Vous êtes sur la page 1sur 31

MAKALAH

ILMU BUDAYA DASAR

OLEH :
DWI ZULFIKAR MULYADI
B1C1 12 166

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
2012/2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang sangat sederhana ini
dengan tema Ilmu Budaya Dasar dilihat dari Berbagai Aspek Kehidupan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya sumbang saran ataupun kritikan yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan di masa datang.
Akhirnya penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arman
Selaku Dosen Mata Kuliah Umum Ilmu Budaya Dasar, yang telah banyak meberikan
petunjuk dan arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat
bagi yang membacanya.

Kendari, 05 Januari 2013

DWI ZULFIKAR MULYADI


Stb. B1C1 12 166

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................

A. Latar Belakang .......................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................

1
4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................

A. Landasan Teori ....................................................................... 5


1.1.......................................................................................... Pengertian

Ilmu

Budaya Dasar.................................................................... 5
1.2.......................................................................................... Hakikat

Ilmu

Budaya Dasar.................................................................... 6
1.3.......................................................................................... Kajian

Masalah

Ilmu Budaya Dasar............................................................ 6


1.4.......................................................................................... Tujuan

Ilmu

Budaya Dasar.................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN ........................................................ 15
A. Ilmu Budaya Dasar Dilihat dari berbagai Aspek Kehidupan dalam
Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy................ 15
B. Implikasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 27
BAB IV PENUTUP .............................................................. 28
A. Kesimpulan............................................................................. 28
B. Saran...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 29

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan
atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang membentuk watak dan
kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan,
pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik.
Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan
itu lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik
lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial budaya.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Serentak dengan laju perkembangan dunia, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan sikap
terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa
perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di dalam masyarakatnya.
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat pembangunan Nasional adalah
pembangunam manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan
manusia sebagai pusat interaksi kegiatan pembangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang
melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti
bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan
kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh.

Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Mahasa
Esa.
Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar dalam konteks budaya, Negara, dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar belakang
sosial budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikata-ikatan primordial,
yaitu kesukuan dan kedaerahan.
2. Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak terjadinya
pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah pada anggota masyarakat terhadap
nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan
antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kclompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula
penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilainilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
3. Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, yang membawa pengaruh
terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Khusus
dengan terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing itu bukan hanya itensitasnya menjadi
lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya.
Terjadilah perubahan orientasi budaya yang terkadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai
masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.
Untuk itulah, kepada lulusan Perguruan Tinggi perlu di bekali pengetahuan yang dapat
mengembangkan kepribadiannya dan agar memiliki sikap hidup yang halus dan terbuka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah aspek budaya dasar dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?

2. Sebutkan dan Jelaskan aspek-aspek budaya dasar yang ada pada Novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy?
3. Bagaimana implikasi dari hasil penelitian atau pembahasan pokok makalah ini?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja aspek budaya dasar dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy?
2. Menyebutkan dan menjelaskan aspek-aspek budaya dasar yang ada pada Novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy?
3. Mengutarakan implikasi dari hasil penelitian atau pembahasan pokok makalah ini?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris
the Humanities.
Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan

bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai
manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus,
mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya
lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
a. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturanketeraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu,
lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5
salah.
b. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturanketeraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5
benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia
initidak dapat berubah dari saat ke saat.

c. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataanyang bersifat unik, kemudian diberi
arti. Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll.

Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan
lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji
masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa
Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah
the humanities. Pengetahuan budaya
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan budaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli
dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities)
akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat:


- Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi
mereka. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang

masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalanpersoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
- Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam
bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat.
Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog
satu sama lain. Denganmemiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar


Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua
masalah pokok itu adalah :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities),
baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara
gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. Hakekat manusia yang
satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masingmasing jaman dan tempat.
Menunjuk kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak
dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya
sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema
sentral dalam IBD.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP
A. Tipe Pandangan Hidup

Konsep Pandangan Hidup


Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai

kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau
petunjuk hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup dibagi menjadi
dua, yaitu pandangan hidup modern dan pandangan hidup tradisional. Pandangan hidup
tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan norma-norma kehidupan tradisional.
Sedangkan pandangan hidup modern didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan
paksaan.

Bermacam tipe pandangan hidup


Pandangan hidup digolongkan menjadi lima macam; Pandangan hidup liberalisme,

pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme, Pandangan hidup religius,


Pandangan hidup sosialisme religius.
B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha, dan
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, tujuan yang kehendak dicapai adalah
kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai,
tentram, sejahtera, dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja yang dilandasi keyakinan
diri yang diukur atas kemampuannya, jasmani dan iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 KEINDAHAN DAN KEBURUKAN


A. Keindahan dan Estetika

Konsep Keindahan
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Indah dalam
bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia disebut estetis, artinya
sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan
mempunyai makna yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk.

Estetis dan Estetika


Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek. Objek telah
estetika meliputi;

Rasa keindahan (Sense of Beauty)

Sifat keindahan (Nature of Beauty)

Norma keindahan (Norms of Beauty)

Cara menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty)

Cara memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)

Sifat Keindahan
Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manusia, yang memberi
pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan dan dibenarkan oleh akal.
Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2) Asli, 3) Abadi, 4) Wajar, 5) Nikmat, 6) Biasa,
7) Relatif.

B. Keindahan Dan Kebudayaan

Hubungan dengan Kebudayaan


Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan. Estetis adalah
rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya, sedangkan kebudayaan

adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku
maupun yang berupa karya cipta.

Keindahan dalam Kebudayaan


Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap wujud
penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak
membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat keindahan yang senantiasa
dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian
cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang dan lain
sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan, karena
keindahan menentukan kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan.

Keindahan dan Karya Cipta


a. Kontemplasi dan Ekstasi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah,
dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran
dan penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang
menyenangkan. Dan ekstasi adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam
konteksnya dengan keindahan ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat
atau mengalami sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia, akan
terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan kreativitas,
kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah,
sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
b. Keindahan, keserasian, kehalusan
Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah
kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan
kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata,
ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan

menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor tersebut, maka akan timbullah
keindahan yang dimaksud.

c. Kreativitas dan daya cipta


Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati, karenanya
manusia selalu berusaha untuk menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan
tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan
menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman
ataupun kenyataan yang telah direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga
menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati oleh orang lain.

3.3 KASIH SAYANG


Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang

Konsep Kasih Sayang

Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan perasaan yang
dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan
yang bertanggung jawab. Dalam rumusannya kasih sayang dapat diuraikan menjadi lima
unsur yaitu;
a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
b. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek.
c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap.
d. Penuh tanggung jawab
e. Pengabdian dan pengorbanan

Hubungan Kasih Sayang

Hubugan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manuisa dan alam
lingkungan, serta antara manusia dan hutan. Hubungan kasih sayang antara manusia dengan
manusia masih bias digolongkan lagi menjadi kasih sayang antara orang tua dan anak, kasih
sayang antara pria dan wanita, kasih sayang antar sesama manusia karena hal tertentu.

Ungkapan Kasih Sayang

Kaih sayang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, contohnya;


a. Melalui kata-kata dan pernyataan
b. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile
c. Gerakan
d. Media

3.4 TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN


A. Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya

Konsep Tanggung Jawab


Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan, dan tuhan manusia dituntut untuk
memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep tanggung jawab berkenan dengan pemenuhan
kewajiban mengcakup dua hal, yaitu tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif
(Tidak bertanggung jawab). Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu
adanya perjanjian

Adanya moralitas pada diri manusia,


dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut manusia untuk bertanggung jawab
sesuai 4 norma kehidupan beragama.
Secara terarah konsep tanggung jawab adalah, bertanggung jawab kepada diri sendiri,
manusia lain, lingkungan dan Tuhan

Kesadaran Bertanggung Jawab


Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau pengertian atas segala
perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan. Timbulnya kesadaran
itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat dan juga hidup di lingkungan alam.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa dirinya bertanggung
jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya salah atau benar. Agar kesadaran
bertanggung jawab dapat tumbuh dan ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan ketakwaan kepada Tuhan.

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab

Kebutuhan dan Kewajiban


Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan itu
diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri, maka dari
sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab.

Tipe Tanggung Jawab


-

Tanggung Jawab kepada diri sendiri

Tanggung Jawab kepada keluarga

Tanggung Jawab kepada sesama manusia

Tanggung Jawab kepada alam lingkungan

Tanggung Jawab kepada Tuhan

C. Pengabdian dan Pengorbanan

Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih


Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan, baik kepada
sesama manusia, alam lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian lebih ditujukan
pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain, sedangkan pengorbana lebih ditujukan
pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab


Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas, maka
dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung
jawab dari seorang manusia terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan juga terhadap
Tuhan.

3.5 KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN

A. Adil dan Rasa Keadilan

Konsep Adil dan Rasa Keadilan


Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada pihak lain, jadi
konsep adil berlaku untuk diri sendiri sebagai individu, pihak lain sebagai anggota
masyarakat, kepada alam lingkungan dan Tuhan sang Pencipta. Adil bersifat kodrati yang
sudah dibekalkan Tuhan kepada manusia, rasa keadilan mendorong manusia untuk
berbuat benar (akal), berbuat baik (rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap
manusia pasti akan mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena manusia adalah
makhluk budaya maka manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapus
kesewenang-wenangan.

Perlakuan adil dan tidak adil


a. Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang masing-masing,
sehingga tanggapannya mungkin sama berbeda. Ketidaksamaan pandangan ini
terletak pada nilai dan bobot kualitas perlakuannya, walaupun yang satu dan yang lain
memandang perlakuan itu sebagai perlakuan adil, karena nilai bobot kualitas
perlakuannya berbeda, maka timbullah gradasi perlakuan dari perlakuan adil ke
perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak adil.
b. Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah
perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang sewenang-wenang.
Akibat perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidak pastian. Kehidupan manusia jadi
tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin menyebabkan kematian.

B. Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan

Pengakuan Kepada Perlakuan Adil


Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara universal dalam HAM
Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut bermula dari Declaration of
Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan bias dibaca di pemukaan UndangUndang Dasar 1945, dan Undang-Undang no. 31 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia.

Keadilan Manusia
Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga;
a. Keadilan Koordinat
Keadilan koordinat terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat
(anggota kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan semua pihak adalah
setara, sejajar, dan tidak melebihi satu sama lain.
b. Keadilan Subordinat
Keadilan Subordinat terjadi dalam hubungan rakyat kepada penguasanya, warga
negara terhadap pemerintah. Apabila rakyat telah memilih dan mengangkat
pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa wajib memenuhi tuntutan rakyat secara
wajar dan adil.
c. Keadilan Superordinat
Keadilan Superordinat terjadi dalam hubungan dari penguasa kepada rakyatnya,
pemerintah kepada warga negara, pemimpin terhadap anggotanya. Dalam hubungan
ini inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan dari atasan kepada bawahan yang
merupakan negoisasi dari janji penguasa ketika diangkat menjadi atasan akan
menjadikan keadaan adil terhadap bawahannya.

Keadilan Tuhan
Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, keadilan Tuhan
bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala yang ada dilangit dan bumi. Karena
manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil apabila dalam hubungan manusia dengan
Tuhan, menusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan.

Usaha Menciptakan Keadilan


Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, antara lain;
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi
c. Mengenal seni dan karya seni
d. Menganut pola hidup sederhana
e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang berjuang
menumbuhkan keadilan
f. Pemulihan bagi yang terkena ketidak adilan

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 MASYARAKAT DAN PANDANGAN HIDUP
C. Tipe Pandangan Hidup

Konsep Pandangan Hidup


Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai

kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau
petunjuk hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup dibagi menjadi
dua, yaitu pandangan hidup modern dan pandangan hidup tradisional. Pandangan hidup
tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan norma-norma kehidupan tradisional.
Sedangkan pandangan hidup modern didasarkan atas kekuasaan yang intinya kekuatan dan
paksaan.

Bermacam tipe pandangan hidup


Pandangan hidup digolongkan menjadi lima macam; Pandangan hidup liberalisme,

pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme, Pandangan hidup religius,


Pandangan hidup sosialisme religius.
D. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Konsep pandangan hidup meliputi unsur-unsur: cita-cita, kebajikan, usaha, dan
keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan, tujuan yang kehendak dicapai adalah
kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai,
tentram, sejahtera, dan bahagia. Usaha dan perjuangan adalah kerja yang dilandasi keyakinan
diri yang diukur atas kemampuannya, jasmani dan iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 KEINDAHAN DAN KEBURUKAN


C. Keindahan dan Estetika

Konsep Keindahan
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Indah dalam
bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia disebut estetis, artinya
sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan
mempunyai makna yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk.

Estetis dan Estetika


Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek. Objek telah
estetika meliputi;

Rasa keindahan (Sense of Beauty)

Sifat keindahan (Nature of Beauty)

Norma keindahan (Norms of Beauty)

Cara menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty)

Cara memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)

Sifat Keindahan
Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada dalam diri manusia, yang memberi
pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan dan dibenarkan oleh akal.
Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2) Asli, 3) Abadi, 4) Wajar, 5) Nikmat, 6) Biasa,
7) Relatif.

D. Keindahan Dan Kebudayaan

Hubungan dengan Kebudayaan


Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dan kebudayaan. Estetis adalah
rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya, sedangkan kebudayaan
adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku
maupun yang berupa karya cipta.

Keindahan dalam Kebudayaan


Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan, setiap wujud
penampilannya selalu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak
membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat keindahan yang senantiasa
dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian
cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang dan lain
sebagainya. Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan, karena
keindahan menentukan kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan.

Keindahan dan Karya Cipta


d. Kontemplasi dan Ekstasi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah,
dalam konteksnya dengan keindahan kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran
dan penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang
menyenangkan. Dan ekstasi adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam
konteksnya dengan keindahan ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat
atau mengalami sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan objek luar diri manusia, akan
terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan kreativitas,
kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah,
sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
e. Keindahan, keserasian, kehalusan
Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah
kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan
kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata,
ataupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan
menggembirakan akan orang lain. Dari kedua faktor tersebut, maka akan timbullah
keindahan yang dimaksud.

f. Kreativitas dan daya cipta


Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati, karenanya
manusia selalu berusaha untuk menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan
tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas untuk menciptakan dan
menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari pengalaman
ataupun kenyataan yang telah direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga
menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa dinikmati oleh orang lain.

3.3 KASIH SAYANG


Hubungan dan Ungkapan Kasih Sayang

Konsep Kasih Sayang

Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan perasaan yang
dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan
yang bertanggung jawab. Dalam rumusannya kasih sayang dapat diuraikan menjadi lima
unsur yaitu;
f. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
g. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek.
h. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap.
i. Penuh tanggung jawab
j. Pengabdian dan pengorbanan

Hubungan Kasih Sayang

Hubugan kasih sayang terjadi antara manusia dan manusia, antara manuisa dan alam
lingkungan, serta antara manusia dan hutan. Hubungan kasih sayang antara manusia dengan
manusia masih bias digolongkan lagi menjadi kasih sayang antara orang tua dan anak, kasih
sayang antara pria dan wanita, kasih sayang antar sesama manusia karena hal tertentu.

Ungkapan Kasih Sayang

Kaih sayang dapat diungkapkan dengan berbagai cara, contohnya;


e. Melalui kata-kata dan pernyataan
f. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile
g. Gerakan
h. Media

3.4 TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN


D. Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya

Konsep Tanggung Jawab


Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan, dan tuhan manusia dituntut untuk
memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep tanggung jawab berkenan dengan pemenuhan
kewajiban mengcakup dua hal, yaitu tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif
(Tidak bertanggung jawab). Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu
adanya perjanjian

Adanya moralitas pada diri manusia,


dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut manusia untuk bertanggung jawab
sesuai 4 norma kehidupan beragama.
Secara terarah konsep tanggung jawab adalah, bertanggung jawab kepada diri sendiri,
manusia lain, lingkungan dan Tuhan

Kesadaran Bertanggung Jawab


Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau pengertian atas segala
perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan. Timbulnya kesadaran
itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat dan juga hidup di lingkungan alam.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa dirinya bertanggung
jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya salah atau benar. Agar kesadaran
bertanggung jawab dapat tumbuh dan ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan ketakwaan kepada Tuhan.

E. Kewajiban dan Tanggung Jawab

Kebutuhan dan Kewajiban


Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan itu
diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri, maka dari
sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab.

Tipe Tanggung Jawab


-

Tanggung Jawab kepada diri sendiri

Tanggung Jawab kepada keluarga

Tanggung Jawab kepada sesama manusia

Tanggung Jawab kepada alam lingkungan

Tanggung Jawab kepada Tuhan

F. Pengabdian dan Pengorbanan

Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih


Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan, baik kepada
sesama manusia, alam lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian lebih ditujukan
pada perbuatan baik untuk kepentingan pihak lain, sedangkan pengorbana lebih ditujukan
pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab


Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas, maka
dalam pengabdian selalu disertai dengan pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung
jawab dari seorang manusia terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan juga terhadap
Tuhan.

3.5 KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANGAN


C. Adil dan Rasa Keadilan

Konsep Adil dan Rasa Keadilan


Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada pihak lain, jadi
konsep adil berlaku untuk diri sendiri sebagai individu, pihak lain sebagai anggota
masyarakat, kepada alam lingkungan dan Tuhan sang Pencipta. Adil bersifat kodrati yang
sudah dibekalkan Tuhan kepada manusia, rasa keadilan mendorong manusia untuk
berbuat benar (akal), berbuat baik (rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap
manusia pasti akan mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena manusia adalah
makhluk budaya maka manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapus
kesewenang-wenangan.

Perlakuan adil dan tidak adil


c. Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil dari sudut pandang masing-masing,
sehingga tanggapannya mungkin sama berbeda. Ketidaksamaan pandangan ini
terletak pada nilai dan bobot kualitas perlakuannya, walaupun yang satu dan yang lain
memandang perlakuan itu sebagai perlakuan adil, karena nilai bobot kualitas
perlakuannya berbeda, maka timbullah gradasi perlakuan dari perlakuan adil ke
perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak adil.
d. Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak disadari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah
perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang sewenang-wenang.
Akibat perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidak pastian. Kehidupan manusia jadi
tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin menyebabkan kematian.

D. Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan

Pengakuan Kepada Perlakuan Adil


Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan secara universal dalam HAM
Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut bermula dari Declaration of
Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan bias dibaca di pemukaan UndangUndang Dasar 1945, dan Undang-Undang no. 31 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia.

Keadilan Manusia
Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga;
d. Keadilan Koordinat
Keadilan koordinat terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat
(anggota kelompok). Dalam hubungan tersebut, kedudukan semua pihak adalah
setara, sejajar, dan tidak melebihi satu sama lain.
e. Keadilan Subordinat
Keadilan Subordinat terjadi dalam hubungan rakyat kepada penguasanya, warga
negara terhadap pemerintah. Apabila rakyat telah memilih dan mengangkat
pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa wajib memenuhi tuntutan rakyat secara
wajar dan adil.
f. Keadilan Superordinat
Keadilan Superordinat terjadi dalam hubungan dari penguasa kepada rakyatnya,
pemerintah kepada warga negara, pemimpin terhadap anggotanya. Dalam hubungan
ini inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan dari atasan kepada bawahan yang
merupakan negoisasi dari janji penguasa ketika diangkat menjadi atasan akan
menjadikan keadaan adil terhadap bawahannya.

Keadilan Tuhan
Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, keadilan Tuhan
bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala yang ada dilangit dan bumi. Karena
manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil apabila dalam hubungan manusia dengan
Tuhan, menusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan.

Usaha Menciptakan Keadilan


Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, antara lain;
g. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
h. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi
i. Mengenal seni dan karya seni
j. Menganut pola hidup sederhana
k. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang berjuang
menumbuhkan keadilan
l. Pemulihan bagi yang terkena ketidak adilan

BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN

Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai
kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan,
atau petunjuk hidup.

Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan terhadap suatu objek. Indah dalam
bahasa yunani disebut aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia disebut estetis, artinya
sifat indah, yaitu nilai kualitas dari suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan
mempunyai makna yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk
sedangkan Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat estetis suatu objek.

Kasih sayang bersumber dari unsur rasa dalam dirimanusia, ungkapan perasaan yang
dibenarkan oleh akal, dan direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan
perbuatan yang bertanggung jawab

Konsep tanggung jawab berkenan dengan pemenuhan kewajiban mengcakup dua hal,
yaitu tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif (Tidak bertanggung jawab).
Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu adanya perjanjian

Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri sendiri maupun kepada pihak lain..

IV.2 SARAN

Vous aimerez peut-être aussi