Vous êtes sur la page 1sur 2

Abstract

Operasi merupakan stressor yang dapat menimbulkan cemas psikologis dan fisik. Pada pasien
pre operasi cemas yang terjadi karena pasien tidak dapat mengekspresikan sesuatu yang tidak
diketahui dan antisipasi pada sesuatu yang tidak dikenal dan prosedur-prosedur yang
mungkin menyakitkan kemungkinan akan menjadi penyebab yang paling umum. Kecemasan
yang mereka hadapi dikarenakan ketidaktahuan pasien tentang prosedur operasi, dampak
operasi serta lingkungan asing bagi pasien. Sementara itu perawat yang menangani pasien
yang akan dioperasi kurang memperhatikan hal- hal yang mengakibatkan cemas bagi pasien,
kurang mengadakan komunikasi dengan pasien dan kurang memberi penjelasan dengan
pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan sebelum
dan sesudah pemberian informed consent yang diberikan perawat. Metode Penelitian ini
adalah menggunakan metode quasi eksperimental yaitu dengan Non Equivalent Time Sample
Design. Sampel yang digunakan sebanyak 24 responden, dengan teknik purposive sampling
dan uji analisis dengan Wicoxon Match Pair Test. Berdasarkan hasil analisa data, hal ini
berarti bahwa dengan metode informed consent efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan
dengan hasil uji analisis statistik dengan nilai z 2.828 signifikan dengan p value =0.005
diperoleh bahwa sebelum diberi informed consent, responden memiliki tingkat kecemasan
berat yaitu 1 (4.2 %) responden. Sesudah diberi informed consent, yang memiliki tingkat
kecemasan berat menurun menjadi 0 %. Sedangkan sebelum diberi informed consent,
responden memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu 17 (70.8 %). Sesudah diberi informed
consent, yang memiliki tingkat kecemasan sedang menurun menjadi 11 (45.8 %) responden.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian informed consent sebelum dan sesudah
mempengaruhi penurunan tingkat kecemasan responden karena pada metode ini pasien diberi
informasi yang di perlukan dengan suasana lebih rilek sehingga informasi yang disampaikan
oleh peneliti dapat diterima dengan baik oleh responden
Kecemasan praoperasi seringkali dikaitkan dengan pemahaman yang salah
tentang pembedahan atau keterbatasan informasi tentang kejadian yang akan
dialami pasien sebelum, selama bahkan setelah prosedur operasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi prosedural yang
diterima pasien terhadap tingkat kecemasan pada pasien pra operasi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Sruweng. Penelitian ini merupakan penelitian pra
exsperimental dengan one group pre test-post test design. Jumlah sampel
sebanyak 42 pasien pra operasi. Analisa data menggunakan uji paired t test dan
Analisis Varians/ANOVA untuk membandingkan tingkat kecemasan pra operasi
mayor, sedang, minor.
Hasil penelitian pre operasi mayor, t hitung (6,239), nilai P= 0,000 < (0,05) Ho
ditolak sehingga ada perbedaan pengaruh pemberian informasi prosedural
sebelum dan sesudah pemberian informasi terhadap tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi mayor. Nilai t hitung (4,095), nilai P= 0,001 < (0,05) Ho
ditolak sehingga ada perbedaan pengaruh pemberian informasi prosedural
sebelum dan sesudah pemberian informasi terhadap tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi sedang. Nilai t hitung (5,667), nilai P=0,000< (0,05) Ho
ditolak sehingga ada perbedaan pengaruh terhadap pemberian informasi
sebelum dan sesudah pemberian informasi prosedural, terhadap tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi minor. Nilai t hitung (7,929), P= 0,000 <
(0,05) Ho ditolak sehingga ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien pre

operasi mayor, sedang, minor. Analisa hasil anova p (0,036) < (0,05) Ho ditolak
sehingga ada perbedaan pemberian informasi prosedural terhadap tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi mayor, sedang, minor. Kecemasan paling
tinggi pada pasien pre operasi mayor dengan mean 37,86, sedangkan
kecemasan terendah pada pasien pre operasi minor dengan mean -18,93.
Sehingga terdapat pengaruh pemberian informasi prosedural terhadap tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi dengan resiko pembedahan mayor, sedang,
minor. Sehubungan dengan hasil penelitian ini disarankan agar pemberian
informasi pre operasi di RS PKU Muhammadiyah Sruweng, perlu ditingkatkan lagi
untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dalam menghadapi operasi.

Vous aimerez peut-être aussi