prostatektomi.
untuk
setiap
pasien;
a. Hindari duduk yang lama (di
individualisasi
lebih
kursi, mengendarai mobil dengan
memudahkan.
jarak jauh), berdiri, berjalan.
4. Hal
ini
untuk
mencegah
b. Hindari mengejan, seperti selama
perdarahan; tindak kewaspadaan
olahraga, defekasi, mengangkat,
ini berlangsung selama 6 sampai 8
dan berhubungan seksual.
5. Biasakan pasien terhadap cara-cara
minggu pascaoperasi.
5. Tindakan ini akan membantu
mencapai/mempertahankan control
mengontrol sering berkemih dan
kandung kemih.
a. Berikan dorongan berkemih setiap
urin menetes (drib-bling), dan
2 sampai 3 jam; jangan anjurkan
berkemih ketika berbaring.
b. Hindari minum minuman kola
atau

kafein;

dorong

untuk

mengurangi waktu di malam hari


untuk

minum

mengurangi

cairan

berkemih

untuk
selama

malam hari.
c. Jelaskan latihan perineal yang
akan dilakukan setiap jam.
d. Kembangkan jadwal yang sesuai
dengan rutinitas pasien.
6. Peragakan perawatan kateter; berikan

membantu mencegah retensi.


a. Dengan duduk atau berdiri,
pasien lebih mungkin untuk
mengosongkan

kandung

kemihnya,
b. Mengatur jenis dan jumlah
masukan

cairan

akan

membantu mencegah sering


berkemih.
c. Latihan
akan

membantu

pasien dalam memulai dan


menghentikan

aliran

dorongan

untuk

mengajukan

berkemih.
d. Jadwal akan membantu dalam

pertanyaan;

tekankan

pentingnyan

mengembangkan pola yang

posisi wadah berkemih.

dapat

dilakukan

dalam

aktivitas normal.
6. Dengan meminta peragaan ulang
tentang merawat, mengumpulkan,
dan mengosongkan alat yang
digunakan

pasien

untuk

menampung urin, ia akan menjadi


lebih mandiri dan juga dapat
mencegah aliran balik urin, yang
akan mengarah pada infeksi.
d) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan
oral karena anoreksia, mual, dan muntah-muntah yang disebabkan oleh
kanker atau pengobatannya.
NOC
Tujuan:
Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Kriteria Hasil:
- Memberikan respon secara positif terhadap

makanan

kesukaannya.
Menjalani tanggung jawab untuk hygiene oralnya.
Terlihat ada peningkatan berat badan setelah terjadi perbaikan

nafsu makan.
NIC
Intervensi
1. Kaji jumlah

makanan

dimakan.
2. Secara rutin

menimbang

badan pasien.
3. Dengarkan
penjelasan

Rasional
yang 1. Pengkajian

kesukaannya

secara

akan

membantu

menentukan masukan nutrient.


berat 2. Dengan menimbang pasien pada
timbangan yang sama di bawah
pasien

mengapa ia tidak dapat makan


lebih banyak.
4. Atur
penyiapan

ini

makanan

kondisi

yang

membantu
berat badan.
3. Penjelasan

serupa

dapat

memantau

perubahan

pasien

membantu

individual

memperbaiki prakrik dengan mudah.


(mis, hindari makanan yang terlalu 4. Pasien
akan
lebih
mudah
pedas atau terlalu dingin).
5. Kenali efek medikasi atau terapi
radiasi pada nafsu makan.
6. Informasikan pada pasien bahwa

mengkonsumsi makan dalam porsi


yang lebih besar jika makanannya
enak dan mengundang selera makan.

perubahan dalam rasa kecap dapat 5. Banyak preparat kemoterapeutik dan


terjadi.
7. Lakukan

terapi
tindakan

radiasi

meningkatkan

untuk

anoreksia.
mengontrol mual dan muntah- 6. Penuaan dan proses penyakit dapat
muntah.
a. Berikan

mengurangi sensitivitas pengecapan.


antiemetic

yang

diresepkan; sepanjang waktu


bila diperlukan.
b. Verikan hygiene oral setelah
episode muntah.
c. Berikan
periode

Selain itu, bau dan rasa kecap dapat


berubah sebagai akibat penyerapan
tubuh terhadap produk sampingan
dari

istirahat

penghancuran

diakibatkan

sel

(yang

malignansi

dan

setelah makan.
pengobatannya).
8. Berikan makanan dalam porsi kecil 7. Muntah-muntah dapat menurunkan
tapi

sering,

dan

ciptakan

lingkungan makan yang nyaman

nafsu makan.
8. Makanan dalam porsi yang lebih

kecil menyenangkan bagi pasien.


dan menyenangkan.
9. Ketidakmampuan atau kurangnya
9. Kaji kemampuan pasien untuk
dukungan sosial dapat menghambat
mendapatkan dan menyiapkan
kemampuan
pasien
untuk
makanan.
mendapatkan
dan
menyiapkan
makanan.
e) Disfungsi seksual b.d efek terapi: kemoterapi, terapi hormonal, terapi
radiasi, pembedahan.
NOC
Tujuan:
Mampu untuk melanjutkan/menikmati fungsi seksual yang
dimodifikasi.
Kriteria Hasil:
- Menguraikan alasan-alasan adanya perubahan dalam fungsi
-

seksual.
Mendiskusiakan dengan tenaga perawatan kesehatan yang
sesuai mengenai pendekatan alternative dan metode ekspresi

seksual.
NIC
Intervensi
1. Tetapkan

kondisi-kondisi

Rasional
medis 1. Biasanya menurunnya libido dan

pasien yang mempengaruhi fungsi

kemudian impotensi mungkin akan

seksual dari riwayat keperawatan.


dialami.
2. Informasikan pada pasien tentang 2. Modalitas

pengobatan

efek dari bedah prostat, orkhiektomi

mengubah fungsi seksual, tetapi

(bila memungkinkan), kemoterapi,

masing-masing dievaluasi sesuai

iradiasi, dan terapi hormonal pada

dengan

efeknya

fungsi seksual.
tertentu.
3. Libatkan pasangan pasien dalam 3. Sering ikatan

pada

antara

pasien
pasangan

mengembangkan pemahaman, dan

diperkuat dengan apresiasi yang

menemukan alternative hubungan

baru dan dukungan yang tadinya

yang akrab serta memuaskan satu

tidak ada sebelum penyakit yang

sama lain.

saat ini dialami.

f) Nyeri yang b.d kemajuan penyakit dan modalitas pengobatan


NOC
Tujuan:
Tidak terdapat nyeri.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan peredaan nyeri.
- Memperkirakan eksaserbasi, melaporkan kualitas

dapat

atau

intensitasnya, dan mencapai peredaan.


NIC
Intervensi
Rasional
1. Evaluasi sifat nyeri pasien dan 1. Menentukan sifat, penyebab dan
letak serta intensitasnya dengan

intensitas nyeri membantu untuk

menggunakan skala nyeri.


2. Hindari aktivitas yang mencetuskan

memilih modalitas peredaan yang

atau memperburuk nyeri.


3. Karena
nyeri
biasanya
berhubungan

dengan

metastasis

sesuai dan memberikan dasar untuk


perbandingan kemudian.
2. Terbentur ditempat tidur adalah
salah satu contoh tindakan yang

tulang, pastikan bahwa tempat tidur

dapat memperkuat nyeri pasien.


pasien mempunyai papan tempat 3. Hal ini akan memberikan sanggaan
tidur dan kasur yang kencang. Juga
lindungi pasien dari jatuh/cidera.
4. Berikan sanggaan pada ekstremitas
yang sakit.
5. Siapkan pasien untuk terapi radiasi

tambahan dan lebih memberikan


kenyamanan.

Melindungi

dari

artinya

cedera

pasien

melindungi

pasien dari nyeri tambahan.


4. Lebih banyak sanggaan dibarengi

bila diresepkan.
6. Berikan analgesic

dengan mengurangi gerakan pada


atau

opioid

dengan jadwal yang teratur sesuai


yang diresepkan.

bagian yang sakit akan membantu


mengontrol nyeri.
5. Terapi radiasi mungkin

efektif

dalam mengontrol nyeri.


6. Analgesic mengubah persepsi nyeri
dan

memberikan

rasa

nyaman.

Analgesic yang dijadwalkan dengan


teratur ketimbang diberikan prn
lebih konsisten dalam meredakan
nyeri.
g) Gangguan mobilitas fisik dan intoleransi aktivitas b.d hipoksia jaringan,
malnutrisi, dan kelemahan dan keletihan serta kompresi pada medulla
spinalis akibat metastasis.
NOC
Tujuan:
Memperbaiki mobilitas fisik.
Kriteria Hasil:
- Mencapai mobilitas fisik yang lebih baik.
- Menunjukkan bahwa tujuan jangka pendek lebih mendorong

pasien karena tujuan tersebut lebih dapat dicapai.


NIC
Intervensi
Rasional
1. Kaji terhadap faktor-faktor yang 1. Informasi ini memberikan petunjuk
menyebabkan terbatasnya gerakan

tentang penyebab; jika mungkin,

(mis., nyeri, hiperkapnea, toleransi

penyebab tersebut diatasi.


2. Analgesic/opioid
memungkinkan

latihan yang terbatas).


2. Redakan
nyeri
memberikan

medikasi

dengan
yang

diresepkan.
3. Dorong penggunaan alat bantu:

pasien

untuk

meningkatkan

aktivitasnya lebih nyaman.


3. Dukungan
dapat
memberikan
keamanan yang diperlukan untuk

tongkat (cane), alat bant jalan.


menjadi lebih mobile.
4. Libatkan orang terdekat dalam 4. Bantuan dari pasangan atau orang
membantu

pasien

saat

latihan

lain

yang

dekat

dengan pasien

rentan gerak, mengubah posisi,

mendorong pasien untuk mengulangi

dan berjalan.

aktivitas dan mencapai tujuan.

5. Puji

pasien

saat

ia

berhasil 5. Dorongan menstimulasi penampilan

menyelesaikan hal-hal yang kecil.


6. Kaji status nutrisi.

yang lebih baik.


6. Lihat
diagnosa
perubahan

nutrisi:

kebutuhan tubuh.

1. Evaluasi SOAPIER
S: Data subyektif , yaitu data yg diutarakan klien dan pandangannya
terhadap data tersebut.
- Pasien mengutarakan bahwa
Ansietas yang dialami pasien
post/pasca tindakan pembedahan berkurang.
- Pasien mengatakan tidak ada nyeri lagi pada regio 5 (kandung
kemih)
- Pasien mengutarakan bahwa ketika buang air kecil tidak terasa
sakit dan keluarnya urine lancar
O: Data Obyektif, yaitu data yg didapat dari hasil observasi perawat,
termasuk tanda- tanda klinik dan fakta yg berhubungan dengan
Penyakit.
- Data laboratorium meliputi : Ureum (BUN), Kreatinin, elektrolit,
tes sensitivitas, dan biakan urine
- Hasil periksa Radiologis: USG/TRUS, retrograde, Ct Scan,
- Hasil periksa colok dubur
- Hasil monitoring Keseimbangan input dan output urine pasien
A

: Asessment, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subyektif dan


data obyektif.
- Intervensi mengenai Kebutuhan pasien yang belum terpenuhi dapat
dilanjutkan
- Intervensi mengenai Kebutuhan pasien yanh sudah terpenuhi
dihentikan, namun tetap ada monitoring

: Perencanaan. Yaitu pengembangan rencana sgr atau yg akan dtg


untuk status kesehatan klien yang optimal.
I : Intervensi, merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
mengacu pada diagnosa keperawatan yang ada
E : Evaluasi, merupakan analisis respon klien terhadap implementasi
yang diberikan.
R : Revisi. Data data klien yg mengalami perubahan respon klien yang
akan direvisi untuk rencana perawatan.
2. Evaluasi Formatif

keperawatan:
kurang

dari

Evaluasi yg dilakukan saat memberikan intervensi dengan respon segera,


misalkan penanganan nyeri pada pasien.
3. Evaluasi Sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien pada
waktu tertentu. Dari awal pasien datang, melewati tindakan pembedahan,
respon klien ketika dilakukan tindakan tersebut dan sampai pasien pulang.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC (edisi 12).
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC (edisi 8).

Vous aimerez peut-être aussi