Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH HADITS

Tentang :

Menjelaskan Hadist-Hadits Tentang Keimanan

Oleh :

ALAMSAH (12 102 004)


AHMAT NUSIR (12 102 003)

Dosen :

SALMAH, S.Ag.,M.A.,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


BATUSANGKAR
2014

BAB I

PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan hadits tentang hubungan Iman, Islam, Ihsan, dan
Hari Kiamat !
2. Menjelaskan hadits tentang penyebab berkurangnya Iman dan
Islam karena maksiat !
3. Menjelaskan hadits tentang rasa malu sebagian dari iman !
B. Tujuan
Berdasarkan
ruang
lingkup
di
atas,
maka
tujuan
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hadits tentang hubungan Iman, Islam, Ihsan,
dan Hari Kiamat !
2. Untuk mengetahui hadits tentang penyebab berkurangnya Iman
dan Islam karena maksiat !
3. Untuk mengetahui hadits tentang rasa malu sebagian dari iman !

BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Hadits Tentang Hubungan Iman, Islam, Ihsan,
dan Hari Kiamat
1. Lafadz Hadits
Lafadz hadits yag terdapat di dalam al-Lulu Wal Marjan (LM :
)5

:










:





.
:






:












:

.






:
:




















.








.
(


)


.





1



:

.
.


:







lengkap

lebih

yang

a. Informasi Mujam al-Hadits


Untuk melengkapi informasi

mengenai matan hadits tersebut, maka penulis melakukan


dengan

al-Iman

kata

menggunakan

dengan

pelacakan

megembalikan ke kata asalnya. Dengan modal kata al-Iman


Penulis menelusuri halaman Mujam al-Hadits yang memuat
alif-mim-nun, diperoleh informasi sebagai berikut : Ma alIman......: Bab ke-37 dari Kitab Iman, Bab 31 dari Kitab Tafsiru
Surah pada Shahih Bukhari; Hadits no. 5, 7 dari Kitab Iman
pada Shahih Muslim ; Bab ke-15 dari Kitab Sunnah pada Sunan
Abu Daud ; Bab ke-9 dari Kitab Muqaddimah pada Sunan Ibn

1 Muhammad Fuad Abdul Baqi. Terjemahan Al-Lulu Wal Marjan(Koleksi Hadits


Yang Disepakati Oleh Al-Bukhori dan Muslim). Jillid 1, h. 9-11
2

Majah ; Hadits pada halaman 27, 28, 51, 52, 53, 66 dan 119
jilid ke-1 pada Musnad Ahmad Ibn Hanbal, dll.2
b. Menelusuri dari Kitab Asli
Setelah menemukan lafadz yang sesuai, maka penulis
yang

kitab

masing-masing

dari

riwayat

mencantumkan

memuat, yaitu sbb :

:



.






:







.
:






:












:

.






:
:




















.








.
( .



)


.










:

.


:





3

) . (






2. Terjemahan Hadits
Artinya : HaditsAbu Hurairah berkata; bahwa Nabi SAW pada
suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat
Jibril AS, yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi SAW,
menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul)Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril AS
berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi SAW : "Islam adalah
kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan
2 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw, terjemahan Muhammad Fuwd Abd al-Bq, judul asli A Handbook of
Early Muhammadan Tradition, (Leiden: E.J. Brill, 1969), Juz I, h. 109 (selanjutnya
)disebut A.J. Wensinck
3Ab Abd Allh Muhammad ibn Isml ibn Ibrhm ibn al-Mughrat ibn Bardizbat alBukhr al-Juf, Al-Jmi al-Shahh, diberi catatan pinggir (hasyiyah) oleh al-Sind, (Beirut:
Dr al-Fikr, [t.th.]), Juz I, h. 18.

suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang


diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril AS) berkata:
"Apakah ihsan itu?" Nabi SAW, menjawab: "Ihsan adalah Kamu
menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak
melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". (Jibril AS) berkata
lagi: "Kapan terjadinya hari kiamat?" Nabi SAW, menjawab:
"Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.
Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang
budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala unta
yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedunggedung selama lima masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali
oleh Allah SWT". Kemudian Nabi SAW, membaca: "Sesungguhnya
hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat" (QS.
Luqman: 34). Setelah itu Jibril AS pergi, kemudian Nabi SAW,
berkata; "hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak
melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda; "Dia adalah Malaikat
Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama
mereka." Abu Abdullah berkata: "Semua hal yang diterangkan
Beliau dijadikan sebagai iman.4
3. Asbabul Wurud
Hadits ini ketika Nabi SAW pada suatu hari muncul kepada
para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril AS, yang kemudian
bertanya kepada Nabi SAW tentang Iman, Islam, Ihsan dan Hari
Kiamat.5
4. Syarhan Hadits








"( Iman adalah kamu beriman kepada

Allah,

malaikat-malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya,

pertemuan

dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari


berbangkit"), Ath-Thibi berkata, Pendapat ini sepertinya
memberilan

asumsi

pengulangan,

padahal

tidak.

Karena

perkataan Rasul (beriman kepada Allah SWT) mencangkup


pengakuan terhadap Allah SWT.
Beriman kepada malaikat

berarti

meyakini

keberadaan

mereka, sebagaimana firman Allah SWT mereka adalah hamba


yang mulia. Kata Malaikat lebih dulu daripada kata Rasul dan
Kitab, karena hal ini menunjukkan kronologi kejadiannya, karena
4 Muhammad Fuad Abdul Baqi. Ibid......h. 29-30 (LM : 22)
5 Asbabul Wurud ini, terdapat pada hadits sumber.
4

Allah SWT mengutus Malaikat dengan membawa kitab kepada


Rasul-Nya.Iman kepada kitab Allah SWT, adalah keyakinan bahwa
kitab tersebut Kalamullah, dan apa yang terkandung di dalamnya
adalah benar.
ditemukan antara kata kutub dan rasul.
Dan lafadz

Pendapat yang mengatakan bahwa kata Liqaa (bertemu),
setelah

dibangkitkan.

pertemuan

akan

Pendapat

terjadi

lain

dengan

mengatakan

berpindah

bahwa

dari

dunia,

sedangkan kebangkitan terjadi setelah itu. Serta pendapat AlKhattabi kata Liqaa adalah melihat Allah SWT, dibantah oleh
An-Nawawi dengan mengatakan seseorang tidak begitu saja
dapat melihat Allah SWT, karena dikhususkan untuk orang yang
meninggal beriman dan seseorang yang tidak mengetahui akhir
dari hidupnya.Lalu bagaimana itu bisa jadi syarat Iman ?
Jawabannya, itu benar-benar terjadi.
Dan kata








, sudah ada dalam
surah al-Baqarah. Pengungkapan kata Annabiyyin mencangkup
para Rasul dan tidak sebaliknya. Iman kepada Rasul adalah
keyakinan terhadap apa yang disampaikan mereka tentang Allah
SWT, disebutkannya malaikat, kitab dan rasul secara global
menunjukan bahwa beriman terhadap mereka sudah cukup,
sesuai (Q.S. Al-Baqarah (2) : 285),

Artinya :(285) Rasul telah beriman kepada Al Quran yang


diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orangorang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya,
mengatakan):

kitab-kitab-Nya
"Kami

tidak

dan

rasul-rasul-Nya.

(mereka

membeda-bedakan

antara

seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan


5

mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka


berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali."6
Kata Rasul dalam ayat itu merupakan kebaikan dan rahmat
dari Allah SWT, dan termasuk salah satu rahmat yang paling
besar adalah diturunkannya kitab-kitab-Nya kepada hamba-Nya.
Yang menerima adalah para nabi dan mediatornya adalah
malaikat.





( beriman kepada hari berbangkit), pendapat

mengatakan bahwa kebangkitan itu terjadi dua kali, pertama,


keluar dari yang tida ada kepada yang ada, yaitu perut ibu ke
alam dunia. Kedua, bangkit dari alam kubur ke alam abadi, yang
dinamakan yaumul akhir, maksudnya adalah percaya terhadap
apa yang terjadi di hari akhir berupa hisab (perhitungan),
penimbangan, surga dan neraka.7
Berdasarkan Q.S. Al-Baqarah : 285, maka ayat termasuk
Bayan Tafsir dan Bayan Takid, yaitu penjelasan dari hadits
tersebut bahwa Iman adalahpercaya kepada Allah SWT, Malaikatmalaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, adanya pertemuan dengan-Nya,
dan percaya kepada Rasul-rasul-Nya serta percaya akan adanya
hari kiamat, dan begitu pula dengan Islam, Ihsan dan Hari Kiamat
dan juga sebagai penguat hadits tersebut, bahwa hadits itu
benar.
B. Menjelaskan Hadits Penyebab Berkurangnya Iman dan Islam
Karena Maksiat
1. Lafadz Hadits
Lafadz hadits yag terdapat di dalam al-Lulu Wal Marjan (LM :
36)

6 Q.S. Al-Baqarah (2) : 285


7 Ibn Hajar al-Asqalani. Fathul Baari (Penjelasan/Syarhan Kitab Shahih alBukhari). 2002, (Jakarta : Pustaka Azza Anggota IKAPI DKI), cet. I, h. 199-206
6












lengkap

lebih

yang

a. Informasi Mujam al-Hadits


Untuk melengkapi informasi

mengenai matan hadits tersebut, maka penulis melakukan


pelacakan dengan menggunakan kata al-Iman dengan
megembalikan ke kata asalnya. Dengan modal kata
Khamara, penulis menelusuri halaman al-MujamHadits
yang memuat kata kha-mim-ra, diperoleh informasi sbb :
wa la yasyraba al-khamra haina yasyrabuha wa
huwa yuminu.... :Hadits No. 100 & 104 dari Kitab Iman
pada Shahih Muslim; Bab ke-30 pada Kitab Muzhalim, Bab
ke-1 pada Kitab Asyraba dari Shahih Bukhari; dll.8
b. Menelusuri dari Kitab Hadits
Setelah menemukan lafadz yang sesuai, maka penulis
mencantumkan riwayat dari kitab hadits yang memuat,
yaitu sbb :













) . (









8 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw........Ibid, Juz II, h. 80.
9 Al-Bukhr, op. cit., Juz VIII, h. 11
7

2. Terjemahan Hadits
Artinya :Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih
telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata; saya
mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman dan Ibnu Musayyab
keduanya berkata, Abu Hurairah r.a. berkata; sesungguhnya Nabi
SAW bersabda: "Tidaklah seseorang itu berzina, ketika sedang
berzina dia dalam keadaan mukmin. Tidak pula seseorang itu
minum khamer ketika sedang minum khamer ia dalam keadaan
mukmin. Dan tidak pula seseorang itu mencuri ketika sedang
mencuri ia dalam keadaan mukmin."
Dalam Riwayat lain, Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan
kepadaku pula Abdul Malik bin Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al
Harits bin Hisyam bahwa Abu Bakr pernah menceritakan
kepadanya dari Abu Hurairah, lalu dia berkata; "Abu Bakar
menambahkan dalam hadits tersebut dengan redaksi; "Dan
tidaklah seseorang merampas harta orang lain yang karenanya
orang-orang memandangnya sebagai orang yang terpandang,
ketika dia merampas harta tersebut dalam keadaan mukmin."
3. Asbabul Wurud
Berdasarkan dari buku-buku yang penulis cari, penulis belum
menemukan asbabul wurud dari hadits di atas.
4. Syarhan Hadits
Adapun pendapat yang shahih tentang makna hadits di atas
adalah bahwa tidak ada seorangpun yang melakukan perbuatan
maksiat itu di atas sedang dia berada dalam keimanan yang
sempurna. Dengan kata lain, orang yang melakukan perbuatan
maksiat di atas maka dia termasuk orang tidak sempurna
imannya. Secara Lafdziyah hadits ini menunjukkkan bahwa yang
melakukan perbuatan maksiat di atas termasuk orang yang tidak
beriman, tetapi yang dimaksud adalah bukan hilangnya iman
tetapi

hilangnya

kesempurnaan

iman,

karena

melakukan

maksiat. Dilandaskan oleh firman Allah SWT, Q.S. An-Nisa : 48

Artinya :(48)Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni


dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
8

mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa


yang besar.10
Para ulama sepakat perbuatan dosa besar selain syirik bukan
kafir, tetapi tetap mumin yang tidak sempurna imannya.
Pendapat ulama lain mengatakan bahwa maksud hadits itu
adalah bahwa orang yang melakukan perbuatan maksiat tadi
dan menghalalkan maksiat tersebut serta dia mengetahui bahwa
perbuatan

itu

haram,

maka

orang

itu

telah

hilang

imannya.Menurut Jafar bin Jarir, makna hadits itu adalah


bahwa orang yang melakukan maksiat tersebut, maka ia tidak
layak disebut sebagai mumin, tetapi dicela sebagai pezina,
pencuri, pemabuk, fasik, dll.
Terlepas dari perbedaan pendapat ulama dalam memaknai
hadits tersebut, inti dari hadits tersebut adalah larangan bagi
orang mumin untuk melakukan maksiat zina, minum khamar
dan mencuri. Karena, perbuatan itu mengurangi kesempurnaan
keimanan seseorang. Dengan demikian iman seseorang akan
berkurang kesempurnaannya jika melakukan maksiat, dan akan
bertambah sempurna jika melakukan ibadah.11
Berdasarkan firman Allah SWT, Q.S. An-Nisa : 48, maka ayat
termasuk Bayan Tafsir dan Bayan Takid, yaitu penjelasan dari
hadits

yang

berkaitan

bahwa

melakukan

maksiat

dapat

mengurangi kesempurnaan iman dan juga sebagai penguat


hadits tersebut, bahwa hadits itu benar.
C. Menjelaskan Hadits Tentang Rasa Malu Sebagian dari Iman
1. Lafadz Hadits
Lafadz hadits yag terdapat di dalam al-Lulu Wal Marjan (LM :
22)
10 Q.S. An-Nisa (4) :48
11 Muhammad Fuad Abdul Baqi. Himpunan Hadits Shahih yang Disepakati oleh
Bukhari dan Muslim. 1996 (PT. Bina Ilmu : Surabaya)
9












.










a. Informasi Mujam al-Hadits
Untuk melengkapi informasi mengenai matan hadits
tersebut,

maka

penulis

melakukan

pelacakan

dengan

menggunakan kata al-Iman dengan megembalikan ke kata


asalnya. Dengan modal kataal-Haya, Penulis menelusuri
halaman Mujam al-Hadits yang memuat kata ha-yahamzah, diperoleh informasi sebagai berikut : al-Hayau
minal Iman...... : Bab ke-16 dan 3 dari Kitab Iman serta
Bab ke-77 dari Kitab Adab pada Shahih Bukhari ; Hadits no.
57-59 dari Kitab Iman pada Shahih Muslim ; Bab ke-14 dari
Kitab Sunnah pada Sunan Abu Daud ; Bab ke-56 dan 80 dari
Kitab Birru dan Bab ke-7 dari Kitab Iman pada Shahih
Turmidzi.12
b. Menelusuri dari Kitab Hadits
Setelah menemukan lafadz yang sesuai, maka penulis
mencantumkan riwayat dari masing-masing kitab yang
memuat, yaitu sbb :















.( ) .










13

2. Terjemahan Hadits
Artinya : Hadits Ibn Umar bahwasanya Rasulullah SAW,
berjalan melewati seorang sahabat Anshar yang saat itu sedang
memberi pengarahan saudaranya tentang malu. Maka Rasulullah
12 A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw........Ibid, Juz I, h. 542.
13 Al-Bukhr, op. cit., Juz I, h. 13-14
10

SAW, bersabda: "Biarkanlah dia, karena sesungguhnya malu


adalah bagian dari iman".
3. Asbabul Wurud
Seperti tercantum dalam al-Jamiul kabiir dari Hasan dari
Bakrah, bahwa Nabi SAW mendengar seorang laki-laki memberi
nasehat kepada saudaranya mengenai hal malu. Maka Nabi SAW
bersabda : Sesungguhnya malu sebagian dari iman.14
4. Syarhan Hadits
Keterangan Hadits di atas :
Ar-Raghib, berkata : Malu adalah menahan dari perbuatan
buruk. Sifat tersebut merupakan salah satu ciri khusus manusia
yang dapat mencegah dari perbuatan yang memalukan dan
membedakannya

dari

binatang.

Sifat

tersebut

merupakan

gabungan dari sifat takut dan iffah (menjaga kesucian diri). Oleh
karena itu, orang malu bukan orang fasik, meskipun jarang sekali
kita temukan seorang pemberani yang pemalu.
Ada pula pendapat lain, bahwa kata tersebut berarti menahan
diri, karena takut melakukan sesuatu yang dibenci syariat, akal
maupun adat. Orang yang melakukan sesuatu yang dibenci
syariat, maka dia termasuk fasik. Orang yang melakukan sesuatu
yang dibenci akal, maka dia termasuk kategori gila. Orang yang
melakukan sesuatu yang dibenci oleh adat, maka dia termasuk
orang bodoh. Adapun perkataan Nabi SAW, Malu adalah
sebagian dari Iman mengandung arti, bahwa malu merupakan
salah satu pengaruh iman.15

14 Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi AD Damsyqi. Asbabul Wurud 1 (Latar


Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul). 2005, (Jakarta : Kalam Mulia),
cet. VIII, h. 433
15 Ibn Hajar al-Asqalani. Fathul Baari (Penjelasan/Syarhan Kitab Shahih alBukhari). 2002, (Jakarta : Pustaka Azza Anggota IKAPI DKI), cet. I, h. 129-131
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits yang terdapat pada Bab ke-37 dari Kitab Iman pada
Shahih Bukhari, menurut penulis adalah pertama, Iman adalah
percaya kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
adanya pertemuan dengan-Nya, dan percaya kepada Rasul-rasulNya serta percaya akan adanya hari kiamat, kedua, Islam adalah
bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi SAW adalah
Rasul-Nya, tidak menyekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan ramadhan, ketiga,
Ihsan

adalah

kita

menyembah

Allah

SWT

seakan-akan

kita

melihatNya, maka kita yakin bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak


tidur dan selalu melihat kita, keempat, Terjadi Hari Kiamat, yaitu
apabila seseorang budak perempuan melahirkan tuannya, apabila
12

pengembala unta dan ternak berlomba-lomba dalam membuat


bangunan, dll.
Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi saw. Bersabda : Tidak akan
berzina seseorang pelacur di waktu berzina jika ia beriman, dan
tidak akan minum khamr, di waktu minum jika beriman, dan tidak
akan mencuri, di waktu mencuri jika beriman.
Menurut penulis, maksud hadits di atas adalah bahwa orang
yang melakukan maksiat kadar keimanan yang dimilikinya akan
berkurang. Dengan demikian, maka iman bisa berarti bertambah
jika kita melakukan berbagai ibadah dan iman akan berkurang jika
kita melakukan maksiat kepada Allah SWT. Karena di riwayat lain :
Dan tidak akan merampas rampasan yang beharga sehingga orangorang membelalakan mata kepadanya, ketika merampas jika ia
sedang beriman.
Pada hadits malu sebagian dari iman yang, Artinya : Hadits
Ibn Umar bahwasanya Rasulullah SAW, berjalan melewati seorang
sahabat Anshar yang saat itu sedang memberi pengarahan
saudaranya

tentang

malu.

Maka

Rasulullah

SAW,

bersabda:

"Biarkanlah dia, karena sesungguhnya malu adalah bagian dari


iman".
Berdasarkan hadits di atas dan pendapat para ahli, menurut
penulis hadits ini menjelaskan bahwa memiliki rasa malu yang
mendorong orang-orang untuk melakukan dan melaksanakan amal
shaleh dan menjauhi segala maksiat kepada Allah SWT merupakan
sebagian dari iman. Dengan demikian, maka seolah-olah yang
mendorong dan mencegah mereka adalah keimanan mereka.
Namun, malu dalam artian malu dalam melakukan perbuatan
maksiat kepada Allah SWT.
B. Saran
Berdasarkan hadits-hadits di atas dan kesimpulan, maka kita
sebagai seseorang yang beriman kepada Allah SWT, MalaikatNya,
KitabNya, adanya hari pertemuan, RasulNya, dan percaya akan
adanya hari kiamat. Dengan keimanan yang kita miliki, maka
seharusnyalah kita meninggalkan hal-hal dapat merusak atau
menghilangkan kesempurnaan keimanan yang kita miliki dan
13

melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menambah keimanan


kita kepada Allah SWT, seperti kita malu ketika kita tidak sadar telah
melakukan sesuatu perbuatan yang maksiat yang dapat merusak
kesempurnaan iman kita, karena malu sebagian dari iman dan
menjauhi maksiat menurut penulis adalah sebagian iman.
Untuk itu, dengan makalah ini penulis mengajak pembaca
untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita ke pada
Allah

SWT,

dengan

memperbanyak

selalu

melakukan

menjauhi
atau

perbuatan

melaksanakan

maksiat
ibadah

dan

hanya

kepada Allah SWT dengan tujuan untuk menambah kesempurnaan


keminanan yang kita miliki. Dengan contoh kecilnya adalah
merealisasikan bersikap malu apabila melakukan maksiat atau dosa
dengan tidak sengaja.

DAFTAR PUSTAKA

14

Al-Quranul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.


Muhammad Fuad Abdul Baqi. Terjemahan Al-Lulu Wal Marjan(Koleksi
Hadits Yang __________Disepakati Oleh Al-Bukhori dan Muslim).
A.J. Wensinck dan Y.J. Mansinck, Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts anNabw, __________terjemahan Muhammad Fuwd Abd al-Bq, judul asli
A Handbook of Early __________Muhammadan Tradition, (Leiden: E.J. Brill,
1969)
Ab Abd Allh Muhammad ibn Isml ibn Ibrhm ibn al-Mughrat ibn
Bardizbat al-__________Bukhr al-Juf, Al-Jmi al-Shahh, diberi catatan
pinggir (hasyiyah) oleh al-__________Sind, (Beirut: Dr al-Fikr, [t.th.])
Ibn Hajar al-Asqalani. Fathul Baari (Penjelasan/Syarhan Kitab Shahih alBukhari). 2002, __________(Jakarta : Pustaka Azza Anggota IKAPI DKI)
Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi AD Damsyqi. Asbabul Wurud 1 (Latar
Belakang Historis __________Timbulnya Hadits-hadits Rasul). 2005, (Jakarta
: Kalam Mulia)
Muhammad Fuad Abdul Baqi. 1996,Himpunan Hadits Shahih yang
Disepakati oleh Bukhari __________dan Muslim. (PT. Bina Ilmu : Surabaya)

15

Vous aimerez peut-être aussi