Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MUHAMMAD ROZIQIN
OKTAPIANTI
MUHAMMAD ANIS TASLIM
AMIRA AULIA
DWI HARTINI
BAIQ SELLY SILVIANI
KHOLIDATUL AZIZAH
NUR SAYYID JALALUDDIN RUMMY
131611123017
131611123018
131611123019
131611123020
131611123021
131611123022
131611123023
131611123024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Agregat Anak Usia
Sekolah Di Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, tapi berkat bimbingan dari semua pihak maka makalah ini dapat
terselesaikan, untuk itu berkenanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Eka Misbahatul M. Has., S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penanggung
jawab mata kuliah Komunitas II.
2. Elida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen fasilitator
3. Seluruh staf Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
4. Rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga khususnya
program B19
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan
berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca, guna menambah wawasan dalam
asuhan keperawatan pada pasien asma
Surabaya, Oktober
2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
III
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
3
C. Tujuan................................................................................................................................
4
D. Manfaat..............................................................................................................................
4
BAB II: TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
1. Definisi Keperawatan Komunitas...............................................................................
5
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas.............................................................
6
3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas...............................................................
7
B. Asuhan Keperawatan Komunitas......................................................................................
8
1. Pengkajian...................................................................................................................
8
2. Analisa Dan Diagnosa Keperawatan Komunitas........................................................
8
3. Perencanaan.................................................................................................................
9
4. Penatalaksanaan (Implementasi).................................................................................
9
5. Evaluasi.......................................................................................................................
10
C. Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Community Health Nusring)
1. Definisi........................................................................................................................
10
2. Tujuan..........................................................................................................................
11
3. Sasaran........................................................................................................................
11
D. Anak Usia Sekolah............................................................................................................
14
E. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah...............................................................................
15
1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)..................................................................
15
2. Pemberian Asupan Gizi Seimbang..............................................................................
17
3. Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut.........................................................................
20
BAB III: PENGKAJIAN KOMUNITAS AGREGAT ANAK USIA
SEKOLAH..............................................................................................................................
23
BAB IV: DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS....................................................
30
BAB V: RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES ANAK USIA SEKOLAH...............
33
BAB VI: KESIMPULAN.......................................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas di bagi berdasarkan kelompok usia
diantaranya adalah kelompok usia anak sekolah. Menurut Wong (2008), anak
sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya, dan orang lainnya.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 mulai masuk
sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak. Banyak
masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya
pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi,
kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia
sekolah. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014)
Sulitnya memenuhi target penjaringan SD/MI dapat disebabkan oleh
beberapa masalah. Masalah utama yang sering ditemukan di daerah yaitu
kurangnya tenaga di puskesmas sedangkan jumlah SD/MI cukup banyak,
sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan membutuhkan waktu
lebih lama. Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi dengan
baik. Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di
puskesmas namun di beberapa provinsi, pengelola program UKS di
kabupaten/kota berada pada struktur organisasi yang berbeda sehingga
menjadi penyebab koordinasi pencatatan dan pelaporan tidak berjalan dengan
baik. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014)
tahun
2013.
Pada
capaian
tahun
2015,
puskesmas
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan
komunitas pada agregat anak usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan fungsi keperawatan
komunitas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas
d. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan
komunitas
e. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat (Community Health Nursing)
f. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian anak usia sekolah
g. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya kesehatan anak usia sekolah
h. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada
agregat anak usia sekolah
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah
mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara
sistematis tentang asuhan keperawatan komunitas pada agregat anak usia
sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus yaitu agregat anak usia sekolah.
b. Masyarakat khususnya anak usia sekolah serta orang tua dan
masyarakat mampu memahami dan menerapkan prinsip hidup bersih
dan sehat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
pelayanan
promotif
dan
preventif
secara
keperawatan
komunitas
merupakan
metode
asuhan
Tujuan
proses
keperawatan
dalam
komunitas
adalah
untuk
belajar
dari
pengalaman
sebelumnya,
selain
faktor
c. Kerjasama (Partnership)
dalam
asuhan
keperawatan
komunitas
sifatnya
upaya
keperawatan
menyelesaikan
komunitas
masalah
meliputi
kesehatan
pengkajian,
komunitas.
analisa
dan
Proses
diagnosa
pendidikan,
keselamatan
dan
transportasi,
politik
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder,
tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang
sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan
diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah),
penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan (Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau
disfungsi dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan
khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi,
imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada
saat
terjadinya
ditemukannya
perubahan
masalah
derajat
kesehatan.
kesehatan
Pencegahan
masyarakat
dan
sekunder
ini
10
5. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan
hasil yang diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur,
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah
melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan.
C. Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Community Health
Nursing)
1. Definisi
Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah suatu
bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan (Depkes,2006)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
279/menkes/sk/iv/2006 mengenai PERMENKES, keperawatan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang sudah
ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan.Perawatan Kesehatan
Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public HealthNursing) namun
pada akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN (CommunityHealth Nursing).
Perubahan istilah public menjadi community, terjadi dibanyak negara
karena istilah public sering kali di hubungkan dengan bantuan dana
pemerintah (government subsidy atau public funding), sementara
keperawatan kesehatan masyarakat dapat dikembangkan tidak hanya oleh
pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya pada
sasaran individu (UKP), contohnya perawatan kesehatan individu di
rumah (home health nursing).
Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya
adalah pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan
antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang
11
melibatkan
klien
sebagai
mitra
kerja
dalam
perencanaan,
12
pemulung/pengemis,
kelompok
penderita
HIV
13
perpaduan
pelayanan
keperawatan
dan
kesehatan
masyarakat
b. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
c. Fokus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) baik pada pencegahan tingkat pertama,
kedua maupun ketiga
d. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan masyarakat kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi
kemandirian
e. Ada kemitraan perawat kesehatan masyarakat dengan masyarakat
dalam upaya kemandirian klien.
f. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat
(Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
279/menkes/sk/iv/2006)
D. Anak Usia Sekolah
Menurut
14
15
air
minum
dan
makanan
yang
memenuhi
syarat,
16
bayi
ASI
eksklusif,
menimbang
balita
setiap
bulan,
17
18
9-12 tahun
BB 30 kg(2100
kkal)
g
urt
200
1 gelas
150
1 gelas
50
1 butir
50
1 potong
200
1 gelas
50
1 potong
25
1 potong
75
gelas
50
1 potong
200
1 gelas
150
1 gelas
50
1 potong
25
1 potong
75
75 gelas
50
1 potong
200
1 gelas
20
2 buah
Keterangan :
a. Dapat diganti dengan makanan penukarnya seperti roti, jagung,
kentang, sagu.
b. Diartikan sumber protein hewani : daging, telur, hati, ikan laut,
ikan tawar.
c. Diartikan sumber protein nabati : tahu, tempe, kacang-kacangan.
d. Dapat diganti dengan makanan penukar sebanyak 25 gram.
e. Berat biskuit Regal : 8-10 gr/buah
f. Berat biskuit Farley : 15-16 gr/buah
g. Urt : ukuran rumah tangga
h. G : gram
19
20
Tabel 1.2
Angka
Kecukupan
Energi dan
Protein pada
Anak Usia
Sekolah Umur
(tahun)
7-9
Pria
10-12
Wanita 10-12
Berat
Badan (kg)
Tinggi Badan
(kg)
Angka
Kecukupan
Energi
(kkal/orang/har
i)
Angka
Kecukupan
Protein
(gram/orang/ha
ri)
25.0
35.0
120
138.0
1800
2050
45
50
38
145
2050
50
21
Keterbatasan
(disable)
berarti
rasa
sakit
dan
gangguan
kognisi,
terganggunya
kegiatan
interpersonal,
22
23
d. Timur
: RT 02
Deskripsi
Perumahan
Hampir seluruh warga dengan anak usia sekolah memiliki
rumah dengan status kepemilikan sendiri. Seluruh rumah
bertipe permanen dengan lantai terbuat dari tegel. Terdapat
jendela disetiap rumah di RT 01 RW 03 namun jendela
jarang dibuka karena tidak terbiasa. Pencahayaan di dalam
rumah di siang hari sebagian besar baik, namun masih ada
beberapa ruamah dengan pencahayaan yang kurang. Jarak
antara rumah dengan tetangga sebagian besar rumah warga
saling berhimpitan, jalan/gang kecil dan sempit dan hanya
cukup dilalui satu motor atau sepeda jalan ini juga sering
digunakan oleh anak-anak sebagai tempat bermain sepatu
roda. Sebagian besar rumah RT 01 RW 03 tidak memiliki
halaman dengan rerata luas rumah 4 m2 , terdapat 1 KK
yang memiliki kandang untuk ternak burung dan terdapat
tikus disekitaran gang.
Sumber air :
Sekitar 70% warga di RT 01 RW 03 menggunakan air
PDAM untuk masak dan minum sedangkan sisanya sudah
mulai menggunakan air sumur, warga yang menggunakan
air PDAM untuk keperluan minum selalu memasak air
terlebih dahulu. Untuk keperluan mandi/mencuci sebagian
besar warga menggunakan air PDAM sedangkan sisanya
menggunakan air sumur. Jarak antara sumber air dengan
septic tank yakni >10 m pada hampir semua rumah.
Sebagian masyarakat menggunakan bak penampungan air
sementara, dengan kondisi tempat penampungan yang
sebagian besar dalam keadaan tertutup. Kondisi air dalam
penampungan semuanya tidak berasa/berwarna dan bersih.
Serta tidak terdapat jentik dalam tempat penampungan air.
Pembuangan sampah :
Semua warga di RT 01 RW 03 membuang sampah di TPA
dengan frekuensi pengambilan sampah oleh petugas setiap
24
Keamanan
dan
Transportasi
Politik dan
Pemerintahan
Yankes dan
Yansos
Layanan kesehatan :
Sarana kesehatan terdekat di wilayah Gresikan yakni
puskesmas dan posyandu. Sebagian besar masyarakat
membawa keluarganya ke rumah sakit bila sakit. Sebelum
dibawa ke pelayanan kesehatan, semua warga biasanya
membeli obat bebas. Jarak antara layanan kesehatan dengan
pemunkiman warga sekitar 1 km.
Layanan Sosial :
Fasilitas pendidikan yang ada di wilayah Gresikan adalah
satu SD, satu TK, dan satu PAUD, tidak ada sarana olahraga
25
Komunikasi Formal :
Warga biasanya menggunakan HP sebagai alat komunikasi,
selain itu warga juga biasanya membaca koran dan
menonton TV sebagai sarana utnuk mendapatkan informasi.
Komunikasi informal :
Warga di wilayah Gresikan v RW... RT... biasanya
menggunakan speacker masjid untuk menyampaikan
pengumuman atau mengumpulkan warga.
Ekonomi
Datasosial ekonomi :
Hampir semua keluarga dengan anak usia sekolah di
wilayah Gresikan RT.. RW.. berpenghasilan rata-rata lebih
dari 1.000.000. Namun hanya sebagian kecil warga yang
memiliki tabungan.
Rekreasi
B. Data Sekunder
1. Proporsi Anak Usia Sekolah RW 03 Berdasarkan Jenis Kelamin
26
JENIS KELAMIN
Laki-Laki
30; 44%
Perempuan
38; 56%
Gambar 3.1
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa proporsi anak usia sekolah pada rentang
usia 5-12 tahun berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 30 orang dan
perempuan sebanyak 38 orang.
2. Proporsi Anak Usia Sekolah RT 01 RW 03 Berdasarkan Status Gizi
STATUS GIZI
2; 3%
16; 24%
Baik
Cukup
Kurang
50; 74%
Gambar 3.2
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa proporsi anak usia sekolah pada rentang
usia 5-12 tahun berdasarkan status gizi yaitu gizi baik sebanyak 50 orang, gizi
cukup sebanyak 16 orang dan gizi kurang sebanyak 2 orang.
3. Proporsi Anak Usia Sekolah RT 01 RW 03 Berdasarkan Imunisasi
27
STATUS IMUNISASI
Lengkap
Tidak Lengkap
68; 100%
Tidak Rajin
Tidak Pernah
42; 62%
Gamba2r
3.4
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa proporsi anak usia sekolah pada rentang
usia 5-12 tahun berdasarkan kebiasaan gosok gigiyaitu rajin sebanyak 42 orang
dan tidak rajin sebanyak 26 orang.
5. Proporsi Anak Usia Sekolah RW 03 Berdasarkan Kejadian Sakit Gigi
28
Ya
Tidak
42; 62%
Gambar 3.5 Proporsi Anak Usia Sekolah Berdasarkan Kejadian Sakit Gigi di
RT 01 RW 03 Kelurahan Tambaksari Kecamatan Pacarkeling,
Kota Surabaya pada tanggal 1 Oktober 2016
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa proporsi anak usia sekolah pada rentang
usia 5-12 tahun berdasarkan kejadian sakit gigi yaitu senyak 54 orang pernah
mengalami sakit gigi dan sebanyak 14 orang tidak pernah mengalami sakit gigi
6. Proporsi Anak Usia Sekolah RW 03 Berdasarkan Kejadian ISPA
KEJADIAN ISPA
12; 18%
Ya
Tidak
56; 82%
29
30
BAB IV
ANALISA DATA DAN PRIORITAS MASALAH
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01 RW 03 KELURAHAN TAMBAKSARI KECAMATAN PACARKELING,
KOTA SURABAYA
A. Analisa Data
Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada dianalisa sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW 03 Kelurahan Tambaksari Kecamatan Pacarkeling, Kota Surabaya
pada tanggal 1 Oktober 2016
Sasaran
Data
Domain
Komunitas
DO :
1. Dari 68 anak di RT 01 RW 03 terdapat 26 orang
anak atau 38% anak tidak rajin sikat gigi atau
melakukan sikat gigi sesuai dengan aturan
2. Terdapat 56 anak mengalami ISPA 6 bulan terakhir
3. Terdapat lebih dari 50% anak yaitu 62% anak
mengalami sakit gigi 6 bulan terakhir
4. Tedapat 50 anak yang memiliki gizi baik, 16 anak
memiliki gizi cukup dan 2 orang anak memiliki gizi
31
Kelas
Domain I : Kelas 2 :
Promosi
Menejemen
Kesehatan Kesehatan
Kode
000188
00099
Masalah
Keperawatan
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
kurang.
5. Tampak ibu-ibu yang membiarkan anaknya jajan
sembarangan di lingkungan rumah.
6. Di waktu sekolah tampak pada jam istirahat anakanak menyerbu pedagang yang berjualan di luar
sekolah, jenis jajanan seperti cilok, baso goreng,
dll dengan saus warna merah terang.
7. Terdapat 1 kios kecil di dalam sekolah, namun
hanya menyediakan jajanan kering dan gorengan.
8. Terdapat tempat cuci tangan di sekolah namun
hanya ada 3 keran tanpa ada sabun.
DS :
1. Ibu mengatakan anaknya sering belanja jajanan di
sembarang tempat
2. Beberapa orang tua mengatakan gigi anak mereka
berlubang dan berwarna hitam
3. Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui secara
detail tentang penanganan secara mandiri anak usia
sekolah yang mengalami masalah kesehatan khususnya
kerusakan gigi
4. Beberapa orang tua mengatakan anaknya pernah
mengalami diare 6 bulan terakhir.
5. Beberapa ibu mengatakan anaknya pernak menderita
batuk, pilek, dan sakit gigi 6 bulan terakhir ini.
31
B. Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaporkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas di RW III RT I Kelurahan Pancarkelling Kec. Tambak Sari Kota Surabaya
Diagnosa keperawatan
Pentingnya
Perubahan positif untuk
Penyelesaian untuk
Total Score
penyelesaian masalah
penyelesaian di komunitas
peningkatan kualitas hidup
1 : rendah
0 : tidak ada
0 : tidak ada
2 : sedang
1 : rendah
1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Perilaku kesehatan
3
3
2
8
cenderung berisiko pada
agregat anak usia sekolah di
RW III RT I Kelurahan
Pancarkelling Kec. Tambak
Sari Kota Surabaya
Ketidakefektifan
3
3
3
9
pemeliharaan kesehatan anak
usia sekolah di RW III RT I
Kelurahan Pancarkelling
Kec. Tambak Sari Kota
Surabaya
32
1. BAB V
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
3. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01 RW 03 KELURAHAN TAMBAKSARI KECAMATAN
PACARKELING, KOTA SURABAYA
A. Diagnosa Keperawatan
4. Dari hasil analisa data dan skoring, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas sebagai berikut:
5. Tabel 5.1 Diagnosa keperawatan asuhan keperawatan komunitas RW 01 RW 03 Kelurahan Tambaksari Kecamatan Pacarkeling, Kota
Surabaya pada tanggal 1 Oktober 2016
6.
Sas
aran
11.
Ko
munitas
7.
Domain
12.
Domain I :
13.
Promosi
Kesehatan
8.
Kelas
14.
Kelas 2 :
15.
Menejemen
Kesehatan
9.
Kode
16.
21.
000188
00099
10.
17.
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
22.
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
23.
B. Rumusan Diagnosis Keperawatan
24. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat anak usia sekolah di RW III RT I Kelurahan Pancarkelling Kec. Tambak Sari
Kota Surabaya
25. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada agregat anak usia sekolah di RW III RT I Kelurahan Pancarkelling Kec. Tambak Sari
Kota Surabaya.
26.
33
27. BAB VI
28. RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES ANAK USIA SEKOLAH
29. DI RW 03 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
A. Intervensi Keperawatan untuk Pokja Anak Usia Sekolah
30.
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas dan
disusunlah kriteria intervensi dan hasil pada asuhan keperawatan kelompok/komunitas menggunakan pendekatan prevensi primer,
sekunder, dan tersier.
31.
Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut.
32.
Tabel 6.1 Intervensi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RW 01 RW 03 Kelurahan Tambaksari Kecamatan Pacarkeling,
Kota Surabaya pada tanggal 1 Oktober 2016
33. DATA
34. DIAGNOS
A
(NANDA/I
NCP)
38. Kasus agregat
39. Domain 1 :
anak usia sekolah :
40. Promosi
1. Dari 68 anak di RT 01
Kesehatan
RW 03 terdapat 26
1. Ketidakefektifa
orang anak atau 38%
n pemeliharaan
anak tidak rajin sikat
kesehatan
gigi atau melakukan
(00188)
sikat gigi sesuai
35. TUJU
AN
41. Tujua
n:
42. Berkur
angnya
perilak
u
berisik
o anak
36. NOC
37. NIC
dengan aturan
2. Perilaku
2. Terdapat 56 anak
kesehatan
mengalami ISPA 6
cenderung
bulan terakhir
beresiko
3. Terdapat lebih dari
(00099)
50% anak yaitu 62%
anak mengalami sakit
gigi 6 bulan terakhir
4. Tedapat 50 anak yang
memiliki gizi baik, 16
anak memiliki gizi
cukup dan 2 orang
anak memiliki gizi
kurang.
5. Tampak ibu-ibu yang
membiarkan anaknya
jajan sembarangan di
lingkungan rumah.
6. Di waktu sekolah
tampak pada jam
istirahat anak-anak
menyerbu pedagang
yang berjualan di luar
sekolah, jenis jajanan
seperti cilok, baso
goreng, dll dengan
saus warna merah
terang.
usia
(244).
1805:Pengetahuan; perilaku
sekola
5604
Pengajaran kelompok (372)
sehat .
h dan 1832:Pengetahuan; promosi 5618:Pengajaran
menin
kesehatan.
prosedur/tindakan (371).
gkatny 1854:Pengetahuan; diet sehat
60.
a
61. Domain 7; Komunitas
1855:Pengetahuan; gaya
efektifi
62.
hidup sehat .
tas
63. Kelas C; Promosi
50.
pemeli
kesehatan komunitas
51. Kelas Q; Perilaku sehat
haraan
8750: Pemasaran sosial di
keseha 1600:Kepatuhan perilaku
masyarakat (351).
1621:Kepatuhan perilaku; diet
tan
64.
sehat .
pada
anak 1602Perilaku promosi kesehatan
.
usia
sekola 1603:Pencarian perilaku sehat .
h.
1606Partisipasi dalam
43.
pengambilan keputusan
44.
perawatan kesehatan.
52.
53. Kelas R; Health Beliefs
1704:Health beliefs; perceived
threat
54.
68. Prevensi Sekunder :
91. Prevensi Sekunder :
69.
92.
70. Kelas T; Kontrol resiko
93. Domain 3; Perilaku
dan keamanan
94. Kelas O; Terapi perilaku
35
36
mengatakan anaknya
pernah mengalami
diare 6 bulan terakhir.
13. Beberapa ibu
mengatakan anaknya
pernak menderita
batuk, pilek, dan sakit
gigi 6 bulan terakhir
ini.
lingkungan fisik
3010:Kepuasan terhadap
keamanan .
3012:Kepuasan terhadap
pengajaran.
3005:Kepuasan terhadap
fungsi asistensi .
79.
80. Domain VI; Kesehatan
keluarga
81. Kelas Z; Kualitas hidup
keluarga
82. Level 3: Intervensi
2606:Status kesehatan
keluarga .
83.
84. Domain VII; Kesehatan
komunitas
85. Kelas BB; Weel Being
komunitas
86. Level 3: Intervensi
2701:Status kesehatan
komunitas .
2700:Kompetensi
komunitas .
87.
88. Kelas CC; Proteksi
37
(132).
7726:Preceptor; peserta didik
(306).
105.
106.Domain 7: Komunitas,
107.Kelas D; Manajemen
resiko komunitas.
108.Level 3: Intervensi
6489: Manajemen lingkungan;
komunitas (178).
109.
110.
kesehatan komunitas.
89. Level 3: Intervensi
2807:Efektifitas skrining
kesehatan komunitas .
2808:Efektifitas program
komunitas .
90.
114. Prevensi Tersier :
120.Prevensi Tersier :
115.
121.
116. Domain VI; Kesehatan
122.Domain 5; Keluarga
keluarga
123.Kelas X; Perawatan
117. Kelas Z; Kualitas hidup
siklus kehidupan.
keluarga
7040: Dukungan terhadap
118. Level 3: Intervensi
caregiver (113).
2605:Partisipasi tim
7140: Dukungan keluarga
kesehatan dalam keluarga .
(193).
119.
124.
125.BAB VII
126.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
127. Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
38
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
128. Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu,
dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkahlangkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
129. Dalam proses keperawatan komunitas terdapat 3 sasaran dalam memberikan asuhan keperwatan , yaitu individu, keluarga
dan kelompok. Dalam kelompok khusus, salah satunya terdapak asuhan keperawatan komunitas pada kelompok anak usia sekolah.
Dimana menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak.
Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman
sebaya, dan orang lainnya.
130. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan
refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Oleh karena itu pelayanan kesehatan pada anak termasuk intervensi yang harus
diperhatikan oleh perugas kesehatan.
131.
B. Saran
132. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas khususnya pada agregat
anak usia sekolah:
1. Pentingnya melibatkan warga masyarakat, orang tua, serta guru dalam mendukung pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) khususnya pada anak usia sekolah.
2. Perlu adanya pemantauan dan tindak lanjut terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan seperti promosi kesehatan ataupun
kegiatan-kegiatan pelatihan oleh kader kesehatan, petugas puskesmas dan instansi kesehatan.
39
3. Pemantauan dan tindak lanjut dilakukan dengan tujuan melihat apakah prinsip perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) telah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
133.
134.
40
135.
136.DAFTAR PUSTAKA
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
Potter, Patricia A dan Perry , Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Jakarta: EGC
153.
154.
155.