Vous êtes sur la page 1sur 12

ABSORBSI

Pengertian absorbsi
Absorbsi adalah peristiwa terserapnya suatu zat (absorbat) oleh zat lain
(absorben). Absorpsi merupakan salah satu cara untuk memisahkan atau mengurangi
sesuatu konstituen dalam fasa gas dengan menggunakan solven penyerap tentu secara
selektif yang dapat melarutkan atau menyerap konstituen yang diinginkan. Solven
penyerap harus dipilih secara tepat ditinjau dari sifat-sifat fisika, kimia ,harga, dan
batas-batas pemakaian. Pada absorbsi gas, uap dapat larut diserap dari campurannya
dengan gas yang aktif atau gas yang lembab dengan bantuan zat cair sehingga zat
terlarut (solute gas) dapat larut dalam jumlah banyak ataupun sedikit. Operasi
penyerapan gas dijalankan dengan cairan tertentu, dengan harapan salah satu gas
tersebut terserap oleh cairan tertentu. Absorbsi juga merupakan proses pemisahan bahan
dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan
absorben cair yangdiikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat
disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut
juga oleh ikatan kimia (pada absorbsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan
ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Karena itu absorbsi kimia mengungguli absorpsi fisik. Pada umumnya proses
penyerapan dilakukan dalam suatu menara, baik yang tersusun dari jumlah tray (tray
tower) ataupun yang berisi sejumlah bahan Absorbsi termasuk proses pemisahan
menurut dasar operasi difusional, dengan transfer massa berlangsung secara difusi
antara dua fase yang saling berkontak. Dalam operasi, alat yang umum digunakan
adalah menara isian berbentuk kolom silinder yang dilengkapi dengan saluran
pemasukan zat cair terdapat pada bagian atas dan bagian bawah menara.
Pemilihan larutan penyerap (absorben) disesuaikan dengan sifat kimia atau fisika dari
zat yang akan diserap. Terdapat beberapa pertimbangan utama dalam memilih absorben,
yaitu:
1. Selektif, yaitu mampu hanya menyerap zat pengotor yang tidak diinginkan.
2. Memiliki volatilitas yang rendah sehingga tidak mudah menguap.
3. Sifat korosif larutan harus rendah.

4. Memiliki harga yang rendah, sehingga lebih ekonomis.


5. Mudah di dapat (Campbell, 1992).
Tujuan penyerapan (absorbsi)
Penyerapan biasanya dilaksanakan, berhubungan dengan alasan sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh zat yang bernilai tinggi dari suatu campuran gas dan atau
uap. Contoh tentang hal ini ialah absorpsi uap bensen dari gas oven bekas
dengan bantuan minyak lilin. Uap bensen akan larut dalam minyak lilin ini,
sedangkan gas yang lain tidak larut di dalamnya. Bensen yang diserap kemudian
dipisah dari minyak lilin dengan jalan proses desorpsi.
2. Mengeluarkan campuran tambahan yang tidak diinginkan dari produk yang
berbentuk gas contoh tentang hal ini, ialah pemisahan persenyawaan belerang
dari produk minyak bumi. Zat cair absorpsi yang dipergunakan disini biasanya
merupakan suatu larutan ekstrak dari kepekatan tertentu. Contoh lain ialah,
pengeluaran CO2 dari campuran gas. Cara demikian antara lain, dilaksanakan
dalam produksi gas zat cair murni pada proses hidrogenisasi untuk pengolahan
amoniak. Untuk keperluan ini, dapat dipergunakan berbagai zat lilin cair, seperti
larutan karbonat kalium dan karbonat natrium dan mono-etanolamin (MEA).
3. Pembentukan persenyawaan kimia dari suatu bahan absorpsi dan suatu
komponen tertentu dari campuran gas. Sebagai contoh tentang hal ini, disebut
absorpsi dari NH3 dalam asam belerang yang diencerkan, dimana terjadi
(NH4)2SO4. Juga pembentukan asam sendawa dengan jalan menghubungkan
suatu campuran , yang terdiri dari NO dan NO2 dengan air, berdasarkan atas
absorpsi. Karena disini bersangkutan dengan proses absorpsi yang berhubungan
dengan reaksi kimia, maka kita akan menyebut tentang absorpsi kimia atau
khemo-sorpsi. Juga larutan CO2 yang telah disebut sebelum ini dalam karbonat
dan mono-etanolamin, merupakan contoh dari khemo-sorpsi.
Faktor yang menentukan untuk sifat dapat larut dari gas dalam zat cair
1.

Pengaruh suhu.
Bila pada pelarutan zat padat dalam zat cair, umumnya dapat kita
katakan, bahwa sifat dapat larut menjadi lebih besar pada suhu yang lebih tinggi,

umumnya disini berlaku : sifat dapat larut gas menurun pada suhu yang lebih
tinggi.
2. Pengaruh dari tekanan gas diatas zat cair
Bila pada pelarutan zat padat dalam zat cair tekanan tidak mempunyai
pengaruh, maka pengaruh itu terdapat pada pelarutan gas dalam zat cair. Disini
berlaku : pada tekanan gas yang lebih tinggi akan larut lebih banyak gas pada
tiap jumlah zat cair.
3. Kecepatan absorpsi
Faktor-faktor berikut menentukan kecepatan sesuatu macam gas tertentu
yang dapat diserap oleh zat cair :
1.
2.
3.
4.

Afinitas atau gaya tarik yang dilakukan oleh suatu macam zat cairtertentu
Suhu yang telah disebutkan sebelum ini
Tekanan gas yang juga telah disebut, yang bekerja diatas zat cair
Permukaan kontak antara zat cair dan gas ; untuk mendorong absorpsi gas dalam
zat cair, permukaan kontak antara gas dan zat cair harus dibuat sebesar mungkin;

makin besar permukaan kontak, makin cepat absorpsi berlangsung.


5. Selisih kepekatan antara kepekatan gas dalam campuran gas dan kepekatan gas
dalam zat cair absorpsi. Makin besar selisih kepekatan ini, maka makin cepat
pula terjadi pengangkutan gas yang akan diserap ke zat cair absorpsi. Juga disini
berlaku lagi = kekuatan aliran

gaya penggerak
hambatan

Gaya penggerak = selisih kepekatan; afinitas yang besar dapat menyebabkan


hambatan yang kecil. Perlu dicatat dalam hubungan ini, bahwa tekanan campuran gas
yang lebih tinggi, juga membawa kepekatan yang lebih besar dari gas yang akan
diserap. Karena sesungguhnya: makin tinggi tekanan, maka makin banyak gram gas
yang akan diserap pada tiap liter campuran gas. Jadi secara ringkas dapat dikatakan:
absorpsi gas alam zat cair berlangsung lebih cepat, bila permukaan kontak, selisih
kepekatan (jadi juga tekanan) dan afinitas (gaya Tarik) lebih besar dan suhu lebih
rendah. Untuk menjadikannya penggerak pada proses absorpsi sebesar-besarnya,
kebanyakan instalasi absorpsi bekerja menurut prinsip aliran lawan. Dengan demikian,
dapat dicegah tercapainya keadaan setimbang. Prinsip aliran searah dilaksanakan pada
sejumlah proses khemosorpsi. Reaksi kimia yang terjadi disini, seringkali berlangsung
sedemikian lancarnya (afinitas secara kimia), sehingga gaya penggerak hampir tidak

tergantung dari selisih kepekatan. Beberapa proses absorpsi berjalan sedemikian


cepatnya, sehingga proses itu tanpa persiapan khusus, sudah tidak dapat lagi diawasi.
Suatu contoh tentang hal ini adalah absorpsi dari gas HCl dalam air, dimana terbatas
sejumlah besar kalor. Dalam hal ini dilakukan proses pendinginan selama waktu
penyerapan. (van Bergeyk ,K.1981).
Describsi peralatan
Peralatan praktikum absorber terdiri dari suatu rangkaian kolom berpaking, yang
terdiri dari :
1. Kolom absorber kaca (kolom paking).
2. Tangki umpan.
3. Rangkaian perpipaan dan alat ukur laju alir / tekanan.
4. Sumber gas murni (missal CO2) dan regulator.
Peralatan absorbsi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar A.1 Skema Perangkat Kontaktor Gas Cair

Keterangan :
M-1 = Manometer pengukur penurunan tekanan kolom
M-2 = Manometer pengukur laju alir udara
M-3 = Manometer pengukur laju alir cairan
V-1 = Kerangan bypass sembur cairan
V-2 = Kerangan pengatur laju alir cairan
V-3 = Kerangan kalibrasi orificemeter
V-4 = Kerangan pengatur aras cairan di dasar kolom
V-5 = Kerangan drainase kolom
V-6 = Kerangan pengatur laju alir udara
NV-1 = Kerangan jarum pengukur laju alir udara
Peralatan absorpsi gas terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara
yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah ;
pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, pengeluaran gas dan zat cair
masing-masing diatas dan dibawah. Serta diisi dengan massa zat tak aktif (inert) diatas
penyangganya yang disebut isian menara (towerpacking). Zat cair yang masuk berupa
pelarut murni atau larutan encer zat terlarut dalam pelarut disebut cairan lemah (weak
liquor), didistribusikan diatas isian dengan distributor secara seragam. Gas yang
mengandung zat terlarut, disebut gas kaya (rich gas), masuk ke ruang pendistribusian
melalui celah isian, berlawanan arah dengan zat cair. Isian itu memberikan permukaan
yang luas untuk kontak antara zat cair dan gas sehingga membantu terjadinya kontak
yang maksimal antara kedua fase, dan terjadi penyerapan zat terlarut yang ada di dalam
rich gas oleh zat cair yang masuk ke dalam menara dan gas encer (lean gas) keluar dari
atas. Sambil mengalir kebawah, zat cair makin kaya zat terlarut, dan keluar dari bawah
menara sebagai cairan pekat (strong liquor).

Model / Jenis Alat Transfer Massa


1. Menara sembur
Operasi transfer massa umumnya dilakukan dengan menggunakan manara yang
dirancang sedemikian sehingga diperoleh kontak yang baik antara kedua fase. Alat
transfer massa yang berupa menara secara umum dapat dibagi ke dalam 4 golongan,
yaitu: menara sembur, menara gelembung, menara pelat dan menara paking.

Gambar 2. Menara sembur


Menara sembur terdiri dari sebuah menara, dimana dari puncak menara cairan
disemburkan dengan menggunakan nosel semburan. Tetes- tetes cairan akan bergerak ke
bawah karena gravitasi, dan akan berkontak dengan arus gas yang naik ke atas (lihat
gambar 2. Nosel semburan dirancang untuk membagi cairan kecil kecil. Makin kecil
ukuran tetes cairan, makin besar kecepatan transfer massa. Tetapi apabila ukuran tetes
cairan terlalu kecil, tetes cairan dapat terikut arus gas keluar. Menara sembur biasanya
digunakan umtuk transfer massa gas yang sangat mudah larut.

2. Menara gelembung

Gambar 3. Menara gelembung


Menara gelembung terdiri dari sebuah menara, dimana di dalam menara tersebut
gas didispersikan dalam fase cair dalam bentuk gelembung. Transfer massa terjadi pada
waktu gelembung terbentuk dan pada waktu gelembung naik ke atas melalui cairan
(gambar 3). Menara gelembung digunakan untuk transfer massa gas yang relatif sukar
larut. Gelembung dapat dibuat misalnya dengan pertolongan distributor pipa, yang
ditempatkan mendatar pada dasar menara. Menara pelat adalah menara yang secara luas
telah digunakan dalam industri. Menara ini mempunyai sejumlah pelat dan fasilitas
yang ada pada setiap pelat, maka akan diperoleh kontak yang sebaik-baiknya antara fase
cair dengan fase gas. Fasilitas ini dapat berupa topi gelembung (bubble caps) atau
lubang ayak (sieve), gambar 5. Pada pelat topi gelembung dan lubang ayak, gelembung
gelembung gas akan terbentuk. Transfer massa antar fase akan terjadi pada waktu
gelembung gas terbentuk dan pada waktu gelembung gas naik ke atas pada setiap pelat.
Cairan akan mengalir dari atas ke bawah melintasi pelat di dalam kolom.

Gambar 4. Menara packing


Menara paking adalah menara yang diisi dengan bahan pengisi, gambar 4.
Adapun fungsi bahan pengisi ialah untuk memperluas bidang kontak antara kedua fase.
Bahan pengisi yang banyak digunakan antara laincincin rasching, cincin lessing, cincin
partisi, sadel bell, sadel intalox dan cicin pall. Di dalam menara ini, cairan akan
mengalir ke bawah melalui permukaan bawah pengisi, sedangkan cairan akan mengalir
ke atas secara arus berlawanan, melalui ruang kosong yang ada diantara bahan pengisi.
Persyaratan yang diperlukan untuk isian menara ialah :
1. Tidak bereaksi (kimia) dengan fluida di dalam menara.
2. Mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair
yang terperangkap (hold up) atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu
tinggi.
3. Memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan gas.
4. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat, serta tidak terlalu mahal. Kalau
diperhatikan cara kontak antara fase fase yang berkontak di dalam keempat
menara tersebut, maka ada dua macam cara kontak yaitu : cara kontak kontinyu
yang terjadi di menara sembur, menara gelembung dan menara paking, dan cara
kontak bertingkat yang terjadi di menara pelat.

Gambar 5. Transfer massa dalam keadaan tetap arus berlawanan

Perhitungan Dasar Neraca Massa


Ditinjau suatu operasi transfer massa dalam keadaan tetap secara arus
berlawanan, dimana fase-fase yang berkontak dan saling tidak dapat larut adalah fase G
dan L, seperti terlihat pada gambar 5. Di dalam diagram tersebut Ls dan Gs adalah arus
I, dan G dengan dasar bebas solute, sehingga Ls dan Gs adalah arus arus dari
komponen yang tidak mendifusi dalam arus L dan G. Sedangkan x dan y masing
masing adalah fraksi mol A di dalam fase L dan G. Apabila dibuat neraca bahan
komponen A disekitar alat transfer massa, maka diperoleh :

Hubungan yang lebih sederhana akan diperoleh, apabila tidak digunakan konsentrasi
fraksi mol, tetapi digunakan konsentarsi dengan dasar bebas solut. Hubungan antara
konsentrasi dengan dasar bebas solut dan fraksi mol adalah sebagai berikut :

Dengan konsentrasi dasar bebas solut, maka kecepatan aliran yang digunakan sekarang
adalah kecepatan aliran dengan bebas solut yaitu LS dan GS, sehingga persamaan (1.2)
menjadi :

Gambar 6. Menara

Gambar 7. Transfer masa arus berlawanan, solute fase liquid ditransfer ke fase gas

Gambar 8. Transfer massa arus berlawanan, solute ditransfer dari fase gas ke fase liquid

Gambar 9. Garis operasi menyinggung kurva kesetimbangan

Vous aimerez peut-être aussi