Vous êtes sur la page 1sur 6

Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analisis)

Sejarah dan Pemanfaatannya

Analisis biaya manfaat merupakan bagian dari analisis ekonomi kesejahteraan


modern, dibangun oleh Hicks (1943) dan Kaldor (1939). Sebelumnya Pareto
menyatakan

kelayakan

proyek

diterima

jika

kesejahteraan sosial masyarakat

meningkat (social improvement) dengan beberapa orang merasa baik (better off)
dan tidak ada yang merasa dirugikan (worse off). Kondisi tersebut dikenal sebagai
Pareto

Improvement.

Prinsip

dapat mengkompensasi

kompensasi

loser

Hicks-Kaldor mengemukakan

gainer

untuk mencapai pareto improvement potensial,

karena tidak mungkin seseorang atau masyarakat akan kembali pada keadan
semula setelah ada proyek (Hafidh, 2010).
Kebanyakan ekonom menyatakan bahwa suatu penilaian kurang lengkap bila
usaha untuk melihat penggunaan sumber daya dan hasil yang didapatnya
tidak dinyatakan dalam nilai uang. Analisis biaya manfaat (CBA) merupakan
suatu alat yang paling penting untuk
dalam menentukan

pilihannya,

atau

membantu pengambilan keputusan

lazimnya

metode

ini

akan

menjamin

pengambilan keputusan untuk dapat melakukan allocative efficiency (Mooney,


1986). Sugiyono (2001) menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai banyak
program yang harus dilaksanakan,
terbatas.

Analisis

ini

sedangkan

biaya

yang

tersedia

sangat

dapat membantu pemerintah dalam memilih program

program yang memenuhi kriteria efisiensi dengan pertimbangan kesejahteraan


masyarakat. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini. Pertama
praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode
analisis,

pengumpulan

data

dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua,

pemegang kekuasaan eksekutif yang berwenang untuk membuat peraturan dan


prosedur untuk melaksanakan keputusan publik.
Pada dasarnya CBA menawarkan perbandingan antara seluruh biaya dan
manfaat dari suatu program yang dibiayai dari dana masyarakat. Biaya yang
dikeluarkan termasuk juga rencana pengeluaran yang terlihat dalam anggaran.
Sedangkan manfaat diperoleh jika kerugian dimasa datang dapat dicegah karena
keberhasilan program tersebut. Manfaat dari program-program kesehatan tidak

lain dari biaya yang bisa dicegah bila program tersebut berhasil, beberapa penulis
menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin saja diperoleh dengan menghitung
biaya ekonomi dari suatu penyakit. Oleh karena efek atau dampak dari suatu
program itu baru dapat terlihat setelah beberapa lama, maka nilai-nilai biaya dan
manfaat program tersebut harus disesuaikan mengingat nilainya berubah menurut
perjalanan waktu. Dalam hal ini digunakan cara discounting.
Discounting adalah cara penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa
nilai uang saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir
setiap

tahun. Untuk

disesuaikan

ini

dipergunakan

dengan interest

rate

atau

discount
suku

rate.

bunga

Biaya
yang

discount
berlaku

rate
dalam

peminjaman uang. (Tjiptoherijanto,dkk.1994).

Langkah Langkah Analisis Biaya Manfaat


Lubis (2009) menjelaskan secara ringkas, langkah-langkah yang dilakukan dalam
CBA adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi para pengambil keputusan
Langkah ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan dilibatkan dalam
proses CBA, terutama untuk memberikan penilaian terhadap dampak
suatu program atau alternatif kebijaksanaan secara menyeluruh.
b. Identifikasi alternative
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas alternative-alternatif
apa yang tersedia dihadapan pengambilan keputusan, sehingga dapat
dibandingkan baik biaya maupun manfat dari masing-masing alternatif
tersebut.
c. Identifikasi biaya
Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi. Biaya suatu
program mencakup biaya itu sendiri dan dampak yang tidak diharapkan
(dis-benefit, maupun benefit yang hilang oleh karena sumber daya tidak
dialokasikan kepada alternatif lain (opportunity cost). Terdiri atas biaya
langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang
melekat pada kegiatan dan operasional desa siaga aktif dan poskesdes,
seperti

pembentukan,

pendirian Poskesdes

dan

penyediaan

alat

kesehatan dan pelatihan bidan desa. Sedangkan biaya tidak langsung

meliputi biaya rapat berkala yang diselenggarakan oleh pengurus desa


siaga. Jadi biaya total kegiatan tersebut bertindak sebagai pengukur untuk
manfaat

yang

didapatkan.

Dalam

suatu

perhitungan

manfaat-biaya,

perbandingannya adalah antara pengeluaran tambahan yang ditujukan


untuk pelayanan kesehatan dan antisipasi penurunan dari biaya biaya yang
ada.
d. Identifikasi manfaat
Manfaat juga terdiri atas manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat
langsung adalah manfaat yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung
setelah program desa siaga aktif berjalan, misalnya menurunnya angka
kesakitan dan pengurangan biaya operasional. Sedangkan manfaat tidak
langsung

adalah manfaat

panjang

(5-10

tahun)

yang

dirasakan

setelah program

masyarakat
ini

dalam

dijalankan,

jangka

misalnya

peningkatan pendapatan dan produktivitas, karena hari sehatnya lebih


banyak. Untuk menghitung biaya langsung atau manfaat langsung suatu
program, biasanya tidak begitu sulit.
e. Transformasi dampak kedalam nilai moneter
Semua biaya dan manfaat selanjutnya ditransformasi kedalam bentuk
uang. Dalam hal ini diperlukan data data pendukung, seperti harga
f.

satuan perobatan dan UMR, sehingga nilai moneternya dapat diestimasi.


Discounting
Oleh karena efek (dampak) suatu program biasanya berlangsung lama,
maka nilai-nilai biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan. Oleh karena
nilainya memang berubah menurut perjalanan waktu. Hal ini dilakukan
dengan

tindakan discounting,

yakni dengan menggunakan

discount rate

yang sesuai. Dalam hal ini mengacu pada tingkat inflasi Mei 2012, berkisar
12 % - 15 % (Waspada, 2012).
g. Penafsiran hasil cost benefit analysis
Hasil perhitungan biaya dan manfaat

selanjutnya

ditafsirkan

dengan

melakukan perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim dipakai,
yakni menghitung

rasio

manfaat

(benefit

cost

ratio)

dan

menghitung

manfaat bersih (net benefit)

menghitung

Net Persent Value ( NPV ) atau menghitung Internal Rate of

Return (IRR ).

biaya

Metode Analisis Biaya Manfaat

program bersangkutan dengan

Pelaksanaan analisis pada proyek

yang mempunyai umur ekonomis yang

relatif panjang dan memberikan manfaat serta menimbulkan biaya pada saat
yang berbeda-beda harus memperhatikan konsep uang. Analisis harus dilakukan
dengan menghitung seluruh manfaat dan biaya dari suatu proyek selama
umur proyek yang bersangkutan dan dihitung dalam nilai sekarang.
Adanya faktor ketidak pastian tentang hal yang terjadi dimasa datang dan
diskonto, maka perlu ditentukan konsep uang yang akan datang ( future value)
dan nilai

uang

sekarang

(present

value)

karena

hampir

semua

proyek

mempunyai umur yang lebih panjang dari satu tahun dan manfaat proyek
tersebut

tidak diterima seluruhnya pada suatu saat. Biaya proyek juga

dikeluarkan dalam waktu yang


bersangkutan.

Diskonto

berbeda-beda

selama

biasanya disamakan

umur

dengan

proyek

tingkat

yang
bunga,

meskipun dalam analisis manfaat dan biaya faktor diskonto tidak selalu sama
dengan suku bunga.
Konsep nilai uang yang akan datang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Pt =Po ( 1+ i )t
Dimana ;

Pt : nilai uang dimasa datang


Po : nilai uang sekarang
i : tingkat diskonto
t : tahun

Sedangkan konsep nilai uang sekarang, dapat dihitung dengan rumus :


Po = Pt / (1+ i )
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-langkah
yang harus diambil adalah :
1. Menentukan

semua

manfaat

dan

biaya

dari

proyek

yang

akan

dilaksanakan;
2. Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
3. Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.

Ada tiga metode untuk menganialisis manfaat dan biaya suatu proyek
yaitu nilai bersih sekarang (NPV =Net Present Value), Internal Rate of Return
(IRR) dan perbandingan manfaat biaya (BCR = Benefit Cost Ratio).
Proyek yang efisien adalah proyek yang manfaatnya lebih besar dari pada
biaya yang diperlukan. Nilai bersih suatu proyek (NPV) merupakan seluruh nilai dari
manfaat

proyek

dikurangkan

dengan

biaya

proyek

pada

tahun

yang

bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat diskonto yang berlaku.


Berdasarkan metode ini, proyek yang mempunyai NPV tertinggi adalah
proyek yang

mendapat

prioritas

untuk

dilaksanakan.

Pemilihan

proyek

tergantung dari tingkat diskonto yang dipilih. Pemilihan tingkat diskonto haruslah
mencerminkan biaya oportunitas penggunaan dana.
Metode IRR

dapat mencari tingkat diskonto, sehingga menghasilkan nilai

sekarang suatu proyek sama dengan nol. Sedangkan metode BCR memilih proyek
dengan kriteria perbandingan lebih besar dari satu. Metode BCR akan memberikan
hasil yang konsisten dengan metode NPV, apabila BCR >1 berarti pula NPV>0.
Perbandingan ketiga metode ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Referensi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37336/3/Chapter%20II.pdf

Vous aimerez peut-être aussi