Vous êtes sur la page 1sur 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA INTI
STATISTIK PENCACAH
RADIASI NUKLIR GEIGER
MULLER
KELOMPOK 3:

ANGGOTA KELOMPOK :
1.
DEVI ARDIANTINI
2.
DIANE TRISTINA
RANTAULY
3.
MELIZA PUSPITA SARI
4.
PUJA SUCIA
5.
PUTRI CHAIRUN
NURIZA
6.
TIARA DELVIKA RANY
7.
WIWIN SUNDARI
8.
YULI SETIANINGSIH
9.
ZELA DESNIA
PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PERCOBAAN
STATISTIK PENCACAH RADIASI NUKLIR GEIGER MULLER
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari karakteristik statistik Geiger Muller dari radiasi nuklir (Co-60)

II.

ALAT DAN BAHAN


a. Tabung Geiger Muller
b. Sumber radiasi (Am-241( ) dan Co-60( ))
c. Digit Counter
d. Sangkup pelindung tunggal
e. Penjepit
f. Statif
g. Stopwatch

III.

DASAR TEORI
a. Peluruhan Radioaktif
Suatu inti atom yang tidak stabil (radioisotop atau inti radioaktif) secara spontan
akan berubah menjadi inti atom lain yang lebih stabil sambil memancarkan energi
radiasi. Radiasi yang dipancarkan tersebut dapat berubah partikel alpha ( , partikel
beta ( , dan sinar gamma ( .
1. Peluruhan Alpha ( )
Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (nomor
atom lebih besar dari 80). Partikel
4
2

He

secara simbolik dinyatakan dengan simbol

karena identik dengan inti atom helium (Buku Pintar Nuklir : 21). Sebuah

partikel

adalah sebuah inti helium, maka inti induknya kehilangan dua proton dan

dua neutron. Oleh karena itu, nomor atom Z-nya berkurang sebanyak dua satuan
sedangkan nomor massa A-nya berkurang sebanyak empat satuan sehingga inti anak
(D) dan induk (P) merupakan unsur-unsur kimia yang berbeda.
Sebagai contoh :
A
Z

A4

X Z2Y +
U238

92

Th234 +

90

LAPORAN FISIKA INTI

Sifat radiasi alpha, yaitu:


sangat besar, 100 kali daya ionisasai partikel

a) Daya ionisasi partikel

dan 10.000 kali daya ionisasi sinar .


b) Jarak jangkauannya (daya tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm udara,
bergantung pada energinya.
c) Partikel akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
d) Kecepatan partikel bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan cahaya.
Gambar dari peluruhan

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Peluruhan Alpha (Buku Pintar Nuklir, 21)


2. Peluruhan Beta ( )
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan
ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (
+
bermuatan positif ( . Partikel

atau

identik dengan elektron sedangkan partikel

+
identik dengan elektron yang bermuatan positif atau positron.
Dalam proses peluruhan

terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam

inti atom. Proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai berikut :


P32

15

Y32 + -1e0 atau 15P32

16

Y32 +

16

LAPORAN FISIKA INTI

Selanjutnya, dalam proses peluruhan

terjadi perubahan proton menjadi neutron

dalam inti atom. Proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut :
O15 => 7N15 + -1e0 atau 8O15 => 7N15 +

Neutrino (v) dan antineurtino

( v )

adalah partikel yang tidak bermassa tetapi

berenergi yang selalu mengiringi perubahan peluruhan

Alasan kehadiran antineutrino pada peluruhan - dan neutrino pada peluruhan +


dapat dijelaskan dengan memandang elektron dan neutrino sebagai anggota keluarga
yang sama, yaitu keluarga lepton. Jumlah lepton bisa ditelusuri dengan menetapkan tiap
partikel memiliki sebuah bilangan lepton L. Elektron dan neutrino memiliki bilangan
lepton +1, sedangkan positron dan antineutrino bernilai -1. Proton dan neutron
memiliki bilangan lepton nol. Dengan demikian, proses peluruhan , n p + e- +
memiliki jumlah bilangan lepton nol pada ruas kiri dan ruas kanan juga nol. Begitu pula
pada proses peluruhan proton menjadi neutron. Jadi, jelas bahwa pada kasus peluruhan
- muncul antineutrino dan pada peluruhan + muncul neutrino. Bilangan lepton tetap
nol pada kedua peluruhan ini. (Oktamia, 2014).
Peluruhan disertai dengan neutrino agar memenuhi beberapa hukum kekekalan
di antaranya:
a. Hukum kekekalan energi
Yaitu total energi sebelum dan sesudah peluruhan adalah sama.
Hukum ini memberitahu kita peluruhan mana yang paling mungkin terjadi. Selain
itu juga memungkinkan kita untuk menghitung energi diam atau kinetik dari hasil
peluruhan.

LAPORAN FISIKA INTI

Gambar 2. Spektrum energi


b. Hukum kekekalan momentum sudut
Menjelaskan bahwa momentum sudut total sebelum peluruhan sama dengan
momentum sudut setelah peluruhan yang membentuk beberapa spin dan orbital.
Pada peluruhan , tidak ada momentum sudut orbital karena inti hanya berputar
pada sumbunya sehingga hanya berlaku momentum sudut spin.
Hukum kekekalan momentum sudut spin menjelaskan bahwa besar dan arah spin
tetap baik sebelum maupun sesudah terjadi peristiwa peluruhan.
c. Hukum kekekalan nomor massa
Dalam beberapa proses peluruhan, kita dapat membuat beberapa partikel yang tidak
ada

sebelum

terjadi

peluruhan,

misalnya

elektron.

Tetapi,

alam

tidak

memperkenankan kita bisa menciptakan atau memusnahkan proton atau neutron,


meskipun kita dapat mengubah neutron menjadi proton dan sebaliknya. Dengan
demikian, berlakulah jumlah nomor massa A tidak berubah dalam proses
peluruhan atau reaksi. Nomor massa A tidak berubah karena baik nomor atom Z
maupun

neutron

kedua-duanya

berubah

sedemikian

rupa

sehingga

mempertahankan jumlah keduanya tetap.


Sifat radiasi beta, yaitu:
a) Daya ionisasinya diudara 1/100 kali partikel .
b) Jarak jangkauannya lebih jauh dari pada partikel , dapat menembus beberapa cm
di udara.
c) Kecepatan partikel

berkisar anatar 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.


d) Karena sangat ringan, maka partikel mudah sekali dihamburkan jika melewati
medium.
e) Partikel akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
Adapun gambar peluruhan beta adalah sebagai berikut:

LAPORAN FISIKA INTI

Gambar 3. Peluruhan Beta ( Buku Pintar Nuklir : 22)


3. Peluruhan Gamma ( )
Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa karena radiasi yang
dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik (foton). Peluruhan
ini dapat terjadi bila energi atom tidak berada pada keadaan dasar (ground state) atau
sering dikatakan sebagai inti atom yang tereksitasi (exited state). Biasanya peluruhan
gamma (

ini mengikuti peluruhan alfa ( ) dan beta ( .

Peluruhan gamma dapat dituliskan sebagai berikut :

A
Z

X Z Y +
Salah satu contoh peluruhan gamma (

60
27

Co 6028+

60
28

60

28 +

Adapun gambar peluruhan

adalah sebagai berikut :

foton

LAPORAN FISIKA INTI

Inti sebelum

inti sesudah

Peluruhan

peluruhan

Gambar 4. Peluruhan

(Buku Pintar Nuklir :23)

Sifat radiasi gamma, yaitu :


a) Sinar

dipancarkan oleh nuklida (inti atom) yang dalam keadaan tereksitasi

(isomer) dengan panjang gelombang antara 0,005 Amstrong hingga 0,5 Amstrong.
b) Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya sangat
besar dibandingkan daya tembus partikel dan .
c) Karena tidak bermuatan, sinar tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun
medan magnet.
b. Detektor Geiger Muller
Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah
Geiger Muller bisa digunakan unuk mendeteksi radiasi alpha, beta dan gamma tetapi
tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.

(2)
Gambar 5. (1) Tabung GM dan (2) Sistem Pencacah Nukir
Bagian-bagian detektor Geiger Muller adalah:
1. Katoda yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika tabung
terbuat dari gelas maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis.
2. Anoda yaitu kawat tipis atau wolfram yang terbentang di tengah-tengah tabung.
Anoda sebagai elektroda positif.
LAPORAN FISIKA INTI

3. Isi tabung yaitu gas mulia ( misalnya :Ar dan He) yang dicampur sedikit dengan 10
% gas yang mudah terurai seperti alkohol, Br, Cl2, dsb.
Anod
Katod
a

Pencacah Geiger
Muller

Gambar 6. Bagian-Bagian Detektor Geiger Muller


Apabila radiasi nuklir , , dan masuk ke tabung detektor Geiger
Muller maka dapat menimbulkan proses ionisasi dan proses eksitasi pada atom-atom
gas mulia. Jumlah ion yang terbentuk sebanding dengan tenaga radiasi yang masuk.
Jika potensial yang dipasang rendah, belum terjadi pulsa keluaran karena ion-ion belum
mampu ditarik ke anoda/katoda.
Bila potensialnya dinaikkan sampai cukup tinggi, Artinya dengan kenaikkan
tegangan akan menurunkan medan magnet yang akan menangkap elektron dari radiasi
sinar radioaktif yang masuk maka akan diperoleh pulsa keluaran yang dapat terdeteksi
pada alat pencacah sebab semua ion-ion dan elektron telah dapat ditarik menuju ke
anoda (elektron) dan menuju katoda (untuk ion-ion positif). Proses ionisasi ini disebut
ionisasi primer. Banyaknya elektron dan ion positif yang mencapai anoda dan katoda
terbaca melalui alat pencacah.
Apabila potensial antara anoda dan katoda dinaikkan lebih tinggi lagi, maka dalam
tabung akan terjadi ionisasi berantai, sehingga jumlah elektron dan ion positif menjadi
sangat besar. Jumlah elektron dan atau ion positif yang terbentuk tidak lagi bergantung
pada jumlah ion yang terjadi pada saat permulaan ketika radiasi masuk dalam tabung
(ionisasi primer). Namun jumlah elektron atau ion-ion positif yang terbentuk hanya
bergantung pada fraksi gas yang dicampurkan. Pada keadaan ini, walau potensial
divariasi, jumlah pasangan ion yang terbentuk tidak banyak berubah.
Pencacah nuklir tidak dapat mencacah di semua tegangan meskipun sumber radiasi
memiliki daya radiasi yang besar hal ini dikarenakan ion hanya dapat mencacah pada
tegangan

yang lebih besar dari tegangan ambang. Pada tegangan ambang


LAPORAN FISIKA INTI

memungkinkan tertariknya ion dan elektron dari sumber radiasi menuju ke anoda dan
katoda pada tabung Geiger Muller yang ditandai dengan terdeteksinya nilai pada
pencacah nuklir. Tegangan ambang ini berbeda-beda untuk setiap sumber radiasi dan
merupakan karakteristik dari sumber radiasi itu.
Makin banyak sinar radioaktif yang ditangkap, maka semakin sering detakan
terdengar. Setiap inti mempunyai probabilitas meluruh yang sama, tapi tidak dapat
ditentukan inti mana yang meluruh pada saat tertentu. Selain itu, partikel radiasi
dipancarkan ke berbagai arah secara acak pula sehingga partikel yang ke luar dari inti
belum tentu masuk semua ke detektor atau tercatat pada pencacah.
c. Frekuensi Cacahan, Daerah Plateau, dan Distribusi Kelajuan Cacahan
1. Frekuensi Cacahan
Laju cacah radiasi nuklir yang dipancarkan oleh suatu radioaktif bervariasi sekitar
harga rata-rata.
Frekuensi laju cacah bervariasi dari rendah hingga maksimum, harga rata-rata
dapat dihitung dengan rumus :
N
i
N=
m
Dimana:

N=Cacahan
ratarat a
N i=Cacahan kei
M = banyaknya pengamatan
2. Daerah Plateau
N
cacahan

Daera
h
platea

V
Vamban
g

Voperasi

V high

Gambar 7. Kurva Daerah Plateau

LAPORAN FISIKA INTI

Bagian kurva potensial yang hampir datar jumlah cacahannya disebut plateau.
Atau daerah plateau adalah daerah yang mendekati nilai konstan dan pada grafik
ditunjukkan dengan garis mendatar/hampir datar. Tegangan ambang adalah tegangan
saat mulai terjadi nilai cacahan. Tegangan operasi adalah tegangan yang diperlukan
untuk terjadinya pencacahan pada daerah plateau. Tegangan high ketika tejadi ionisasi
tingkat tinggi. Pada potensial yang lebih tinggi akan terjadi penaikkan pulsa radiasi
yang cepat meningkat. Hal ini akibat sudah terjadi efek lucutan, dimana elektron dari
katoda dapat langsung sampai ke anoda dalam jumlah yang besar. Apabila potensial
terus dinaikkan, lucutan akan semakin cepat meningkat dan dapat menyebabkan
detektor rusak. Untuk menghindari kerusakan detektor variasi tegangan untuk
percobaan ini dioperasikan tidak melebihi 560 V.

3. Distribusi Kelajuan Cacahan


Jika diadakan pengamatan beberapa kali, maka jumlah cacahan untuk selang waktu
tertentu dan jarak tertentu serta kondisi cacahan tertentu akan diperoleh harga cacahan
yang berbeda. Harga yang paling baik adalah rata-ratanya, maka untuk untuk distribusi
dari kelajuan cacahan kita gunakan Distribusi Poisson, yaitu:
m n

P ( mi ) =

(n) e
mi !

Dimana:
P ( mi )
n

: Probabilitas cacahan
: harga rata-rata cacahan

mi

: harga cacahan ke-i

LAPORAN FISIKA INTI

(1) (2)
Gambar 8. (1) Grafik Distribusi Poisson, (2) Grafik Distribusi Gaussian
Catatan:
Distribusi Poisson akan diperoleh apabila m < 10, tetapi jika n > 10 maka distribusi itu
mendekati pola distribusi Gauss.
(2) Sumber Radiasi

Gambar 9. Sumber Radasi Am-241 dan Co-60


1. Am241Ci()
Amerisium adalah unsur transuranium yang ditemukan ke empat. Isotop

241

Am

diidentifikasi oleh Seaborg, James, Morgan , dan Ghiorso pada akhir tahun 1944 ketika
masa perang laboraturium metalurgi di Universitas Chicago sebagai hasil reaksi
penangkapan neutron yang sukses oleh isotop plutonium dalam reaktor nuklir.
Sifat-Sifat
Amerisium yang baru dibuat berkilau putih dan lebih keperak-perakan daripada
plutonium atau neptunium yang dibuat dengan cara yang sama. Lebih mudah ditempa
daripada uranium, uranium dan mengusam perlahan-lahan pada udara kering pada suhu
kamar. Amerisium harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi.
241

Am telah digunakan sebagai sumber radiografi sinar gamma yang bisa dibawa

kemana-mana. Juga telah digunakan sebagai alat pengukur ketebalan kaca yang
radioaktif untuk indutri kaca datar dan sebagai sumber ionisasi detektor asap.
Ciri-Ciri Umum
Nama, Lambang, Nomor Atom
Jenis Unsur
Golongan, Periode, Blok
Massa Atom Standar

Amerisium, Am, 95
Aktinida
3, 7, f
(234)
LAPORAN FISIKA INTI

Konfigurasi Elektron
Sifat Fisika

[Rn] 5f7 7s2

Fase
Massa jenis
Titik lebur
Titik didih

Solid
12 g cm-3
1449 K
2880

2. Cobalt (Co60Ci())
Cobalt bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Cobalt
memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Unsur kimia cobalt
juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia cobalt adalah batu bintang. Unsur
kimia/cobalt mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan warna kebiruan.

Sifat Fisika Logam Cobalt :


a)
b)
c)
d)
IV.

Logam berwarna abu-abu


Sedikit magnetis
Melebur pada suhu 1490oC dan mendidih pada suhu 3520oC
Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4, dan +5

PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan dengan sumber radiasi Am-241
Untuk menentukan kurva daerah plateau dan tegangan operasi tabung Geiger Muller
Langkah-langkahnya :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2. Letakkan tabung Geiger Muller pada statif dan sambungkan kabel detektor Geiger
Muller ke sistem pencacah nuklir.
3. Ambil zat radioaktif berupa Am-241 (partikel alpha) dengan penjepit dan letakkan
pada sangkup pelindung yang berada tepat di bawah tabung Geiger Muller.
4. Atur tegangan sebesar 300 V, lalu tekan tombol ON pada amplifier sistem
5.
6.
7.
8.

pencacah nuklir.
Lakukan pengamatan selama 10 detik, kemudian tekan tombol hold.
Amati nilai cacahan yang terbaca kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan.
Ambil data dalam 5 kali pengulangan pengamatan.
Ulangi prosedur 4-7 dengan rentang variasi tegangan 25 volt. Lakukan sampai V =

475 V. Saat mengganti tegangan, sistem pencacah nuklir harus dalam keadaan OFF.
9. Gambarlah kurva plateaunya dan tentukan tegangan operasi yang dapat digunakan
untuk percobaan selanjutnya.
LAPORAN FISIKA INTI

b. Percobaan dengan sumber radiasi Co-60


Untuk mengetahui watak statistik radiasi nuklir.
Langkah-langkahnya:
1. Lakukan langkah 1-3 seperti pada percobaan sebelumnya, namun pada langkah
ketiga zat radioaktif yang digunakan berupa Co-60.
2. Aturlah tegangan tetap yaitu 400 volt pada potensial operasi yang diperoleh dari
percobaan sebelumnya.
3. Hidupkan amplifier sistem pencacah nuklir dengan menekan tombol ON.
4. Lakukan pengamatan selama 10 detik, kemudian tekan tombol hold.
5. Amati nilai cacahan yang terbaca kemudian catat hasil cacahan pada tabel untuk 25
kali pengulangan pengamatan.
6. Analisis data yang telah diperoleh.
7. Gambarkan kurva probabilitas sebagai fungsi hasil cacahan.
V.

PERTANYAAN
a. Tambahkan grafik Distribusi Poisson & Distribusi Gaussian.
b. Mengapa tidak semua tegangan itu terbaca pada sistem pencacah nuklir?
c. Mengapa peluruhan beta selalu disertai dengan neutrino?

VI.

DATA HASIL PENGAMATAN


a. N (cacahan)
Sumber : Am (Amerisium) [Am241Ci()]
Amerisium bersifat alfa yang artinya mudah mengionisasi
Tabel 1. Nilai Cacahan Berulang Amerisium pada Tegangan tertentu
No

V1 = 300

V2 = 325

1.
2.
3.
4.
5.

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

V3 = 350

V4 = 375

V5 = 400

V6 = 425

V7 = 450

V8 = 475

0
0
0
0
0

1
5
3
5
2

6
5
5
4
1

2
3
4
5
6

2
5
5
7
3

4
7
4
9
4

16

21

20

22

28

b. N (cacahan)
Sumber : Co (Cobalt) [Co60Ci]
Tabel 2. Nilai Cacahan Berulang Cobalt pada V = 400 v
No.
1.
2.
3.
4.

N
1
3
2
1

No.
6.
7.
8.
9.

N
3
2
5
5

V= 400 volt
No.
N
11.
5
12.
5
13.
5
14.
2

No.
16.
17.
18.
19.

N
4
3
2
4

No.
21.
22.
23.
24.

LAPORAN FISIKA INTI

N
2
3
1
1

5.

VII.

10.

15.

20.

25.

ANALISIS DATA
a. Am (Amerisium) [Am241Ci()]
Berdasarkan tabel 1, pada tegangan 300 v 350 v diperoleh nilai cacahan sebesar
0. Hal ini dikarenakan detektor Geiger-Muller tidak dapat mencacah pada tegangan
rendah.
Jika digambarkan grafik daerah plateunya maka didapatkan grafik jumlah cacahan
radiasi (N) terhadap tegangan (V) sebagai berikut.
N (cacahan)

30
28
Daerah Plateu oleh
Jumlah Cacahan
Radiasi (N) terhadap
Tegangan (V)

26
24
22
20
18
16
300 325 350 375 400 425 450 475

Tegangan

Grafik 1. Grafik Daerah Plateu oleh Jumlah Cacahan Radiasi (N) terhadap
Tegangan (V)
Berdasarkan grafik 1, dapat dilihat bahwa daerah plateaunya berada antara 400 dan
425 v. Sehingga tegangan operasi yang akan digunakan untuk mengetahui watak
statistik Cobalt adalah sebesar 400 volt.
b. Co (Cobalt) [Co60Ci]
1) Probabilitas Cacahan Cobalt
Berdasarkan tabel 2, didapatkan probabilitas untuk cacahan Cobalt sebagai berikut.
Tabel 3. Probabilitas Cacahan Cobalt
LAPORAN FISIKA INTI

No
1.
2.
3.
4.
5.

Cacahan radiasi 10 s (mi)


1
2
3
4
5

Fn (m)
4
5
6
5
5
25

N (m). mi
4
10
18
20
25
77

Harga cacahan rata-rata yang diperoleh adalah :

N=

m i n( m) 77
= =3,08
n(m)
25

Untuk menentukan probabilitas cacahannya

P(m i) , maka digunakan rumus

berikut:

N m e( N )
P ( mi ) =
mi !
i

Sehingga,
( 3,08 )

3,08 e
m i=1, P ( 1 )=
1!

=3,08 1,12=3,45

mi=2, P ( 2 ) =

(3,08)2 e( 3,08) 9,48 1,12


=
=5,308
2!
2

mi=3, P ( 3 ) =

(3,08)3 e(3,08) 29,221,12


=
=5,45
3!
6

(3,08)4 e( 3,08) 89,99 1,12


mi=4, P ( 4 )=
=
=4,20
4!
24
5

mi=5, P ( 5 ) =

( 3,08)

(3,08) e
5!

277,17 1,12
=2,59
120

LAPORAN FISIKA INTI

2) Grafik Probabilitas Cobalt


Berdasarkan perhitungan probabilitas cacahan Cobalt dengan

mi

dari 1 5,

didapatlah grafik sebagai berikut.


P (mi)

Grafik 2. Hubungan P(mi) Cobalt terhadap mi


6
5

5,45
5,308

4
3

4,20
Hubungan P(mi)
terhadap mi

3,45

2,59

1
mi
1

VIII. PEMBAHASAN
a. Amerisium-241
Pada percobaan dengan menggunakan sumber radasi Amerisium-241 dapat dilihat
bahwa ketika tegangan yang digunakan adalah 300 350 V, detektor Geiger Muller
tidak dapat membaca cacahan radiasi (besarnya cacahan radiasi adalah 0 ). Hal tersebut
dikarenakan tegangan yang digunakan relatif rendah dan ion-ion belum mampu ditarik
menuju ke anoda / katoda sehingga nilai cacahan belum dapat terbaca. Am 241Ci
menghasilkan sinar ketika diberikan tegangan. Secara teori, sinar alfa memiliki
kekuatan radiasi yang paling rendah sehingga tidak dapat mencacah pada tegangan
rendah dan butuh tegangan yang cukup besar agar dapat mendeteksi cacahan radiasi
pada Am241Ci.
Hal tersebut terlihat ketika tegangan dinaikkan dari 375 475 V besarnya cacahan
sudah dapat terukur dengan tingkat rata- rata cacahan berbeda-beda. Secara teori,
semakin besar tegangan yang digunakan akan semakin besar cacahan yang dideteksi
Geiger Muller. Ketika sudah mencapai tegangan maksimum, detektor tidak akan
mendeteksi lagi cacahan dari sumber radiasi tersebut. Karena tegangan maksimum
membatasi muatan pada anoda. Dinding anoda dipenuhi oleh selubung muatan negatif
dan gerak ion posistif ke katoda menjadi lambat.
LAPORAN FISIKA INTI

Berdasarkan jumlah cacahan radiasi Amerisium terhadap tegangan, didapatkan


tegangan ambangnya berada pada tegangan 375 V, daerah plateaunya dimulai pada
tegangan 400 V sampai dengan 425 V. Sehingga didapatlah tegangan operasinya
sebesar 400 V dan tegangan inilah yang akan digunakan dalam penentuan watak
statistik radiasi nuklir pada Cobalt. Pada percobaan yang dilakukan, daerah plateau
tidak terlalu terbentuk hal ini dikarenakan ketidaktelitian pengamat saat membaca hasil
cacahan. Dan juga pengaruh detektor radiasi dari bahan lain yang tanpa sengaja
diletakkan di sekitar sumber radiasi.
b. Cobalt-60
Berdasarkan tegangan operasi yang dihasilkan pada percobaan sebelumnya, maka
dalam penentuan watak statistik radiasi nuklir pada Cobalt digunakan tegangan sebesar
400 V. Pengamatan dilakukan sebanyak 25 kali untuk mendapatkan hasil cacahan yang
naik secara konstan. Namun, setelah dilakukan pengamatan, cacahan yang terbaca pada
detektor tidak terus naik. Rata-rata cacahan yang didapatkan sebesar 3,08.
Grafik Peluang P (m) sebagai fungsi hasil cacahan untuk waktu 10 sekon dengan

N m e( N )
menggunakan rumus : P ( mi ) = m !
i
i

interval nilai cacahan m 3.


banyak

, puncak grafik yang diperoleh berada pada

Jadi peluang munculnya angka cacahan yang paling

adalah angka 3. Selain itu, berdasarkan data menunjukkan bahwa watak

statistik radiasi nuklir pada Cobalt-60 yang diamati telah memenuhi syarat distribusi
poisson karena dilakukan dalam 25 kali pengulangan pengamatan dan angka cacahan
yang diperoleh memilki interval antara 1-5 (m < 10).
IX.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
a. Sebelum menentukan karakteristik statistik radiasi nuklir pada Cobalt-60 langkah
yang harus dilakukan adalah mencari kurva daerah plateau dan tegangan operasi
dengan menggunakan partikel alpha oleh Amerisium-241. Didapatlah daerah
plateau antara tegangan 400 425 V, sehingga tegangan operasi yang digunakan
adalah 400 V.

LAPORAN FISIKA INTI

b. Berdasarkan data hasil pengamatan, karakteristik statistik radiasi nuklir pada


Cobalt-60 yang diamati telah memenuhi syarat distribusi poisson karena dilakukan
dalam 25 kali pengulangan pengamatan dan angka cacahan yang diperoleh
memilki interval antara 1-5 (m < 10).
DAFTAR PUSTAKA
Gautrean, Ronald., dan Savin Wiliam. Tanpa Tahun. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal
Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Murniati, dan Ketang Wiyono. 2014. Bahan Ajar pendahuluan Fisika Inti. FKIP UNSRI:
Inderalaya.
Oktamia, Dahlia. 2014. Neutrino dan Peranannya dalam Peluruhan Beta. Inderalaya:
Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya.
Septia Kholimatussa, dkk. Tanpa Tahun. Percobaan RI Eksperimen Detektor Geiger.

LAPORAN FISIKA INTI

LAMPIRAN
Alat dan Bahan :

Proses Pengambilan Data :

LAPORAN FISIKA INTI

Anggota Kelompok 3 :

LAPORAN FISIKA INTI

Vous aimerez peut-être aussi