Vous êtes sur la page 1sur 10

ACARA 1

ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

I. TUJUAN
1. Menghitung jumlah dan distribusi penduduk menurut ruang dan
kepadatan (kepadatan penduduk agraris dan permukiman).
2. Menganalisa keterkaitan antara jumlah dan kepadatan penduduk, baik
kepadatan kasar, kepadatan agraris maupun kepadatan permukiman.
3. Menghitung jumlah penduduk pada akhir tahun tertentu dengan
mempertimbangkan angka kelahiran, kematian, dan migrasi.
4. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk suatu wilayah.
5. Membuat proyeksi terhadap peerkembangan jumlah penduduk dengan
menggunakan tiga metode dan membandingkan hasilnya.
6. Menghitung waktu yang diperlukan masing-masing wilayah jika jumlah
penduduk berlipat dua kali lipat.
7. Menganalisa keterkaitan dan implikasi-implikasi yang akan ditimbulkan
dari hasil perhitungan terhadap pembangunan wilayah.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Data jumlah penduduk time series
2. Data angka kelahiran, kematian, dan migrasi
3. Data luas wilayah
4. Data penggunaan lahan (luas lahan dan luas permukiman)
5. Laptop
6. Software Microsoft Excel
III.

TINJAUAN PUSTAKA
Kependudukan
Salah satu perintang pembangunan ekonomi di Negara-negara yang
sedang berkembang dan yang sekaligus merupakan ciri Negara-negara
tersebut ialah adanya peledakan penduduk. Secara umum, diketahui bahwa
tujuan pembangunan ekonomi adalah 2 Policy Brief Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kependudukan meningkatkan standar hidup penduduk
Negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan penghasilan
riil per kapita.
Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil
atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi
dengan jumlah penduduk seluruhnya. Untuk mempengaruhi perkembangan
output total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya
dapat menyerap pertambahan penduduk, yang berarti naiknya penghasilan riil
perkapita. Ada teori-teori yang memperbincangkan mengenai berapa jumlah
penduduk yang seharusnya atau yang cocok bagi suatu Negara. Untuk itu ada
teori yang dikenal dengan teori penduduk optimum (optimum population
theory).

Hal yang dimaksudkan dengan penduduk optimum adalah jumlah


penduduk yang dapat memberikan atau menghasilkan tingkat upah riil atau
tingkat penghasilan riil per kapita yang maksimum. Kapasitas yang rendah
dari negara sedang berkembang untuk meningkatkan output totalnya harus
diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan penduduk, sehingga
penghasilan riil per kapita akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang
rendah untuk menaikkan output totalnya dan tanpa diimbangi dengan
turunnya tingkat perkembangan penduduk, maka akan terjadi penundaan
pembangunan ekonomi.
Ada 4 (empat) aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara-negara
sedang berkembang, yaitu:
1. Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.
2. Adanya struktur umum yang tidak favorable.
3. Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang
4. Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
Faktor produksi manusia sifatnya berubah-ubah. Nilai tenaga kerja yang
dicerminkan dengan upah sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya
manusia tersebut. Makin tinggi kualitas tenaga kerja tersebut, maka makin
tinggi pula upah yang diterima dan sebaliknya, jika kualitas tenaga kerja
rendah, maka tingkat upah yang diterima juga rendah. Selain itu tenaga kerja
yang berkualitas akan mampu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Menurut Lewis (1955) dalam Todaro (2000) mengemukakan bahwa kelebihan
pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja
satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan
penyediaan pekerja di sektor lain. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia
kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri,
2003). Sedangkan Simanjuntak (1985) mengelompokkan tenaga kerja
menjadi dua, yaitu: 1. angkatan kerja dan 2. bukan angkatan kerja. 3 Policy
Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan
Jumlah tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan dalam pasar tenaga
kerja tergantung dari:
1. Tambahan hasil yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan
penambahan seorang tenaga kerja.
2. Jumlah uang yang diterima pengusaha dengan tambahan hasil marginal
tersebut.
Tingkat pengangguran di Indonesia selama periode tahun 2005 sampai
dengan tahun 2007 cenderung menurun. Pada tahun 2005, angka
pengangguran terbuka sebesar 11,24 persen dan tahun 2006 turun menjadi
10,28 persen serta tahun 2007 turun lagi menjadi 9,11 persen. Penurunan
angka pegangguran terbuka ini, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga
terjadi di Provinsi Jawa Timur. Tahun 2005, angka pengangguran terbuka di

Provinsi Jawa Timur sebesar 8,51 persen, tahun 2006 sebesar 8,19 persen dan
tahun 2007 sebesar 6,79 persen. Bertambahnya jumlah penduduk justru akan
memperbesar atau menciptakan atau memperbesar permintaan agregat
terutama investasi (Hansen, 1978). Sedangkan para pengikut Keynes, tidak
hanya melihat adanya pertambahan penduduk hanya sebagai bertambahnya
penduduk saja tetapi juga melihat adanya suatu kenaikan dalam daya beli.
Pengikut Keynes juga melihat bahwa adanya peningkatan dalam
produktivitas tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja akan selalu mengiringi
kenaikan jumlah penduduk.
Kepadatan penduduk dibagi menjadi 3 jenis:
a.
b.
c.

Kepadatan
Penduduk
Kasar
(Crude Population
Density),
yaitu menunjukkan banyaknya jumlah penduduk untuk setiap
kilometer persegi luas wilayah.
Kepadatan
Fisiologis
(Physiological Density),
yang
menyatakan banyaknya penduduk untuk setiap kilometer persegi
wilayah lahan yang ditanami (cultivable land).
Kepadatan
Agraris
(Agriculture Density),
menunjukkan
banyaknya penduduk petani untuk setiap kilometer persegi wilayah
cultivable land. Ukuran ini menggambarkan intensitas pertanian dari
petani terhadap lahan yang mencerminkan efisiensi teknologi pertanian
dan intensitas tenaga kerja pertanian.
Kepadatan penduduk kasar merupakan ukuran persebaran penduduk
yang umum digunakan, karena selain data dan cara penghitungannya
sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah.

Kegunaan dari perhitungan tersebut adalah untuk


mengetahui
konsentrasi penduduk di suatu wilayah.
b.Digunakan
sebagai
acuan
dalam rangka
mewujudkan
pemerataan dan
persebaran
penduduk
(program transmigrasi).
Angka kepadatan penduduk menunjukan rata-rata jumlah penduduk tiap
1 kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukan
bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Misalnya
kepadatan penduduk Indonesia tahun 2009 sebesar 124 artinya bahwa secara
rata-rata tiap
1 kilometer
persegi
wilayah
di
Indonesia didiami oleh 124 penduduk (Badan Pusat Statistika, 2010).

Untuk menghitung kepadatan penduduk dapat dihitung rumus sebagai berikut :


a. Kepadatan Penduduk Kasar ( KPK ) = jumlah penduduk / luas wilayah
b. Kepadatan Penduduk Agraris ( KPA) = jumlah rumah tangga tani / luas
lahan pertanian
c. Kepadatan Lingkungan Permukiman ( KLP ) = jumlah penduduk / luas
lahan pertanian
Dengan memasukkan data statistik ( input data ) yang telah tersedia ke dalam
tabel jumlah dan distribusi penduduk pada program microsoft excel, maka ketiga
kepadatan penduduk tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Indikator

Formula

Keterangan

Kepadatan Penduduk Kasar KPK = JP/LW


(Crude Density Population)
2
= KPK
= jiwa/km

JP = Jumlah Penduduk LW
= Luas Wilayah

Kepadatan
Penduduk
Agraris
(KPA)

JRtP = Jumlah
Tangga Tani

KPA = JRtP/LP
= jiwa/ha

LP
=
Pertanian

(Agricultural Density
Population)
Kepadatan
LingkunganKLP = JP/LP
Permukiman = KLP
= Jiwa/Ha

Luas

Rumah
Lahan

JP = Jumlah Penduduk
LP
=
Pertanian

Luas

Lahan

Pertumbuhan penduduk terjadi apabila jumlah kelahiran lebih besar


daripada jumlah kematian, sedang jumlah pendatang tidak lebih kecil daripada
penduduk yang pergi dari daerah tersebut.
Matra (1985:76) membagi ukuran pertumbuhan penduduk menjadi dua yaitu:
1. Pertumbuhan Penduduk Geometri (Geometric Growth)
Pertumbuhan penduduk geometri adalah pertumbuhan bertahap dimana
setiap tahun merupakan satu tahap. Rumus yang digunakan dalam
pertumbuhan geometri adalah:
Pt = Po (1 + r)t
Pt : Jumlah penduduk pada tahun t (jiwa)
Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar
r : Tingkat pertumbuhan penduduk
t : Jangka waktu
(Mantra, 1985:77)

2. Pertumbuhan Penduduk Exponensial (Exponensial Growth)


Pertumbuhan penduduk exponensial merupakan pertumbuhan penduduk
yang langsung secara terus menerus. Rumus yang digunakan dalam
pertumbuhan exponensial adalah:
Pt = Po.ert
Pt : Jumlah penduduk pada tahun t
Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar
r : Tingkat pertumbuhan penduduk
t : Jangka waktu
e : Angka exponensial, besarnya 2,718282
(Mantra, 1985:77-78)
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi
penduduk. Penjelasan variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelahiran (fertilitas)
Kelahiran adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita
di suatu daerah tertentu. Jadi, kelahiran merupakan hasil reproduksi aktual /
nyata seorang ibu. (Sudarsono, 2000:1)
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup yaitu terlepasnya bayi
dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan seperti
berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. (Mantra, 2000:190)
2. Mortalitas / kematian
Budi Utomo (1985) dalam Mantra mengatakan mati adalah peristiwa
menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan menurut Mantra (2000:115)
menyatakan bahwa mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen
demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga erupakan barometer tinggi
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah kewilayah lain
dengan maksud untuk menetap didaerah tujuan (Mantra, 1985 :151). Hal ini
senada denga yang dimaksudkan oleh Daldjoeni (1982:44) menyebutkan
bahwa migrasi adalah gerakan penduduk dari region 1 menuju region yang
lain untuk menempatinya secara permanen.
Dari ketiga faktor di atas dapat dihitung besarnya pertumbuhan penduduk
yaitu selisih antara fertilitas dengan mortalitas ditambah selisih antara migrasi

masuk dan migrasi keluar, atau perubahan jumlah dalam waktu satu tahun sebagai
akibat adanya selisih antara jumlah kelahiran dan kematian. Untuk menghitung
pertumbuhan jumlah penduduk bertahap atau pertumbuhan penduduk tahunan
dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut :

Pt = Po + B D + I O
Persamaan di atas disebut dengan balancing equations. Dari persamaan di atas
didapatkan :
B D : pertumbuhan penduduk alamiah
I O : migrasi netto
Keterangan rumus :
Pt : jumlah penduduk pada tahun t
Po : jumlah penduduk pada tahun dasar
B : jumlah kelahiran
D : jumlah kematian
I : jumlah pendatang
O : jumlah pindah
( Mantra, 1985: 76)
Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan keadaan fertilitas,
mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk merupakan
persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan. Perencanaan yang
tujuannya sebagai penyedia jasa terhadap penduduk yang diproyeksikan tersebut
serta perencanaan yang tujuannya merubah trend penduduk
Metode yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel Rumus proyeksi penduduk
Indikator
Metode Aritmetik

Formula
Pn = Po(1+rn)

Keterangan
Asumsi= jumlah absolut
penduduk pada tiap
tahun adalah sama
Pn= Jumlah penduduk
pada tahun n
Po- Jumlah penduduk
pada tahun o
r
=
pertumbuhan
penduduk

n = periode
dalam tahun
Metode
Geometrik Pn = Po ( 1 + rn)
(bunga Berganda)

Metode Eksponensial

Pn = Po (ern)

Metode Berlipat Ganda

N = (70/r)

waktu

Asumsi = pertumbuhan
penduduk adalah sama
untuk tiap tahun, artinya
pertambahan
absolut
untuk
tiap
tahun
membesar
Asumsi = pertumbuhan
penduduk
secara
kontiyu tiap hari dengan
anaka
pertumbuhan
yang konstan
E = bilangan pokok
sistem
logaritmik
(2,7182818)
Lama
waktu
yang
diperlukan agar jumlah
penduduk berlipat dua
kalinya
(berdasarkan
tingkat
pertumbuhan
penduduk)
N=
waktu
yang
diperlukan
untuk
berilpat 2
R = pertumbuhan

KETENAGAKERJAAN
Analisis ketanagakerjaan penting untuk dapat diketahui seberapa besar
kemampuan suatu wilayah dalam menyediakan kesempatan kerja termasuk
apakah masih ada pengangguran. Angkatan kerja adalah bagian penduduk (usia
kerja) baik yang bekerja maupun mencari kerja yang masih mau dan mampu
untuk melaksanakan pekerjaan.
Angkatan kerja biasa didefinisikan sebagai sebagian dari penduduk yang
mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Istilah mampu di sini dilihat dari
kemampuan fisik, psikis, dan yuridis. Disini kemampuan fisik dan psikis sering
dihubungkan dengan batas umur minimum dan maksimum tertentu atau batas usia
kerja dan sedang tidak sakit keras kemampuan yuridis ialah kemerdekaan dan
kemampuan orang untuk melakukan pekerjaan bagi masyarakat umum.
Sedangkan komposisi angkatan kerja adalah penggolongan angkatan kerja
berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama. Menurut
Bakir dan Bukit (1985:30) komposisi angkatan kerja dibagi menurut: 1) umur dan

jenis kelamin, 2) tingkat pendidikan, 3) mata pencaharian. Ciri penduduk tersebut


penting diketahui karena dapat memberikan gambaran dasar mengenai keadaan
penduduk serta mutunya sebagai persediaan sumberdaya manusia.
Beberapa berkaitan dengan data data ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel rumus ketenagakerjaan
Rumus
DR (Dependency Ratio)
DR
=
pddk
tdk
produktif*100
Pddk produktif
DR = (PNUK/PUK)

Klasifikasi
DR tinggi, > 70
DR sedang, 51-69
DR rendah, < 50

TPAK (tingkat partisipasi TPAK tinggi > 70


Angkatan Kerja)
TAPK sedang, 51-60
TPAK = pddk angkt TPAK rendah <50
kerja*100
Pddk usia kerja

TPT
(tingkat TPT tinggi, > 70
pengangguran tertentu)
TPT sedang, 51 -69
TPT = Jmlh pencari krja TPT rendah, < 50
*100
Jmlh angk kerja

Keterangan
Produktif, berumur 15-64
tahun
Tidak produktif, berumur
< 15 tahun
Semakin tinggi, semakin
buruk
Angkatan
kerja:
penduduk umur > 10 thn
dan
secara
aktif
melakukan
kegiatan
ekonomi
Usia Kerja: Penduduk
usia >10 tahun
Semakin tinggi semakin
buruk

IV. LANGKAH KERJA


Mempersiapkan alat dan bahan
praktikum
Membuka program Microsoft Excel dan
membuat kerangka tabel jumlah dan distribusi
penduduk
Menghitung
ketiga jenis
kepadatan

Menghitung
jumlah
penduduk

Tabel Jumlah
dan Distribusi
Penduduk
Kabupaten
Sleman tahun
Menghitung
proyeksi
jumlah
penduduk
tahun 2010

Menghitu
ng
Depende

Menghitu
ng TPT
Menghitu
ng TPAK

Menghitun
g
persentase
pertumbuh
an

Tabel Rasio
Ketergantun
gan

Menghitung
proyeksi
jumlah
penduduk
tahun 2015

Menghitung
proyeksi
jumlah
penduduk
tahun 2020

Menghitung waktu yang


diperlukan agar jumlah
penduduk berlipat ganda
dengan rumus konstanta
(70) dibagi pertumbuhan
Tabel
Proyeksi
Penduduk
Tabel
Partisipasi
Angkatan
Kerja dan
Tingkat

VII.
1.
2.
3.
4.

HASIL (LAMPIRAN)
Tabel Jumlah dan Distribusi Penduduk Kabupaten Sleman tahun 2015
Tabel Proyeksi Penduduk Kabupaten Sleman tahun 2015
Tabel Rasio Ketergantungan Kabupaten Sleman tahun 2015
Tabel Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten Sleman tahun 2015

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Hasil Penelitian


Sosial Ekonomi Ketenagakerjaan Penduduk dan Pengangguran Provinsi
Jawa
Timur. Online .
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil
%20Penelitian/Sosial,%20Ekonomi%20dan
%20Ketenagakerjaan/2011/Penduduk%20danPengangguran%20Sebuah
%20Analisis%20Kependudukan%20di%20Provinsi%20Jawa%20Timur.pdf.
Diakses pada 21 September 2016.
Badan Pusat Statistika. 2010.
Kepadatan Penduduk. Online
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=85. Diakses pada 21
september 2016.

Vous aimerez peut-être aussi