Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
kelayakan
proyek
diterima
jika
meningkat (social improvement) dengan beberapa orang merasa baik (better off)
dan tidak ada yang merasa dirugikan (worse off). Kondisi tersebut dikenal sebagai
Pareto
Improvement.
Prinsip
dapat mengkompensasi
kompensasi
loser
Hicks-Kaldor mengemukakan
gainer
karena tidak mungkin seseorang atau masyarakat akan kembali pada keadan
semula setelah ada proyek (Hafidh, 2010).
Kebanyakan ekonom menyatakan bahwa suatu penilaian kurang lengkap bila
usaha untuk melihat penggunaan sumber daya dan hasil yang didapatnya
tidak dinyatakan dalam nilai uang. Analisis biaya manfaat (CBA) merupakan
suatu alat yang paling penting untuk
dalam menentukan
pilihannya,
atau
lazimnya
metode
ini
akan
menjamin
Analisis
ini
sedangkan
biaya
yang
tersedia
sangat
pengumpulan
data
lain dari biaya yang bisa dicegah bila program tersebut berhasil, beberapa penulis
menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin saja diperoleh dengan menghitung
biaya ekonomi dari suatu penyakit. Oleh karena efek atau dampak dari suatu
program itu baru dapat terlihat setelah beberapa lama, maka nilai-nilai biaya dan
manfaat program tersebut harus disesuaikan mengingat nilainya berubah menurut
perjalanan waktu. Dalam hal ini digunakan cara discounting.
Discounting adalah cara penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa
nilai uang saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir
setiap
tahun. Untuk
disesuaikan
ini
dipergunakan
dengan interest
rate
atau
discount
suku
rate.
bunga
Biaya
yang
discount
berlaku
rate
dalam
pembentukan,
pendirian Poskesdes
dan
penyediaan
alat
yang
didapatkan.
Dalam
suatu
perhitungan
manfaat-biaya,
adalah manfaat
panjang
(5-10
tahun)
yang
dirasakan
setelah program
masyarakat
ini
dalam
dijalankan,
jangka
misalnya
tindakan discounting,
discount rate
yang sesuai. Dalam hal ini mengacu pada tingkat inflasi Mei 2012, berkisar
12 % - 15 % (Waspada, 2012).
g. Penafsiran hasil cost benefit analysis
Hasil perhitungan biaya dan manfaat
selanjutnya
ditafsirkan
dengan
melakukan perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim dipakai,
yakni menghitung
rasio
manfaat
(benefit
cost
ratio)
dan
menghitung
menghitung
Return (IRR ).
biaya
relatif panjang dan memberikan manfaat serta menimbulkan biaya pada saat
yang berbeda-beda harus memperhatikan konsep uang. Analisis harus dilakukan
dengan menghitung seluruh manfaat dan biaya dari suatu proyek selama
umur proyek yang bersangkutan dan dihitung dalam nilai sekarang.
Adanya faktor ketidak pastian tentang hal yang terjadi dimasa datang dan
diskonto, maka perlu ditentukan konsep uang yang akan datang ( future value)
dan nilai
uang
sekarang
(present
value)
karena
hampir
semua
proyek
mempunyai umur yang lebih panjang dari satu tahun dan manfaat proyek
tersebut
Diskonto
berbeda-beda
selama
biasanya disamakan
umur
dengan
proyek
tingkat
yang
bunga,
meskipun dalam analisis manfaat dan biaya faktor diskonto tidak selalu sama
dengan suku bunga.
Konsep nilai uang yang akan datang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Pt =Po ( 1+ i )t
Dimana ;
semua
manfaat
dan
biaya
dari
proyek
yang
akan
dilaksanakan;
2. Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
3. Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.
Ada tiga metode untuk menganialisis manfaat dan biaya suatu proyek
yaitu nilai bersih sekarang (NPV =Net Present Value), Internal Rate of Return
(IRR) dan perbandingan manfaat biaya (BCR = Benefit Cost Ratio).
Proyek yang efisien adalah proyek yang manfaatnya lebih besar dari pada
biaya yang diperlukan. Nilai bersih suatu proyek (NPV) merupakan seluruh nilai dari
manfaat
proyek
dikurangkan
dengan
biaya
proyek
pada
tahun
yang
mendapat
prioritas
untuk
dilaksanakan.
Pemilihan
proyek
tergantung dari tingkat diskonto yang dipilih. Pemilihan tingkat diskonto haruslah
mencerminkan biaya oportunitas penggunaan dana.
Metode IRR
sekarang suatu proyek sama dengan nol. Sedangkan metode BCR memilih proyek
dengan kriteria perbandingan lebih besar dari satu. Metode BCR akan memberikan
hasil yang konsisten dengan metode NPV, apabila BCR >1 berarti pula NPV>0.
Perbandingan ketiga metode ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Referensi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37336/3/Chapter%20II.pdf