Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
keamanan negara;
keselamatan jiwa manusia dan harta benda;
bencana alam;
marabahaya; dan atau
wabah penyakit.
dasar. Penyelenggara jaringan tetap lokal dalam menyelenggarakan jasa telepon dasar
wajib menyelenggarakan jasa telepon umum. Penyelenggara jaringan tetap lokal dalam
menyelenggarakan jasa telepon umum dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.
Penyelenggara jaringan telekomunikasi dalam menyediakan jaringan telekomunikasi
dapat bekerjasama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi luar negeri sesuai
dengan izin penyelenggaraannya.
Menurut SNI 02-6981-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Sederhana tidak bersusun di daerag Perkotaan, harus tersedia jaringan
telepon, apabila diperlukan, setiap unit hunian dapat memperoleh sambungan, tersedia
telepon umum dengan kapasitas pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku, penempatan
telepon umum mudah dilihat, mudah dicapai dan aman. Utilitas umum yang dimaksud
yaitu sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan, berupa jaringan air bersih
pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan gas. Harus
tersedianya telepon umum yang dapat melayani 200 jiwa, dimana lokasinya harus
berada dekat pelayanan umum lainnya, dan luas lantai minimumnya adalah 1 unit
(1.5x1.5)
Menurut Surat Edaran Dirjen Penataan Ruang KemenPU no. 06/SE/Dr/2011,
Pemerintah daerah kabupaten/kota memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
penyelenggara telekomunikasi untuk melakukan upaya tertib tata ruang.
Penyelenggaraan telekomunikasi merupakan bagian dari pemanfaatan ruang wilayah,
sehingga tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota untuk
pemanfaatan ruang ini meliputi aspek:
a. Perencanaan: sebagai perumus kebijakan perencanaan lokasi untuk kegiatan
pemanfaatan ruang terkait pembangunan menara. Dalam proses perencanaan,
institusi yang bertanggung jawab terhadap rencana system jaringan
telekomunikasi berkonsultasi tentang penentuan lokasi Menara dengan instansi
yang bertanggung jawab dalam bidangpenataan ruang;
b. Pembangunan: sebagai pemberi izin pendirian menara kepada penyelenggara
telekomunikasi. Dengan izin pendirian yang telah diperoleh, penyelenggara
telekomunikasi dapat mendirikan menara sesuai cell plan;
c. Pengawasan: sebagai pengawas dalam pemanfaatan ruang untuk pembangunan
menara. Institusi yang bertanggungjawab terhadap rencana sistem jaringan
telekomunikasi bersama-sama dengan instansi yang bertanggung jawab dalam
bidang penataan ruang melakukan pengawasan terhadap kesesuaian lokasi
pembangunan menara dengan rencana sistem jaringan telekomunikasi; dan
d. Pengendalian: sebagai pemberi izin dan pengenaan sanksi administrativ sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggara telekomunikasi merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap
pendirian, pengoperasian, dan pemeliharaan menara. Tugas penyelenggara
telekomunikasi dalam kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi yang terkait dengan
pembangunan menara, meliputi:
a. Merencanakan lokasi menara (cell plan) dengan mengacu pada ketentuan zona
yang ada di dalam rencana sistem jaringan telekomunikasi yang telah ditetapkan
dalam RTRW dan/atau RDTR, serta peraturan zonasi;
b. Memberikan masukan dan pertimbangan teknis dalam penentuan lokasi menara;
dan
c. Membuat desain menara dan lingkungan di sekitar menara, serta menyediakan
fasilitas pendukung menara sesuai ketentuan yang berlaku pada lokasi tersebut.
Perizinan merupakan alat pengendali pemanfaatan ruang dalam pembangunan
menara. Pemberian izin pembangunan menara kepada penyelenggara telekomunikasi
bertujuan untuk mengatur pembangunan menara agar sesuai dengan RTRW dan/atau
RDTR, peraturan zonasi, serta peraturan perundang-undanganterkait bidang
telekomunikasi. Izin pendirian menara diberikan oleh pemerintah daerah atas dasar cell
plan yang diajukan oleh penyelenggara telekomunikasi; Cell plan dimaksud disusun atas
dasar sistem jaringan telekomunikasi yang termuat dalam RTRW dan/atau RDTR.
Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan kepada penyelenggara telekomunikasi yang melanggar
ketentuanketentuan zona pembangunan menara yang telah ditetapkan. Pengawasan
merupakan serangkaian kegiatan memantau, mengevaluasi, dan melaporkan agar
pemanfaatan ruang untuk lokasi menara sesuai dengan rencana system jaringan menara.
Setiap terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang untuk menara perlu dilaporkan kepada
pejabat berwenang untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya. Pengawasan dilakukan
terhadap:
a. Rencana pembangunan menara sesuai kriteria lokasi menara, mencakup:
1. Arahan blok peruntukan
Arahan blok peruntukan dimaksudkan untuk ruang yang telah memiliki
rencana detail tata ruang dengan kedalaman 1 : 5.000, sedangkan untuk calon
lokasi menara yang belum memiliki rencana detail tata ruang ditentukan
berdasarkan izin pembangunan yang diberikan oleh instansi pemerintah
daerah kabupaten/kota terkait.
2. Ruang pada jarak bebas
Ruang jarak bebas dimaksudkan untuk menjamin keamanan aktivitas
masyarakat sekitar dari kecelakaan menara.
3. Desain lansekap ruang kaki menara
Desain lansekap ruang kaki menara dimaksudkan untuk meningkatkan
estetika ruang di sekitar kaki menara dankelestarian lingkungan sekitar
menara.
4. Desain kamuflase Menara
Desain kamuflase menara dimaksudkan agar tampilan menara dapat menyatu
secara konstekstual dengan lingkungan sekitarnya melalui penggunaan warna
dan arsitekturnya.
b. Proses pembangunan menara pada kawasan budi daya dan kawasan lindung yang
diperbolehkan yang dilakukan melalui pengecekan terhadap kesesuaian