Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Askep Hepatitis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
penting tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease
Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000
infeksi virus hepatitis B. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor
morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini.
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek
utamanya pada hati.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam
penyakit khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat
menimbulkan peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh
toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada kanker hati. Gejala dan tanda masingmasing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin
berbeda.
I.2 Tujuan
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi
tentang penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit
tersebut. Makalah tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A.
1.
Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin,
2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah
penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya
nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan
nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu
palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
2.
Anatomi Fisiologi
a.
Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau
2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang
tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di
bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah
cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki
dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan
posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi
menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat
dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan
abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil
pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa
ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati.
Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul
glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta
hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk
rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu.
Struktur mikroskopik :
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus,
yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus
merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang
berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel
hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena
porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel
fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih
banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ
utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabangcabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati,
juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak
tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam
hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu
yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus
koledokus).
Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah
vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena :
-
Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih
banyak.
b.
Fungsi Hati
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki
urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati
sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi
metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :
Fungsi Hati
1.
2.
3.
Metabolisme protein.
4.
Metabolisme lemak.
5.
6.
Metabolisme steroid.
7.
Detoksifikasi.
8.
9.
Pembentukan urea.
Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa fungsi dasar hati adalah :
1.)
2.)
Fungsi metabolik
3.)
4.)
3.
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari
tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal
4.
Etiologi
a.
Virus.
b.
c.
Obat-obatan.
d.
Racun (hepatotoxic).
e.
Alcohol.
5.
Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic
Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).
HepatitisA/Hepatitis
infeksius
tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30
hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien,
misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang
setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu
setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin
beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks
merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
HepatitisB/hepatitis
serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui
secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis
B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2
bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami
hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan.
Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah,
rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang
lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang
mempunyai banyak pasangan seksual.
Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama
dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan
penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam
semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari
pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari
15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung lebih
ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap infeksi
serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus
hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan
donor darah efektif. Adanya antibody terhadap
stadium
kronis
berarti
terjadi.
Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang
tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi
pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air
yang terkontaminasi feces.
Jenis
penularan
Prognosis
Diagnosis
Hepatitis A
Biasanya sembuh
Antibody hepatitis A ;
sendiri
IgM(stadium
dini),IgG(stadium
lanjut)
Hepatitis B
Ditularkan melalui
Biasanya sembuh
Antigen permukaan
darah,khususnya
sendiri.10%
hepatitis B (HbsAg)
diantaranya dapat
dan antigen
Juga ditularkan
menjadi hepatitis B
inti(HbeAg) yang
melalui hubungan
seksual
terhadap antigen
permukaan hepatits B
dan antigen inti.
Heparitis C
Ditularkan melalui
darah ( angkat
infeksi kronis
Antibody hepatitis C
penularan melalui
hubungan kelamin
rendah).
Hepatitis D
Ditularkan melalui
Meningkatkan
Antigen hepatitis D,
darah.ko-infeksi
kemungkinan
antibody hepatitis D.
hanya dengan
perburukan hepatitis B
hepatitis B
Hepatitis E
Biasanya sembuh
Pengukuran virus
atau fekal
sendiri, tetapi
hepatitis E
menimbulkan angka
kematian tinggi pada
wanita hamil
6.
Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :
a.
b.
c.
7.
Penularan
HVA
HVB
HVC
HVD
HVE
Penularan
Fekal oral
Parenteral
Darah
Darah
Saliva
Saliva
Darah
Fekal oral
Seksual
Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan diataranya sebagai berikut :
a.
Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan
dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi
misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati
dalam menangani peralatan parenteral tersebut.
b.
Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
c.
d.
e.
9.
Penatalaksanaan
a.
Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran
yang lazim.
b.
Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila
pasien terus-menerus muntah.
c.
Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal.
d.
e.
f.
g.
10. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan
penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai
hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami
kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau
aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan
mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti
digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup
bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a.
Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan
sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi
duktus biliaris.
B.
pemberian askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada suatu
kelompok/perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun
resiko.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan
mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan,
mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan
menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang
akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa
yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.
Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan
pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati.
Data dasar pengkajian pasien
a.
Aktivitas/istirahat
Gejala
b.
Tanda
Sirkulasi
:
membran mukosa.
c.
Gejala
Eliminasi
:
berulangnya hemodialisa.
d.
Gejala
Neurosensori
:
f.
Gejala
:
g.
Tanda
:
h.
Gejala
Tanda
Demam
Seksualitas
:
a.
b.
c.
Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites), gangguan
proses pembekuan
d.
Gejala
Jengkel/marah,
terkurung/isolasi,
sakit
lama/periode
penyembuhan.
e.
Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan :
kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.
f.
g.
Data subyektif
Laporan kelemahan.
Data objektif
tempat tidur.
*
*
Tujuan
Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.
Kriteria
Tindakan keperawatan
3.)
4.)
5.)
Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan
radio.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian,
dan dapat meningkatkan koping.
Data obyektif
muntah.
*
Tujuan
*
-
Kriteria
Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas tanda malnutrisi.
Tindakan keperawatan
1.)
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam
frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :
Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
2.)
Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang
hari.
Rasional :
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila
makanan lain tidak.
5.)
Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional :
Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
Kolaborasi :
6.)
Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.
Rasional :
Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme
lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya
pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau
lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada
penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan hepati
ensefalopati.
7.)
Data subyektif
: -
Data obyektif
Tujuan
Mempertahankan hidrasi adekuat.
*
*
Kriteria
Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.
Tindaka keperawatan
1.)
Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat
kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional :
Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.
2.)
Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional :
Indikator volume sirkulasi/perifer.
3.)
Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional :
Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.
4.)
Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional :
Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.
Rasional :
Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat
menimbulkan pembentukan oedema.
6.)
7.)
d. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit
lama/periode penyembuhan.
Data subyektif
Data obyektif
Tujuan
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.
Kriteria
*
1.)
Tindakan keperawatan
Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar.
Rasional :
Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.
2.)
mengontrol
situasi.
Pengungkapan
menurunkan
cemas
dan
depresi
4.)
5.)
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif
yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
7.)
Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning
atau hijau.
Kolaborasi
Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan
8.)
Data obyektif
Tujuan
Mencegah penularan kepada orang lain.
Kriteria
Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahanperubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang
lain.
Tindakan keperawatan
Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien
(berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan
sekretnya).
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif
dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah
dan produk darah.
2.)
3.)
Data subyektif
Data obyektif
: Bilirubin meningkat.
Tujuan
Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit.
Kriteria
Gatal-gatal berkurang/hilang.
Tindakan keperawatan
1.)
Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi
alkali.
Rasional :
2.)
3.)
4.)
Rasional :
Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.
5.)
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.
Rasional :
Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat.
Data subyektif
Data obyektif
: Pernyataaan/meminta informasi.
Tujuan
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
*
-
Kriteria
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala
dengan faktor penyebab.
*
1.)
Tindakan keperawatan
Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan
pengobatan.
Rasional :
Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan
untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.
2.)
3.)
Rasional :
Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada
penyembuhan panjang.
4.)
5.)
6.)
Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau lebih
lama sesuai toleransi individu.
Rasional :
Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.
4. Implementasi
Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang
terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a.
Tindakan mandiri
b.
Tindakan observasi
c.
d.
Tindakan kolaborasi
5. Evaluasi
a.
b.
c.
d.