Vous êtes sur la page 1sur 15

ATURAN ATOM DALAM IKATAN KIMIA

Definisi Ikatan Kimia

Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a)
atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah
terima elektron)
b)
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan
c)

penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu
atom/unsur yang terlibat.
Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang
stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi
elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom
Helium).
Ikatan Logam

Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara
muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang
bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk
dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam
mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap
posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti
ion-ion positif logam.

Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat
antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat.
Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan
ikatannya tidak terputus.
c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat
bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan
aliran elektron.

Ikatan Ion ( elektrovalen )

Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron
valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron
besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).

Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum
Coulomb).

Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang
cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.

Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan


gas mulia.
Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama
dengan gas mulia.
Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion
NaCl.
Contoh lain : senyawa MgCl2, AlF3 dan MgO
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a)

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)

Contoh : NaF, KI, CsF


b)

Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O


c)

Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)

Contoh : CaO, BaO, MgS


Atom yang memiliki lebih dari empat elektron pada kulit terluarnya menerima
elektron dari atom lain yang akan berikatan dengannya. Molekul-molekul yang
terbentuk dengan jenis ikatan ini memilik struktur kristal (kubik). Molekul garam
dapur (NaCl) adalah salah satu senyawa yang terbentuk oleh ikatan ini. Ikatan ion
biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron (logam-logam
golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron (terutama
golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara atomatom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat ionik.
Contoh:

NaCl,

CaCl2

MgBr2,

BaO

FeS

dan

sebagainya.

Atom-atom yang digabungkan dengan ikatan ion saling bertukar elektron untuk
melengkapi jumlah elektron pada kulit terluarnya menjadi delapan. Atom yang
memiliki sampai dengan empat elektron pada kulit terluarnya memberikan elektron
ini kepada atom lain yang akan bergabung dengannya, dan dengan keempat
elektron

itu

mereka

berikatan.

Ikatan ion biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron
(logam-logam golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron
(terutama golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat
ionik.

Ikatan Kovalen
o Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh 2 atom yang berikatan.
o

Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan

berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas

elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan


ion.
o Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap
atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan
cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron
yang dipakai secara bersama.
o

Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan

elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia
yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ada 3 jenis ikatan kovalen :
a).

Ikatan Kovalen Tunggal

Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
=1
Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh
konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat
sepasang elektron yang dipakai bersama.
Contoh 2 :
v Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF

v Konfigurasi elektronnya :
=1
= 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.

Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F
masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He
dan Ne).

Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.


b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron
yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.
Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut
akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
c).

Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Contoh 1:
o

Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya :

= 2, 5
o Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron
yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
o

Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N

tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.


Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 4
=1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan
3 pada atom C lainnya.
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan, maka ikatan
kovalen dibedakan atas;
1) ikatan kovalen tunggal : jika masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron untuk
berikatan. Misalnya : molekul H-H (H2), Cl-Cl (Cl2), F-F ( F2), Br-Br (Br2), I-I (I2 ), H-F , dll
Proses pembentukan ikatan kovalen tunggal pada molekul fluorin( F2)
struktur lewis molekul F2
2) ikatan kovalen ganda/rangkap dua : jika masing-masing atom menyumbangkan 2 elektron
tunggal untuk berikatan. Misalnya : molekul O=O ( O2), O=C=O (CO2), S=C=S (CS2),
H2C=CH2, dll
misalnya proses pembentukan ikatan kovalen rangkap pada moleku oksigen.
3) ikatan kovalen rangkap tiga : jika masing-masing atom menyumbangkan 3 elektron tunggal
untuk berikatan. Misalnya molekul N N ( N2), CO ( CO), H-CN ( HCN), H-CC-H, dll.
Senyawa yang terbentuk melalui ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom yang

membentuk ikatan. Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam yang
mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau nol. Seperti misalnya : H2, CH4, Cl2, N2,
C6H6, HCl dan sebagainya.
IKATAN KOVALEN TERBAGI ATAS
1. IKATAN KOVALEN POLAR
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap pasangan elektron
persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron
persekutuan akan
bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga
pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl
relatif menjadi elektronegatif.
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki momen dipol
sebesar:
T=n.l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
2. IKATAN KOVALEN NON POLAR
Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentukuya tidak
terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik
yang sama.
Kedua atom H mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit.
Contoh adalah senyawa CO2, O2, Br2 dan lain-lain
Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan
atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Contoh 2:

Terbentuknya molekul ozon (O3)

Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1
ikatan , oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.

Ikatan Kovalen Koordinasi/Koordinat/Dativ/Semipolar

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan
atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai
bersama berasal dari salah satu atom yang membentuknya.
Jadi di sini terdapat satu atom pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan
atom lain sebagai
penerimanya.
SYARAT PEMBENTUKANNYA
1. Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom lainnya memiliki orbital kosong
Contoh:
Ion hidronium (H3O+): H2O + H+ H3O+L

ATURAN ATOM DALAM KONFIGURASI ELEKTRON


Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi semua elektron menurut orbital-orbital
yang ditempati. Pengisian elektron dalam orbital-orbital mengikuti aturan-aturan berikut.

1. Prinsip Aufbau
Elektron akan mengisi orbital atom yang tingkat energi relatifnya lebih rendah dahulu baru
kemudian mengisi orbital atom yang tingkat energinya lebih tinggi.
Untuk memberikan gambaran yang jelas bagaimana susunan tingkat energi itu, serta cara
penamaannya, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Untuk memudahkan urutan pengisian tingkat-tingkat energi orbital atom diperlukan bagan
berikut.

Urutan tingkat energi orbital dari yang paling rendah sebagai berikut.

2. Aturan Hund
Pada pengisian orbital-orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak membentuk pasangan
lebih dahulu sebelum masing-masing orbital setingkat terisi sebuah elektron dengan arah spin
yang sama.
Untuk mempermudah penggambaran maka orbital dapat digambarkan sebagai segi empat

sedang kedua elektron yang berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan digambarkan
sebagai 2 anak panah dengan arah yang berlawanan,+ 1/2 (searah dengan arah putaran jarum
jam) digambarkan anak panah ke atas,

1/2 (berlawanan dengan arah putaran jarum jam) digambarkan anak panah ke bawah.

Untuk elektron tunggal pada orbital s tidak masalah +1/2 atau 1/2,tetapi jika orbital s tersebut
terisi 2 elektron, maka bilangan kuantum spinnya harus + 1/2 dan 1/2.

Demikian pula untuk pengisian orbital p (l = 1), elektron pertama dapat menempati orbital px,
py, atau pz. Sebab ketiga orbital p tersebut mempunyai tingkat energi yang sama.
orbital s dengan elektronnya digambar

orbital p dengan elektronnya digambar

orbital d dengan elektronnya digambar

Contoh:

Perjanjian:
Pada pengisian elektron dalam orbital, elektron pertama yang mengisi suatu orbital ialah elektron
yang mempunyai harga spin +1/2 dan elektron yang kedua mempunyai harga spin 1/2 .
Berdasarkan pada tiga aturan di atas, maka kita dapat menentukan nilai keempat bilangan
kuantum dari setiap elektron dalam konfigurasi elektron suatu atom unsur seperti pada tabel
berikut ini.

Orbital penuh dan setengah penuh


Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat suatu unsur. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom unsur terisi elektron
tepat 1/2 penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital d dan f (5 elektron atau 10 elektron
untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-orbital f).
Apabila elektron pada orbital d dan f terisi elektron 1 kurangnya dari setengah penuh/penuh,
maka orbital d/f tersebut harus diisi tepat 1/2 penuh/tepat penuh. Satu elektron penggenapnya
diambil dari orbital s yang terdekat.
Contoh:

Konfigurasi elektron ion positif dan ion negatif


Misalnya konfigurasi elektron ion K+; dan ion Cl;
19K: 1s 2s 2p6 3s 3p6
Bila atom K melepaskan 1 elektron maka terjadi ion K+ yang mempunyai jumlah proton 19 dan

elektron 19 1 = 18
Konfigurasi elektron ion K+;: 1s 2s 2p6 3s 3p6
17Cl: 1s 2s 2p6 3s 3p5
Bila atom Cl menerima 1 elektron maka terjadi ion Cl&sup-; yang mempunyai jumlah proton 17
dan elektron 17 + 1 = 18
Konfigurasi elektron ion Cl: 1s 2s 2p6; 3s 2p5;
Konfigurasi elektron ion K+ = ion Cl = atom Ar, peristiwa semacam ini disebut isoelektronis.
Konfigurasi elektron yang tereksitasi
Konfigurasi elektron yang telah dibicarakan di atas adalah konfigurasi elektron dalam keadaan
tingkat dasar. Konfigurasi elektron yang tereksitasi adalah adanya elektron yang menempati
orbital yang tingkat energinya lebih tinggi.
Contoh:

3. Larangan Pauli
Menurut prinsip ini dalam suatu atom tidak boleh ada 2 elektron yang mempunyai keempat
bilangan kuantum yang sama harganya, jika 3 bilangan kuantum sudah sama, maka bilangan
kuantum yang keempat harus berbeda.
Contoh:

Ternyata elektron ke-1 dan ke-2 mempunyai harga n, l, dan m yang sama, tapi harga s-nya
berbeda. Elektron ke-3 tidak dapat menempati orbital1s lagi, sebab jika elektron ke-3 menempati
orbital 1s, maka harga n, l, m, dan s elektron ke-3 akan sama dengan elektron ke-1 atau elektron
ke-2.
Dengan menggunakan prinsip eksklusi Pauli dan ketentuan harga m dan l yang diperbolehkan
untuk setiap harga n dapat disusun berbagai kombinasi 4 bilangan kuantum pada setiap kuantum
grup sebagai berikut.

Vous aimerez peut-être aussi