Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tentang :
Oleh :
Dosen :
SALMAH, S.Ag.,M.A.,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan hadits tentang hubungan Iman, Islam, Ihsan, dan
Hari Kiamat !
2. Menjelaskan hadits tentang penyebab berkurangnya Iman dan
Islam karena maksiat !
3. Menjelaskan hadits tentang rasa malu sebagian dari iman !
B. Tujuan
Berdasarkan
ruang
lingkup
di
atas,
maka
tujuan
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hadits tentang hubungan Iman, Islam, Ihsan,
dan Hari Kiamat !
2. Untuk mengetahui hadits tentang penyebab berkurangnya Iman
dan Islam karena maksiat !
3. Untuk mengetahui hadits tentang rasa malu sebagian dari iman !
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Hadits Tentang Hubungan Iman, Islam, Ihsan,
dan Hari Kiamat
1. Lafadz Hadits
Lafadz hadits yag terdapat di dalam al-Lulu Wal Marjan (LM :
)5
:
:
.
:
:
:
.
:
:
.
.
(
)
.
1
:
.
.
:
lengkap
lebih
yang
al-Iman
kata
menggunakan
dengan
pelacakan
Majah ; Hadits pada halaman 27, 28, 51, 52, 53, 66 dan 119
jilid ke-1 pada Musnad Ahmad Ibn Hanbal, dll.2
b. Menelusuri dari Kitab Asli
Setelah menemukan lafadz yang sesuai, maka penulis
yang
kitab
masing-masing
dari
riwayat
mencantumkan
:
.
:
.
:
:
:
.
:
:
.
.
( .
)
.
:
.
:
3
) . (
2. Terjemahan Hadits
Artinya : HaditsAbu Hurairah berkata; bahwa Nabi SAW pada
suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat
Jibril AS, yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi SAW,
menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul)Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril AS
berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi SAW : "Islam adalah
kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan
2 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw, terjemahan Muhammad Fuwd Abd al-Bq, judul asli A Handbook of
Early Muhammadan Tradition, (Leiden: E.J. Brill, 1969), Juz I, h. 109 (selanjutnya
)disebut A.J. Wensinck
3Ab Abd Allh Muhammad ibn Isml ibn Ibrhm ibn al-Mughrat ibn Bardizbat alBukhr al-Juf, Al-Jmi al-Shahh, diberi catatan pinggir (hasyiyah) oleh al-Sind, (Beirut:
Dr al-Fikr, [t.th.]), Juz I, h. 18.
"( Iman adalah kamu beriman kepada
Allah,
malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya,
pertemuan
asumsi
pengulangan,
padahal
tidak.
Karena
berarti
meyakini
keberadaan
dibangkitkan.
pertemuan
akan
Pendapat
terjadi
lain
dengan
mengatakan
berpindah
bahwa
dari
dunia,
sedangkan kebangkitan terjadi setelah itu. Serta pendapat AlKhattabi kata Liqaa adalah melihat Allah SWT, dibantah oleh
An-Nawawi dengan mengatakan seseorang tidak begitu saja
dapat melihat Allah SWT, karena dikhususkan untuk orang yang
meninggal beriman dan seseorang yang tidak mengetahui akhir
dari hidupnya.Lalu bagaimana itu bisa jadi syarat Iman ?
Jawabannya, itu benar-benar terjadi.
Dan kata
, sudah ada dalam
surah al-Baqarah. Pengungkapan kata Annabiyyin mencangkup
para Rasul dan tidak sebaliknya. Iman kepada Rasul adalah
keyakinan terhadap apa yang disampaikan mereka tentang Allah
SWT, disebutkannya malaikat, kitab dan rasul secara global
menunjukan bahwa beriman terhadap mereka sudah cukup,
sesuai (Q.S. Al-Baqarah (2) : 285),
kitab-kitab-Nya
"Kami
tidak
dan
rasul-rasul-Nya.
(mereka
membeda-bedakan
antara
( beriman kepada hari berbangkit), pendapat
lengkap
lebih
yang
) . (
8 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw........Ibid, Juz II, h. 80.
9 Al-Bukhr, op. cit., Juz VIII, h. 11
7
2. Terjemahan Hadits
Artinya :Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih
telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata; saya
mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman dan Ibnu Musayyab
keduanya berkata, Abu Hurairah r.a. berkata; sesungguhnya Nabi
SAW bersabda: "Tidaklah seseorang itu berzina, ketika sedang
berzina dia dalam keadaan mukmin. Tidak pula seseorang itu
minum khamer ketika sedang minum khamer ia dalam keadaan
mukmin. Dan tidak pula seseorang itu mencuri ketika sedang
mencuri ia dalam keadaan mukmin."
Dalam Riwayat lain, Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan
kepadaku pula Abdul Malik bin Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al
Harits bin Hisyam bahwa Abu Bakr pernah menceritakan
kepadanya dari Abu Hurairah, lalu dia berkata; "Abu Bakar
menambahkan dalam hadits tersebut dengan redaksi; "Dan
tidaklah seseorang merampas harta orang lain yang karenanya
orang-orang memandangnya sebagai orang yang terpandang,
ketika dia merampas harta tersebut dalam keadaan mukmin."
3. Asbabul Wurud
Berdasarkan dari buku-buku yang penulis cari, penulis belum
menemukan asbabul wurud dari hadits di atas.
4. Syarhan Hadits
Adapun pendapat yang shahih tentang makna hadits di atas
adalah bahwa tidak ada seorangpun yang melakukan perbuatan
maksiat itu di atas sedang dia berada dalam keimanan yang
sempurna. Dengan kata lain, orang yang melakukan perbuatan
maksiat di atas maka dia termasuk orang tidak sempurna
imannya. Secara Lafdziyah hadits ini menunjukkkan bahwa yang
melakukan perbuatan maksiat di atas termasuk orang yang tidak
beriman, tetapi yang dimaksud adalah bukan hilangnya iman
tetapi
hilangnya
kesempurnaan
iman,
karena
melakukan
itu
haram,
maka
orang
itu
telah
hilang
yang
berkaitan
bahwa
melakukan
maksiat
dapat
.
a. Informasi Mujam al-Hadits
Untuk melengkapi informasi mengenai matan hadits
tersebut,
maka
penulis
melakukan
pelacakan
dengan
.( ) .
13
2. Terjemahan Hadits
Artinya : Hadits Ibn Umar bahwasanya Rasulullah SAW,
berjalan melewati seorang sahabat Anshar yang saat itu sedang
memberi pengarahan saudaranya tentang malu. Maka Rasulullah
12 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw........Ibid, Juz I, h. 542.
13 Al-Bukhr, op. cit., Juz I, h. 13-14
10
dari
binatang.
Sifat
tersebut
merupakan
gabungan dari sifat takut dan iffah (menjaga kesucian diri). Oleh
karena itu, orang malu bukan orang fasik, meskipun jarang sekali
kita temukan seorang pemberani yang pemalu.
Ada pula pendapat lain, bahwa kata tersebut berarti menahan
diri, karena takut melakukan sesuatu yang dibenci syariat, akal
maupun adat. Orang yang melakukan sesuatu yang dibenci
syariat, maka dia termasuk fasik. Orang yang melakukan sesuatu
yang dibenci akal, maka dia termasuk kategori gila. Orang yang
melakukan sesuatu yang dibenci oleh adat, maka dia termasuk
orang bodoh. Adapun perkataan Nabi SAW, Malu adalah
sebagian dari Iman mengandung arti, bahwa malu merupakan
salah satu pengaruh iman.15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits yang terdapat pada Bab ke-37 dari Kitab Iman pada
Shahih Bukhari, menurut penulis adalah pertama, Iman adalah
percaya kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
adanya pertemuan dengan-Nya, dan percaya kepada Rasul-rasulNya serta percaya akan adanya hari kiamat, kedua, Islam adalah
bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi SAW adalah
Rasul-Nya, tidak menyekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan ramadhan, ketiga,
Ihsan
adalah
kita
menyembah
Allah
SWT
seakan-akan
kita
tentang
malu.
Maka
Rasulullah
SAW,
bersabda:
SWT,
dengan
memperbanyak
selalu
melakukan
menjauhi
atau
perbuatan
melaksanakan
maksiat
ibadah
dan
hanya
DAFTAR PUSTAKA
14
15