Vous êtes sur la page 1sur 6

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BAHAN ALAM Avicennia marina

Luthfi Fauzan Akuan, 230210130058


Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjadjaran, Dekanat FPIK Unpad, Jatinangor Km 21 40600,
Jawa Barat Indonesia
luthfi_fauzan_akuan@yahoo.com
ABSTRACT
Plants that can be used as a substitute for synthetic antioxidants are Avicennia marina
(Forks.) Vierh.). Antioxidants are defined as compounds that could delay, slow down and
prevent the oxidation process. Natural antioxidant compounds include phenolic acids,
flavonoids, -carotene, vitamin E (tocopherol), vitamin C, uric acid, bilirubin and albumin
(Gheldof et al. 2002). Antioxidants are natural or synthetic compounds used to fight free
radicals. Free radicals can cause oxidation of DNA, so the mutated DNA and cause cancer
(Muchtadi 2000). Testing anti-free radical compounds of natural or synthetic materials can be
either a chemical reaction by using 1,1-Di-Phenyl-2 Picryl hydrazyl (DPPH) as free radical
compounds are stable to see the inhibitory processes in the maximum wavelength UV
spectrophotometer i. The method used was DPPH to estimate the efficiency of the
performance of a substance that acts as an antioxidant. The result of the antioxidant activity of
extracts of natural ingredients Avicennia marina increase with the increase of the
concentration and the maximum concentration of 1000ppm. At concentrations >1000 ppm
antioxidant activity decreased gradually. Vitamin C is a natural compound that can act as
antioxidants. In the results obtained with a concentration of 1ppm-contained 6.5ppm large
power resistor and rises gradually with a resistor value of 66.86% -99.36%. The concentration
required to inhibit free radicals by 50% in Avicennia marina extracts of natural ingredients
classified as very weak while in Vitamin C as very strong.
Keywords: Avicennia marina, Vitamin C, Antioksidan, IC50
PENDAHULUAN
Mangrove (tanaman bakau) adalah
tanaman yang tumbuh subur di kawasan
pesisir pantai yang memiliki potensi
kandungan bioaktif yang sangat tinggi.
Api-api merupakan salah satu tumbuhan
yang hidup di wilayah hutan mangrove.
Pohon api-api mempunyai bentuk yang
khusus dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungan mangrove dan mempunyai
mekanisme fisiologis dalam mengontrol
garam (Nybakken 1992). Pohon api-api
banyak tumbuh di daerah yang paling
dekat dengan laut, dengan substrat agak
berpasir, keadaan tanah berlumpur agak
lembek, dan biasa berasosiasi dengan
Sonneratia sp. yang dominan tumbuh pada
lumpur dalam yang kaya bahan organik
(Bengen 2001). Tumbuhan yang dapat
dijadikan pengganti antioksidan sintetik

adalah
api-api
(Avicennia
marina(Forks.)Vierh.).
Antioksidan didefinisikan sebagai
senyawa
yang
dapat
menunda,
memperlambat dan
mencegah proses
oksidasi. Sauriasari (2006) menyatakan
bahwa antioksidan adalah zat yang dapat
melawan pengaruh bahaya radikal bebas
atau Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang
terbentuk sebagai hasil dari metabolisme
oksidatif yaitu hasil dari reaksi- reaksi
kimia dan proses metabolik yang terjadi di
dalam tubuh. Senyawa antioksidan alami
diantaranya
adalah
asam
fenolik,
flavonoid, - karoten, vitamin E
(tokoferol), vitamin C, asam urat, bilirubin
dan albumin (Gheldof et al. 2002).
Antioksidan senyawa sintetis maupun
alami digunakan untuk melawan senyawa
radikal bebas.

Radikal bebas adalah molekul yang


kehilangan elektron, sehingga molekul
tersebut menjadi tidak stabil dan selalu
berusaha mengambil elektron dari molekul
atau sel lain. Radikal bebas dapat
menyebabkan oksidasi DNA, sehingga
DNA termutasi dan menimbulkan kanker
(Muchtadi 2000).
Pengujian anti radikal bebas
senyawa-senyawa bahan alam atau sintesis
dapat dilakukan secara reaksi kimia
dengan menggunakan 1,1-Di Phenyl-2Picryl Hydrazyl (DPPH) sebagai senyawa
radikal bebas yang stabil dengan melihat
proses penghambatan panjang gelombang
maksimumnya pada spektrofotometer UVis. 1,1-Di Phenyl-2-Picryl Hydrazyl
(DPPH) merupakan radikal bebas yang
stabil pada suhu kamar dan sering
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
antioksi dan beberapa senyawa atau
ekstrak bahan alam.
Berdasarkan kelimpahan bahan
alam seperti Avicennia marina yang
mempunyai senyawa bioaktif antioksidan,
perlu dilakukan uji antioksidan untuk
mengukur
seberapa
besar
ekstrak
Avicennia marina dapat menghambat
radikal bebas yang terdapat didalam tubuh
maupun dalam lingkungan.
Tujuan dari dilakukanya praktikum
uji aktivitas antioksidan ekstrak bahan
alam Avicennia marina untuk mengetahui
aktivitas antioksidan yang terkandung
dalam bahan alam Avicennia marina dan
seberapa
besar
senyawa
tersebut
berinteraksi dengan radikal bebas 1,1-Di
Phenyl-2-Picryl Hydrazyl (DPPH).
BAHAN DAN METODE
Praktikum uji aktivitas antioksidan
ekstrak bahan alam Avicennia marina
dilaksanakan pada Hari Senin, 28
November 2016 pukul 08.00-10.00 di
Laboratorium Bioteknologi, Gedung IV
fakultas perikanan dan ilmu kelautan
Universitas Padjadjaran.
Bahan yang digunakan pada
praktikum uji aktivitas antioksidan ekstrak
bahan alam Avicennia marina adalah

ekstrak kasar Avicennia marina. Selain itu,


bahan-bahan lain yang digunakan dalam
antara lain pelarut metanol, radikal bebas
DPPH,
kertas
label
dan
tissue
laboratorium.
Tahap pertama yang dilakukan
adalah persiapan esktrak Avicennia
marina, selanjutnya adalah pengenceran
dengan menggunakan metanol secara serial
menjadi beberapa konsentrasi yaitu
100.000, 50.000, 10.000, 5.000, 2.500,
1.000, 500, 250, 150, 100, 50, dan 10 ppm.
Selanjutnya dimasukan kedalam tabung
reaksi
sebanyak
4.5
ml
dengan
ditambahkan larutan DPPH sebanyak 0.5
ml lalu homogenkan dan diamkan selama
30 menit.
Sampel kedua yaitu Vitamin C
diencerkan dengan menggunakan metanol
yang terbagi menjadi beberapa konsentrasi
yaitu 6.5, 6, 5.5, 5, 4.5, 4, 3.5, 3, 2.5, 2,
1.5, dan 1 ppm. Selanjutnya dimasukan
kedalam tabung reaksi sebanyak 4.5 ml
dan ditambahkan larutan DPPH sebanyak
0.5 ml lalu homogenkan dan diamkan
selama 30 menit.
Tahap
selanjutnya
adalah
mengetahui nilai absorbansi setiap
konsentrasi dari kedua sampel yang
dipakai dengan memasukannya kedalam
kuvet
lalu
dimasukan
kedalam
spektrofotometer
UV-Visible
dengan
panjang gelombang 517nm.
Metode uji yang digunakan adalah
DPPH untuk memperkirakan efisiensi
kinerja dari substansi yang berperan
sebagai antioksidan. Prinsip dari uji
aktivitas antioksidan dengan DPPH adalah
DPPH yang menerima elektron atau
radikal hidrogen akan membentuk molekul
diamagnetik yang stabil.
Interaksi
antioksidan dengan DPPH baik secara
transfer elektron atau radikal hidrogen
pada DPPH, akan menetralkan karakter
radikal bebas dari DPPH. Jika semua
elektron radikal bebas pada DPPH menjadi
berpasangan, maka warna larutan berubah
dari ungu tua menjadi kuning terang dan
arbsorbansi pada panjang gelombang 517
nm akan hilang.

Pada praktikum ini dilakukan


perbandingan nilai inhibisi yang didapat
dari nilai absorbansi, dimana semakin
tinggi nilai inhibisi maka akan semakin
tinggi pula aktivitas antioksidannya, dan
juga
dilakukan
pengitungan
dan
perbandingan IC50 untuk mengetahui
konsentrasi suatu senyawa antioksidan
yang dapat menyebabkan 50% DPPH
kehilangan karakter radikal.
ANALISIS DATA
Aktivitas antioksidan dari sampel
dan antioksidan pembanding Vitamin C
dinyatakan dengan persen inhibisi yang
dihitung dengan rumus berikut:

masing pada sumbu x dan y pada


persamaan
regresi linear. Persamaan regresi linear
yang diperoleh dalam bentuk persamaan y
= a + bx digunakan untuk mencari nilai
IC50
(inhibitor concentration 50%) dari
masing-masing
sampel
dengan
menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x
yang akan diperoleh sebagai IC50. Nilai
IC50 menyatakan besarnya konsentrasi
larutan
sampel
(ekstrak
maupun
antioksidan pembanding BHT) yang
dibutuhkan untuk mereduksi radikal bebas
DPPH sebesar 50%.

PEMBAHASAN
Absorbansi blankoAbsorbansi sampel
Hasil uji aktivitas antioksidan dari
Inhibisi=
X 100
ekstrak bahan alam Avicennia marina
Absorbansi blanko
terhadap radikal bebas DPPH diperoleh
hasil yang berbeda dengan aktivitas
Nilai konsentrasi sampel (ekstrak
antioksidan yang terkadung dalam Vitamin
maupun antioksidan pembanding Vitamin
C atau asam askorbat seperti yang terlihat
C) dan persen inhibisinya diplot masingpada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan hasil analisis uji aktivitas antioksidan Avicennia marina dan
Vitamin
Konsentrasi
%
Konsentrasi
%
Ekstrak
Absorbansi Inhibisi Vitamin C
Absorbansi Inhibisi
Blanko
0.341
Blanko
0.341
100000
1.0925 -220.38
6.5
0.024
92.96
50000
0.5795 -69.94
6
0.0175
94.86
10000
0.2285
32.99
5.5
0.018
94.72
5000
0.1055
69.06
5
0.022
93.54
2500
0.091
73.31
4.5
0.0105
96.92
1000
0.0405
88.12
4
0.009
97.36
500
0.229
32.84
3.5
0.0625
81.67
250
0.0545
84.02
3
0.01
97.07
150
0.0835
75.51
2.5
0.073
78.59
100
0.0935
72.58
2
0.074
78.3
50
0.077
77.42
1.5
0.078
77.13
10
0.2455
28.01
1
0.113
66.86
Ekstrak bahan alam Avicennia
bebas terlihat pada konsentrasi 50ppmmarina memiliki kemampuan sebagai
250ppm dengan nilai hambat sebesar
antioksidan dengan nilai %inhibisi yang
72.58%-84% sesuai dengan pernyataan
berbeda pada tiap konsentrasinya. Pada
Andayani et al. (2008) yang menyatakan
konsentrasi 10ppm, ekstrak bahan alam
bahwa pengujian aktivitas antioksidan
Avicennia
marina
hanya
mampu
pada berbagai konsentrasi, ternyata pada
menghambat radikal bebas DPPH sebesar
konsentrasi yang
28%. Peningkatan daya hambat radikal

tertinggi
menunjukkan
aktivitas
antioksidan yang lebih tinggi. Namun pada
konsentrasi 500ppm daya hambat menurun
menjadi 32%. Hasil tersebut kemungkinan
terjadi kesalahan dalam serial pengenceran
maupun saat penambahan DPPH sehingga
hasil tersebut menyimpang dari teori yang
ada. Konsentrasi 1000ppm merupakan
konsentrasi daya hambat maksimum dalam
mereduksi radikal bebas dengan daya
hambat sebesar 88%. Pada konsentrasi
>1000ppm daya hambat menurun secara
bertahap
terlihat
pada
konsentrasi
2500ppm-10000ppm. Daya hambat ekstrak
bahan alam Avicennia marina pada
konsentrasi tersebut menurun sesuai
dengan pernyataan Gordon (1990)
Besarnya konsentrasi antioksidan yang
ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi. Pada konsentrasi tinggi, aktivitas
antioksidan grup fenolik sering lenyap,
bahkan antioksidan tersebut menjadi
prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi
pada laju oksidasi tergantung pada struktur
antioksidan, kondisi dan sampel yang akan
diuji. Sama halnya dengan konsentrasi
ekstrak bahan alam Avicennia marina pada
50000ppm-100000ppm daya hambat yang
dihasilkan bernilai minus yang berarti
tidak adanya aktivitas antioksidan yang
dihasilkan akibat konsentrasi yang terlalu
tinggi yang malah dapat menjadi
prooksidan.
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Avicennia marina terhadap % Inhibisi
200
100
0 f(x) = - 0x + 69.19
R = 0.95
% Inhibisi
Inhibisi(y)-100 Linear (Inhibisi(y))
-200
-300
0

50000 100000

Konsentrasi Ekstrak

Grafik 1. Hubungan Ekstrak Avicennia


marina dengan %inhibisi
Hasil uji aktivitas antioksidan
ekstrak bahan alam Avicennia marina

bertambah sesuai dengan pertambahan


konsentrasi
dan
maksimum
pada
konsentrasi 1000ppm. Pada konsentrasi
>1000 ppm aktivitas antioksidan menurun
secara bertahap sehingga terlihat grafik
yang menurun pada konsentrasi tinggi
seperti pada grafik 1. Menurut Jacoeb et al
(2011), pada daun Avicennia marina
menunjukkan bahwa komponen bioaktif
pada ekstrak kasar adalah flavonoid,
steroid, dan gula pereduksi. flavonoid
merupakan senyawa fenol paling penting
dan mempunyai spektrum aktivitas
kimiawi dan biologi luas termasuk
aktivitas penangkapan radikal bebas.
Pada asam askorbat atau Vitamin C
diperoleh hasil yang berbeda dengan
ekstrak bahan alam Avicennia marina.
Vitamin C memiliki kemampuan daya
hambat yang lebih besar dibandingkan
dengan ekstrak bahan alam Avicennia
marina. Sesuai dengan peryataan Ghedolf
et al (2002) bahwa Vitamin C merupakan
senyawa alami yang dapat berfungsi
sebagai antioksidan. Pada hasil yang
diperoleh dengan konsentrasi 1ppm6.5ppm terdapat daya hambat yang besar
dan naik secara bertahap dengan nilai
hambat sebesar 66.86%-99.36% dan sesuai
dengan teori bahwa semakin besar
konsentrasi antioksidan maka semakin
besar daya hambat yang dihasilkan.
Sehingga aktivitas antioksidan pada
Vitamin C mempunyai grafik yang
meningkat atau konsentrasi berbanding
lurus dengan persen inhibisi seperti pada
grafik 2.

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Vitamin C terhadap % Inhibisi


Linear ()
120
100
80
% Inhibisi 60
40
20
0

f(x) = 4.56x + 70.41


R = 0.63

0 1 2 3 4 5 6 7

Konsentrasi Vitamin C

Grafik 2. Hubungan Vitamin C dengan


%inhibisi
Setelah diketahui besarnya daya
hambay yang dihasilkan oleh ekstrak
bahan alam Avicennia marina dan Vitamin
C perlu diketahui nilai hambat yang dapat
menghambat sebesar 50% radikal bebas.
Molyneux (2004) menyatakan bahwa
Inhibitor
Concentration
50
(IC50)
merupakan parameter kuantitatif yang
dipakai untuk menunjukkan besarnya
aktivitas antioksidan suatu bahan. IC50
didefinisikan sebagai konsentrasi substrat
yang dapat menyebabkan hilangnya 50 %
aktivitas DPPH
Tabel 2. Hasil uji aktivitas antioksidan IC50
Jenis
Sampel
A. marina
Vitamin C

Persamaan
Regresi
y = -0.0029x +
69.186
y = 4.5566x +
70.411

Nilai R
R =
0.9529
R =
0.6281

IC50
(ppm)
6615.8
6
-4.48

Berdasarkan nilai IC50 yang


diperoleh dari masing-masing sampel
terdapat nilai yang berbeda sesuai dengan
kekuatan daya hambat yang dihasilkan.
Menurut Blois (1958) suatu senyawa
dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat
apabila nilai IC50 < 0.05 mg/L (50 ppm),
kuat apabila nilai IC50 antara 0,05
mg/L0,10mg/L (50 ppm-100 ppm), sedang
apabila nilai IC50 berkisar antara
0,10mg/L-0,15 mg/L (100 ppm -150 ppm)
dan lemah apabila nilai IC50 berkisar antara
0,15mg/L-0,20 mg/L (150 ppm-200 ppm).
Aktivitas antioksidan ekstrak bahan alam

Avicennia marina dapat dikatakan sangat


lemah Karena IC50 bernilai >200ppm.
Kecilnya aktivitas antioksidan
ekstrak bahan alam Avicennia marina
disebabkan
karena
ekstrak
masih
berbentuk
ekstrak
kasar,
sehingga
kemungkinan ada senyawa-senyawa non
antioksidan yang ikut terekstrak yang tidak
memiliki atau bahkan bersifat menghambat
aktivitas antioksidan senyawa yang di
dalam ekstrak. Sedangkan aktivitas
antioksidan pada Vitamin C dapat
dikatakan kuat Karena mempunyai nilai
<1ppm. Nilai minus yang diperoleh dapat
disebabkan Karena konsentrasi minimum
yaitu
1ppm
Vitamin
C
mampu
menghambat radikal bebas sebesar 66%,
sehingga nilai IC50 yang didapat <1ppm
hingga mencapai minus.
KESIMPULAN
Pada uji aktivitas antioksidan
dengan sampel ekstrak bahan alam
Avicennia marina dan Vitamin C keduanya
merupakan senyawa yang dapat dijadikan
antioksidan. Avicennia marina mempunyai
senyawa bioaktif flavonoid sebagai
antioksidan dan Vitamin C merupakan
senyawa alami yang dapat dijadikan
sebagai antioksidan. Konsentrasi yang
diperlukan dalam menghambat radikal
bebas sebesar 50% pada ekstrak bahan
alam Avicennia marina tergolong sangat
lemah sedangkan pada Vitamin C
tergolong sangat kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani S. 2013.
Kandungan
Flavonoid Kulit Batang dan Daun
Pohon Api-Api (Avicennia marina)
(Forks.)Vierh.) Sebagai Senyawa Aktif
Antioksidan.
Skripsi.
Institut
Pertanian Bogor.
Jacoeb AM, Purwaningsih S, Rinto. 2011.
Anatomi, komponen bioaktif, dan
aktivitas antioksidan daun mangrove
Api-api (Avicenia marina). Jurnal
Pengolahan
Hasil
Perikanan
Indonesia XIV(2): 141-150.

Mega IM, Swastini DA. 2010. Skrining


fitokimia dan aktivitas antiradikal
bebas ekstrak metanol daun gaharu
(Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia
4(2): 187-192.
Permatasari
E.
2011.
Aktivitas
Antioksidan dan Komponen Bioaktif
pada Selada air (Nasturium Officinale

L, R. Br)..Skripsi. Institut Pertanian


Bogor
Rinto. 2012. Deskripsi Histologis
Komponen Bioaktif dan Aktivitas
Antioksidan Pada Daun Mangrove
Api-Api (Avicennia marina).Skripsi.
Institut Pertanian Bogor

Vous aimerez peut-être aussi