Vous êtes sur la page 1sur 5

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBIDAIAN FRAKTUR TIBIA


Nama Klien
Diagnosa Medis
No Register

:
:
:

Tn. A
Of Tibra 1/3 (S)
20 25 29

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Trauma berhubungan dengan kerusakan integritas (Fraktur)
DS :
a. Klien mengatakan kaki kirinya tidak bisa digerakkan dan digerakkan terasa sakit
b. Klien mengatakan mengalami kecelakaan di hutan
DO :
a. TD : 130/90 mmHg
b. N : 94 x/menit
c. T : 36,70 C
d. RR : 22 x/menit
e. Pada kaki kiri terdapat pembengkakan
Dasar Pemikiran
Fraktur adalah terputusnya kontunuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang pada
umumnya disebabkan oleh trauma paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung, misalnya benturan pada kaki yang menyebabkan patah tulang tibia dan juga fibula.
Trauma tidak langsung berupa jatuh tertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau
radius distal patah. Komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya fraktur (Brunner and Sudarth, 1997) :
a. Terputusnya pembuluh darah arteri
b. Sindrom compartemen
c. Infeksi
d. Avaskulerisasi nekrosis
e. Fat embolism syndrome
Berdasarkan teori tersebut maka diagnosa yang muncul pada kasus diatas adalah trauma
berhubungan dengan kerusukan tulang (Fraktur).
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemasangan bidai pada fraktur tibia 1/3 tengah sinistra
Tindakan :
a. Lihat bagian yang mengalami cidera dengan jelas
b. Periksa dan catat sensasi nyeri, motorik dan sirkulasi distal sesudah pembidaian
c. Jika terdapat angulasi hebat dan denyut nadi tak teraba, lakukan traki dengan lembut
d. Tutup luka terbuka dengan kasa steril sebelum di bidai
e. Gunakan bidai yang mengimobilisasi satu sendi di proksimal dan distal
f. Pasang bantalan yang memadai
g. Jangan mencoba untuk menekan masuk kembali segmen tulang yang menonjol. Beritahu dokter
segera (Gallo and Hudak, 1997)
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Tujuan pembidaian
- Imobilisasi
- Mengurangi Nyeri
- Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah dan syaraf disekitarnya
b. Prinsipnya
- Balutan harus rapi, jangan terlalu erat
- Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas
- Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui sirkulasi

- Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan (Gallo and Hudak, 1997)
4. Analisa tindakan keperawatan
Fraktur yang terjadi pada Tn. termasuk fraktur tertutup sebab patahan tulang tidak menembus
kulit sehingga tidak terjadi robekan. Penanganan dasar yang dilakukan pada fraktur adalah leposisi
(mengembalikan tulang pada posisi semula) dan dilakukan pembidaian. Pembidaian adalah
pemasangan alat untuk mempertahankan kedudukan tulang. Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah
mencegah pergerakan tulang yang patah, mengurangi nyeri, mencegah cidera lebih lanjut,
mengistirahatkan daerah patah tulang, mengurangi perdarahan.
Pembidaian dapat dilakukan dengan segera untuk mengurangi pergerakan tulang, pemasangan
bidai juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang terlalu
berat pada jaringan lunak selain memudahkan pembuatan photo rontgen (Noer, 1994).
5. Bahaya yang mungkin muncul
Pemasangan bidai yang terlalu ketat dapat mengganggu vaskularisasi ke ekstromitas yang cidera
sehingga dapat menyebabkan hipoksia jaringan.
6. Hasil yang didapat dan maknanya
S : Klien mengatakan sakit sudah berkurang dan merasa lebih enakan setelah dipasang bidai
O : Bidai terpasang pada kaki kiri yang mengalami fraktur
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan tindakan
- Monitor kondisi klien
- Periksa rontgen
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan
a. Kaji TTU
b. Pemeriksaan rontgen
8. Evaluasi diri
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan bidai dengan baik, dalam pemasangan
mahasiswa dibantu oleh perawat agar pemasangan dapat rapi dan sesuai dengan prinsip.
9. Kepustakaan
Brunner and Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Gallo and Hudak. 1997. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.
Noer Saffoelah et all. 1994. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Jakarta: FKUL.

Pembimbing

13 Juni 2012,
Akademi Mahasiswa

()

()
Pembimbing Klinik

()

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN


GANTI BALUT BASAH
Nama Klien
Diagnosa Medis
No. Register

:
:
:

Tn. H
Fraktur Dhalang Proximal digiti V pedis kiri
21 80 88

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka
Ds :
- Klien tidak pernah membersihkan luka selama 2 minggu
- Klien mengatakan tidak tahu kalau lukanya harus dibersihkan 2x/hari
- Klien mengatakan lukanya gatal
Do :
- Kaki klien yang luka, bau dan tampak kotor
- Terdapat luka jahitan di antara kelingking dan jari manis kaki kiri klien
- Benang jahitan belum dilepas
- Luka sedikit basah dan lembab, warna pucat, tidak ada darah yang keluar
Dasar Pemikiran
Fraktur adalah terputusnya kontunuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang pada
umumnya disebabkan oleh trauma paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung, misalnya : kecelakaan yang dapat menyebabkan patahnya tulang jari kelingking
proximal. Komplikasi yang dapat terjadi akibat adanya fraktur yaitu terputusnya pembuluh darah
arteri, sindrom compartemen, infeksi dll. Infeksi dapat terjadi karena adanya luka / karena masuknya
mikroorganisme lewat luka insisi yang dilakukan saat pembedahan. Infeksi dapat terjadi jika alat yang
digunakan tidak steril, lingkungan yang kotor, tidak pernah dilakukan perawatan luka dan kurangnya
pengetahuan tentang perawatan luka itu sendiri.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Membuka balutan, membersihkan luka, mengangkat jahitan, menutup luka dengan kasa kering
dan membalut luka dengan .....................
3. Prinsip-prinsip tindakan
Prinsip tindakan yaitu steril.
a. Persiapan Alat
1) Set steril yang terdiri atas :
Sarung tangan steril
Pinset 2 (Anatomis dan Sinergis)
Gunting
Balutan kasa dan kasa steril
Kom untuk larutan betadin dn NaCl
Deppers
2) Gunting perban
3) Supratul
4) Sarung tangan sekali pakai
5) Plester / elastic Bandge
6) Bengkok
7) Kantong plastik
b. Prosedure Pelaksanaan
1) Menjelaskan prosedure, cuci tangan
2) Siapkan alat yang diperlukan
3) Jaga privasi klien
4) Posisikan klien yang nyaman

5) Pasang perlak pengalas dan tempatkan bengkok didekat klien


6) Pakai sarung tangan
7) Angkat plester dan atau pembalut
8) Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl
9) Angkat balutan menjauhi pasien dan letakkan di tempat sampah
10) Pakai sarung tangan steril
11) Catat jenis drainya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka
12) Membersihkan luka dengan NaCl. Pegang kasa yang telah dibasahi dalam larutan dengan
pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurang
terkontaminasi ke area yang terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari
insisi / tepi luka. Jika terdapat pus, tekan daerah luka yang mengeluarkan pus secara perlahan
sampai pus tidak keluar lagi. Jika keluar darah dari luka, tekan dengan kasa.
13) Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka
14) Berikan supratul
15) Pasang kasa steril dan balut luka
16) Buka sarung tangan dan cuci tangan
17) Dokumentasi
4. Analisa tindakan keperawatan
Perawatan luka balutan basah yaitu merawat luka untuk mencegah trauma / ciderapada kulit,
membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh trauma, fraktur, luka jahitan yang dapat
merusak jaringan kulit. Tujuan dilakukan perawatan luka ini yaitu mencegah infeksi, mencegah
bertambahnya kerusakan jaringan, mempercepat penyembuhan, membersihkan luka. Indikasi untuk
tindakan ini yaitu untuk luka-luka terkontaminasi dan luka infeksi (luka basah).
5. Bahaya yang mungkin muncul
- Jika pemakaian alat / pelaksanaan prosedur yang tidak steril, maka akan menambah parah infeksi
- Jika balutan terlalu kuat akan menghambat aliran perfusi jaringan yang ada dibawahnya
6. Hasil yang didapat dan maknanya
S : - Klien merasa tidak gatal lagi
- Klien merasa lebih nyaman
O : - Luka bersih, tidak ada pus, bau hilang
- Balutan diganti yang baru
A : - Masalah teratasi (masalah tidak terjadi)
P : - Berikan penkes tentang perawatan luka
- Motivasi klien untuk makan tinggi protein
7.Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan
- Anjurkan klien untuk membersihkan lukanya 2 kali / hari
- Pantau tanda-tanda infeksi
8. Evaluasi diri
Ketika melakukan tindakan, sebaiknya bagian yang luka diposisikan lebih dekat dengan perawat
sehingga mudah dilakukan tindakan
9. Kepustakaan
- Smeltzer & Bare. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart Edisi 8 Vol 3. Jakarta:
EGC.
- Nurachmah, Elly dan Sudarsono, Ratna S. 2000. Buku Saku Prosedure Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi