Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang.
Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga
dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa kanker
telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam
sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1
(1stInternational Scientific Meeting di Indonesi Society of SurgicalOncologyst/ISSO),
beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200
juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah diperkirakan
bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan mendekati
peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada padaurutan ketiga
penyebab terjadinya kematian setelah penyakitkardiovaskuler dan kecelakaan
(Tambunan, 1995 dalam Lumungga 2009).
Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap tahun
karena penyakit kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan
dengan lingkungan dan gaya hidup (life style). Kurang Iebih 30% dari kematian
tersebut karena rokok. Faktor-faktor keturunan (genetik), radiasi, polusi dan eksposur
lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000 kematian. Dari seluruh penyakit kanker
yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60% berhubungan dengan faktor gizi.
Dalam tahun 1984, 22% dari seluruh kematian di Amerika Serikat, disebabkan karena
kanker. Dan 965.000 kasus baru yang didiagnosis menderita kanker, 483.000 di
antaranya meninggal dunia. Diperkirakan 60-70% kanker disebabkan karena faktor
lingkungan, terutama makanan dan rokok (Sudiman, 1991).
Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting
bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor
penyebabkanker dan melakukan tindakan pencegahan agar kanker tidak menyebar ke
bagian tubuh lainnya dengan salah satu caranya yaitu melakukan diit kanker.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kanker ?
2. Bagaiman prevalensi kanker ?
3. Apakah faktor penyebab kanker ?
4. Bagaimana gejala kanker ?
5. Apa dampak kanker ?
6. Bagaimana peran zat gizi pada penyakit kanker ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertain kanker
2. Dapat mengetahui prevalensi kanker
3. Dapat mengetahui faktor penyebab kanker
4. Dapat mengetahui gejala kanker
5. Dapat mengetahui dampak kanker
6. Dapat mengetahui peran zat gizi pada penyakit kanker

BAB II.PEMBAHASAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

A. Pengertian Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak
terkendali, dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya
(invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organorgan penting serta saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan
membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel
kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan
terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak
jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).
Kanker adalah suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan jaringan yang tidak
terkendali kerena hilangnya mekanisme kontrol sel sehingga pertumbuhan menjadi
tidak normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh. Baik pada
orang dewasa maupun anak-anak. Akan tetapi, lebih sering menyerang orang yang
berusia 40 tahun (Uripi, 2002).
B. Prevalensi Kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok
penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan
penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36
juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh karena penyakit kardiovaskuler
(17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta
kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar seperempat dari jumlah kematian
akibat NCD di dunia terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat NCD
lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya.
Berbeda dengan pendapat secara umum, 80% kematian akibat NCD justru terdapat di
negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD merupakan penyebab
kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di Amerika, Mediterania Timur,
Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010).
Kematian akibat NCD diproyeksikan meningkat 15% secara global antara
tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan tertinggi
(diperkirakan sebesar 20%) akan terjadi di negara-negara Afrika, Asia Tenggara dan
Mediterania Timur. Akan tetapi negara-negara yang diperkirakan mempunyai jumlah
angka kematian tertinggi pada tahun 2020 adalah Asia Tenggara (10,4 juta kematian)
dan Pasifik Barat (12,3 juta kematian) (WHO, 2010).
Pada dekade mendatang, kanker diprediksi sebagai penyebab kesakitan dan
kematian yang semakin penting di seluruh dunia. Tantangan untuk pengendalian
kanker sangat besar, ditambah dengan karakteristik populasi dengan usia yang
semakin lanjut. Oleh karenanya, peningkatan prevalensi penyakit kanker sulit
dihindari. Diperkirakan pada tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker baru, dan
angka ini diprediksi menjadi sebesar 21,4 juta kasus pada tahun 2030. Dua pertiga
kasus tersebut terdapat di negara-negara dengan sosial ekonomi rendah-menengah
(WHO, 2010).

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH


KANKER

Khusus penyakit kanker, the World Cancer Report mengestimasi bahwa


terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta kematian pada tahun 2008 (IARC, 2008).
Angka estimasi jumlah kasus baru ini sedikit lebih rendah daripada estimasi WHO
(2010). Kejadian kanker yang terbanyak adalah kanker paru (1,52 juta kasus), kanker
payudara (1,29 kasus) dan kanker kolorektal (1,15 juta kasus). Sedangkan kematian
tertinggi disebabkan oleh karena kanker paru (1,31 juta kematian), kanker lambung
(780.000 kematian) dan kanker hati (699.999 kematian) (IARC, 2008).
Seperti halnya pada NCD, sebagian besar kejadian dan kematian akibat kanker
juga terdapat pada negara-negara kurang-sedang berkembang. Secara umum, 53% dari
jumlah total kasus kanker baru dan 60% dari jumlah kematian akibat kanker terdapat
di negara-negara kurang-sedang berkembang. Pada laki-laki, kanker prostat
merupakan penyakit kanker terbanyak di negara-negara maju (643.000 kasus, 20,2%
dari total kasus kanker baru), akan tetapi hanya 5,6% (197.000 kasus) di negara
kurang berkembang. Sedangkan kanker paru (530.000 kasus atau 15.3%), merupakan
penyakit kanker yang terbanyak di negara-negara kurang-sedang berkembang. Pada
wanita, jenis kanker yang terbanyak adalah kanker payudara, yaitu diperkirakan
sebesar 715.000 kasus baru di negara maju dan 577.000 di negara kurang-sedang
berkembang (IARC, 2008).
Gambar 1. Jenis Diagnosa Kanker Terbanyak, 2008 (WHO, 2010)

Di wilayah Asia Tenggara, pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 1,6 juta
kasus kanker baru dan 1,1 juta kematian akibat kanker. Angka ini diproyeksikan
meningkat menjadi 2,8 juta kasus kanker baru dan 1,9 juta kasus meninggal. Pada
laki-laki, diperkirakan terdapat 758.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

terbanyak adalah kanker paru, diikuti dengan kanker mulut, kanker faring, kanker
esofagus, kanker lambung, kanker kolorektal, kanker hati dan kanker laring.
Sedangkan para perempuan diperkirakan terhadap 831.000 kasus kanker baru dengan
jenis kanker terbanyak adalah kanker serviks dan payudara. Perbedaan jenis kanker
ini menyebabkan jumlah kematian kanker yang lebih tinggi pada pria (557.000
kematian) daripada wanita (515,000 kematian) (IARC, 2008).
Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka
prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Kementerian
Kesehatan, 2007). Kanker sebagai penyebab kematian menempati urutan ke tujuh
(5,7% dari seluruh penyebab kematian) setelah kematian akibat stroke, tuberkulosis,
hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes melitus.
Data dari WHO (2010) menunjukkan bahwa pada laki-laki, jenis kanker yang
terbanyak di Indonesia adalah kanker paru, sedangkan pada perempuan adalah kanker
payudara (lihat Gambar 1). Menurut data rawat inap rumah sakit, insidensi kanker
tertinggi di Indonesia secara umum adalah kanker payudara sebanyak 8.082 kasus
(18,4%), diikuti dengan kanker leher rahim 4.544 kasus (10.3%), kanker hati dan
saluran empedu 3.618 kasus (8,2%), leukemia 3.189 kasus (7,3%), Limphoma Non
Hodgkin 2.862 kasus (6,5%), kanker bronkhus dan paru 2.537 kasus (5,8%), kanker
ovarium 2.314 kasus (5,3%), kanker rektosigmiod rektum dan anus 1.861 kasus
(4,2%), kanker kolon 1.635 kasus (3,7%), dan kanker kelenjar getah bening 1.022
kasus (2,3%). (Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia, 2008).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan, prevalensi kanker berdasar provinsi
menunjukkan bahwa ada 5 provinsi yang prevalensi kankernya melebihi prevalensi
kanker nasional (>5.03%), yaitu Provinsi DIY sebesar 9.66%, Provinsi Jawa Tengah
sebesar 8.06%, Provinsi DKI Jakarta sebesar 7.44%, Provinsi Banten sebesar 6.35%,
dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5.76%. Kemudian jika berdasarkan odds ratio
dari 12 jenis tumor ada diteliti menunjukkan bahwa tumor ovarium dan servix uteri
mempunyai prevalensi sebesar 19.3% dengan 95% CI 17.8 20.9, sedangkan odds
ratio yang terendah adalah tumor saluran pernafasan yang mempunyai prevalensi 0.6%
dengan 95% CI 0.4 0.9. (Oemiati,R.dkk, 2011)
C. Faktor Penyebab Kanker
Sampai saat ini, penyebab kanker belum diketahui pasti. Ada banyak faktor
penyebab yang dapat menimbulkan kanker pada bintang percobaan. Namun, hal ini
belum sepenuhnya dapat dibuktikan pada manusia, walaupun patut mendapat
perhatian. Gaya hidup modern dewasa ini juga dapat meningkatkan resiko
pertumbuhan kanker. Misalnya saja kebiasaan merokok, konsumsi minuman keras
yang berlebihan, banyak makan makanan yang berlemak, dan berganti-ganti pasangan
seksual. Karsinogen secara umum dapat diartikan sebagai penyebab yang dapat
merangsang pertumbuhan kanker (Dalimartha, S. 2004).
Faktor Penyebab Kanker antara lain :
1. Umur

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH


KANKER

Kebanyakan kanker menyerang orang yang berumur di atas 60 tahun. Tetapi tidak
sedikit orang yang jauh lebih muda, bahkan anak-anak di bawah umur lima tahun,
yang juga terkena kanker.
2. Tembakau
Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif
dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker pita suara, kanker mulut,
tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia,
dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau
pun dapat menyebabkan kanker, dan mengunyah/menghisapnya (misal dalam
bentuk susur Jw) dapat menyebabkan kanker mulut.
3. Sinar Matahari
Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang, yang
banyak mengandung ultraviolet, dapat menyebabkan kanker kulit. Gunakan
payung, topi lebar, dan pakaian yang sebanyak mungkin menutup tubuh untuk
melindungi diri dari sinar ultraviolet. Kulit yang tidak terlindungi, sebaiknya
diolesi dengan sunscreen yang mengandung sun protection factor (SPF) paling
sedikit 15.Sinar ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat
dipantulkan oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat, bahwa lampu-lampu
ultraviolet yang banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker.
4. Zat-zat Kimia
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan/minuman modern yang dapat
menjadi pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan,
perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau
yang dijual di warung/restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Tetapi
makanan yang disiapkan di rumah pun belum tentu bebas resiko kanker. Karena
kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan pupuk
buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan
minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker. Begitu juga air yang
terpolusi deterjen maupun limbah-limbah kimiawi lainnya(walaupun telah
dijernihkan).Zat-zat kimia lain penyebab kanker dapat masuk ke tubuh manusia
melalui udara, misal bensin, asbes, kadmium, nikel, vinil klorida, dan sebagainya.
5. Infeksi Virus dan Bakteri
Beberapa jenis virus dan kuman dapat meningkatkan resiko kanker, antara lain:
a. Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher
rahim dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain.
Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati.
Virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko
limfoma dan leukemia. Virus human immunodeficiency (HIV) yang
dikenal sebagai penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma dan
Kaposis sarcoma.
b. Virus Epstein-Barr meningkatkan
resiko
terjangkitnya
limfoma.
Virus human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposis
sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat
menimbulkan
kanker
disepanjang
saluran
pencernaan.
6. Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak
Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan garam diduga dapat
meningkatkan resiko kanker usus, rektum, dan kanker lain di daerah perut.
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

Sebaliknya banyak mengkonsumsi sayur dan buah dapat mengurangi resiko


kanker di sepanjang saluran pencernaan.
Kegemukan dan kurang gerak dapat memicu timbulnya kanker payudara,
endometrium, ginjal, usus besar, dan kerongkongan. Untuk mencegahnya, setiap
hari berolahragalah setidaknya selama 30 menit.
7. Alkohol
Konsumsi alkohol dapat memicu kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, pita
suara, liver, dan payudara.
8. Hormon
Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan
terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang hormon progesteron
dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko
kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan
pil KB maupun terapi sulih hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka
panjang dapat mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi
meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker liver.
9. Riwayat Keluarga
Faktor-faktor pemicu di atas baru akan menimbulkan kanker kalau berhasil
membuat sebuah gen dalam inti sel berubah (bermutasi). Jika sistem kekebalan
tubuh tidak mampu memperbaiki atau menghancurkan gen yang mengalami
mutasi ini, gen tersebut membuat sel normal berubah menjadi sel ganas, yang
seterusnya berkembang menjadi kanker. Adakalanya gen pembawa sifat ini
kemudian diturunkan kepada anak, yang membuat anak tersebut memiliki gen
yang tidak normal. Sekalipun demikian gen tidak normal ini belum tentu
berkembang menjadi kanker, karena masih tergantung pada ada-tidaknya pemicupemicu lain dan kuat-tidaknya daya tahan tubuhnya. Lagipula tidak semua jenis
kanker diturunkan. Hanya kanker jenis tertentu yang memiliki kecenderungan
diturunkan, yakni melanoma (kanker kulit), payudara, kandungan, prostat, dan
usus besar (Dalamartha,S. 2004).
D. Gejala Kanker
Pada stadium dini, kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa sakit.
Biasanya penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker ketika sudah
timbul rasa sakit, padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah memasuki stadium
lebih lanjut. Pengenalan gejala kanker harus dilakukan sedini mungkin, meskipun
tidak ada rasa gangguan atau rasa sakit. Dengan mengetahui serangan kanker yang
masih dalam stadium dini angka kesembuhan semakin besar. Pengenalan gejala kanker
dapat dilakukan sendiri dengan cara WASPADA yang merupakan kependekan dari
istilah-istilah sebagai berikut:
W = Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau terganggu.
A = Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S = Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P = Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A = Andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan gatal.
D = Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh.(Mangan,
2009).
Pencegahan Kanker
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan
melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor risiko terserang kanker. Berikut
beberapa cara pencegahan kanker secara dini :
1. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan
pewarna dan bahan pengawet, serta makanlah makanan dengan gizi seimbang.
2. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri
sendiri, atau berganti-ganti pasangan.
3. Hindari asap rokok atau berhentilah merokok.
4. Hindari stress dan konflik yang berkepanjangan.
5. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan.
6. Periksakan kesehatan secara berkala.
7. Minumlah air murni yang sudah melaui proses penyaringan misalnya proses
penyaringan reverse osmosis (RO).
8. Hindari terapi hormon sintesis.
9. Hindari penggunaan hormone sintesis saat KB dalam jangka waktu lama.
10. Rutin mengonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks, dan suplemen yang bersifat
antioksidan, peningkat daya tahan tubuh, dan pembuang racun. Misalnya, rutin
mengonsumsi klorofil (Mangan, 2009).
E. Dampak Kanker
Dampak kanker menurut Dalimartha, S (2004), diantaranya :
a. Akibat pertumbuhan tumor ganas yang infasif
Pertumbuhan sel kanker dapat menekan (kompresi) organ-organ tubuh
disekitarnya sehingga menyebabkan luka (erosi), bahkan luka tembus (perforasi)
berbagai organ. Bila yang diinvasi organ vital, seperti otak, saluran nafas
(bronkus), sumsum tulang belakang (Medula spinalis), usus dan saluran empedu,
luka tersebut akan menimbulkan komplikasi gawat yang memerlukan tindakan
segera.
Akibat erosi dan perforasi dapat terjadi pendarahan. Kadang timbul saluran
(fistula) yang menghubungkan poros usus dengan kandung kencing (Fistula
rektovesika urinaria). Akibat lain dari ifasi tumor antara lain rasa nyeri atau adanya
gangguan fungsi kelenjar yang menyebabkan penyakit seperti : diabetes, insipidus
dan penyakit addison.
b. Akibat tidak langsung dari kanker
Secara tidak langsung, kanker menyebabkan banyak gangguan, seperti timbul
demam, berat badan turun, tidak nafsu makan, kurang darah (anemia), rasa lemas,
maupun daya tahan tubuh menurun. Dalam keadaan tersebut, seseorang akan
mudah terserang penyakit infeksi, mengalami kenaikan kadar kalsium dan asam
urat, rematik, serta berbagai keluhan lainnya. Kanker juga mempengaruhi
metabolisme tubuh. Beberapa jenis tumor memproduksi hormon yang dapat
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah (hipoglikemia). Penderita kanker juga
kurang mampu menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sel kanker pun
ternyata ikut mengkonsumsi kalori dan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.
c. Akibat pengobatan kanker
Pengobatan dengan sitostatika bisa menimbulkan demam hingga menggigil,
selain itu dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sumsum tulang sehingga
jumlah sel darah putih menurun atau lekopenia. Dalam keadaan ini dapat
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

menyebabkan turunnya daya tahan tubuh disamping itu juga terjadi penurunan
jumlah trombosit yang menyebabkan timbulnya pendarahan apalagi bila disertai
erosi saluran pencernaan. Pada saluran pencernaan hal itu bisa menimbulkan diare,
gastritis, sariawan, ulkus lambung, ataupun ileus. Melemahnya otot jantung akan
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa darah, komplokasi lain yang
dapat terjadi adalah terbentuknya jaringan ikat atau pibrosis di paru-paru dan hati,
kerusakan ginjal, hiperpigmentasi, rambut rontok, rasa kesemutan, pendarahan
rahim, kecing berdarah dan sebagainya. Komplikasi-komplikasi tersebut
tergantung jenis obat sitostatika yang diberikan.
Pengobatan dengan penyinaran bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi
tergantung pada letak penyinaran tersebut. Penyinaran dibagian leher dapat
menyebabkan rasa kering di mulut, timbulnya sariawan, rasa kaku dileher akibat
timbulnya fibrosis, mual, dan kadang muntah. Penyinaran pada saluran cerna dapat
menimbulkan nyeri perut, tidak nafsu makan, dan kehilangan berat badan.
Penyinaran pada kanker serviks dapat menimbulkan gangguan pada kandung
kemih, rektum, atau radang kronis disekitar panggul.
Operasi pun dapat menimbulkan komplikasi, komplikasi operasi radikal pada
kanker serviks seperti pendarahan, trauma ureter, vesika urinaria, usus dan saraf,
atau timbulnya fistula uretero-vagina, edema kaki, atonia vesika urinaria, dan
sebagainya.
F. Peran Zat Gizi pada Penyakit Kanker
a) Efek Nutrisi yang dapat menunjang terjadinya Kanker
Salah satu zat gizi yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kanker
adalah Lemak. Konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker. Hal ini disebabkan lemak bersifat Cancer Promoting. Adanya
lemak dalam tubuh membuat zat yang bersifat karsinogenik, zat yang membentuk
terjadinya kanker, berkembang.
Beberapa cara zat gizi lemak menjadi penunjangtimbulnya kanker, diantaranya
adalah :
a. Sebagai penyebab : tubuh mengeluarkanhormon tertentu secara berlebihan,
diantaranyasekresi herman esterogen yang berlebihmenunjang tumbuhnya
kanker payudara.
b. Sebagai penyebab : sekresi cairan empedu yangberlebih menuju usus yang
selanjutnya olehmikroorganisma di kolon di ubah menjadi zatkarsinogenik.
Asam lemak Poliunsaturated ( PUFA) yang mengalami proses hidrogenasi
akan membentuk asam lemak Trans (Trans - fatty acid) yang cenderung
menunjang timbulnya kanker danmerangsang pembentukan kolesterol.
Konsumsi alkohol dan merokok secaraberlebihan dapat menimbulkan
kanker di daerahkepala dan leher. Konsumsi alkohol berlebihandapat
menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, dan kanker hati
(Kusumawardani, N. 1996).
b) Faktor Intake Nutrisi Berlebihan Yang Mempunyai Risiko Tinggi Terjadinya
Kanker :
Kancer oral : alkohol, tembakau, rendan beta caroten, rendah vitamin E
Kanker Payudara dan Prostat
: tinggi lemak, tinggi kalori, rendah
omega 3
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

Kanker Saluran Pencernaan : Nitrosamin, alkohol, asam amino pyrosalates


pada daging dan ikan yang dipanggang, rendah karoten, rendah vitamin C ,
dan vitamin E
Kanker Hati : Aflatoksin
Kanker Saluran Pernafasan : Merokok, alkohol, rendah vitamin C dan
vitamin E.
Kanker Cervical : Rendah vitamin C, vitamin E dan Beta karotin
Kanker Ovarium : Makanan berlemak, digoreng, dan telur
Kanker Kolorektal : Tinggi protein hewani, alkohol, tinggi kalori, rendah
vitamin C dan vitamin D, rendah kalsium, rendah konsumsi karotin dan
serat
Melanoma : Rendah vitamin B6 dan karotinoid
Carcinogen alami : Radiasi ultra violet, obat celup, zat kimiawi (asap,
penambangan), virus, nitrosamin, aflatoxin, saffrole (Kusumawardani, N.
1996).
c) Efek Pengobatan Kanker Terhadap Masukan Zat gizi
Pengobatan yang dilakukan pada penderita kankerumumnya adalah melalui
terapi radiasi, operasi,dan kemoterapi. Pengobatan tersebut mempunyai efek
menghambat masukan zat-zat gizi yang penting bagi tubuh.
Pada pasien kanker dalam kurun waktutertentu akan mengalami penurunan
status gizi atau akan mengalami Cachexia, yang mana pasien menjadi sangat
kurus, lemah,dan kurang gizi.
Pengobatan dengan radiasi pada pasien kankerdapat menimbulkan berbagai
efek pada saluranpencernaan. Bagian kepala, leher, thorax, esophagus, dan
abdomen yang terkena radiasi dapat menimbulkan berbagai gangguan pada saluran
pencernaan, seperti mulut kering, radang tenggorokan, kerusakan gigi, dan gusi,
serta gangguan indra perasa dan penciuman. Radiasi pada thorax dapat
menimbulkan dysphagia (gangguan menelan), dan bila di daerah abdomen dapat
menyebabkan terjadinya malabsorbsi zat-zat gizi, gastritis, nausea, vomiting,
diare, yang selanjutnya dapat merusak bagian lain di saluran pencernaan..
Pengobatan kanker dengan kemoterapi, efeknyatidak hanya berdampak pada
tubuh yang terkenakanker saja tetapi dapat mempengaruhi kondisitubuh secara
keseluruhan. Sel-sel tubuh yangsemula normal dapat menjadi rusak.
Apabilakerusakan telah mencapai saluran gastrointestinalmaka akan terjadi diare,
konstipasi, danmalabsorbsi. Meskipun demikian efek pada salurangastrointestinal
ini hanya berlangsung sementara.Setelah beberapa hari akan tumbuh sel-sel
barudan selanjutnya fungsi saluran gastrointestinalpundapat normal kembali.
Gangguan lain yang dapattimbul adalah ganguan indra perasa, nausea,vomiting,
water retention, dan pembengkakan .Setelah, kemoterapi selesai makagangguan
tersebut akan hilang dan status gizidapat menjadi lebih baik. Steroid yang
digunakansaat kemoterapi memerlukan pembatasan dalamintake natrium dan
karbohidrat karena adanyapenimbunan cairan dan meningkatnya kadarglukosa
serum. Efek samping yang terjadi selamakemoterapi ini membuat pasien kanker
sulit untukmengkonsumi zat gizi secara optimal. Dengandemikian perlu
penanganan lebih lanjut padapasien kemoterapi ini agar pasien dapatmemperbaiki
status gizinya secara optimal.
Pengobatan kanker dengan operasi dilakukanuntuk menghilangkan tumor atau
meringankangangguan yang menyertainya. Masalah gizi yangmungkin timbul
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

bergantung dari bagian tubuhmana yang dioperasi dan prosedur


operasipengangkatan tumor yang dilakukan. Agar dapat memenuhi kebutuhan gizi
secaraoptimal maka diet yang diberikan harus selaludimodifikasi sesuai dengan
kondisi dankemampuan pasien (Stump, E.S. 1992 ).
d) Penanganan Nutrisi Terhadap Efek Samping Terapi Pengobatan Pasien Kanker
1. Gigi yang tanggal, pasien di lebih sensitif terhadap temperatur yang ekstrim
(terlalu panas atau dingin), dan rasa manis. Makanan sebaiknya dalam kondisi
hangat (suhu ruang).
2. Xerotomia, mulut kering karena atrofi membran mukus, menyebabkan
kesulitan dalam menelan dan mengunyah dapat menggunakan pengganti
kelenjar ludah, lip balm, permen rendah kalori, saus/gravie. Meningkatkan
intake cairan, makanan yang halus dan berkuah (soup, semur, dll). Makanan
dihidangkan semenarik mungkin, dengan potongan yang lebih kecil, dapat
dibantu dengan diberi sedikit minum dalam setiap suapan.
3. Untuk pasien yang mengalami masalah gigi hindari gula, makanan yang manis,
diberi sodium flouride 3xsehari. Diperlukan perawatan disekitar mulut setiap
hari.
4. Saliva yang kental dapat memperburuk keadaan karies. Sebaiknya tidak terlalu
sering diberi roti dan makanan berminyak. Makanan diberikan dalam bentuk
halus.
5. Pada pasien kanker dengan gangguan pada mulut dan tenggorokan (stomatitis,
mucoaitis, esophagitis) yang disebabkan oleh local bleeding , akan sering
mengalami rasa sakit pada saluran pencernaan bagian atas. Makanan yang
diberikan sebaiknya dalam bentuk tekstur dan konsistensi yang sesuai dengan
kondisi pasien yaitu dapat diberikan makanan saring dengan bumbu tidak
merangsang dan tajam. Sebelumnya makan mulut pasien harus dalam keadaan
bersih (bilas dengan air dan NaHCO3). Hindari makanan yang asam dan asin.
Cairan atau minuman diberikan secara teratur dengan bantuan sedotan, baik
makanan dingin ataupun hangat. Makanan diberikan dalam porsi kecil.
6. Dysgeusia (Mouth Blindness), yaitu penolakan terhadap makanan. Makanan
sebaiknya dihidangkan dengan penampilan, warna, dan aroma yang semenarik
mungkin. Makanan dengan rasa agak asam atau segar. (contoh : Lemonade /
sari buah lemon) dapat membantu p\asien menstimulasi indra perasa.
Hidangkan makanan dengan rasa yang enak, makanan yang disukai umumnya
adalah sayuran segar, makanan ringan, buah olive/zaitun, acar, dan daging
yang dihidangkan bersama saus.
7. Anoreksia, umumnya umumnya terjadi karena adanya depresi, perubahan
fungsi pancaindra yang disebabkan oleh tumor. Makanan diberikan dalam
porsi kecil dan sering, diupayakan menghidangkan makanan yang segar,
makanan kesukaannya dan menciptakan suasana makan senyaman mungkin
bagi pasien.
8. Pada pasien yang disertai diare, intake serat kasar dibatasi. Laktose intolance
dapat terjadi akibat terapi radiasi dan obat. Kurangi makanan yang berlemak,
tingkatkan intake cairan dan kalium, makanan dihidangkan dalam suhu ruang
atau dingin.
9. Pada pasien yang disertai konstipasi diberikan makanan tinggi serat dan cairan.
Meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, susu, dan biji-bijian.
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

10

10. Makanan dengan temperatur dingin dapat lebih diterima dibandingkan dengan
makanan yang panas. Dapat diberikan : minuman dingin, makanan berkuah
bening, es krim, gelatin, buah semangka, melon, anggur, ketimun, ataupun
kecang asin.
11. Rasa kesepian atau kesendirian dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
Waktu makan sebaiknya selalu bersama-sama atau ditemani.
12. Pada pasien yang mengalami malabsorbsi, dapat diberikan makanan parenteral
sesuai dengan kondisi pasien.
13. Pada pasien dengan kondisi anemia, sebaiknya diberi diet seimbang dengan
protein bernilai biologi tinggi, cukup vitamin B kompleks, besi, dan vitamin C.
14. Pasien dengan kondisi rasa cepat kenyang sebaiknya diberi minuman yang
berkalori, makanan porsi kecil dan sering.
15. Pada pasien dengan kemoterapi, hindari pemberian makan dan minuman 2 jam
setelah terapi untuk mencegah mual, muntah, keracunan pada jantung, ginjal,
dan paru-paru.
16. Pada pasien dengan radiasi enteritis dapat terjadi diare bila secara langsung
sebelum atau sesudah terapi diberi makan dan minum (Pemberton, C.M. 1989).
e) Terapi Diet Untuk Penderita Kanker
Diet yang dianjurkan :
1. Tinggi protein : 1,5 2,0 gram / BB untuk mengganti kehilangan berat badan.
2. Tinggi kalori : 25-35 kcal/kg BB dan 40-50 kcal/kg BB untuk mengganti
simpanan dalam tubuh bila pasien berat badan kurang. Bila terjadi infeksi perlu
tambahan kalori sesuai dengan keadaan infeksi.
3. Lemak : 25% NPC
4. Makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari. Diberikan porsi
kecil dan sering. Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai dengan
kondisi pasien. Bila kehilangan berat badan mencapai lebih dari 20% dapat
diberikan Total Parenteral Nutrition (TPN), sesuai dengan kondisi pasien.
5. Bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks (Vitamin B6, Asam
Pantotenik, Asam Folat,dll), vitamin A dan vitamin C.
6. Syarat terapi diet secara khusus bervariasi sesuai dengan kondisi pasien dan
penyakit penyertanya.
7. Dianjurkan juga untuk memenuhi kebutuhan asam amino Leucine dan
Methionin. Glutamin diperlukan bagi pasien pasca operasi atau radiasi pada
abdomen (Kusumawardani, N. 1996).
f) Peranan zat gizi terhadap kanker
a. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, tetapi tidak larut dalam
air.vitamin A banyak ditemui pada bahan makanan hewani seperti daging, ikan,
atau ayam. Sementara itu, Pro-Vitamin A (Beta karoten) didapatkan dari
sayuran dan buah-buahan. Karoten yang dikonsumsi, pada mukosa usus halus
diubah menjadi vitamin A. Vitamin A dapat mencegah timbulnya kanker. Pro
vitamin A dapat berperan sebagai hormon yang mempengaruhi deferensiasi
(Pembegian fungsi) sel dalam proses pematangan sel. Dengan demikian,
Vitamin A dapat mencegah pembentukan sel-sel tumor. Penelitian
Epidemiologi membuktikan bahwa orang yang mempunyai kadar vitamin A
tinggi dalam serum dapat terhindar dari kanker (Mardiah, dkk. 2008).
b. Vitamin C (Asam Askorbat)
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

11

Beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin C atau makanan yang


mengandung vitamin C dapat mencegah kanker.Vitamin C merupakan
antioksidan non enzimatik pemecah rantai hidrofilik, juga merupakan
prooksidan, yaitu zat selain berfungsi sebagai antioksidan dan juga sebagai
oksidan yang kurang reaktif. Vitamin C dapat diberikan per oral maupun
intravena. Kebutuhan harian vitamin C dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
kelompok resiko tinggi. Berdasarkan Recommended Dietary Allowance
(RDA), seorang pria rata-rata membutuhkan vitamin C 90 mg/hari sedangkan
perempuan 75 mg/hari dengan dosisi maksimal 2000 mg/hari.
Peranan Vitamin C pada Sel :
1. Mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif
Sel-sel tubuh yang mengalami stress oksidatif akan menimbulkan
pembentukan radical oxigen species (ROS). Adanya ROS akan
menimbulkan dampak perubahan pada molekul seluler, bentuk dan
ketahanan hidup sel. Perubahan juga terjadi pada DNA, membran sel
berupa peroksidasi dari PUFA dan produksi sitokin yang berperan
dalam proses inflamasi. Vitamin C mampu mengikat ROS sehingga
perubahan tersebut tidak terjadi, mengakibatkan kematian sel-sel
normal dapat dicegah.
2. Menginduksi Apoptosis Sel Kanker
Salah satu mekanisme tubuh mengatasi kelainan di tingkat sel agar
tubuh tetap dalam keadaan homeostatis adalah dengan mematikan sel
sendiri secara otomatis yang disebut sebagai apoptosis. Mekanisme ini
berbeda dengan kematian sel nekrosis. Defisiensi vitamin C akibat
kurangnya asupan makanan sering terjadi pada penderita kanker.
Penelitian yang pernah dilakukan adalah rendahnya kadar vitamin C
penderita keganasan di dalam serum (<11mol/L) dan rendahnya angka
survival pada penderita tersebut (Kusumawardani,N.1996).
c. Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang paling banyak di alam, zat penyapu
radikal bebas dan bersifat lipofilik. Vitamin E berfungsi sebagai pelindung
terhadap peroksida lipid dengan menyumbangkan hidrogen ke dalam reaksi,
menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida, memutus reaksi
berantai dan membatasi kerusakan. Kebutuhan vitamin E berdasarkan
Recommended Dietary Allowance (RDA) laki-laki dan perempuan rata-rata
membutuhkan vitamin E sebanyak 15 mg (22,4 IU). Pasien kanker
membutuhkan vitamin E hingga 400 mg/hari untuk meningkatkan imunitas
tubuh dalam melawan radikal bebas. Dosisi maksimal yang bisa ditoleransi
adalah 1000 mg/hari (Kusumawardani,N.1996).
d. Mineral
Mineral yang berhubungan dengan sel imun adalah zinc. Zinc dapat
membantu tubuh menghasilkan antibodi dan menstabilkan membran sel. Selain
itu mineral-mineral lain yang tidak kalah penting dalam membangun sistem
imun adalah selenium yang berperan dalam proses detoksifikasi (pengeluaran
racun dari dalam tubuh) (Mardiah, dkk. 2008).
e. Serat
Serat yang terdapat dalam pangan dapat mengurangi resiko kanker.
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat yang baik. Serat menyerap
cairan dan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan, karena itu serat
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

12

menyebabkan volum tinja besar dan mudah dikeluarkan. Volum tinja yang
besar ini mempermudah gerak peristaltik usus besar, sehingga kotoran tidak
lama berada dalam perut melainkan cepat dikeluarkan. Karena tinja cepat
dikeluarkan maka zat-zat karsinogenik yang mungkin terbawa bersama
makanan tidak mempunyai cukup waktu untuk bekerja dalam tubuh kita.
Sebaliknya pada orang yang mengkonsumsi sedikit serat, volum tinja akan
kecil dan mengeras sulit didorong oleh gerak peristaltik usus sehingga waktu
berada dalam perut lebih lama dan zat-zat karsinogenik mempunyai cukup
waktu untuk menetrasi tubuh kita. Peran serat makanan atau dietary fiber
secara umum dalam memacu pertumbuhan bakteri asam laktat (lactobacillus)
yang mempunyai sifat metabolik seperti bifidobakteria dalam menghasilkan
asam lemak rantai pendek dan perbaikan imun (Mardiah, dkk. 2008).

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal.
2. Di Indonesia, hasil survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan angka
prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk
(Kementerian Kesehatan, 2007). Kanker sebagai penyebab kematian
menempati urutan ke tujuh (5,7% dari seluruh penyebab kematian) setelah
kematian akibat stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes
melitus.
3. Faktor penyebab kanker :
a. Umur
b. Tembakau
c. Sinar Matahari
d. Zat-Zat Kimia
e. Infeksi Virus dan Bakteri
f. Diet, Kegemukan, dan Kurang Gerak
g. Alkohol
h. Hormon
i. Riwayat Keluarga
4. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan dengan cara WASPADA yang
merupakan kependekan dari istilah-istilah sebagai berikut:
W = Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau
terganggu.
A = Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
S = Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh.
P = Payudara atau ditempat lain ada benjolan.
A = Andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan
gatal.
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH
KANKER

13

D = Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh.
5. Dampak Kanker yaitu Pertumbuhan sel kanker dapat menekan (kompresi)
organ-organ tubuh disekitarnya sehingga menyebabkan luka (erosi), bahkan
luka tembus (perforasi) berbagai organ. Secara tidak langsung, kanker
menyebabkan banyak gangguan, seperti timbul demam, berat badan turun,
tidak nafsu makan, kurang darah (anemia), rasa lemas, maupun daya tahan
tubuh menurun. Pengobatan dengan sitostatika bisa menimbulkan demam
hingga menggigil, selain itu dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
sumsum tulang sehingga jumlah sel darah putih menurun atau
lekopenia.Pengobatan dengan penyinaran bisa menimbulkan berbagai macam
komplikasi tergantung pada letak penyinaran tersebut.
6. Peran zat gizi untuk kanker
a. Vitamin A : Mencegah pembentukan sel-sel tumor
b. Vitamin C : Mencegah kerusakan sel akibat stress oksidatif , Menginduksi
Apoptosis Sel Kanker
c. Vitamin E : Untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan radikal
bebas.
d. Mineral : Zinc dapat membantu tubuh menghasilkan antibodi dan
menstabilkan membran sel, Selenium yang berperan dalam proses
detoksifikasi
e. Serat : Serat yang terdapat dalam pangan dapat mengurangi resiko kanker
B. Saran
Setelah memaparkan makalah tentang kanker ini kami berharap pembaca dapat
mengantisipasi kanker dengan mengubah pola hidup yang kurang baik dan mengubah
menjadi pola hidup yang lebih baik lagi serta meperhatikan pola konsumsi makanan
untuk mengurangi prevalensi penyakit kanker di Indonesia demi kesehatan bersama.

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH


KANKER

14

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. 2007. Buku saku Patofisiologi, Ed.3. EGC : Jakarta
Dalimartha,S.2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker.PT Penebar Swadaya,
anggota Ikapi : Depok
Hartono, Andri. 2004. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Ed.2. EGC. Jakarta
IARC .2008. Current status and future directions of breast and cervical
and early detection in Belarus.WHO Press : France

cancer prevention

Kusumawardani, Nunik.1996.E-Journal Pusat Penelitian Penyakit Tidak


Menular, Badan Litbangkes. Penanganan Nutrisi Pada Penderita
Kanker. Vol.VI.No.64. Media Litbangkes : Jakarta
Lumungga. 2009. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?. USU Press. Medan.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. PT Agromedia Pustaka :
Jakarta
Mardiah ; Zakaria,F.R; Asydhad, L.A . 2008. Makanan Anti Kanker. Kawan Pustaka : Jakarta
Oemiati,R; Ekowati Rahajeng; Antonius Yudi Kristianto.2011.Prevalensi tumor dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya di Indonesia.Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan : Jakarta
Pemberton, C.M. 1988. Mayo Clinical Diet Manual A Handbook of Dietary
Practice. Decker Inc : USA
Stump Eacot, S.1992.Nutrition and Diagnosis. Lea and Febiger : USA
Sudiman, H. 1991. Faktor Gizi Pada Penyakit Kanker. http://www.kalbe.co.id/ Diakses
tanggal 19 Februari 2014 Pukul : 09:06 wib.
Uripi, V. 2002. Menu untuk Penderita Kanker. Puspa Swara. Jakarta.
WHO.2010. World Cancer Report .WHO Press : France

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI ALMA ATA YOGYAKARTA, MAKALAH


KANKER

15

Vous aimerez peut-être aussi