Vous êtes sur la page 1sur 4

ASD

DEFINISI
Atrial Septal Defect / ASD (defek septum atrium) adalah kelainan jantung kongenital
dimana terdapat lubang (defek) pada sekat (septum) inter-atrium yang terjadi oleh
karena kegagalan fusi septum interatrium semasa janin.

PREVALENSI
Isolated ASD : 5-10 % dari seluruh kelainan kongenital; prevalensi wanita >> (P:W =
1:2).
ASD yang disertai kelainan lain : 30-50% dari seluruh kelainan jantung kongenital.

PATOLOGI
1. 3 tipe ASD : Defek Ostium Sekundum (ASD II), Defek Ostium Primum
(ASD I), dan Defek Sinus Venosus
2. ASD II paling banyak (50-70% total ASD); defek ada pada lokasi fossa
ovalis. Adanya kelainan penyerta Anomalous Pulmonary Veins Return terjadi
pada 10% dari seluruh kasus ASD II.
3. Isolated ASD I sekitar 15% total ASD; dan bila ASD I disertai ECD
(endocardial cushion defect), memiliki prevalensi sekitar 30% ASD.
4. Sinus Venosus Defect (10% total ASD) umumnya ber-tipe 'superior' (sekitar
muara vena kava superior), dan jarang yang ber-tipe 'inferior' (muara vena
kava inferior). Kadangkala vena pulmonalis kanan bermuara ke RA.
5. Unroofed Coronary Sinus : merupakan jenis ASD paling jarang; dimana
defek terletak pada "atap" dari coronary sinus sehingga terjadi komunikasi
antara Sinus Coronarius dan Atrium kiri (LA).
6. Mitral Valve Prolaps terjadi pada 20% seluruh kasus ASD

PATOFISIOLOGI

1. Terjadi aliran "shunting" darah dari atrium kiri menuju atrium kanan melalui
defek/lubang pada sekat atrium (left to right shunt) oleh karena compliance
ventrikel kanan yang lebih besar (bertekanan rendah) dibanding ventrikel
kiri. Besarnya "shunting" bergantung terhadap seberapa besar perbandingan
compliance (relatif) ventrikel kanan terhadap ventrikel kiri, dan juga
bergantung pada besar-kecilnya defek.
2. Akibatnya adalah terjadi kelebihan volume darah (volume-overload) pada
jantung kanan yang pada akhirnya menyebabkan pembesaran atrium dan
ventrikel kanan serta dilatasi arteri pulmonalis. Juga terjadi peningkatan
tekanan pada vaskularisasi paru atau yang dikenal 'hipertensi pulmonal' akibat
kelebihan volume darah pada paru (lung overflow).
3. Dilatasi ventrikel kanan mengakibatkan waktu depolarisasi ventrikel kanan
memanjang yang akan memberikan gambaran blok RBBB (right bundle
branch block) pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)
4. Murmur yang terjadi bukan karena "shunting" di atrium, tetapi oleh karena
terjadinya turbulensi darah saat melewati katup arteri pulmonalis (stenosis
relatif katup pulmonal). Oleh sebab itu murmur yang terjadi adalah murmur
sistolik di area auskultasi pulmonal.
5. Gagal jantung kongestif (CHF) dan hipertensi pulmonal seringkali baru
terjadi pada usia dekade III dan IV oleh karena faktor compliance dari
jantung kanan dan arteri pulmonal yang besar.

PENAMPAKAN KLINIS
1. Pada pemeriksaan fisik: habitus kurus, seringkali pasien datang dengan tanda
dan gejala sesak atau infeksi saluran napas atas berulang
2. Auskultasi : wide and fixed S2, murmur ejeksi sistolik
3. EKG : right axis deviation (+90 sampai +180), right bundle branch block
(rsR di V1)
4. Radiologi : kardiomegali dengan RAE dan RVE; MPA prominen, PVM
5. Pemeriksaan Ekokardiografi : pada pandangan subcostal 4-chamber akan
memperlihatkan defek pada septum atrium dan ditemukan tanda-tanda
adanya left to right shunt (RAE, RVE, PA >)

PERJALANAN PENYAKIT
1. Bila diagnosis dapat ditegakkan sebelum usia 3 bulan:
o defek ukuran < 3 mm umumnya akan menutup spontan.

defek >3 dan <8 mm menutup 80% dalam 1,5 tahun

defek > 8 mm jarang yang menutup spontan.

2. Bayi dan anak umumnya asimtomatik; CHF dan PH muncul pada usia dekade
III dan IV.
3. Sangat jarang terjadi endokarditis dan komplikasi serebral.

MANAJEMEN
Secara umum: adanya ASD sedang-besar merupakan indikasi untuk melakukan
penutupan defek secara intervensi bedah atau kateterisasi; pengobatan
(medikamentosa) tidak akan menyebabkan menutupnya lubang ASD sedang - besar,
dan bersifat simptomatik saja.
Medikamentosa
1. Pembatasan aktivitas atau olahraga tidak diperlukan.
2. Bayi dengan tanda2 CHF sebaiknya dilakukan terapi medikamentosa lebih
dahulu oleh karena keberhasilan tinggi dan kemungkinan menutup spontan.
3. Dapat dilakukan tindakan penutupan melalui intervensi kateterisasi (ASO atrial septal occluder) bila syarat dipenuhi
Bedah
1. Indikasi operasi adalah bila left to right shunt dengan Qp/Qs 1,5 :1
2. Kontraindikasi operasi : PVR ( 10 U/m2 , > 7 U/m2 dengan vasodilator)
3. Timing operasi: menunggu usia 3 atau 4 thn, karena masih ada kemungkinan
menutup spontan (sebelum usia sekolah)
4. Mortalitas : < 1 %
5. Komplikasi : aritmia, cerebral accident

FOLLOW UP
1. Kardiomegali akan berkurang setelah 1-2 tahun pasca operasi
2. Aritmia atrial atau nodal dapat terjadi post-operative (7-20% pasien)
3. Kadang timbul tanda Mitral Valve prolaps

Vous aimerez peut-être aussi