Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. Ht
Umur
: 29 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Karyawan Pabrik
Agama
: Islam
Alamat
No. RM
: 000xxx
Tanggal MRS
: 18mei 2015
Tanggal keluar
:-
B. Anamnesis
Pasien seorang wanita 32tahun G3P1A1 datang ke IGD RSUD Sukoharjo
dengan keluhanrasa kencang-kencang dan keluar cairan dari jalan lahir, Pusing (-),
mual (+), muntah (-) TD:120/80.
HPMT: 03-10-2014
HPL
: 10-07-2015
UK
: 32 minggu
Pasien mengatakan bahwa pasien baru mengetahui kehamilannya saat usia kehamilan
1 bulan ketika pasien melakukan pemeriksaan Ultra Sono Graphy (USG). Riwayat
penggunaan KB suntik setiap 1 bulan.
C. Riwayat menstruasi :
Menarche
: 16 tahun
Lama mestruasi
: 7 hari
Sikus menstruasi
: dismenore (+)
Warna
: merah segar
: cair/ encer
Bau haid
: anyir
Flour albus
: tidak
1
:disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Anemia
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
Riwayat keputihan
: disangkal
Riwayat keguguran
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
F. Status perkawinan
Kawin 1 kali, lama kawin hampir 6 tahun
G. Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi/ minum sebelum dan selama hamil :
Konsumsi suplemen/ vitamin
: diakui
Minum jamu
: disangkal
Merokok
: disangkal
Minum alkohol
: disangkal
Tempat
bersalin
RS
Sekarang
Tahun
Hasil
Jenis
2010
Kehamilan
Aterm
Persalinan
Ab.incom
2015
32 minggu
Penyulit
Nifas
Anak
Berat
0000
Keadaan
Meninggal
2790
Baik
J. Pemeriksaan fisik
a. Status generalis
KU
: cukup, kesadaran compos mentis, gizi cukup.
Vital sign
: TD:120/80 mmHg; HR: 80x/menit RR: 20x/menit, S: 36,7 C
Berat badan : Sebelum hamil
: 50 kg
Setelah hamil
TB
:69 kg
: 157 cm
Kepala
Leher
Thorax
normal
Abdomen
normal, nyeri tekan (-), teraba janin, TFU = 30 cm,DJJ (+) 132x/menit dan
b. Status obstetrik
Abdomen
:
Inspeksi
Palpasi
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Vaginal toucher
Vagina: dalam batas normal
Serviks : tipis
Pembukaan : 2 jari
Presentasi : bokong
K. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Leukosit
12.4
3,6 - 11,0
103/ L
Eritrosit
3.72
3,80 -5,20
106/ L
Hb
10.0
11,7-15,5
gr/dL
Ht
29.2
35 - 47
78.5
26.9
34.2
174
80-100
26-34
33-36
150-450
fL
pg
g/dL
L
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Golongan Darah
Neutrofil
83.7
53-75
Limfosit
22.2 %
25-40 %
Monosit
4,90 %
2-8 %
Eosinofil
0,90
2,00-4,00
Basofil
0,30
0-1
GDS
75 mg/dL
70-120
mg/dL
PT
9.60
9.40-11.30
Detik
APTT
40.90
25.00-35.00
Detik
HBsAg
Negatif
Negatif
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal22Mei 2015
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Leukosit
11.3
3,6 - 11,0
103/ L
Eritrosit
3.38
3,80 -5,20
106/ L
Hb
9.1
11,7-15,5
gr/dL
Ht
26.9
35 - 47
79.5
26.9
80-100
26-34
fL
pg
Index
MCV
MCH
eritrosit
MCHC
34.2
33-36
g/dL
Trombosit
185
150-450
Golongan Darah
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal24Mei 2015
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Leukosit
14.6
3,6 - 11,0
103/ L
Eritrosit
3.70
3,80 -5,20
106/ L
Hb
9.8
11,7-15,5
gr/dL
Ht
29.0
35 - 47
78.5
26.9
33.8
218
80-100
26-34
33-36
150-450
fL
pg
g/dL
L
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Golongan Darah
L. Diagnosis
Ny. HT G3 P1 A1 hamil 32 minngu dengan Gemelli dan KPD
M. Penatalaksanaan ( Adv dr atik sp.OG )
Inf RL 20 tpm
Ampicilin /8 jam
Dexamethasone 2 ampul
Cefotaxime 1 gr/ 12 jam
Asam Mefemanat 3x1
Observasi s/d 6 jam
Follow up
Tanggal
18Mei 2015
Jam 06.00
Rasa
nyeri
diperut bagian
bawah
berkurang,
VS:
TD 110/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 20 x/menit, S 36,5C
Abdomen : supel, nyeri tekan
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
Infuse RL 20 tpm
Dexa 2 amp
Observasi
keadaan umum
19Mei 2015
Jam 06.00
20Mei 2014
Post op
rembesan
ketuban(+),
pusing
(-),
mual
(-),
muntah (-)
HPMT:3-102014
HPMT:10-72015
UK:32 mgg
Riwayat anak:
laki laki 3,2
kg,persalinan
norml
Rasa
nyeri
diperut bagian
bawah
berkurang,kel
uar
rembesan(+),
pusing
(-),
mual
(-),
muntah (-)
VS:
TD 110/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 16 x/menit, S 36,5C
Abdomen : supel, nyeri tekan
(+),TFU : 30 cm,DJJ 140 dan 132
x/menit,PPV(-)
Keluar air
ketuban(+)
Pusing
(-),
mual (-), perut
terasa nyeri
(-),
VS:
TD 120/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 16 x/menit, S 36C
Abdomen : supel, nyeri tekan (+)
Genital :ppv (-) dbn DJJ 140 dan
136x/menit
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
Infuse RL 20 tpm
Dexa 2 amp
Ampicilin 1/8 jam
Observasi
keadaan umum
Bedrest
Infuse RL 20 tpm
Ampisilin / 8 jam
Dexa 2 amp
21Mei 2015
Jam 05.30
22Mei 2015
Jam 05.30
Keluar
air
ketuban(+)
Pusing
(-),
mual (-), perut
terasa nyeri
(-),
Keluhan
(-),keadaan
umum pasien
sudah
membaik,kelu
ar
air
rembesan(+)
VS:
TD 110/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 16 x/menit, S 36 C
Abdomen : supel, nyeri tekan (-)
Genital :ppv (+) dbn DJJ 140 dan
132x/menit
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
Infuse Asering20
tpm
Ampisilin / 8 jam
Promavit 2x1
VS:
TD 120/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 16 x/menit, S 36 C
Abdomen : supel, nyeri tekan (-)
Genital :ppv (+) dbn DJJ 140 dan
132x/menit
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
Infuse Asering20
tpm
Ampisilin / 8 jam
Promavit 2x1
Infuse RL 20 tpm
Dexa 2 amp
Observasi
keadaan umum
Ampicilin 1/8 jam
Bedrest
Cek darah rutin
Tanggal
23Mei 2015
Jam 06.00
Rasa
nyeri
diperut bagian
bawah,
rembesan
ketuban(+),
pusing
(-),
mual
(-),
muntah (-)
VS:
TD 110/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 20 x/menit, S 36,5C
Abdomen : supel, nyeri tekan
(+),TFU : 30 cm,DJJ140 dan 132
x/menit
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
24 Mei 2015
Jam 06.00
Jam 3.20
Jam 3.45
Jam 4.00
Rasa
nyeri
diperut bagian
bawah,keluar
rembesan(+) ,
pusing
(-),
mual
(-),
muntah (-)
VS:
TD 110/80 mmHg; N 80 x/menit,
RR 16 x/menit, S 36,5C
Abdomen : supel, nyeri tekan
(+),TFU : 30 cm,DJJ 136 dan 132
x/menit,PPV(-)
Rasa
ingin
mengejan,VT
pembukaan
lengkap,KK
pecah spontan
Bayi
lahir
spontan
langsung
menangis
1450 gr dan
BB
1650
langsung
menangis,PB
40 cm
Plasenta lahir
spontan
lengkap,kontr
aksi
uterus(+)PPV(
+)< 500 cc
H.32
minngu
dengan
Gemelli dan
KPD
Infuse RL 20 tpm
Dexa 2 amp
Ampicilin 1/8 jam
Observasi
keadaan umum
Bedrest
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu kehamilan dengan dua janin
atau lebih.1 Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan kembar/ gemeli (2 janin), triplet (3
9
janin), kuadraplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian
yang semakin jarang sesuai dengan hokum hellin.2
Hukum hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan kembar dan tunggal
adalah 1:89, untuk triplet 1:892, untuk kuadraplet 1:893, dan seterusnya. Kehamilan tersebut
selalu menarik perhatian wanita, dokter, tenaga medis lainnya dan masyarakat itu sendiri.
Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin
kembar oleh karena itu mempertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan
komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.
Kehamilan kembar
terfertilisasi yang disebut sebagai dizygot atau fraternal twins1.3sedangkan kembar monozigot
adalah hasil pembelahan dari satu ovum yang terfertilisasi.Secara keseluruhan kurang lebih
30 % dari kehamilan kembar adalah kembar monozigotik dan 70 % nya adalah kembar
dizigotik.
2. Epidemiologi
Secara keseluruhan, angka kejadian kehamilan kembar semakin meningkat.Saat ini 3%
dari kehamilan adalah kehamilan kembar dan sebagian besarnya merupakan gemelli.Angka
kejadian kembar monozigotik di seluruh dunia relatif konstan yaitu 4 dari 1000 kehamilan.
Kehamilan kembar dizigotik berhubungan dengan double ovulasi dan angka kejadiannya
bervariasi sesuai ras dan dipengaruhi oleh usia ibu dan paritasnya. Angka kembar dizigotik
tertinggi terdapat di negara-negara Afrika yaitu 10-40 per 1000 kehamilan, diikuti oleh
Kaukasia sebesar 7-10 per 1000 kehamilan, dan terendah Asia sebanyak 3 per 1000
kehamilan.3,4
3.
Etiologi
Bangsa,
hereditas,
umur
dan
paritas
hanya
mempunyai
pengaruh
terhadap
kehamilankembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormone gonadotropin
yangdipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik.Faktor faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme
tertentumenyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau
10
Ras
Ras Afrika-Amerika memiliki kecenderungan untuk kehamilan kembar paling
besar dibandingkan ras lain. Myrianthopoulus (1970) mendapatkan bahwa pada
wanita kulit putih terdapat 1 kehamilan kembar dari 100 kehamilan, dan 1 : 80
pada wanita kulit hitam. Kehamilan kembar di Asia lebih sedikit. Di Jepang angka
kejadian hanya 1 dari 155 kehamilan.1,3
Usia
Kejadian kehamilan kembar mulai dari 0 pada pubertas di mana aktivitas
ovarium minimal, dan mencapai puncaknya pada usia 37 tahun. Dari
penelitian-penelitian diPaalman dan Mc ellin (1959) membuat kriteria klinik
sebagai berikut :3
a. Ostium uteri internum tertutup
b. Ostium uteri eksternum terbuka sebagian
c. Seluruh hasil konsepsi terletak dalam endoservik
d. Perdarahan uterus setelah fase amenore tanpa disertai rasa nyeri
e. Serviks lunak, membesar, dapat lebih besar dari fundus uteri,
sehingga terbentuk hour-glass uterus.
11
4.
a
Jenis
Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang
dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing
dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil
akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan
terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
1) Apabila pembelahan terjadi di dalam 72 jam pertama setelah pembuahan,
maka dua embrio, dua amnion, serta dua chorion, akan terjadi kehamilan
diamnionik dan dichorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda
atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
demikian
menimbulkan
kehamilan
kembar
diamnionik,
monochorionik.
Gambar
2.3.plasenta
monokorion
monoamnion
yang
terjadi
setelah
Kembar Dizigot
Kembar dizigotik atau fraternal adalah kembar yang disebabkan dari dua
ovum yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada
kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain
yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.1,5
Monozigotik
13
Dizigotik
Jenis kelamin
Mata, telinga, gigi, kulit
Sama
Sama
Sama/ tidak
Berbeda
Faktor lain:3
a) Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke
tuba kiri atau sebaliknya. Hal ini dapat memperpanjang
perjalanan telur yang dibuahi ke uterus, pertumbuhan telur
yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.
b) Fertilisasi in vitro.
Ukuran antropologik
Sidik jari
Tangan dominan
Plasenta
Korion
Amnion
Rupa
Sama
Sama
Sama/ kidal
Satu/ dua
Satu / dua
Satu / dua
Sama
Berbeda
Sama
Sama
Dua terpusah/ bersatu
Dua
Dua
Berbeda
korion, maka bayi tersebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion,
maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.Pada kehamilan kembar
dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi
bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk.1,5,7
Kira-kira 1/3 kehamilan monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta, dan
banyak ditemukan 2 plasenta tersebut menjadi 1 sehinggakeadaan ini sering tidak dapat
dibedakan dengan kembar dizigot. Sedangkan 2/3 dari kehamilan monozigotik mempunyai 1
plasenta, 1 korion dan satu atau dua amnion. Pada kembar monoamniotik kematian bayi
sangat tinggi karena terdapat lilitan tali pusat.8
Kembar monozigotik yang dihasilkan dari fertilisasi ovum tunggal dengan sperma
tunggal, selalu berjenis kelamin sama. Kehamilan monozigot ini kemudian dapat menjadi
monokoriotik monoamniotik, monokoriotik diamniotik atau dikoriotik diamniotik tergantung
pada tahap pembelahan apa zigot membagi menjadi dua embrio.4 Normalnya, kembar
monozigot mempunyai karakteristik fisik (kulit, rambut, warna mata, pertumbuhan tubuh)
dan genetik (karakteristik darah: ABO, M, N) yang sama, dan seringkali merupakan cermin
antara satu dan yang lainnya (satu bayi kembar menggunkan tangan kanan, yang satu lagi
kidal). Kejadian kembar monozigot ini tidak terkait dengan genetik. Kehamilan ini terjadi
secara acak pada 1 : 250 kehamilan.10
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan
kembar dibanding dengan kehamilan tunggal.Pada trimester I sering mengalami mual dan
muntah yang lebih sering daripada kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah
maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan
darah dengan persalinan pervaginam adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak
dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.5
Massa eritrosit juga meningkat, namun secara proporsional lebih sedikit pada
kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang menimbulkan
anemia fisiologis yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan kembar gemelli rata-rata
sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan. Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan
tunggal, cardiac output meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta
peningkatan
stroke
volume.Ukuran
uterus
yang
lebih
besar
dengan
janin
banyak meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya
dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon.1,5
15
Khusus dengan kembar gemelli monozigotik, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari
jumlah cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut. Dalam keadaan
ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak viscera abdominal
selain juga paru dengan peninggian diafragma.1,5
Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi keberadaan wanita
untuk lebih sekedar duduk.Pada kehamilan kembar yang dengan komplikasi hidramnion,
fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, besar kemungkinannya
sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urine output maternal
dengan segera kembali ke normal setelah persalinan. Berbagai macam stress kehamilan serta
kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi maternal yang serius hampir tanpa
kecuali akan lebih besar pada kehamilan kembar.1,5
a) Pertumbuhan Janin
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat
badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat
badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan menyebabkan peredaran
darah plasenta mengurang.Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 g
lebih ringan daripada kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya
pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram, pada triplet kurang dari 2000 gram dan
untuk kuadruplet kurang dari 1500 gram.1,3,11
Selain itu, berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda
antara 50 sampai 1000g. Pada kembar dizigotik plasenta yang satu dapat berimplantasi
lebih menguntungkan, dipandang dari sudut tempat pada dinding uterus dan penyediaan
darah, daripada plasenta yang lain. Dengan demikian, pertumbuhan plasenta itu serta
janinnya lebih baik daripada plasenta yang lain serta janinnya. Demikian juga kehamilan
kembar monozigotik pembagian darah pada plasenta untuk kedua janin tidak sama,
sehingga yang satu kurang bertumbuh dibandingkan dengan yang lain. 1 Pada kembar
monozigotik tidak jarang pembuluh darah dalam plasenta untuk janin yang satu
beranostomosis dengan pembuluh darah untuk janin yang lain. Anastomosis ini bisa antar
pembuluh arteri, antara arteri dengan vena (arteri dikenali sebagai pembuluh yang
menyilang di atas vena) atau antar pembuluh vena.Hubungan vaskuler antar janin yang
16
Gambar : twin transfusin syndrome, menunjukkan bayi pertama lebih pucat dan bayi
kedua terlihat hitam dan menunjukkan polisitemia
Janin yang terganggu pertumbuhannya menjadi suatu monstrum yang dinamakan
akardius.Akardiakus asefalus ialah monstrum yang hanya terdiri atas panggul dan
ekstremitas bawah. Akardiakus akornus ialah monstrum tanpa badan. Akardiakus amorfus
17
ialah monstrum tanpa bentuk yang terdiri atas jaringan ikat yang mengandung berbagai
alat rudimenter dan diliputi kulit.1,2,3
2.
Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas.
Polihidramnion.
Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi.
ii. Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun,
berhubungan dengan peningkatan volume darah.Anemia mikrositik hipokrom seringkali
muncul pada kehamilan kembar.Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan
maternal untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester kedua. 5 Pada tes toleransi glukosa
didapatkan gestasional DM dan gestasional hipoglikemi sering ditemukan pada kehamilan
kembar.Pada kehmilan kembar chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan pregnanendiol
meningkat.Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis dengan pemeriksaan peningkatan serum
alfa fetoprotein ibu walaupun pemeriksaan ini tidak dapat berdiri sendiri. Tidak ada tes
biokimia yang dapat membedakan kehamilan tunggal atau kembar.6,9
iii.
Ultrasonografi
Seharusnya Pemeriksaan USG rutin dilakukan pada ibu hamil baik dengan kehamilan
tunggal maupun kembar, adapun yang dapat dinilai dari pemeriksaan USG sebagai diagnosis
kehamilan kembar adalah :
viabilitas, korionisitas, kelainan kongenital mayor, dan nuchal translucency (NT) pada
Untuk membedakan
19
o Dikorion:4
Evaluasi adanya kelainan struktur: usia kehamilan 20-22 minggu.
Penilaian pertumbuhan janin secara serial: usia kehamilan 24,28, dan 32 minggu,
kemudian tiap 2-4 minggu
o Monokorion:3,4
1. Pemeriksaan nuchal translucency berguna untuk skrining aneuploidi dan tidak
bermanfaat untuk memprediksi adanya TTTS.
2. Perbedaan NT > 20% berhubungan dengan risiko kematian janin sebesar 63% dan
risiko terjadinya TTTS yang berat sebesar 52%.
3. Penilaian TTTS dan pertumbuhan diskordan: usia kehamilan 16 minggu, kemudian
tiap 2-3 minggu.
4. Evaluasi kelainan struktur janin: usia kehamilan 20-22 minggu (termasuk
pemeriksaan gambaran jantung yang diperluas/Echo).
5. Evaluasi USG tiap 2-3 minggu mulai usia kehamilan 16 minggu hingga persalinan.
iv. Diagnosis pasti
Diagnosis pasti terdapatnya gemelli adalah apabila ditemukan:,5
a
biasa,sehingga sering terjadi perubahan presentasi posisi dan janin. Demikian pula
letak janinkedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak
lintang menjadiletak sungsang.Berbagai kombinasi letak serta presentasi dapat terjadi.
Yang paling seringditemukan ialah kedua janin dalam letak memanjang dengan
presentasi kepala, kemudianmenyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya
presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu, dan yang
paling jarang keduanya presentasi bahu.
20
21
8. Penatalaksanaan
1) Sebelum hamil
Risiko hamil kembar pada wanita yang menggunakan obat pemicu ovulasi adalah
20%-40%. Induksi ovulasi dengan klomifen sitrat, kejadian hamil kembar mencapai
5-10%, hal ini harus diberitahukan saat konseling
2) Waktu hamil
Pemeriksaan antenatal lebih sering yaitu setiap 1 minggu setelah kehamilan 20
minggu.Timbulnya hipertensi dapat dicegah dan gula darah harus diperiksa. Fe dan
asam folat diberikan setelah trimester I. diagnosis dini dapa menghindaro komplikasi
yang sering timbul, adanya kelainan kongenital dan kembar siam dapat ditegakkan
saatusia kehamilan 19-20 minggu.
Risiko pada 1 amnion 1 korion yaitu adanya sindroma transfuse janin, stuck twin sign,
dan lilitan tali pusat. Stuck twin sign dapat didiagnosis jika ditemukan :
a ICA<4
b Hidramnion di satu kantung kehamilan dan oligohidramnion di kantung
-
22
Apabila janin pertama bukan presentasi kepala dianjurkan seksio sesarea.Hal ini
untuk menghindari adanya interlocking, pada keadaan interlocking dimana janin
pertama lahir dengan presentasi bokong dan kepala janin kedua masuk rongga
panggul terlebih dahulu sebelu mkepala janin pertama masuk, terminasi nya adalah
seksio sesarea. Atau paling tidak jika menemukan hal ini, dapat dilakukan manipulasi
dengan cara memasukka 1 tangan kedalam jalan lahir diantara 2 dagu, dan tangan
yang lain mendorong kepala yang sudah masuk kedalam panggul didorong ke uterus.
B. Definisi Ketuban pecah dini
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses
persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu.12
Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan
berlangsung.Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan
pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.13
2.
Etiologi
secara
berlebihan
(overdistensi
uterus)
misalnya
tumor,
hidramnion,
gemelli.cKelainan letak misalnya lintang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi
pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian
bawah.15
Faktor keturunan
Faktor keturunan berlaku jika ada kelainan genetik dan berlaku defisiensi vitamin C
dan ion Cuprum (Cu) dalam serum.
Faktor lain
Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya
KPD.Trauma yang didapat misalnya hubunganseksual, pemeriksaan dalam, maupun
amnosintesis menyebabkanterjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.Faktor golongan
darah yaitu, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan
kelemahan bawaan termasuk kelemahan jarinngan kulit ketuban.Faktor lain yaitu:
psikologis
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
Riwayat KPD sebelumnya
Trauma
servix tipis / kurang dari 39 mm, Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, sevisitis dan vaginitis terdapat
3.
Epidemiologi
Dalam keadaan normal, 8 hingga 10% perempuan hamil aterm akan mengalami
Ketuban Pecah Dini. Ketuban Pecah Dini Prematur pula terjadi pada 1% kehamilan.Mengikut
referensi Ilmu Kebidanan, kejadian Ketuban Pecah Dini pada umur kehamilan sebelum 34
minggu, kejadiannya sekitar 4%.Dikemukan bahwa kejadian ketuban pecah dini, 5 %
diantaranya segera diikuti oleh persalinan dalam 5-6 jam, sekitar 95 % diikuti oleh persalinan
dalam 7-95 jam, dan selebihnya memerlukan tindakan konservatif atau aktif dengan
menginduksi persalinan atau operatif.
Menurut jurnal Acta Medice Iranica 2003, berlaku perbedaan insiden mengikut ras
yaitu, berlaku peningkatan drastic pada wanita kulit hitam yaitu dari 5.1% ke 12.5% dan pada
wanita kulit putih dari 1.5% menjadi 2.2%. Sosioekonomi rendah belum dapat dijadikan
parameter yang mempengaruhi Ketuban Pecah Dini.Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih
berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu
bersalin meninggal karena berbagai sebab.Antaranya, 65% adalah disebabkan komplikasi
dari Ketuban Pecah Dini.17
4. Gejala Klinis
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma
air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau
berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat"
kebocoran untuk sementara18.
5. Patofisiologi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 1500 cc. Air ketuban
berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya agak alkalis atau
netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam
urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar
protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui
apakah janin sudah punyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda
bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk
berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak
sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur
dengan mekonium.Asal air ketuban dari (1) kencing janin (fetal urin), (2) transudasi dari
darah ibu, (3) sekresi dari epitel amnion dan (4) asal campuran (mixed origin).19
27
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang.Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh.20
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matriks.Perubahan
struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan
menyebabkan selaput ketuban pecah.Faktro resiko untuk terjadinya ketuban pecah dini
adalah berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen serta kekurangan tembaga
dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain
merokok. Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP) yang
dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease (TIMP-1).Mendekati waktu
persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitikdari
matriks ekstraseluler dan membrane janin.Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat
menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP,
cenderung terjadi ketuban pecah dini.5
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda.Pada trimester ketiga, selaput
ketuban mudah pecah.Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim dan geakan janin.Pada trisemster terkhir terjadi
perubahan biokimia pada selaput ketuban.Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm
merupakan hal fisiologis.Ketuban pecah dini premature sering terjadi pada polihiramnion,
inkompetens serviks, dan solusio plasenta. Selain itu, faktor yang paling sering menyebabkan
ketuban pecah dini adalah factor eksternal misalnya infeksi.5
28
Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan proses biokimia yang terjadi dalam
kolagen matriks ektraseluler amnion, kotion, dan apoptosis membrane janin. Membrane janin
dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi, dan peregangan selaput ketuban dengan
memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormone yang
merangsang aktivitas matriks degrading enzyme.
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion
dan trofoblas.Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan
inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi
peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan.21
Patofisiologi pada infeksi intrapartum :
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
kehamilan
dengan
komplikasi
ketuban
pecah
dini
perlu
Pastikan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal dan janin
Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin.
Dalam menghadapi ketuban pecah dini, harus dipertimbangkan beberapa hal berikut ;
1) Fase laten :
29
Korioamnionitis:
Medika Mentosa
Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas perinatal pasca
ketuban pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko terjadinya sindrom distress
30
KETUBAN PECAH
INFEKSI
NON-INFEKSI
Penisilin
Amoksilin +
Gentamisin
Eritromisin
Metronidazol
untuk 7 hari
Lahirkan bayi
Steroid untuk
37 MINGGU
INFEKSI
NON-INFEKSI
Penisilin
Lahirkan bayi
Gentamisin
Berikan
Metronidazol
penisilin atau
Lahirkan bayi
ampisilin
pematangan
PROFILAKSIS
Stop antibiotic
paru
Antibiotik setelah persalinan
INFEKSI
Lanjutkan untuk 24-48 jam
NON-INFEKSI
Tidak perlu antibiotik
Agen Tokolitik
Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi namun
tidak memperbaiki luaran neonatal.Tidak banyak data yang tersedia mengenai pemakaian
31
agen tokolitik untuk ketuban pecah dini.Pemberian agen tokolitik jangka panjang tidak
diperkenankan dan hingga kini masih menunggu hasil penelitian lebih jauh.
TatalaksanaKetuban Pecah Dini
Kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan pada ketuban pecah dini :25
Konservatif
Tirah baring untuk mengurangi keluarnya air ketuban sehingga masa kehamilan dapat
diperpanjang.Tirah baring ini juga dapat dikombinasikan dengan pemberian antibiotic
sebagai profilaksis (mencegah infeksi). Antibiotic yang dianjurkan :
Bahaya menunggu terlalu lama adalah kemungkinan infeksi semakin meningkat sehingga
terpaksa harus dilakukan terminasi.
Tatalaksana aktif
Dilakukan untuk memperpanjang usia kehamilan dengan pemberian kombinasi :
Tindakan tatalaksana aktif juga tidak terlalu banyak meningkatkan maturitas janin dan
paru.Dalam keadaan terpaksa harus dilakukan terminasi kehamilan untuk menyelamatkan
janin dan maternal.
Dalam menunda persalinan ini, ada lima criteria yang dapat dipertimbangkan :26
32
Usia kehamilan < 26 minggu. Sulit mempertahankan kehamilan sampai aterm atau
sampai usia kehamilan sekitar 34 minggu. Bahaya infeksi dan oligohiramnion
akanmenimbulkan masalah pada janin. Bayi dengan usia kehamilan kurang dari 26
intrauteri. Bayi dengan berat > 2.000 gram sangat mungkin ditolong.
Usia kehamilan 34 - 36 minggu. BB janin sangat baik sehingga dapat dilakukan
Tatalaksana agresif
Tidakan agresif dilakukan bila ada indikasi vital sehingga tidak dapat ditunda karena
mengancam kehidupan janin atau maternal. Indikasi vital yang dimaksudkan yaitu :
Infeksi intrauteri
Solution plasenta
Gawat janin
Prolaps tali pusat
Evaluasi detak janin dengan KTG menunjukkan hasil gawat janin atau redup
BB janin cukup viable untuk beradaptasi di luar kandungan.
Pemilihan ketiga sikap diatas sangat sulit bila pada ketuban pecah dini, janin masih
premature. Keadaan janin yang premature akan menghadapi berbagai kendala umum akibat
ketidakmampuannya beradaptasi dengan kehidupan diluar kandungan. Hal ini diakibatkan
organ vital yang belum siap untuk menghadpi situasi yang sangat berbeda dengan keadaan
intrauteri sehingga menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
33
Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau
dubur
Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendi
BAB III
ANALISA KASUS
berada pada bagian bawah uterus sudah apa belum masuk kepintu atas panggul ibu, di kasus
gemelli akan teraba 2 balotemen jika presentasi kepala.Tehnik leopold IV :Memastikan
apakah bagian terendah janin sudah benar benar masuk ke pintu atas panggul apa belum,
akan tetapi dari pemeriksaan hanyan dilakukan pemeriksaan leopod I:
bokong TFU:30 cm TBJ:(30-12)155=2790 gr,leopold II: pukka,leopold III :
Presbo,leopold IV : belum masuk PAP , tanda tanda gemelli pada Ny Ht
sesuai
dengan
teori:penambahan
berat
badan
ibu
yang
mencolok,polihidromion,terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya
berjauhan,banyak bagian kecil yang teraba,nilai hematokrit dan
hemoglobin menurun walaupun penurunannya tidak signifikan dan
seharusnya di lakukan juga pemeriksaan tes pemeriksaan urin untuk
mengetahui kembar chorionic gonadotropin dan untuk mendiagnosa
pasien
gemelli
dengan
tepat
menggunakan
pemeriksaan
ultrasonografi( USG).
Diagnosis kehamilan kembar 75% didapatkan dari penemuan fisik, tanda-tanda yang
harus diperhatikan pada kehamilan kembar adalah,Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan
usia kehamilannya,Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh
edema atau obesitas,Polihidramnion,Ballotement lebih dari satu fetus,Banyak bagian kecil
yang teraba,Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin,Terdengarnya denyut jantung janin
yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling tidak 8 dpm.
Pada
mengeluh keluar cairan pervagina banyak sekitar pukul 6.30.sesuai dengan teori pecahnya
selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada kehamilan cukup
waktu atau kurang waktu,gemelli dan seharusnya keluarnya cairan pervagina pasien ini
ditegaskan dengan permeriksaan kertas lakmus untuk memastikan benar-benar itu ketuban
atau hanya air kencing dan seharusnya dilakukan USG dan DJJ secara rutin untuk memantau
seberapa banyak air yang masih tersisa di dalam perut ibu dan untuk mengukur perkiraan BB
janin Faktor risiko ketuban pecah dini persalinan preterm: kehamilan multipel : kembar dua
(50%),
kembar
tiga
(90%),riwayat
persalinan
preterm
sebelumnya,perdarahan
35
Penatalaksaan ketubam pecah dini sesuai terapi pasien ini yaitu pasien menggunakan
obat antibiotic yang dianjurkan Ampicillin 1/8 jam tujuan diberikan antibiotik mencegah
terjadinya infeksi dan obat golongan kortikosteroid yang dianjurkan Dexametason IM 6
mg/12 jam selama 2 hari yang berguna untuk pematangan paru dan memperpanjang usia
kehamilan dan Asam mefemanat untuk analgetik walaupun Tindakan tatalaksana aktif juga
tidak terlalu banyak meningkatkan maturitas janin dan paru.Dalam keadaan terpaksa harus
dilakukan terminasi kehamilan untuk menyelamatkan janin dan materna,Ny Ht mengalami
kenceng-kenceng dan rasa ingin mengejan,VT pembukaan lengkap,KK pecah spontan,bayi
lahir spotan langsung menangis BB 1450 gr dan 1650 gr bayi lahir kurang bulan dengan berat
bayi lahir rendah, apgar score 7/8/9. tidak biru, bayi dirawat diruang NICU selama 8 hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hariadi R. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Edisi Perdana Himpunan Kedokteran
Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Surabaya; 2004. hal:
364-82, 392-3, 426-43
2. Dodd J.M, Crowther C, Haslam R, Robinson. Timing of birth women with a twin
pregnancy at term:a randomized control trial. BMC Pregnancy and Childbirth. 2010.
10:68, pp: 2-6
3. Cunningham FG., Gant NF., Leveno KJ. Gilstrap LC., Hauth JC., Wenstrom KD.
Obstetri Williams. Hartanto H, dkk (eds). Edisi 21. Volume 2. Jakarta: EGC; 2005.
hal: 1714-7
4. Zach T. Dalam: Multiple Births. Last updated: Desember 2004. Diunduh dari:
http://www.emedicine.com/ped/topic2599.htm. Diakses tanggal 12 desember 2012
5. Wiknjosastro, H, Saifuddin A B, Rachimhadi T (eds). Ilmu Kebidanan. Edisi 3.
Cetakan 8. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. hal: 386-97
6. Dodd J.M, Crowther C, Haslam R, Robinson. Timing of birth women with a twin
pregnancy at term:a randomized control trial. BMC Pregnancy and Childbirth. 2010.
10:68, pp: 2-6
7. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Delfi Lutan (ed). Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1998. hal: 198-208; 255-8
8. Pernoll L. Multiple Pregnancy. Dalam: Decherney AH, Pernoll ML. Current obstetric
and gynaecologic diagnosis and treatment. Edisi 8. United States of America:
Appleton and Lange,1994. p.357-367
36
9. Society
Obstetricians
and
Gynecologists
of
Canada
consensus
statement.
38