Vous êtes sur la page 1sur 5

Nama: Aldi Rifani, Muhammad Jalaludin, Wahyu Ryanda pangestu, Rida Asanadya, Andi

Tri Wicaksono.
ABSTRAK
Besaran atau properti yang pertama kali dibahas adalah titik berat penampang dan
inersia penampang. Berkaitan dengan berat sebuah badan dapat dipahami bahwa bumi
mengeluarkan gaya gravitasi pada setiap partikel pembentuk sebuah benda. Gaya-gaya ini
dapat digantikan oleh sebuah gaya ekivalen yang sama dengan berat benda dan diaplikasikan
pada pusat gravitasi (center of gravity) dari benda. Sentroid/titik berat dari sebuah luasan
adalah analogi dari pusat gravitasi sebuah benda. Konsep momen pertama (statis momen)
atas masa sebuah luasan digunakan untuk mencari lokasi sentroid ini.
Kata kunci : Titik Berat dan Momen Inersia
PENDAHULUAN
Mekanika bahan adalah cabang
mekanika terapan yang membahas perilaku
benda padat yang mengalami berbagai
pembebanan.
Mekanika
bahan
mempermasalahkan
bagaimana
gaya
lentur, puntir, atau pada saat benda hancur.
Dalam menganalisis masalah, dari sudut
statika struktur dianggap badan kaku yang
ideal yang tidak berdeformasi maupun
gagal/hancur. Pada kenyataannya, struktur
dapat berdeformasi atau gagal bergantung
pada material pembentuknya dan beban
yang diterima struktur. Guna menganalisa
baga perilaku material sesungguhnya
ketika
struktur
yang
bersangkutan
menerima beban, perlu diperkenalkan
konsep tegangan dan regangan. Dalam
rangka menganalisa struktur dari sudut
pandang ini, perlu lebih dahulu dipahami
statika untuk menyelesaikan semua gaya
internal dan eksternal yang bekerja pada
sebuah badan.
LANDASAN TEORI
Momen Inersia
Momen inersia dapat disebut juga
Momen Kedua atau Momen Kelembaman.
Data
momen inersia suatu penampang dari
komponen struktur akan diperlukan pada
perhitungan-perhitungan tegangan lentur,
tegangan geser, tegangan torsi, defleksi
balok,
kekakuan
balok/kolom
dan
sebagainya. Luasan A pada gambar 2.1.
merupakan
bidang
datar
yang

menggambarkan penampang dari suatu


komponen struktur, dengan dA merupakan
suatu luasan/elemen kecil.
Momen Inersia terhadap sumbu x :
Ix = y2 dA (2.1)
Momen Inersia terhadap sumbu y :
Iy = x2 dA (2.2)
Momen
Inersia
kutub
:
Ip = r2 dA (2.3)
Momen Inersia Perkalian (Product of
Inertia)
:
Ixy = xy dA (2.4)
Momen inersia pada Persamaan 2.1,
Persamaan 2.2, dan Persamaan 2.3 selalu
bertanda positif, sedangkan momen inersia
perkalian pada Persamaan 2.4 dapat
bertanda negatif. Momen inersia pada
keempat persamaan diatas penggunaannya
terbatas pada momen inersia bidang
tunggal, sedangkan secara umum banyak
bidang/penampang merupakan gabungan
dari beberapa penampang tunggal.
Misalnya penampang yang berbentuk L
adalah gabungan dari dua penampang segi
empat. Untuk menyelesaikan momen
inersia pada penampang gabungan
diperlukan pengembangan dari Persamaan
2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4 yang disebut dengan
Teori Sumbu Sejajar.
Titik Berat
Titik berat bidang datar secara matematis
dapat ditentukan sebagai berikut :

koordinat titik berat bidang yaitu (X,Y).


Berdasarkan data-data ini dapat ditentukan
suatu hubungan:

Pengertian
integral
disini
adalah
perjumlahan, sehingga Persamaan 1.1 dan
Persamaan 1.2 diatas dapat juga ditulis
dalam bentuk Persamaan 1.3 dan

Suatu bidang datar seperti pada Gambar


1.2 diatas, dengan luas bidang datar A.
Koordinat dA yaitu (x,y) sedangkan

Persamaan 1.4.

LANGKAH-LANGKAH
PERHITUNGAN

Dengan cara yang sama dapat pula


ditentukan absis X dengan Persamaan 1.1,

Penyelesaian : Dari

akan tetapi luasan bidang kecil dA dibuat


sejajar dengan sumbu y

Sehingga koordinat titik berat bidang segi


empat sebesar ( b, h) Contoh 2

Tentukan koordinat titik berat suatu bidang


segitiga dengan lebar b, dan tinggi h
seperti pada gambar dibawah :

Dengan cara yang sama dapat ditentukan


absis
X
1 1 3 3 Sehingga koordinat titik berat
bidang segi tiga sebesar ( b, h ) Contoh 3
Tentukan koordinat titik berat suatu bidang
setengah lingkaran dengan jari-jari r
seperti pada gambar berikut.

Sehingga koordinat titik berat bidang


setengah lingkaran sebesar (0, ). Contoh 4
Tentukan koordinat titik berat suatu
penampang baja siku seperti pada gambar
berikut

Penyelesaian :
Tempatkan salib sumbu seperti pada
gambar dibawah. Dalam hal ini bidang
penampang berada dalam kwadran
pertama, sehingga nilai dan ordinat
bernilai positip. Bidang penampang dibagi
dalam 2 bagian: bagian 1 dan bagian 2.

Sehingga koordinat titik berat bidang


penampang baja siku sebesar (27,57 mm,
50,22 mm). Contoh 5 Tentukan koordinat
titik berat suatu penampang baja seperti
pada gambar berikut :

Penyelesaian :
Berhubung bidang tersebut mempunyai
sumbu simetri yaitu sumbu y, maka salib
sumbu dapat digambarkan seperti pada
gambar dibawah. Bidang penampang
dibagi menjadi 3 bagian.

Dalam hal ini nilai absis tidak perlu


dihitung, karena titik berat terletak pada
sumbu y, sehingga x = 0

Contoh soal :
Hitunglah momen inersia (Ix, Iy, Ip, Ixy )
penampang tergambar terhadap sumbu x

dan sumbu y yang melalui titik berat


penampang

7. Hitung momen inersia perkalian sebagai


berikut :

Penyelesaian :
1. Hitung posisi titik berat penampang,
untuk ini sudah dihitung pada contoh
1.5.
2. Gambarkan salib sumbu x dan sumbu y
pada titik berat penampang sebagai
berikut :

3. Bagi penampang menjadi 3 bagian yaitu


bidang1 dan 2 bagian bidang 2 seperti
pada gambar.
4. Hitung momem inersia terhadap sumbu
x sebagai berikut :

Momen inersia perkalian akan bernilai 0


apabila salah satu sumbu yang melalui titik
berat penampang adalah sumbu simetri.
KESIMPULAN
Setiap benda memiliki titik berat. Untuk
mencari titik berat dari suatu benda yang
memiliki bentuk yang beraturan maupun
tidak beraturan dapat dilakukan dengan
cara yang sederhana. Perpotongan dua
buah garis atau lebih yang vertikal dapat
menemukan titik berat dari suatu benda.
Momen inersia silinder pejal besarnya
dipengaruhi oleh panjang jari-jari, dan
percepatan beban jatuh. Besar momen
akan sebanding dengan besar jari-jari ( R )
dan berbanding terbalik terhadap besar
percepatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/materisipilsem
ester3/mekanika-bahan

5. Hitung momen inersia terhadap sumbu y


sebagai berikut :

6. Hitung momen inersia polar sebagai


berikut :

Vous aimerez peut-être aussi