Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Istilah perencanaan dalam perspektif Diana Conyers dan Peter Hills (1984) merupakan
suatu proses berkelanjutan yang melibatkan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tentang
alternatif pemanfaatan sumber daya yang ada dengan maksud mencapai tujuan tertentu di masa
yang akan datang. Dalam konteks pembangunan maka perencanaan dalam hal ini bukan hanya
berkaitan dengan aspek ekonomi dimana teknik-teknik serta indikator-indikator keberhasilan
hanya terbatas pada ruang lingkup ilmu ekonomi, melainkan jauh lebih komprehensif
menggunakan teknik-teknik dan indikator-indikator bidang politik, sosial dan budaya. Dengan
demikian maka terbuka kemungkinan berkembangnya alat-alat analisis perencanaan di luar alat
analisis ekonomi.
Ada banyak alat analisis perencanaan pembangunan yang digunakan sebagai rujukan
dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan suatu rencana yang tepat dan terukur. Salah
satu alat analisis perencanaan yang dipakai adalah Analisis Daya Dukung (Carrying Capacity
Ratio/CCR). Analisis daya dukung merupakan suatu alat perencanaan pembangunan yang
memberikan gambaran mengenai hubungan antar penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan.
McCall (1995) kemudian mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan daya dukung adalah alat
untuk analisis penggunaan tanah dan data populasi yang sistematis. Tulisan ini secara khusus
membahas tentang apa itu CCR, manfaatnya, langkah-langkahnya serta model perhitungan
matematisnya.
KONSEP CARRYING CAPACITY RATIO (CCR)
Diskusi di jaman moderen saat ini tentang Carrying Capacity berawal dari pemikiran
Thomas Robert Malthus (1766-1834) dalam tulisannya berjudul: Essai on Principle of
Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations
of Mr. Godwin, M. Condorcet and other Writers. Ia mengatakan bahwa penduduk apabila tidak
ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi ini. Untuk hidup, manusia membutuhkan bahan makanan
sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju
1|Page
2|Page
Analisis daya dukung ini sebenarnya memiliki kaitan yang sangat erat dengan konteks
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang oleh
World Commission on
Environment and Development (WCED) dalam laporannya yang berjudul Our Common Future
(1987) diartikan sebagai pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pada saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.(Brandon dan Lombardi, 2005). However Brundtland kemudian menegaskan bahwa
pada dasarnya pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses perubahan dimana
eksploitasi sumber daya, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi dan perubahan
kelembagaan semuanya dijalankan secara selaras serta dapat meningkatkan potensi saat ini dan
masa depan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Sebagai suatu proses; bukan
suatu tujuan akhir, pembangunan berkelanjutan terbuka untuk suatu ruang belajar dan adaptasi
dimana semua orang dapat membangun persepsi masa depannya sesuai kebutuhannya dalam
harmoni yang seimbang dengan kebutuhan orang lain baik pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang.
Informasi yang dapat diperoleh dari hasil analisis daya dukung secara umum adalah
menyangkut masalah kemampuan (daya dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah dalam
mendukung proses pembangunan dan pengembangan daerah itu, dengan melihat perbandingan
antara jumlah lahan yang dimiliki dan jumlah penduduk yang ada. Beberapa manfaat dari adanya
analisis daya dukung antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui apakah suatu wilayah pertanian masih mampu mendukung kebutuhan
pokok penduduk dengan melihat pertumbuhan penduduk tersebut.
2. Untuk mengambil langkah yang perlu dilakukan dengan melihat point pertama di atas.
3. Untuk memberikan informasi kepada para perencana pembangunan atau pihak lain dalam
rangka mengembangkan potensi penduduk dengan aktivitas lain, terutama apabila daya
dukung lahan sudah mulai berkurang atau tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang
ada.
4. Secara langsung maupun tidak, dapat digunakan sebagai bahan untuk mensosialisasikan dan
mengembangkan tingkat kesadaran berbagai pihak mengenai pentingnya menjaga
3|Page
kelestarian
lingkungan
melalui
sistem
pemanfaatan
lahan
yang
sesuai
dengan
peruntukannya.
Berikut ini adalah contoh skema analisis daya dukung dalam suatu wilayah perencanaan.
Kebutuhan
penduduk ratarata/KK
Non-pertanian
Yang dibutuhkan
(A)
Ketersediaan (B)
YA
TIDAK
B:A=CCR
Kebutuhan dasar
terpenuhi
CCR>1
Kebutuhan dasar
Pada sektor pertanian misalnya, kemampuan daya dukung ( Carrying Capacity Ratio )
merupakan perbandingan antara lahan yang tersedia dan jumlah petani. Untuk itu perlu diketahui
berapa luas lahan rata-rata yang dibutuhkan per keluarga, potensi lahan yang tersedia dan
penggunaannya untuk kegiatan non-pertanian. Meskipun analisis daya dukung merupakan upaya
untuk mengetahui perbandingan antara jumlah lahan dan jumlah penduduk, penggunaannya tidak
4|Page
hanya untuk sektor pertanian atau perkebunan. Dengan ditunjang alat-alat lainnya, analisis ini
juga dapat digunakan untuk membantu menentukan kegiatan dalam bidang atau sektor apa saja
yang layak dikembangkan di suatu daerah.
Langkah-langkah yang dapat dugunakan untuk melakukan analisis daya dukung pada
dasarnya bersifat fleksibel dan dinamis. Maksudnya ialah bahwa langkah-langkah yang dapat
ditempuh sebenarnya cukup beragam, tergantung dari mana kita akan mulai. Sekedar untuk
memudahkan, langkah-langkah tersebut antara lain dapat meliputi :
a. Identifikasi luas areal yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian.
b. Identifikasi frekuensi panen per hektar per tahun.
c. Tentukan jumlah keluarga dalam area tersebut.
d. Tentukan presentase jumlah petani yang ada dalam area tersebut.
e. Tentukan ukuran lahan rata-rata yang dimiliki petani.
f. Hitunglah kemampuan daya dukung dengan menggunakan rumus CCR.
Menurut McCall (1995), untuk melakukan analisis data yang terkait dengan daya
dukung, dapat ditempuh 18 langkah pokok yaitu :
1. Tentukan elemen-elemen pokok sistem pertanian (tanaman pokok, ternak, metodemetode pengolahan).
2. Selidiki usia penduduk dan struktur penduduk.
3. Hitung kebutuhan gizi dalam rumah tangga rata-rata atas dasar standar kebutuhan kalori
dan struktur penduduk.
4. Perkirakan produksi daging dan susu per rumah tangga termasuk semua sumber seperti
ikan dan binatang buruan; kurangi nilai makanan ini dari kebutuhan kalori yang dihitung
dalam poin (3); perimbangan diberikan oleh tanaman.
5. Hitung kebutuhan makanan pokok termasuk kehilangan selama pengolahan dan
penyimpanan.
6. Perkirakan kelangsungan hidup tanah untuk produksi tanaman di dalam desa yang
dimaksud dengan kecocokan jenis tanah yang beragam di dalam desa tersebut.
5|Page
7. Perkirakan hasil panen per tanaman dan per jenis tanah, termasuk penyusutan proporsi
yang diperkirakan akibat tahun-tahun yang jelek (musim kemarau, banjir, tikus, dan
sebagainya). Dari hasil ini hitunglah hasil rata-rata.
8. Dari nomor (7) kurangi berapa banyak tanah dibutuhkan untuk memproduksi makanan
yang dibutuhkan menurut nomor (5).
9. Cek, apakah kebutuhan protein rumah tangga rata-rata akan terpenuhi dengan makanan
pokok ditambah susu dan daging yang tersedia.
10. Perkirakan kebutuhan pendapatan tunai per rumah tangga rata-rata, dengan menggunakan
target uang (yang diperkirakan). Perkirakan masukan tunai yang diperoleh sekarang dari
semua sumber, dan hitung defisit.
11. Hitung jumlah tanah yang diperlukan untuk menyediakan pendapatan dari penjualan hasil
panen (baik tanaman pangan maupun tanaman perdagangan).
12. Dari nomor (8) dan (9) kurangi keperluan rumah tangga dasar.
13. Perkirakan kebutuhan suplai kayu bakar yang berkenaan dengan daerah hutan/tanah
hutan.
14. Cek apakah kebutuhan tenaga kerja (untuk memproduksi panen yang diperlukan di atas)
tidak melebihi ketersediaan tenaga kerja.
15. Gabungkan kebutuhan-kebutuhan untuk tanah kosong (daerah tanah kosong yang berarti
diperlukan).
16. Tambahkan daerah penggembalaan yang diperlukan untuk ternak.
17. Hitung ratio daya mendukung ternak, dan bandingkan dengan daerah yang benar-benar
tersedia di desa tersebut. Apakah ada kapasitas tanah penggembalaan yang tersisa atau
berlebih.
18. Hitunglah daya mendukung penduduk, dengan menganggap tanah di dalam jarak tempuh
(yaitu 5 km) dapat dimanfaatkan (bandingkan dengan garis batas desa dan kurangi daerah
dalam lingkungan ini yang sebenarnya tidak tersedia untuk desa).
Selain hal di atas, dapat ditampilkan ringkasan kebutuhan tanah rumah tangga, termasuk
daerah yang ditumbuhi kayu bila perlu. Tampilkan pula kebutuhan tanah desa, dan bandingkan
dengan populasi saat ini untuk melihat apakah daya dukung masyarakat terlampaui.
6|Page
Selanjutnya, secara sederhana untuk menghitung kemampuan daya dukung suatu daerah
dapat digunakan rumus matematis sebagi berikut :
Keterangan :
CCR : Kemampuan daya dukung
A
Contoh Kasus :
Kabupaten A memiliki luas 20.109,8 km;5.732 Km diantaranya merupakan dataran
tinggi. Terdapat sawah tadah hujan 15.030 ha dengan frekuensi panen 1 kali dan sawah beririgasi
20.300 ha dengan frekuensi panen 3 kali setahun. Jumlah penduduk 500.000 orang dan yang
tinggal di kota 35%. Rata-rata keluarga mempunyai 5 orang anggota dan diasumsikan bahwa
lahan yang dibutuhkan oleh 1 KK petani adalah 1 hektar. Lakukan analisis daya dukung!
Jumlah
=100.000 KK
= 1,17
DAFTAR PUSTAKA
Brandon, Peter S. & Lombardi, Patrizia;2005. Evaluating Sustainable Development In The Built
Environment, Blackwell Science Ltd, Oxford, United Kingdom.
Diana Conyers and Peter Hills,1984. An Introduction to Development Plannning in the Third
Word, John Wiley series on public administration in developing countries, John
Wiley & Sons Ltd. New York.
Manning, Robert E. 2007. Parks and Carrying Capacity, Commons Without Tragedy, Island
Press, Washington DC, USA.
Mantra, Ida Bagoes. 2011. Demografi Umum, Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riyadi dan Deddy S., 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali
Potensi
Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
9|Page