Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FISIKA INTI
STATISTIK PENCACAH
RADIASI NUKLIR GEIGER
MULLER
KELOMPOK 3:
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
DEVI ARDIANTINI
2.
DIANE TRISTINA
RANTAULY
3.
MELIZA PUSPITA SARI
4.
PUJA SUCIA
5.
PUTRI CHAIRUN
NURIZA
6.
TIARA DELVIKA RANY
7.
WIWIN SUNDARI
8.
YULI SETIANINGSIH
9.
ZELA DESNIA
PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN FISIKA
PERCOBAAN
STATISTIK PENCACAH RADIASI NUKLIR GEIGER MULLER
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari karakteristik statistik Geiger Muller dari radiasi nuklir (Co-60)
II.
III.
DASAR TEORI
a. Peluruhan Radioaktif
Suatu inti atom yang tidak stabil (radioisotop atau inti radioaktif) secara spontan
akan berubah menjadi inti atom lain yang lebih stabil sambil memancarkan energi
radiasi. Radiasi yang dipancarkan tersebut dapat berubah partikel alpha ( , partikel
beta ( , dan sinar gamma ( .
1. Peluruhan Alpha ( )
Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (nomor
atom lebih besar dari 80). Partikel
4
2
He
karena identik dengan inti atom helium (Buku Pintar Nuklir : 21). Sebuah
partikel
adalah sebuah inti helium, maka inti induknya kehilangan dua proton dan
dua neutron. Oleh karena itu, nomor atom Z-nya berkurang sebanyak dua satuan
sedangkan nomor massa A-nya berkurang sebanyak empat satuan sehingga inti anak
(D) dan induk (P) merupakan unsur-unsur kimia yang berbeda.
Sebagai contoh :
A
Z
A4
X Z2Y +
U238
92
Th234 +
90
atau
+
identik dengan elektron yang bermuatan positif atau positron.
Dalam proses peluruhan
15
16
Y32 +
16
dalam inti atom. Proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut :
O15 => 7N15 + -1e0 atau 8O15 => 7N15 +
( v )
sebelum
terjadi
peluruhan,
misalnya
elektron.
Tetapi,
alam
tidak
neutron
kedua-duanya
berubah
sedemikian
rupa
sehingga
A
Z
X Z Y +
Salah satu contoh peluruhan gamma (
60
27
Co 6028+
60
28
60
28 +
foton
Inti sebelum
inti sesudah
Peluruhan
peluruhan
Gambar 4. Peluruhan
(isomer) dengan panjang gelombang antara 0,005 Amstrong hingga 0,5 Amstrong.
b) Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya sangat
besar dibandingkan daya tembus partikel dan .
c) Karena tidak bermuatan, sinar tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun
medan magnet.
b. Detektor Geiger Muller
Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah
Geiger Muller bisa digunakan unuk mendeteksi radiasi alpha, beta dan gamma tetapi
tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.
(2)
Gambar 5. (1) Tabung GM dan (2) Sistem Pencacah Nukir
Bagian-bagian detektor Geiger Muller adalah:
1. Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika tabung
terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis.
2. Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah-tengah tabung.
Anoda sebagai elektroda positif.
LAPORAN FISIKA INTI
3. Isi tabung yaitu gas mulia ( misalnya :Ar dan He) yang dicampur sedikit dengan 10
% gas yang mudah terurai seperti alkohol, Br, Cl2, dsb.
Anod
Katod
a
Pencacah Geiger
Muller
memungkinkan tertariknya ion dan elektron dari sumber radiasi menuju ke anoda dan
katoda pada tabung Geiger Muller yang ditandai dengan terdeteksinya nilai pada
pencacah nuklir. Tegangan ambang ini berbeda-beda untuk setiap sumber radiasi dan
merupakan karakteristik dari sumber radiasi itu.
Makin banyak sinar radioaktif yang ditangkap, maka semakin sering detakan
terdengar. Setiap inti mempunyai probabilitas meluruh yang sama, tapi tidak dapat
ditentukan inti mana yang meluruh pada saat tertentu. Selain itu, partikel radiasi
dipancarkan ke berbagai arah secara acak pula sehingga partikel yang ke luar dari inti
belum tentu masuk semua ke detektor atau tercatat pada pencacah.
c. Frekuensi Cacahan, Daerah Plateau, dan Distribusi Kelajuan Cacahan
1. Frekuensi Cacahan
Laju cacah radiasi nuklir yang dipancarkan oleh suatu radioaktif bervariasi sekitar
harga rata-rata.
Frekuensi laju cacah bervariasi dari rendah hingga maksimum, harga rata-rata
dapat dihitung dengan rumus :
N
i
N=
m
Dimana:
N=Cacahan
ratarat a
N i=Cacahan kei
M = banyaknya pengamatan
2. Daerah Plateau
N
cacahan
Daera
h
platea
V
Vamban
g
Voperasi
V high
Bagian kurva potensial yang hampir datar jumlah cacahannya disebut plateau.
Atau daerah plateau adalah daerah yang mendekati nilai konstan dan pada grafik
ditunjukkan dengan garis mendatar/hampir datar. Tegangan ambang adalah tegangan
saat mulai terjadi nilai cacahan. Tegangan operasi adalah tegangan yang diperlukan
untuk terjadinya pencacahan pada daerah plateau. Tegangan high ketika tejadi ionisasi
tingkat tinggi. Pada potensial yang lebih tinggi akan terjadi penaikkan pulsa radiasi
yang cepat meningkat. Hal ini akibat sudah terjadi efek lucutan, dimana elektron dari
katoda dapat langsung sampai ke anoda dalam jumlah yang besar. Apabila potensial
terus dinaikkan, lucutan akan semakin cepat meningkat dan dapat menyebabkan
detektor rusak. Untuk menghindari kerusakan detektor variasi tegangan untuk
percobaan ini dioperasikan tidak melebihi 560 V.
P ( mi ) =
(n) e
mi !
Dimana:
P ( mi )
n
: Probabilitas cacahan
: harga rata-rata cacahan
mi
(1) (2)
Gambar 8. (1) Grafik Distribusi Poisson, (2) Grafik Distribusi Gaussian
Catatan:
Distribusi Poisson akan diperoleh apabila m < 10, tetapi jika n > 10 maka distribusi itu
mendekati pola distribusi Gauss.
(2) Sumber Radiasi
241
Am
diidentifikasi oleh Seaborg, James, Morgan , dan Ghiorso pada akhir tahun 1944 ketika
masa perang laboraturium metalurgi di Universitas Chicago sebagai hasil reaksi
penangkapan neutron yang sukses oleh isotop plutonium dalam reaktor nuklir.
Sifat-Sifat
Amerisium yang baru dibuat berkilau putih dan lebih keperak-perakan daripada
plutonium atau neptunium yang dibuat dengan cara yang sama. Lebih mudah ditempa
daripada uranium, uranium dan mengusam perlahan-lahan pada udara kering pada suhu
kamar. Amerisium harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi.
241
Am telah digunakan sebagai sumber radiografi sinar gamma yang bisa dibawa
kemana-mana. Juga telah digunakan sebagai alat pengukur ketebalan kaca yang
radioaktif untuk indutri kaca datar dan sebagai sumber ionisasi detektor asap.
Ciri-Ciri Umum
Nama, Lambang, Nomor Atom
Jenis Unsur
Golongan, Periode, Blok
Massa Atom Standar
Amerisium, Am, 95
Aktinida
3, 7, f
(234)
LAPORAN FISIKA INTI
Konfigurasi Elektron
Sifat Fisika
Fase
Massa jenis
Titik lebur
Titik didih
Solid
12 g cm-3
1449 K
2880
2. Cobalt (Co60Ci())
Cobalt bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Cobalt
memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Unsur kimia cobalt
juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia cobalt adalah batu bintang. Unsur
kimia/cobalt mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan warna kebiruan.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan dengan sumber radiasi Am-241
Untuk menentukan kurva daerah plateau dan tegangan operasi tabung Geiger Muller
Langkah-langkahnya :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2. Letakkan tabung Geiger Muller pada statif dan sambungkan kabel detektor Geiger
Muller ke sistem pencacah nuklir.
3. Ambil zat radioaktif berupa Am-241 (partikel alpha) dengan penjepit dan letakkan
pada sangkup pelindung yang berada tepat di bawah tabung Geiger Muller.
4. Atur tegangan sebesar 300 V, lalu tekan tombol ON pada amplifier sistem
5.
6.
7.
8.
pencacah nuklir.
Lakukan pengamatan selama 10 detik, kemudian tekan tombol hold.
Amati nilai cacahan yang terbaca kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan.
Ambil data dalam 5 kali pengulangan pengamatan.
Ulangi prosedur 4-7 dengan rentang variasi tegangan 25 volt. Lakukan sampai V =
475 V. Saat mengganti tegangan, sistem pencacah nuklir harus dalam keadaan OFF.
9. Gambarlah kurva plateaunya dan tentukan tegangan operasi yang dapat digunakan
untuk percobaan selanjutnya.
LAPORAN FISIKA INTI
PERTANYAAN
a. Tambahkan grafik Distribusi Poisson & Distribusi Gaussian.
b. Mengapa tidak semua tegangan itu terbaca pada sistem pencacah nuklir?
c. Mengapa peluruhan beta selalu disertai dengan neutrino?
VI.
V1 = 300
V2 = 325
1.
2.
3.
4.
5.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
V3 = 350
V4 = 375
V5 = 400
V6 = 425
V7 = 450
V8 = 475
0
0
0
0
0
1
5
3
5
2
6
5
5
4
1
2
3
4
5
6
2
5
5
7
3
4
7
4
9
4
16
21
20
22
28
b. N (cacahan)
Sumber : Co (Cobalt) [Co60Ci]
Tabel 2. Nilai Cacahan Berulang Cobalt pada V = 400 v
No.
1.
2.
3.
4.
N
1
3
2
1
No.
6.
7.
8.
9.
N
3
2
5
5
V= 400 volt
No.
N
11.
5
12.
5
13.
5
14.
2
No.
16.
17.
18.
19.
N
4
3
2
4
No.
21.
22.
23.
24.
N
2
3
1
1
5.
VII.
10.
15.
20.
25.
ANALISIS DATA
a. Am (Amerisium) [Am241Ci()]
Berdasarkan tabel 1, pada tegangan 300 v 350 v diperoleh nilai cacahan sebesar
0. Hal ini dikarenakan detektor Geiger-Muller tidak dapat mencacah pada tegangan
rendah.
Jika digambarkan grafik daerah plateunya maka didapatkan grafik jumlah cacahan
radiasi (N) terhadap tegangan (V) sebagai berikut.
N (cacahan)
30
28
Daerah Plateu oleh
Jumlah Cacahan
Radiasi (N) terhadap
Tegangan (V)
26
24
22
20
18
16
300 325 350 375 400 425 450 475
Tegangan
Grafik 1. Grafik Daerah Plateu oleh Jumlah Cacahan Radiasi (N) terhadap
Tegangan (V)
Berdasarkan grafik 1, dapat dilihat bahwa daerah plateaunya berada antara 400 dan
425 v. Sehingga tegangan operasi yang akan digunakan untuk mengetahui watak
statistik Cobalt adalah sebesar 400 volt.
b. Co (Cobalt) [Co60Ci]
1) Probabilitas Cacahan Cobalt
Berdasarkan tabel 2, didapatkan probabilitas untuk cacahan Cobalt sebagai berikut.
Tabel 3. Probabilitas Cacahan Cobalt
LAPORAN FISIKA INTI
No
1.
2.
3.
4.
5.
Fn (m)
4
5
6
5
5
25
N (m). mi
4
10
18
20
25
77
N=
m i n( m) 77
= =3,08
n(m)
25
berikut:
N m e( N )
P ( mi ) =
mi !
i
Sehingga,
( 3,08 )
3,08 e
m i=1, P ( 1 )=
1!
=3,08 1,12=3,45
mi=2, P ( 2 ) =
mi=3, P ( 3 ) =
mi=5, P ( 5 ) =
( 3,08)
(3,08) e
5!
277,17 1,12
=2,59
120
mi
dari 1 5,
5,45
5,308
4
3
4,20
Hubungan P(mi)
terhadap mi
3,45
2,59
1
mi
1
VIII. PEMBAHASAN
a. Amerisium-241
Pada percobaan dengan menggunakan sumber radasi Amerisium-241 dapat dilihat
bahwa ketika tegangan yang digunakan adalah 300 350 V, detektor Geiger Muller
tidak dapat membaca cacahan radiasi (besarnya cacahan radiasi adalah 0 ). Hal tersebut
dikarenakan tegangan yang digunakan relatif rendah dan ion-ion belum mampu ditarik
menuju ke anoda / katoda sehingga nilai cacahan belum dapat terbaca. Am 241Ci
menghasilkan sinar ketika diberikan tegangan. Secara teori, sinar alfa memiliki
kekuatan radiasi yang paling rendah sehingga tidak dapat mencacah pada tegangan
rendah dan butuh tegangan yang cukup besar agar dapat mendeteksi cacahan radiasi
pada Am241Ci.
Hal tersebut terlihat ketika tegangan dinaikkan dari 375 475 V besarnya cacahan
sudah dapat terukur dengan tingkat rata- rata cacahan berbeda-beda. Secara teori,
semakin besar tegangan yang digunakan akan semakin besar cacahan yang dideteksi
Geiger Muller. Ketika sudah mencapai tegangan maksimum, detektor tidak akan
mendeteksi lagi cacahan dari sumber radiasi tersebut. Karena tegangan maksimum
membatasi muatan pada anoda. Dinding anoda dipenuhi oleh selubung muatan negatif
dan gerak ion posistif ke katoda menjadi lambat.
LAPORAN FISIKA INTI
N m e( N )
menggunakan rumus : P ( mi ) = m !
i
i
statistik radiasi nuklir pada Cobalt-60 yang diamati telah memenuhi syarat distribusi
poisson karena dilakukan dalam 25 kali pengulangan pengamatan dan angka cacahan
yang diperoleh memilki interval antara 1-5 (m < 10).
IX.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Sebelum menentukan karakteristik statistik radiasi nuklir pada Cobalt-60 langkah
yang harus dilakukan adalah mencari kurva daerah plateau dan tegangan operasi
dengan menggunakan partikel alpha oleh Amerisium-241. Didapatlah daerah
plateau antara tegangan 400 425 V, sehingga tegangan operasi yang digunakan
adalah 400 V.
LAMPIRAN
Alat dan Bahan :
Anggota Kelompok 3 :