Vous êtes sur la page 1sur 10

kewarganegaraan

Selasa, 17 Desember 2013


Asas-Asas Dasar HAM dan Pelaksanaan HAM di Bidang Kesehatan

MAKALAH TUGAS
KEWARGANEGARAAN
ASAS-ASAS DASAR HAM DAN PELAKSANAAN
HAM DI BIDANG KESEHATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Eriska Fitriadiani
Fifin Febriyanti
Imania Malikha
Imroatul Izza
Kukuk Santika
Kurnia Malikha

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO


2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmah dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asas-asas Dasar HAM dan Pelaksanaan HAM
Bidang Kesehatan. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bondowoso, 9 Desember 2013


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN .. 1
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Rumusan masalah ..
1.3 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1
1
1

2.1 Asas-asas Dasar Hak Asasi Manusia ... 2


2.2 Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Bidang Kesehatan 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran .. 6
DAFTAR PUSTAKA . 7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir secara
mendadak sebagaimana kita lihat dalam "Universal Declaration Of Human Right 10 Desember
1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam peradaban sejarah manusia. Dari
perspektif sejarah deklarasi yang ditandatangani oleh majelis umum PBB dihayati sebagai suatu
pengakuan yuridis formal dan merupakan titik khususnya yang tergabung dalam PBB. PBB
melalui wakil-wakilnya memberikan pengakuan dan perlindungan secara yuridis formal
walaupun dalam realisasinya juga disesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundangundangan yang berlaku di suatu negara.
Hak Asasi Manusia adalah kebebasan seseorang untuk bertindak sesuai dengan hati
nuraninya berkenaan dengan hal-hal yang asasi atau mendasar atau prinsipil. Hal-hal yang asasi
itu adalah berbagai hal yang memungkinkan manusia dapat hidup layak sebagai manusia.
Asas-asas dasar HAM adalah suatu asas dasar yang harus ada dalam Hak Asasi Manusia agar
keadilan dan kesetaraan dirasakan oleh semua orang tanpa terkecuali. Asas-asas dasar hak asasi
manusia
1.2 Rumusan Masalah
a.

Apa saja yang termasuk dalam asas-asas dasar HAM ?

b. Bagaimana pelaksanaan HAM di bidang kesehatan ?


1.3 Tujuan
a.

Agar Mahasiswa dapat mengetahui asas-asas dasar HAM

b. Agar Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan HAM di bidang kesehatan


c.

Agar Mahasiswa dapat memperhatikan pelaksanaan HAM di bidang kesehatan sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku atau masih kurang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asas-asas Dasar Hak Asasi Manusia
Asas-asas dasar Hak Asasi Manusia meliputi :
1. Asas Universal (Universality)
Universalitas hak berarti bahwa hak bersifat umum, tidak dapat berubah atau hak dialami
dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Asas Martabat Manusia (Human Dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat dan dimiliki setiap manusia. Asas ini ditemukan pada
pikiran setiap individu tanpa memperhatikan ras, umur, budaya, bahasa, etnis, keyakinan
seseorang yang harus dihargai dan dihormati sehingga hak yang sama dan sederajat dapat
dirasakan semua orang dan tidak digolongkan berdasarkan tingakatan hirarkis.

3. Asas Kesetaraan (Equality)


Asas kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang melekat pada setiap
manusia. Secara spesifik pasal 1 menyatakan bahwa : setiap umat manusia dilahirkan merdeka
dan sederajat dalam harkat dan martabatnya
4. Asas Non-Diskriminasi (Non-Discrimination)
Asas ini memastikan bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain karena
faktor-faktor luar, misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lainnya.
5. Asas tidak dapat dicabut (Inalienability)
Asas ini menyatakan bahwa hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan dipindahkan.
6. Asas tidak bisa dibagi (Indivisibility)
Pengabaian pada satu hak akan menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak lainnya. Hak setiap
orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar

lagi. Hak tersebut merupakan modal dasar bagi setiap orang agar mereka bisa menikmati hak-hak
lainnya seperti hak atas kesehatan atau hak atas pendidikan.
7. Asas Saling berkaitan dan bergantung (Interrelated and Interdependent)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak lainnya, baik secara
keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, hak atas pendidikan atau hak atas informasi adalah
saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu pelanggaran HAM saling berkaitan sehingga
hilangnya satu hak dapat mempengaruhi hak lainnya.
8. Asas Tanggung jawab negara (State Responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk menaati dan melindungi
hak-hak asasi manusia. Dalam hal ini, mereka harus tunduk pada norma-norma hukum dan
standar yang tercantum di dalam instrumen-instrumen HAM. Seandainya mereka gagal dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, pihak-pihak yang dirugikan berhak untuk mengajukan
tuntutan secara layak sebelum tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan yang kompeten
atau adjudikator (penuntut) lain yang sesuai dengan aturan dan prosedur hukum yang berlaku.
Asas-asas Dasar Hak Asasi Manusia terdapat dalam beberapa Pasal, diantaranya yaitu :
Pasal 2
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan
dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia,
yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Pasal 3
(1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat serta
dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
semangat persaudaraan.
(2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta
mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
(3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa
diskriminasi.
Pasal 4

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
Pasal 5
(1) Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan
serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum.
(2) Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilan yang objektif
dan tidak berpihak.
(3) Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.
Pasal 6
(1) Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat hukum
adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan Pemerintah.
(2) Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dilindungi, selaras
dengan perkembangan zaman.

Pasal 7
(1) Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum internasional
atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia dan hukum
internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima negara Republik Indonesia.
(2) Ketentuan hukum internasional yang telah diterima negara Republik Indonesia yang menyangkut
hak asasi manusia menjadi hukum nasional.
Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi
tanggung jawab Pemerintah.
2.2 Pelaksanaan HAM di Bidang Kesehatan

Dalam pelayanan kesehatan terdapat aturan yang telah dibuat dan mendapat izin dari
pemerintah sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, seperti yang
terdapat di dalam pasal 30 ayat (1), (2) dan (3).
1. Pasal 30 ayat (1) : Fasilitas Pelayanan Kesehatan, menurut jenis pelanyanannya terdiri Pelayanan
Kesehatan Perseorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
2. Pasal 30 ayat (2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagamana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
Pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan pelayanan
kesehatan tingkat ketiga.
3. Pasal 30 ayat (3) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, pemerintah daerah dan swasta. Fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memberikan akses yang luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan di
bidang kesehatan, dalam hal demikain fasilitas pelayanan kesehatan akan memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu, dalam
keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah wajib untuk
melayani pasien tanpa memandang siapa pasien tersebut. Hal ini seperti yang terdapat dalam
undang-undang, yang melarang bagi siapa saja yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
membeda-bedakan pasien dalam keadaan darurat untuk menolak pasien atau meminta uang
muka sebagai jaminan. Pelayanan kesehatan adalah kegiatan dengan melakukan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam pelayanan kesehatan perseorangan sesuai
dengan pasal 30 ayat (1) adalah ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan dan keluarga. Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan ini adalah mendahulukan pertolongan
keselamatan nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya.Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman, bermutu dan merata serta
nondiskriminatif. Dalam hal ini pemerintah sangat bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan,
serta menjamin standar mutu pelayanan kesehatan. Dengan demikian sangat jelaslah bahwa
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan pemerintah sangat peduli dengan adanya ketentuanketentuan yang berlaku menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan maka
hak-hak pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan tersebut dapat terlindungi.

4. Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
5. Pasal 28 B ayat (1) : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
Pasal 28 B ayat (2) : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
6. Pasal 28 H ayat (1) : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Pasal 28 H ayat (3) : Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah Negara Republik
Indonesia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu terbukti dari perlindungan,
pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan sangat diperhatikan oleh Pemerintah sehingga masyarakat juga semakin sadar
akan hak-hak asasi orang lain yang harus dihormati dan dihargai. Selain itu, Pemerintah juga
meningkatkan dan mengatur hak-hak asasi manusia dalam bidanng kesehatan, yang dibuktikan
dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sehingga hak-hak pasien sebagai
penerima pelayanan kesehatan dapat terlindungi.
3.2 Saran

Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menilai pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan apakah sudah
sesuai dengan yang masyarakat inginkan dan apakah sudah terpenuhi hak-hak masyarakat
sebagai pasien.

Bagi individu
Seseorang dapat mengetahui hak-hak orang lain dan harus menghargai serta menghormati
hak orang lain karena hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain. Jadi, kita harus lebih berhatihati dengan hak seseorang karena hak sangat sensitif, tergantung pada sifat dan sikap seseorang.

Bagi Tenaga Kesehatan


Sebaiknya kita sebagai tenaga kesehatan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah dan harus sesuai dengan hak-hak asasi manusia. Misalnya : tidak membeda-bedakan
pemberian pelayanan bagi siapapun. Apabila kita melanggar ketetapan yang telah dibuat dan di
sahkan oleh Pemerintah, berarti kita telah melanggar hak-hak asasi manusia yang seharusnya kita
hargai dan kita hormati.

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakata : Paradigma.
R.Soesilo. 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Bogor : Politeia.
Bambang Suteng. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
Tanpa Nama.2000.Undang-Undang Hak Asasi Manusia 1999 dan Undang-Undang tentang
unjuk rasa.Bandung : Citra Umbara.
http://www.komnasham.go.id/informasi/images-portfolio-6/2013-03-18-05-44-20/nasional/254uu-no-39-tahun-1999-tentang-hak-asasi-manusia (Diakses tanggal 9 Desember 2013, 13.00)
Diposkan oleh kelompok 3 di 19.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2014 (2)

2013 (1)
o Desember (1)

Asas-Asas Dasar HAM dan Pelaksanaan HAM di Bidang ...

Mengenai Saya
kelompok 3
Lihat profil lengkapku

Template Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi