Vous êtes sur la page 1sur 18

MELAKSANAKAN

PENERAPAN

PENGUJIAN

TAMBAHAN

ATAS

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam
memperoleh

bukti

yang

berkaitan

dengan

transaksi

dan

saldo,

diantaranya yaitu:

Melakukan

prosedur

untuk

mendapatkan

pemahaman

atas

pengendalian untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai

bagian dari prosedur penilaian resiko.


Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan
pengungkapan saat penilaian awal resiko pengendalian berada di

bawah maksimum.
Melakukan prosedur subtantif
Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan

dengan pengujian auditor atas tujuan audit-terkait transaksi dan tujuan


audit-terkait saldo. Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian auditor
pada tahap awal audit. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang
diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti
tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga
mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan
dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi
berlaku umum. Hal ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan
mencerminkan klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang
konsisten dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam
bentuk

yang

benar

dan

dengan

terminology

yang

tepat

seperti

disyaratkan dalam standar akuntansi.


Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen
sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan. Untuk menilai
resiko yang tidak dapat memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan,
auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga

tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah sudah


cukup menjelaskan fakta dan keadaan yang harus diungkapkan.
Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas kewajiban kotijensi dan
kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian
resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan
dalam penjelasan tambahan. Pengujian audit yang dilakukan pada tahap
awal audit sering kali tidak menyediakan bukti yang memadai mengenai
kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena itu,
auditor mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk
menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai
bagian dari pengujian tahap keempat.
TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN
Utang bersyarat adalah potensi utang di masa depan kepada
pihak luar atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari
aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas
munculnya utang bersyarat, yaitu:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar
atau penurunan nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di
masa mendatang.
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian

atas

pembayaran

di

masa

mendatang

dapat

bervariasi dari sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak


terjadi. Adapun menurut PSAK 57 dijelaskan tiga tingkatan kemungkinan
keterjadian dan perlakuan atas laporan keuangan yang dapat digunakan
sebagai standard evaluasi dalam mempertimbangkan dan melakukan
penilaian secara profesional bagi auditor terhadap kondisi pelaporan klien.
Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor,
bertanggung jawab atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi
yang

tepat

untuk

utang

bersyarat

dan

pada

dasarnya

dalam

pengungkapan atas kontijensi dapat dilakukan atas kerjasama pihak

manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan


verifikasi kewajiban kontijensi adalah:

Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas utang bersyarat yang


diketahui

untuk

menentukan

apakah

manajemen

telah

mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan

pengungkapan untuk klasifikasi).


Mengidentifikasi praktek kontinjensi yang belum diidentifikasi
manajemen

(tujuan

penyajian

dan

pengungkapan

untuk

kelengkapan).
Komitmen sangat

berkaitan

erat

dengan

utang

bersyarat.

Komitmen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku


atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan
penjualan

barang

dagangan

pada

harga

yang

sudah

ditentukan.

Karakteristik dalam komitmen yaitu perusahaan setuju berada dalam


kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang
terjadi

dengan

Perusahaan

laba

biasanya

perusahaan
menjelaskan

atau

perekonomian

seluruh

keseluruhan.

komitmen,

baik

dalam

penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah


catatan mengenai kontinjensi.
PROSEDUR AUDIT UNTUK MENEMUKAN KONTIJENSI
Langkah

pertama

dalam

melakukan

audit

kontijensi

adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan


pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit
menemukan transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi
atas informasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi
mereka

akan

Penjelasan

melakukan evaluasi

Tambahan. Berikut

Materialitas

adalah

prosedur

dan
audit

Pengungkapan
yang

biasa

digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi:

Melakukan Tanya-Jawab dengan pihak manajemen (langsung /

tertulis) tentang tercatatnya kontijensi.


Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan
dan tahun sebelumnya atas penentuan PPh.

Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila

ada indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.


Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan
dan pernyataan dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban

kontijensi.
Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban

kontijensi
Menelaah

mengindikasikan terjadinya kontijensi.


Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi

dokumentasi

audit

bila

terdapat

informasi

yang

saldo yang terpakai atau tidak.


EVALUASI UTANG BERSYARAT YANG TELAH DIKETAHUI
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi,
maka

harus

pengungkapan

mengevaluasi
yang

signifikansi

diperlukan

dalam

potensi

utang

laporan

dan

keuangan

sifat
untuk

memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan kewajiban dalam tujuan
penyajian dan pengungkapan. Untuk kontijensi yang membutuhkan
pengungkapan , auditor juga menelaah konsep penjelasan tambahan
untuk memastikan bahwa informasi yang diuangkapkan dapat dipahami
dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi kontijensi.
PROSEDUR AUDIT UNTUK MENEMUKAN KOMITMEN
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya
dilakukan sebagai bagian dari audit atas masing-masing area audit.
Misalkan, dalam melakukan verifikasi penjualan, auditor seharusnya
waspada atas adanya komitmen penjualan.
MEMINTA KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN
Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan
tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya jawab dengan pengacara
klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara
mengenai masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas
hasil

tuntutan

hukum

yang

diharapkan

kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.

dan

kemungkinan

jumlah

MENELAAH PERISTIWA KEMUDIAN


Telaah kejadian setelah tanggal neraca harus dilakukan auditor
untuk menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang
mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada laporan periode
berjalan. Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560). Tanggung
jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya
terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada
tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor merupakan
saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka
telaah kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir
audit.
TIPE-TIPE PERISTIWA KEMUDIAN
Ada dua kejadian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan
dievaluasi oleh auditor yaitu:
Peristiwa Kemudian yang Berdampak Langsung pada Laporan
Keuangan dan Membutuhkan penyesuaian.
Beberapa kejadian setelah tanggal neraca memberikan informasi
tambahan kepada manajemen agar dapat menentukan penyajian dan
pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi
ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah
tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo
akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material;

Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang


dagang

yang

beredar

karena

kondisi

keuangan

pelanggan

memburuk.

Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang
ditetapkan pada pembukuan.

Penghentian asset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada


nilai di bawah nilai buku.

Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.


Saat

kejadian

setelah

tanggal

neraca

digunakan

untuk

mengevaluasi jumlah yang dimasukkan dalam laporan keuangan akhir


tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan
kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh
dimasukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan
nilai terjadi setelah akhir tahun.
Peristiwa

Kemudian

yang

tidak

berdampak

langsung

pada

Laporan Keuangan, tetapi memerlukan pengungkapan.


Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal
neraca yang dilaporkan, tetapi tidak signifikan namun tetap memerlukan
pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun. Akun ini
biasanya diungkapkan dengan penjelasan tambahan, tetapi terkadang
bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan
keuangan

tambahan

(supplemental

financial

statements)

yang

memasukkan dampak kejadian seolah-olah kejadian tersebut muncul


pada tanggal neraca.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan
keuangan, meliputi:
Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk
investasi sementara atau akan dijual kembali
Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari
tindakan pemerintah yang membatasi penjualan produk
Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
Penggabungan usaha atau akuisisi.
Auditor perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi kejadian
yang berhubungan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan
yang muncul setelah tanggal neraca. Jika auditor menentukan bahwa
kejadian

setelah

tanggal

neraca

ini

berdampak

material

pada

pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan

auditor harus memasukkan paragraph penjelasan, baik yang menjelaskan


kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca
kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal
berikut dampaknya.
PENGUJIAN AUDIT
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca
terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi
saldo akun akhir tahun.
Prosedur ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang
dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Misal auditor
memeriksa transaksi penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca
untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.
2.

Prosedur

yang

dilakukan

khususnya

untuk

menemukan

kejadian atau transaksi yang harus diakui sebagai kejadian setelah


tanggal neraca.
Kategori

pengujian

kedua

adalah

pengujian

yang

khusus

menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau


penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan
penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:

Tanya jawab dengan Manajemen

Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal


neraca

harus

dilakukan

dengan

pihak

klien

yang

tepat

untuk

mendapatkan jawaban yang memadai.

Auditor

Koresondensi dengan Pengacara


berkorespondensi

dengan

pengacara

sebagai

bagian

dari

pencarian kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara


untuk

memberikan

tanggal

dan

mengirimkan

surat

pada

tanggal

penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas


kejadian setelah tanggal neraca.

Telaah atas Laporan Internal yang dibuat setelah tanggal neraca

Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan


pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk
periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Mereka harus berhatihati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau lingkunganr
dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar
yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan Tanya jawab
mengenai perubahan signifikan atas hasil operasinya.

Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah tanggal neraca

Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan


keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan
tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui, maka auditor harus
menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal
tersebut.

Pemeriksaan notulensi pertemuan dewan direksi setelah tanggal

neraca
Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan
pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang
memengaruhi pelaporan periode berjalan.

Permintaan surat representasi

Surat represintasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang


menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk
pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus
dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.
AKUMULASI BUKTI AKHIR
Terdiri dari beberapa tahap yaitu:
Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telah akhir, yang
disyaratkan dlam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan
keuangan, termasuk penjelasan tambahan, dan mempertimbangkan hal
berikut:

1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim
atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama
perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan
yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa
bukti audit tambahan dibutuhkan.
Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha
Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari
perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi
baru. Misalnya, penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila
ada temuan auditor selama masa audit bahwa perusahaan tidak dapat
membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan untuk
menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan
prosedur

analitis,

mendiskusikan

dengan

manajemen

mengenai

kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi


mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan
penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan
setelah seluruh bukti dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit
diajukan kedalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi
kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen
dalam menghindari kebangkrutandan mengevaluasi kelayakan dalam
realisasi rencana tersebut.
MEMPEROLEH REPRESENTASI TERTULIS DARI MANAJEMEN
Tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah:
1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab
atas penilaian laporan keungan. Manajemen mudah melupakan
tanggung jawab mereka atas penyajian laporan keuangan yang
wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang personelnya kurang
memahami akuntansi.

2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang


tidak dimasukkan dalam laporan keuangan. Misalnya, jika surat
representasi memasukkan referensi aset yang dijaminkan atau
kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan diingatkan
atas kesalahan tak disengaja terhadap pengungkapan laporan
keuangan secara memadai, yang akan membantu memenuhi
kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk memenuhi
tujuan ini, surat representasi harus memuat perincian secara
memadai untuk mengingatkan manajemen.
3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab
mengenai berbaagai spek dalam audit. Dokumen ini dinuat tertulis
dan memuat perihal ketidaksetujuan atu tuntutan hukum antara
auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan
dengan

kamunikasi

langsung,

maka

surat

representasi

juga

membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan


auditor.
SA

333

menyebutkan

empat

kategori

penting

yang

perlu

dimasukkan. Keempat kategori tersebut beserta contohnya, adalah


sebagai berikut:
1. Laporan keuangan
Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian
laporan keuangan yang wajar.
Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan
wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2. Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
Kelengkapan

dan

ketersediaan

seluruh

notulensi

pertemuan

pemegang saham, direktur, dan dewan direksi.


3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan
keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan
keuangan keseluruhan.

Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b)


karyawan yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau
(c) lain-lain dimana kecurangan dapat berdampak material dalam
laporan keuangan.
Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan
terutang dari dan kepada pihak terkait.
Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien
memiliki asersi penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57,
Estimasi Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.
4. Kejadian setelah tanggal neraca
Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah
besar pada tanggal neraca.
Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber
yang tidak independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti
yang bisa diandalkan. Meskipun demikian, surat tersebut merupakan
dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk
memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan
untuk melindungi auditor jika manajemen akan menuntut auditor.
Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan
Dasar
Auditor

harus

jelas

memisahkan

audit

dan

tanggung

jawab

pelaporan atas laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan.


Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk
menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi
tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut
disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor
untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab
yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang
diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat kepastian tinggi
atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada
kepastian.

Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan


keuangan dasar yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan
dari luar. PSA 36 (SA 351) merujuk pada informasi tambahan tersebut
sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan oleh auditor.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang
menyertai

laporan

keuangan,

materialitasnya

sama

dengan

yang

digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keuangan dasar.


Akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan tidak seluas saat auditor
menerbitkan opini atas informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas
laporan akun atau bagian tertentu. Auditor memberikan tambahan katakata pada laporan standar auditor

saat menyatakan opini untuk

tambahan informasi, seperti contoh berikut:


Audit kami dilakukan dengan membentuk opini atas laporan
keuangan dasar secara keseluruhan. Informasi yang menyertai pada
halaman x sampai y disajaikan sebagai analisis tambahan dan bukan
bagian penting dalam laporan keuangan dasar. Informasi ini ditujukan
untuk memenuhi prosedur audit yang diterapkan pada audit laporan
keuangan dasar dan, dalam opini kami, disajikan dengan wajar dalam
segala hal yang sifatnya material sehubungan dengan laporan keuangan
dasar secara keseluruhan.
MEMBACA INFORMASI LAIN DALAM LAPORAN TAHUNAN
SA 720 mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan

dalam

laporan

tahunan

mengenai

laporan

keuangan.

Misalnya, asumsikan bahwa surat direktur dalam laporan tahunan


menyebutkan kenaikan laba per lembar saham dari Rp.2.600 menjadi
Rp.2.930. auditor diminta untuk membandingkan informasi tersebut
dengan laporan keuangan atas kesesuaiannya.
SA 270 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari
laporan keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini.
Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang
dimasukkan dalam laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan
publik. Auditor biasanya hanya menghabiskan waktu beberapa menit

untuk memastikan bahwa informasi non-laporan keuangan konsisten


dengan

laporannya.

Jika

auditor

menyimpulkan

bahwa

ada

ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk


mengubah informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa,
maka auditor akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit
atau mengundurkan diri.
A.

Evaluasi Hasil

Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit,


termasuk telaah untuk kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca
serta akumulasi bukti akhir, auditor harus mengintergrasikan hasil
tersebut

kedalam

satu

kesimpulan

keseluruhan

mengenai

laporan

keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit


sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin
kesimpoulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara konsisten dengan
tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan
oleh auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek
penting telah cukup diuji setelah mempertimbangkan situasi penugasan.
Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan program audit untuk
meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi.
Bukti yang tepat dan memadahi
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan
dengan tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit
keseluruhan

untuk

menentukan

apakah

seluruh

hal

material

dari

transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan


mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah
adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi
dengan akurat dan didokumentasikandan seluruh tujuan audit terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai,
auditor sering menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian
audit,

sebagi

pengingat

biloa

ada

yang

terlewatkan.

Jika

auditor

memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka


memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, maka
mereka memiliki dua pilihan: (1) mengakumulasikan bukti tambahan atau
(2) menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak memberikan opini.
Bukti pendukung opini auditor
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam
audit. Manakala auditor menemukan salah saji yang material, neraca
saldo harus disesuaikan untuk menkoreksi laporan keuangan. Jika auditor
percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin
kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang awajar, auditor
sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi hingga auditor
puas atau memberikan pendapat wajar tanpa syarat atau menolak untuk
memberikan pendapat harus diterbtikan. Perhatikan bahwa pilihan disini
berbeda dengan yang dibahas dalam kasus ketidakcukupan bahan bukti
yang diperoleh.
Pengungkapan laporan keuangan
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membeuat evaluasi
akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh
tujuan penyajian dan pengungkapan.
Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan,
banyak KAP mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding
laporan keuangan untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk
mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul dalam
laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit
oleh seorang rekanan independen.
REVIEW ATAS DOKUMENTASI AUDIT
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman
harus menelaah dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
1)

Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.


Bagian

yang

perlu

dipertimbangkan

dari

kebanyakan

audit

dilaksanakan oleh staf audit dengan pengalaman kurang dari empat


atau lima tahun.

2) Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja. Dalam


setiap organisasi kualitas kinerja individu sangat bervariasi, tetapi
penelaahan yang seksama oleh staf tingkat atas dalam perusahaan
membantu mempertahankan kualitas audit yang seragam.
3) Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.
Auditor dapat berusaha agar senantiasa objektif dalam seluruh audit,
tetapi mudah untuk kehilangan perspektif yang memadai dalam audit
yang panjang jika terdapat masalah kompleks yang ingin dipecahkan.
PENGKAJIAN ULANG INDEPENDEN
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat
telaah untuk laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh
penelaah independen yang ridak terlibat dalam audit, tetapi merupakan
staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah independen
diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi keuangan interim
dan audit pengendalian internal.
RINGKASAN PENILAIAN BUKTI
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevauasi risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian
membuat evaluasi yang sama untuk laporan keuangan keseluruhan.
Auditor juga mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit dengan
mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan
keuangan keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat
pada waktu bersamaan dan berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit
diterbitkan untuk laporan keuangan.
PENERBITAN LAPORAN AUDIT
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di
audit hingga seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi. Hal tersebut
dilakukan karena laporan audit merupakan satu-satunya yang dilihat oleh
sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit dan konsekuensi
dari penerbitan laporan audit yang tidak benar sangat besar.

Sebagian besar auditor dalam mengaudit menerbitkan laporan


standar tanpa pengecualian dengan kata-kata baku. KAP biasanya
memiliki bentuk baku laporan audit dan hanya di ganti nama klien, judul
laporan keuangan, dan tanggalnya. Apabila KAP memutuskan bahwa
laporan standar tanpa pengecualian tidak memadai, maka pembahasan
lebih lanjut dilakukan antara rekanan dalam KAP dan juga klien. KAP
memiliki manual laporan audit komprehensif yang membantu mereka
dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan oleh
auditor.
KOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN
Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk
menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan illegal kepada komite
audit dan kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material. Tujuannya
adalah

untuk

membantu

komite

audit

dalam

melakukan

tugas

pengawasan atas laporan keuangan.


Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal
dan kelemahan material dalam desain atas pengoperasian pengendalian
internal secara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola. Untuk perusahaan yang lebih besar, hal tersebut disampaikan
kepada komite audit dan dalam perusahaan yang lebih kecl, dapat
dilakukan kepada pemilik perusahaan atau manajemen senior.
Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi
tambahan yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, biasanya adalah komite audit. Tujuan dari
penyampaian

ini

adalah

agar

komite

audit

dan

pihak

lain

yang

bertanggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting


dan relevan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan
kesempatan kepada komite audit untuk membahas hal-hal penting
dengan auditor.

Surat Manajemen (Management Letter)


Surat

manajemen

ditujukan

untuk

menginformasikan

kepada

klien

mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi


biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Kombinasi
antara pengalaman auditor dalam berbagai area bisnis dan melalui
pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit membuat auditor
dapat memberikan pengarahan kepada managemen.
Surat manajemen berbeda dengan surat yang melaporkan kurangnya
pengendalian internal. Surat manajemen diperlukan karena adanya
kekurangan signifikan atau kelemahan penting atas pengendalian internal
dan harus mengikuti format yang diberikan dan dikirimkan sesuai dengan
persyaratan standar audit. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan
ditujukan untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih
efektif.
PENEMUAN FAKTA SETELAH TANGGAL NERACA
Audit dikatakan selesai ketika auditor menerbitkan laporan audit
dan menyelesaikannya seluruh pembahasan dengan manajemen dan
komite audit. Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan
keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan.
Pada saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit
terjadi, auditor berkewajiban untuk memastikan bahwa pengguna laporan
keuangan mendapatkan informasi atas salah saji tersebut. Jika auditor
mengetahui salah saji sebelum pelaporan audit diterbitkan, maka auditor
akan memaksa manajemen untuk melakukan koreksi salah saji atau
menerbitkan laporan audit yang berbeda.
Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan
keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah
meminta

klien

untuk

menerbitkan

revisi

laporan

keuangan

yang

memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika periode setelah tanggal


neraca atas laporan keuangan sudah selesai sebelum revisi diterbitkan,
maka diperbolehkan mengungkapkan salah saji tersebut dalam laporan
periode setelah tanggal neraca. Jika hal tersebut penting, maka klien

harus melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya atas salah


saji laporan keuangan tersebut.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan,
maka auditor harus menginformasikan kepada dewan dierksi dan harus
mengingatkan kepada regulator agar membatasi klien karena laporan
keuangan

tidak

lagi

disajikan

wajar

dan

jika

memungkinkan,

menyampaikan kepada semua pihak pengguna laporan keuangan. Jika


saham perusahaan dijual kepada publik, maka auditor dapat meminta
Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk mengingatkan para pemegang
saham mengenai hal tersebut.
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca
berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung

jawab

untuk

mencari

fakta-fakta,

tetapi

jika

mereka

menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar,


maka mereka harus melakukan tindakan koreksi.

Vous aimerez peut-être aussi