Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELAS
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,
baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga
kondisi tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting
dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang
sehat jasmani,
yang
dari
waktu
kewaktu
baik
ditingkat
daerah,
nasional
maupun
adanya
kecendrungan
prestasi
yang
meningkat,
maka
oleh
cabang
olahraga
tertentu.
Oleh
karena
itu
melalui
seperti siswa di SD adalah lompat jauh gaya jongkok. Tehnik lompat jauh
gaya jongkok termasuk yang paling sederhana di banding dengan gaya yang
lain.
Untuk
mencapai
prestasi
didukung
dengan latihan yang baik melalui pendekatan-pendekatan ilmiah dengan
melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan latihan untuk
mencapai prestasi ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan. Unsur tersebut menurut M. Sajoto (1988 : 15)
diantaranya
adalah: 1) unsur fisik yang lebih popular dengan kondisi fisik, 2) unsur
tehnik, 3) unsur mental, 4) unsur kematangan juara. Dari keempat unsur
tersebut, ialah satu unsur yang merupakan faktor utama yaitu kondisi fisik,
seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101) bahwa salah satu unsur atau
faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi
fisik, disamping penguasaan tehnik, taktik dan kemampuan mental.
B.
TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran
PJOK
MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat berguna :
1.
dalam
upaya
memberikan
latihan
fisik
khususnya
untuk
3.
PEMBAHASAN
A.
Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu peristiwa pancalomba dari Olimpiade
asli di Yunani Kuno. Long Langsung adalah peristiwa hanya dikenal melompat
dalam Olimpiade Kuno Games. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade
pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk
peperangan.
Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan melintasi
rintangan seperti sungai dan jurang. Setelah menyelidiki penggambaran
hidup dari peristiwa kuno diyakini bahwa tidak seperti acara hari modern,
atlet hanya diperbolehkan mulai berjalan singkat. Para atlet berbobot di
masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg).Bobot ini
adalah berayun maju sebagai atlet melompat dalam rangka meningkatkan
momentum.
Hal ini umumnya percaya bahwa jumper akan melemparkan bobot
belakangnya di udara untuk meningkatkan momentum ke depan nya,
namun, halteres diadakan sepanjang durasi lompat. Berayun mereka turun
dan kembali pada akhir melompat akan mengubah pusat gravitasi atlet dan
memungkinkan atlet untuk meregangkan kakinya keluar, meningkatkan
jarak. Lompatan itu sendiri dibuat dari bater("apa yang menginjak pada"). Ini
kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di jalur stadion yang telah
dihapus setelah peristiwa (Miller, 66). Jumper akan mendarat dalam apa
yang disebut skamma sebuah ("menggali-up" area) (Miller, 66). Gagasan
bahwa ini adalah sebuah lubang penuh pasir adalah salah. Pasir di lubang
Lompat jauh dianggap salah satu yang paling sulit dari acara yang
diadakan di Olimpiade sejak banyak keterampilan yang diperlukan. Musik
sering dimainkan selama melompat dan Philostratus mengatakan bahwa
pipa pada waktu akan menemani melompat sehingga memberikan ritme
untuk pergerakan kompleks halteres oleh atlet.
Philostratos dikutip mengatakan, "Aturan menganggap melompat
sebagai yang paling sulit dari kompetisi, dan mereka mengijinkan jumper
yang akan diberikan keuntungan dalam irama dengan menggunakan suling,
dan berat dengan menggunakan halter tersebut. " (Miller, 67).
Paling terkemuka dalam olahraga kuno adalah seorang pria bernama
Chionis , yang di Olimpiade 656BC mengadakan lompatan 7,05 meter (23
kaki dan 1,7 inci).
Ada beberapa argumen oleh para sarjana modern selama lompat jauh.
Beberapa telah berusaha untuk menciptakan sebagai lompat ganda.Gambargambar memberikan bukti hanya untuk tindakan sehingga lebih baik
diterima bahwa itu banyak seperti lompat jauh hari ini.
Alasan utama beberapa ingin menyebutnya lompatan triple adalah
keberadaan sumber yang mengklaim dulu ada lonjakan lima puluh kaki kuno
dilakukan oleh seorang pria bernama Phayllos (Miller, 68).
Lebar 30cm
Bak lompatan panjang 9m
Lebar 2.75m
Kedalaman bak lompat 1 meter
Ukuran Lapangan lompat jauh:
Jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m
Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan
dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan
kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini
terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap
jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut
setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum
mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang
dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu
kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul
oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke
depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas.
Jumping
atlet dan didasarkan pada pengalaman dan kekuatan atlet serta gaya
pembinaan mereka.
Lompat
jauh
merupakan
salah
hasil
yang
pelompat harus memiliki kondisi fisik yang baik, juga harus memahami dan
mengusai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut. Bernhard
(1993 : 45) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam mencapai prestasi lompat
jauh yang maksimal adalah: 1) faktor kondisi fisik terutama kecepatan
tenaga lompatan dan tujuan yang diarahkan pada ketrampilan, 2) faktor
tehnik ancang-ancang, persiapan dan perpindahan fase melayang dan
pendaratan.
jauh
mempunyai
empat
fase
gerakan,
yaitu
awalan,
tolakan, melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang
membedakan antara gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat
melayang diudara. Uraian mengenai keempat fase gerakan dalam lompat
jauh adalah sebagai berikut:
a.
Awalan
Awalan adalah langkah utama yang diperlukan oleh pelompat untuk
memperoleh kecepatan pada waktu akan melompat. Seperti dikatakan Aip
Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan gerakan permulaan dalam bentuk
lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan
(lompatan). Jarak awalan yang
biasa
dan
umum
digunakan
oleh
para
pelompat
(atlet)
dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
terutama
di
SD
hendaknya
Tumpuan
atau
tolakan
adalah
Kosasih
Mengenai
tolakan,
Soedarminto
dan
Soeparman
(1993
360)
oleh
balok tumpuan harus dengan kuat, tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan
dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata tetap lurus kedepan agak ke
atas.
c.
Melayang di Udara
Sikap melayang adalah sikap setelah gerakan
badan sudah terangkat tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93)
sikap dan gerakan badan di udara sangat erat
hubungannya dengan
kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas
dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan
yaitu gaya gravitasi (gaya penarik bumi).
Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak
harus dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan
kekuatan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi, dengan
mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta
mendarat,
maka
akan
memperbaiki
hasil
lompatan.
Perubahan
dan
sikap
memungkinkan
tubuh
untuk
menjaga
keseimbangan
dan
untuk
yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu tidak menimbulkan
perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang di udara berprinsip pada 3
hal sebagai berikut : 1) bergerak ke depan semakin cepat semakin baik: 2)
menolak secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan yang dilakukan selama
melayang di udara tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang
dan hanya berperan untuk menjaga keseimbangan saja.
Cara melakukan
lompat
dengan kedua
lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki
dijulurkan ke depan kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian
tumit lebih dahulu, kedua tangan ke depan.
Sehubungan
dengan
itu
diusahakan
jangan
sampai
lurus
D.
a.
adalah
proses
yang
latihan atau pekerjaannya (Harsono, 1982 : 27). Lompat adalah istilah yang
digunakan dalam cabang olahraga atletik, yaitu melakukan tolakan dengan
satu kaki, Aip Syarifuddin (1992 : 90). Pengertian latihan lompat dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan yaitu melakukan gerakan melompat
dengan tumpuan satu kaki yang dilakukan secara berulang-ulang dan setiap
hari jumlah beban latihan ditambah. Latihan lompat yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah latihan lompat dengan melompati rintangan dan lompat
meraih sasaran di atas.
Latihan lompat adalah metode yang terbaik untuk meningkatkan
power
maksimal
pada
otot
tertentu.
Cara
yang
paling
baik
untuk
b.
Prinsip-Prinsip Latihan
Untuk
meningkatkan
prestasi
atlit
prinsip
Apabila atlet sudah merasa ringan pada beban yang diberikan maka beban
harus ditambah. Menurut M. Sajoto
dalam tubuh
diberikan secara
dan
apabila
kekuatan
bertambah,
maka
program
latihan
berikutnya bila tidak ada penambahan beban, tidak lagi dapat menambah
kekuatan. Penambahan beban dalam jumlah repetisi tertentu, otot belum
merasakan lelah. Prinsip penambahan beban demikian dinamakan prinsip
penambahan beban secara progresif. (M. Sajoto, 1988 : 115).
3) Prinsip Urutan Pengaturan Suatu Latihan
Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelompok
otot besar mendapat giliran latihan
lebih dulu sebelum latihan otot kecil.
Hal ini perlu agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan
terlebih dahuu, sebelum kelompok otot mendapat giliran latihan pengaturan
latihan hendaknya diprogramkan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi dua
bagian otot dalam tubuh yang sama mendapat dua giliran latihan secara
berurutan (M. Sajoto, 1988 : 115)
4) Prinsip Kekhususan Program Latihan
Menurut Oshea dalam bukunya M. Sajoto (1988 : 42) menyatakan
bahwa semua program latihan harus berdasarkan SAID yaitu Specific
Adaptation to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan
hendaknya bersifat khusus, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Bila
akan meningkatkan kekuatan, maka program
itu
latihan
berbeban
hendaknya
dikaitkan
dengan
latihan
menuju peningkatan kekuatan, hendaknya diprogram yang menuju nomornomor cabang olahraga yang bersangkutan.
Seperti diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh
dalam lompat jauh perlu adanya bentuk latihan untuk meningkatkan daya
ledak
otot
tungkai,
latihan
tersebut
dapat
dilakukan
baik
dengan
menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan alat dalam hal ini adalah
latihan lompat dengan rintangan dan latihan lompat meraih sasaran di atas.
Selain
keempat
prinsip
yang
cukup
mendasar
untuk
program
latihan menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol
dengan cara memvariasikan beban latihan seperti volume, intensitas,
recovery dan frekuensi dalam suatu unit program
menurut Depdikbud (1997 : 31) ialah kuantitas beban latihan yang biasa
dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total
waktu latihan, berat beban yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval
dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan.
Intensitas menurut Tohar (2004 : 55) adalah takaran yang menunjukkan
kadar atau tingkat pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik
dalam latihan maupun pertandingan.
Intensitas latihan plaiometrik dapat ditingkatkan dengan penambahan
beban pada hal-hal tertentu dengan peningkatan ketinggian rintanganrintangan (bilah) untuk depth jump atau dengan memperlebar jarak dalam
longitudinal jump. Recovery dikatakan oleh Tohar (2004 : 55) adalah
waktu yang digunakan untuk pemulihan tenaga kembali antara satu elemen
materi latihan dengan elemen berikutnya. Menurut OShea yang dikutip oleh
M. Sajoto (1988 : 48) mengatakan bila latihan lebih dari satu rangkaian,
maka masa istirahat dalam rangkaian adalah antara 1-2 menit. Menurut
Bompa yang dikutip oleh M. Sajoto (1988 : 33) mengatakan bahwa tes untuk
mengevaluasi hasil latihan kekuatan dapat dilaksanakan setelah antara 4-6
minggu dari suatu masa siklus latihan makro. Frekuensi menurut Tohar (2004
: 55) adalah ulangan gerak beberapa kali atlet harus melakukan gerakan
setiap giliran. Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali dalam
satu giliran. Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari atau
berapa hari latihan per minggu.
Dalam penelitian ini frekuensi latihan yang dipakai adalah tiga kali
per minggu selama enam minggu. Sehingga tidak terjadi kelelahan yang
kronis dengan lama latihan enam minggu tersebut.
E.
10) untuk
Menurut
Aip
Syarifuddin
(1992/1993
62)
bahwa
dalam
latihan diantaranya lompat meraih suatu benda di atas dan lompat melewati
temannya yang merangkak. Gunter Bernhard (1993 :
86) berpendapat
bahwa untuk melatih lompat pada lompat jauh dengan melakukan bentukbentuk permainan dalam latihan yaitu melakukan loncatan-loncatan dengan
menyentuh suatu penentu selama mungkin memegang teguh sikap tubuh
bagian
atas
yang
tegak,
penentu
arah
selalu
diambil
dari
tempat
pendaratan.
Dari
pendapat
beberapa
ahli
yang
digantung
dimana
ketinggian
bola
gantungnya
semakin
ditingkatkan.
Pelaksanaan
Sikap awal : berdiri kira-kira 3 meter disisi depan rintangan, sikap badan
tegak. Gerakkannya : dari sikap awal ancang-ancang (run up) 3 langkah
dilanjutkan menolak dengan kaki satu sebagai kaki tumpu (kiri) melompat di
atas rintangan mendarat dengan dua kaki kemudian langsung melompat
kerintangan kedua dan seterusnya. Gerakan melompat dilakukan terus
berkesinambungan antar rintangan dengan tetap memperhatikan ancangancang (run up) 3 langkah, jarak tolakan kaki dengan rintangan 1 meter
dengan ditandai garis batas tumpuan. Sikap badan saat melompat di atas
rintangan, tangan digerakkan ke atas dan paha kaki digerakkan hingga
horizontal. Pendaratan : mendarat dengan kedua kaki bersama-sama, posisi
kaki renggang selebar bahu dan sedikit jongkok kepala tegak kedua lengan
disamping badan.
b.
Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan dalam latihan lompat dengan rintangan
adalah bilah sebagai rintangan yang tingginya semakin meningkat dari 30
cm, 35 cm, 40 cm, 50 cm dan 55 cm. Adapun jarak antara rintangan 4 meter
dan jarak tumpuan dengan rintangan 1 meter.
Pelaksanaan
Sikap awal : berdiri tegak di depan sasaran di atas (bola digantung), jarak
kira-kir 3 meter. Selanjutnya melakukan ancang-ancang (run up) 3 langkah
kemudian melompat kedua lengan naik ke atas meraih bola di gantung
dengan bertumpu pada satu kaki (kiri), begitu mendarat ancang-ancang dan
melompat lagi untuk meraih bola digantung yang kedua dan seterusnya
yang dilakukan sebanyak 5 kali secara berkesinambungan. Sikap setelah
menumpu mengayunkan lengan dan kaki yang mengayun ke atas untuk
membantu
menambah
ketinggian.
Waktu
melakukan
tolakan
tetap
b.
Perlengkapan
Catatan!
Pada lompat jauh setiap peserta diberikan kesempatan untuk
melakukan 3x lompatan dari ketiga lompatan tersebut diambil
jarak lompat yang terjauh
Diskualifikasi
Catatan !
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasakan
hasil
pembahasan di atas,
maka
dapat
menyimpulkan bahwa :
1.
Ada
perbedaan
pengaruh
antara
latihan
melompati
Saran
Berdasarkan pada hasil akhir dari penelitian ini maka dapat
diberikan
saran
bagi
Guru
Penjaskes
dan
pelatih
untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dalam latihan daya ledak otot
tungkai disarankan menggunakan bentuk latihan lompat dengan
rintangan, karena sudah diuji bahwa latihan lompat dengan
rintangan mempunyai pengaruh lebih baik
Atletik