Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
: Sistem Integumen
Dosen Pengajar
OLEH :
Adrian Lorenzo Mare (14061093)
Juliana Ariyani (14061064)
Herlina Injilya Rameng (14061081)
Diana Fransiska Kapoh (14061078)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus yang maha kuasa, karena anugerahNya
kepada kami Mahasiswa Universitas Katolik De La Salle Manado kelas C, kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok ini dengan segala baik, ucapan terima kasih juga kami
lantunkan kepada dosen kami khususnya mata kuliah Sistem Reproduksi 1 dengan kasih kami
sebut sir Johanis Kerangan S.Kep.,Ns yang dimana beliaulah pencetus sehingga tugas ini
bisa ada sebagai mana ada, kami sangat berterima kasih karena sir yang memberikan arahan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini, yang kedua kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada orang tua kami yang selama ini membiayai kami dalam perkuliahan sampai ke
semester lima ini, kemudian ucapan terima kasih kepada Universitas yang sudah
menyediakan fasilitas kepada kami sehingga perkuliahan kami bisa berlangsung dengan
begitu baik, kepada teman-teman, saudara dan keluarga besar kami juga sangat berterima
kasih atas dukungannya, kiranya makalah ini dapat dijadikan referensi untuk penyusunan
makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................5
LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Definisi.............................................................................................................................5
1.2
Klasifikasi......................................................................................................................6
1.3
Etiologi..........................................................................................................................7
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi.
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 %
dari populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang
(Stedman, 2005).
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau
pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakityang melemahkan daya tahan tubuh
sehingga menimbulkan suatu penyakit misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS
(Farlane .M, 2002). Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling
sering menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa
lesi putih atau lesi eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat
menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada
lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003).
Pada umumnya infeksi tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur
baik secara topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit
yang menyertainya. (Silverman S, 2001).
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur ragi
dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum dari
rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan pada
mulut bayi disebut kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang
dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga
candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi
jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia
dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan
pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan,
seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin jarang terjadi.
Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber mengatakan bahwa
penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik diobati).
1.2
Klasifikasi
1. Thrush
Mempunyai ciri khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning- kuningan pada
permukaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara dikerok dan akan
meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau dapat terjadi pendarahan. Plak tersebut
berisi netrofil, dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati dan koloni atau hifa. (Greenberg M.
S., 2003).
Pada penderita AIDS biasanya lesi menjadi ulserasi, pada keadaan dimana terbentuk
ulser, invasi kandida lebih dalam sampai ke lapisan basal (Mc Farlane 2002). Penyakit rongga
mulut ini ditandai dengan lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan
putih, difus, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan permukaan
merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak putih dengan putih merah terutama pada
bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi. Penderita penyakit ini biasanya
mempunyai keluhan terasa terbakar atau kadang-kadang sakit didaerah yang terkena.
1
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan bibir, berupa bintik-bintik
putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi displasia berat atau keganasan. Kandidiasis tipe ini disebut juga
kandidiasis leukoplakia, lesinya berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, gambaran ini
mirip dengan leukoplakia tipe homogen. (Greenberg.2003). Karena plak tersebut tidak dapat
dikerok, sehingga diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga akibat
invasi miselium ke lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat
berproliferasi, sebagai respon jaringan inang. (Greenberg M 2003). Kandidiasis ini paling
sering diderita oleh perokok.
2
Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa palatum maupun
mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan
sebagai bentuk dari infeksi Kandida. Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh pemakai gigi
tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan pada waktu tidur. Secara
klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
1
Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi, gambaran eritema
difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh landasan geligi tiruan baik sebagian
atau seluruh permukaan palatum tersebut (15%-65%) dan hiperplasi papilar atau
disebut juga tipe granular (Greenberg, 2003).
Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth. Secara klinis
permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya disertai gejala sakit atau rasa
terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke tenggorokan
selama pengobatan atau sesudahnya kandidiasis tipe ini pada umumnya ditemukan
pada penderita anemia defiensi zat besi. (Greenberg, 2003).
1.3
Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai
imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam
pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam vagina
ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti
dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih
karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh
semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. Diabetes
2. Leukimia
3. Gangguan
saluran
gastrointestinal
yang
meningkatkan
terjadinya
malabsorpsi
danmalnutrisi.
4. Pemakaian antibiotic
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena antibiotic
membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam jaringan,
sehinggapertumbuhan Candida tidak terkendali.
5. Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ.
Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur.Kortikosteroid
(sejenis hormon steroid) dihirup/dihisap untuk perawatan pada paru-paru (misalnya asma)
bisa berdampak pada kandidiasis mulut.
1.5 Patofisiologi
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans serta
memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena adanya perubahan dalam
sistem pertahanan tubuh.Blastospora berkembang menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa
semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi.Virulensi
ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta invasi ke dalam
jaringan.Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah enzim-enzim hidrolitik
seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.
Pada manusia, Candida albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di bawah
kuku orang sehat.Candida albicans dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan
maupun dalam tubuh.Bentuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat dihubungkan dengan sifat
jamur, yaitu sebagai saproba tanpa menyebabkan kelainan atau sebagai parasit patogen yang
menyebabkan kelainan dalam jaringan.Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa sifat
patogenitas tidak berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentu k
blastospora atau hifa di dalam jaringan.Terjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh
tersedianya nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada keadaan
yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas, tetapi yang masih memu n gkinkan
jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Rippon (1974) mengemukakan bahwa bentuk blastospora
diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan.Sesudah terjadi lesi, dibentuk hifa yang
melakukan invasi. Dengan proses tersebut terjadilah reaksi radang. Pa da kandidosis akut
biasanya
hanya
terdapat
blastospora,
sedang
pada
yang
menahun
didapatkan
2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, sedang germtube
melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat adalah suatu
glikoprotein permuka an atau mannoprotein. Daya lekat juga dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.
3. Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam kultur
sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat dalam patogenitas
kandida. Bentuk bl astospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan dengan
mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk
hifa yang melakukan invasi.
4. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik.
Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur.
Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak secara
mekanik.
5. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh C.
albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.
Mekanisme pertahanan pejamu :
1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida.
Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya
kandidiasis.
2. Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan dalam
mamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik menghambat atau
membunuh mikroba.
3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk
memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat penting
untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida
yang siap difagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurann ya, susah
difagosit. Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium kandida. Makrofag berperan
dalam
melawan
kandida
mieloperoksidase (MPO).
melalui
pembunuhan
intraseluler
melalui
system
4. Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam per tahanan melawan
infeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas seluler pada
penderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan
infeksi HIV. Sistem imunitas humoral kurang berperan, bahkan terdapat f akta yang
memperlihatkan titer antibodi antikandida yang tinggi dapat menghambat fagositosis.
a. Mekanisme imun seluler dan humoral : Tahap pertama timbulnya kandidiasis kulit
adalah menempelnya kandida pada sel epitel disebabkan adanya interaksi antara gl
ikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kemudian kandida mengeluarkan zat
keratinolitik (fosfolipase), yang menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Bentuk
pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur ke jaringan. Dalam jaringan
kandida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil yang akan menimbulkan reaksi
radang akut. Lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik
sehingga
akan
mengaktifasi
komplemen
dan
merangsang
terbentuknya
1.6 Pathway
Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik
yang tak terkontrol, immunodefisiensi
Pertumbuhan jamur
yang tak terkontrol
Nafsu makan
turun
Perubahan nutrisi
kurang
dariKebutuhan
tubuh
Perubahan persepsi
sensori pengecapan
Hipertermi
Kandidiasis
oral
Menggumpal menutup
permukaan lidah
Candida bermetastase
Ke faring
Nyeri pada
faring
Proses peradangan
Suhu tubuh
Timbul bercak
putih di mulut
Peningkatan hormon
prostatglandin, bradikinin,
histamin
Menghambat implus
syaraf pengecap
Tidak dapat
mengecap rasa
Gejala makin berat
Bercak kemerahan
dengan eksudat
berwarna putih
Nyeri Akut
1.8 Penatalaksanaan
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop.
Nistatin ini akan diteteskan pada mulut untuk mengobati kandidiasisnya.
1.9 Komplikasi
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena
antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam jaringan,
sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
1
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1
Identitas Pasien
Nama
:Tn. M
Umur
: 30 Tahun
Alamat
: MANADO KOMBOS
Agama
: Kristen
Pendidikan
: SMP
Status perkawinan
:Menikah
Suku
: INDONESIA
Tanggal Masuk Rumah Sakit :21 JANUARY2016
Tanggal pengkajian
: 21 JANUARY 2016 (00.45 WITA)
Dx Medis
: Candidiasis
Penanggung Jawab
: Ny. K
Hubungan
:Istri
Umur
: 30 tahun
Alamat
:MANADO KOMBOS
Keluhan Utama
Tn. Mdengan berat badan sebelum sakit 69 kg, dibawa ke rumah sakit karena panas,dan
klien tidak mau mkan dan minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di lidah dan
palatum, terdapat Lesi putih. Suhu badan tersebut 38,5oC.Sebelumnya klien mengalami
Pemeriksaan Fisik
a
: 95/60 mmHg
ND
: 110 x / menit
RR
: 30 x / menit
SB
: 38,5 C
Tinggi Badan
: 165 cm
Berat Badan
: 64 kg
Ciri-ciri Tubuh
: berbentuk oval,
Kebersihan
: kurang
b. Rambut
: rambut hitam,
Kebersihan
: kotor.
: ikal
c.Wajah :
Warna kulit
: sawo matang
Struktur wajah
: Runcing, simetris
Mata
a Bentuk
: bulat, kuning
b Palpebrae
: tidak bengkak
c Pupil
: mengecil saat bereaksi terhadap cahaya/ isokor
d Konjungtiva
: Tak anemis
e Kornea
: tampak kurang bening
f
Visus
: dapat melihat dalam jarak 30 meter
g Tekanan bola mata: tidak ada tekanan bola mata
3 Hidung
Tulang hidung dan posisi septum : tualang hidung normal, tampak mancung,
ada serumen.
Ketajaman pendegaran : kemampuan mendengar klien masih baik, masih
1. Kebersihan
2. Kehangatan
3. Tugor kulit
4. Warna
5. Kelembapan
: kering + pucat
d. Pemeriksaan thorakx/dada
1. Inspeksi thoraks
a Bentuk thoraks
b Pernafasan
c Frekuensi
d Irama
e Tanda kesulitan bernafas
bernapas
2.Pemeriksaan paru
a Palpasi getaran suara
b Perkusi
c Auskultasi
3 Pemeriksaan jantung
a Inspeksi
b Palpasi
: adanya getaran
: adanya taktilpremitus
: reguler
: tidak terlihat pembesaran jantung
: tidak ada teraba pembesaran jantung
c
d
Perkusi
: Redup
Auskultasi
1 Bunyi jantung I
: Terdengar suaran bunyi jatung I/ Lub
2 Bunyi jantung II
: Terdengar suara II/ Dup
3 Bunyi jantung tambahan: Tidak ada suara jantung tambahan
4 Murmur
: Tidak terdengar suara murmur
5 Frekuensi
: 82 x/ menit
Pemeriksaan abdomen
1 Inspeksi
Bentuk abdomen
Benjolan dan massa
Bayangan pembulu darah
2 Auskultasi
Peristaltic usus
3 Palpasi
Tanda nyeri tekan
Benjolan dan masa
Tanda acites
Hepar
Lien
Titik Mc. Burney
4 Perkusi
Suara abdomen
Pemeriksaan acites
Ekstremitas : simetris kiri
Dosis
50mg/12 jam
30 mg /8 jam
1 gr/12 jam
20 tts /i
Permen dihisap 1 x 1
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
Data Objektif
sekarang
Klien mengatakan skala nyeri 5 dari 10
Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti
di tekan
Klien mengatakan nyeri hanya terasa
didalam mulut hampir ke bagian dalam
leher
Klien mengatakan nyeri muncul saat
putih
- Klien tampak pucat
- Klien tampak lemas
- Klien tampak meringis
- Berat badan menurun 69 kg 64 kg
- Konjungtiva anemis
- Kesadaran apatis
- Kulit kering
- Mukosa bibir tampak ada bercak putih
- Tanda-Tanda Vital:
Tekanan Darah
: 95/60 mmHg
ND
: 110 x / menit
RR
: 30 x / menit
SB
: 38,9 C
tidak tidur
ANALISA DATA
N
o
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS :
- Keluarga klien mengatakan
klien demam tinggi
Hipertermi
Proses infeksi
Kandidiasis oral
Inflamasi
DO :
-
Tanda-Tanda Vital:
: 110 x / menit
RR
: 30 x / menit
SB
-
: 38,9 C
Kulit kering
DS:
- Kien mengatakan nyeri
dirasakan saat di tekan dan
-
nyeri 5 dari 10
Klien mengatakan nyeri
Peningkatan
hormon
prostatglandin,
bradikinin,
histamin
Hipertermi
Kandidiasis oral
Menggumpal
menutup
permukaan lidah
Menghambat
implus syaraf
pengecap
leher
Klien mengatakan nyeri
muncul saat tidak tidur
DO:
-
Tidak dapat
mengecap rasa
Nyeri Akut
berwarna putih
Nyeri Akut
DS :
- Klien mengatakan
sebelumnya mengalami
-
Proses infeksi
Timbul bercak
Perubahan Nutrisi
kurang dari Kebutuhan
tubuh
putih di mulut
nafsu makan
Kandidiasis Oral
DO :
-
makan &minum
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Berat badan menurun
69 kg 64 kg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d Peningkatan hormon prostatglandin, bradikinin, histamin. Ditandai dengan
suhu tubuh lebih dari batas normal yaitu 38,9 C
2. Nyeri akut b/d Bercak kemerahan dengan eksudat berwarna putih. Ditandai dengan skala
nyeri 5 dari 10, klien tampak meringis.
3. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan tubuh b/d nafsu makan menurun
: Tn.M
: Kabela
Umur : 30 Tahun
Bed : II
DIAGNOSA KEPERAWATAN
o
1.
Setelah diberikanasuhan
menunjukan proses
tubuh klien.
penyakit infeksius
INTERVENSI
1. Kaji TTV klien,
RASIONAL
1. Suhu 38,9-41,1C
indikasi.
mendekati normal.
3. Dapat membantu
mengurangi demam,
catatan : penggunaan
penggunaan alcohol
mungkin menyebabkan
kedinginan,
peningkatan suhu
secara aktual
4. adanya peningkatan
metabolismemenyebab
kan kehilangan banyak
energy, untuk itu
diperukan peningkatan
intake cairan dan
nutrisi.
5. Menganjurkan keluarga
untuk memakaikan
pakaian yang menyerap
keringatdan tidak
memakaikan
5. Pakaian
tipismembantumengur
angi penguapan tubuh
selimut/pakaian yang
tebal pada klien
6.
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
antipiretik, misalnya
ASA (Aspirin),
Asetaminofen (Tylenol)
6. Digunakan untuk
mengurangi demam
dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus,
meskipun demam
mungkin dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme dan
meningkatkan
autodestruksi dari sel
2.
perhatikan lokasi,
kebutuhan untuk
meringis.
tanda-tanda
kriteria hasil:
- Klien menunjukan ekpresi
menandai gejala
perkembangan atau
nonverbal misalnya
resolusi komplikasi.
wajah rileks
- pasien dapat tidur atau istirahat
secara adekuat
- Klien mengatakan skala nyeri
berkurang dari 5-3
- klien tidak mengeluh kesakitan
meringis
kronik tidak
menimbulkan
perubahan autonomic
2. Dapat mengurangi
ansietas dan rasa takut
sehingga mengurangi
persepsi akan
misalnya: membaca,
mendengarkan music,
berkunjung dan lain-lain
3. Memfokuskan kembali
perhatian; mungkit
dapat meningkatkan
kemampuan untuk
menanggulangi
4. Meningkatkan
relaksasi dan
sakit.
menurunan ketegangan
otot.
nyaman
6. Instruksikan pasien/
dorong untuk
5. Menurunkan stimulasi
berlebih dapat
mengurangi nyeri
menggunakan visualisasi/
bimbingan imajinasi,
6. meningkatkan
nafas dalam
sehat. Dapat
menurunkan
kebutuhan narkotik
analgesic dimana telah
7. Kolaborasi dengan
terjadi proses
berikan analgesic/
degenerative neuro/
antiterapeutik, analgesic
motor.
7. memberikan
penurunnya nyeri/
tidak nyaman,
mengurangi obat, obat
yang di control pasien
atau berdasarkan
waktu 24 jam
mempertahankan kadar
analgesia dalam darah
tetap stabil, mencegah
kekurangan ataupun
kelebihan obat-obatan.
1. Mengetahui
pola
nutrisi klien
2. Beri
keadaan
nutrisi
dalam
lunak,
porsi
2. Memberikan
nutrisi
yang adekuat
mengidentifikasi kebutuhan
-
nutrisi
Adanya peningkatan berat
3. Hindari
makanan
dan 3. Mencegah
kerusakan
menimbulkan
mulut
reaksi
tentang
nutrisi
dengan
untuk
intervensi selanjutnya
klien
5. Berkolaborasi
4. Perkembangan nutrisi
: Tn.M
: Kabela
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Umur : 30 Tahun
Bed : II
HARI/TGL
JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
NAMA &
TANDA
TANGAN
Hipertermi b/d
Peningkatan hormon
Jumat,22/01/16
07.00
prostatglandin,
2. Memantau suhu
mengatakan klien
batasi/tambahan linen
demam tinggi
DO :
Tanda-Tanda Vital:
ND : 110 x / menit
RR : 30 x / menit
menurun
-
O : - SB : 37,8OC
indikasi.
Hasil : klien tidak terlihat
berkeringat
berkeringat
klien tampak di kompresi air
20 tts/menit
Perawat memberikan klien
TekananDarah:
95/60 mmHg
lingkungan,
08.00
DS :
- Keluarga klien
sampai sekarang
tubuh klien.
Hasil : SB : 38,9oC
bradikinin, histamin.
Ditandai dengan :
dan axila
Hasil : klien tampak di
kompresi air hangat oleh
SB: 38,5 C
-
keluarga klien
Kulit kering
4. Meningkatkan intake
cairan dan nutrisi
Hasil :
- klien terpasang IVFD
06.55
-
RL : 20 tts/menit
Perawat memberikan
airputih >1000cc/hari
teratasi
5. Menganjurkan keluarga
untuk memakaikan
pakaian yang menyerap
keringatdan tidak
memakaikan
selimut/pakaian yang tebal
09.00
pada klien
Hasil : klien memakai
pakaian yang tipis dan
menyerap keringat.
6. kolaborasi dengan dokter :
memberikan obat
antipiretik
Hasil :klien minum obat
P :Intervensi
1 (Mengkaji TTV klien ), 3
(memberikan Kompres air
hangat pada lipatan paha dan
axila), 4 (Meningkatkan intake
cairan dan nutrisi), 6(kolaborasi
dengan dokter : memberikan
obat antipiretik) di lanjutkan.
Paracetamol(Asetaminofe
n) 3 X 1 dan ceftriaxone
1gr/12 jam, ranitidine
50gr/12 jam.
2
Jumat,22/01/16
07.00
perhatikan lokasi,
Ditandai dengan :
sedang makan
Q : Klien mengatakan nyeri
dirasakan seperti di tekan
R : Klien mengatakan nyeri
hanya terasa didalam mulut
nyeri 5 dari 10
Klien mengatakan
nyeri dirasakan
nyeri 4 (0-10)
T : Klien mengatakan nyeri
tekan
R : Klien mengatakan nyeri
seperti di tekan
Klien mengatakan
didalam mulut
dalam leher
Klien mengatakan
mengatakanskala
sedang makan
Klien
hampir ke bagian
terasa.
misalnya gelisah,
14.00 wita
DS:
- Kien mengatakan
Jumat, 22/01/16
1. Mengkaji keluhan nyeri,
07.05
leher
S : Klien mengatakan skala
nyeri 5 (0-10)
dan palatum
Klien tampak suka
mendengarkan music
tidak tidur
DO:
-
09.15
palatum, terdapat
-
mengungkapkan perasaan
Hasil : Klien mengatakan
Lesi putih
Klien tampak
meringis
Mukosa bibir tampak 09.20
3. Memberikan aktivitas
hiburan, misalnya:
membaca, mendengarkan
music, berkunjung dan
lain-lain
Hasil : Klien tampak suka
mendengarkan musik
4. Melakukan tindakan
12.15
06.00
teratasi.
paliatif, misalnya;
mengubah posisi, massase,
rentang gerak atau sendi
yang sakit.
Hasil : Posisi klien semi
Fowler
nyaman
Hasil : Lingkungan
tampak nyaman, tenang
dan bersih
6. Menginstruksikan pasien/
dorong untuk
menggunakan visualisasi/
Jumat 22/01/16
12.00
bimbingan imajinasi,
relaksasi progresif, teknik
nafas dalam
Hasil :klien tampak
mengikuti instruksi
perawat dalam
12.00
memberikan teknik
relaksasi progesif.
7. Kolaborasi dengan Dokter
: Memberikan analgesic/
antiterapeutik, analgesic
11.30
Memberikan analgesic/
antiterapeutik, analgesic
narcotic) dilanjutkan.
Perubahan Nutrisi
kurang dari Kebutuhan
tubuh b/d nafsu makan
menurun.
DS :
- Klien mengatakan
sebelumnya
mengalami diare
-
09.00
makan
14.00 wita
S : - klien mengatakan sudah tidak
makan.
selama 1 minggu
Klien mengatakan
tidak ada nafsu
Jumat 22/01/16
3. Menghindarkan klien
dari makanan dan obat-
DO :
menimbulkan reaksi
mulut.
Hasil :
Klien tidak diberi
minum
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Berat badan
menurun
69 kg 64 kg
sebagian teratasi.
P:- Intervensi 1 Mengkaji pola
nutrisi klien, 2 Memberi nutrisi
dalam keadaan lunak, porsi sedikit
tapi sering, 3 Menghindarkan klien
dari makanan dan obat-obatan
4. Menganjurkan keluarga
untuk melaporkan
tentang perkembangan
nutrisi klien.
Hasil :keluarga
mengerti atas instruksi
perawat.
5. Berkolaborasi demgan
dokter dalam
pemberian Nistain
Drop 1 x 1.
Hasil :
Klien di beri Nistain
Drop 1 x 1
NO.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
HARI/TGL
JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
NAMA &
TANDA
TANGAN
Hipertermi b/d
Peningkatan hormon
Sabtu,23/01/16
07.00
prostatglandin,
bradikinin, histamin.
DS :
- Keluarga klien
Tanda-Tanda Vital:
TekananDarah:
tubuh klien.
Hasil : SB : 37,8 oC
07.45
keluarga klien
4
RR : 30 x / menit
SB: 38,5 C
-
menurun
-
O : - SB : 36,8 OC
-
IVFD : 20 tts/menit
Perawat memberikan klien
pasangkan IVFD : 20
-
tts/menit
Perawat memberikan
Meningkatkan intake
95/60 mmHg
ND : 110 x / menit
dan axila
Hasil : klien tampak di
15.00 wita
mengatakan klien
sampai sekarang
10.30
Ditandai dengan :
demam tinggi
Sabtu, 23/01/16
>1000cc/hari
klien minum obat
Paracetamol(Asetaminofen)
airputih >1000cc/hari
3X1
Kulit kering
6. kolaborasi dengan dokter :
memberikan obat
antipiretik
Hasil : klien minum obat
P :Intervensi Dihentikan.
Paracetamol(Asetaminofen
) 3 X 1 dan Nistain Drop :
Permen dihisap 1 x 1
ceftriaxone 1gr/12 jam,
2
Sabtu,23/01/16
Sabtu, 23/01/16
kemerahan dengan
15.00 wita
Ditandai dengan :
DS:
- Kien mengatakan
nonverbal misalnya
sedikit berkurang
sedang makan
Klien mengatakan
Hasil :
sedang makan
Q : Klien mengatakan nyeri
nyeri dirasakan
seperti di tekan
Klien mengatakan
hampir ke bagian
dalam leher
Klien mengatakan
leher
S : Klien mengatakan skala
nyeri 4 (0-10)
tidak tidur
DO:
-
mendengarkan music
Posisi klien semi Fowler
Lingkungan tampak nyaman,
tenang dan bersih
Lesi putih
Klien tampak
meringis
Mukosa bibir tampak
4. Melakukan tindakan
paliatif, misalnya;
mengubah posisi, massase,
rentang gerak atau sendi
3
Sabtu,
yang sakit.
23/01/16
12.00
menggunakan visualisasi/
nyaman
antiterapeutik, analgesic
narcotic) dilanjutkan.
antiterapeutik, analgesic
narcotic. Gunakan ADP
(Analgetic yang di kontol
pasien) untuk memberikan
Perubahan Nutrisi
kurang dari Kebutuhan
tubuh b/d nafsu makan
menurun.
DS :
- Klien mengatakan
09.00
Sabtu, 23/01/16
dosis prn
15.00 wita
Hasil :
makan
sebelumnya
yang disediakan
mengalami diare
selama 1 bulan
Klien mengatakan
tidak ada nafsu
makan
DO :
minum
Klien tampak pucat
Klien tampak lemas
Berat badan
kecil.
menurun
69 kg 54 kg
3. Menghindarkan klien
dari makanan dan obatobatan yang dapat
menimbulkan reaksi
alergi pada rongga
mulut.
Hasil : Klien tidak
diberi makanan selain
bubur saring.
4. Berkolaborasi demgan
dokter dalam
pemberian Nistain
Drop 1 x 1.
Hasil :
Klien diberi Nistain
drop 1 x 1.
DAFTAR PUSTAKA
http://documents.tips/documents/lp-askep-teori-kandidiasis.html diakses pada tanggal 05 oktober