Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
ADIB ULIN NUHA
RIFQI MUHAMMAD S.U
MUHAMMAD ALI ALHAFID
NIM : 114034
NIM : 114047
NIM : 114044
a. Latar Belakang
Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi. Sebelum
menjadi ilmu yangotonom, psikologi agama memiliki latar belakang
sejarah perkembangan yang cukup lama.Karena itu psikologi agama
dinilai sebagai cabang psikologi yang relative masih muda.Perbedaan
pendapat
yang
belatar
belakangi
perbedaan
sudut
pandang
banyak
membantu
pemahaman
terhadappermasalahan
yang
menjadi
urusan
bagi
secara
dogmatis
mempercayai
agama
tertentu
cara
kabut
ini
yang
paling
perkasa
adalah
cahaya
wahyu.
untuk
Wahyu
perlahan-lahan
menyeret
agama
kepinggiran
dalam
beberapa
aspek
keagamaan,
bahkan
menaruh
kepercayaan
kepada
lembaga-lembaga
tinggi
menganggap
agama
kurang
penting
menyatakan
tidak
menganut
agama
apapun,
takut
akan
hukuman
5
tuhan.
Dari
situlah,
Freud
membandingkan
unsure-unsur
ini
dengan
gejola
obsesif
menghadapi
impuls
yang
tidak
dapat
diterima.
yang
membenarkan
memporak-porandakan
larangan
cultural
masyarakat.Hanya
ini
akan
dengan
berkembang
melewati
tahap
kekanak-kanakannya.
emosi
dan
dorongan
7
yang
saling
bertentangan.
pengembangan
melalui
bimbingan
dan
diantaranya
instink
keagamaan.
Belum
kejiwaan
yang
menopang
kematangan
dalam
masyarakat
lingkungan.
Semakin
banyak
Dengan
caranya
sendiri
anak
ungkapannya
tentang
Tuhan
lebih
bernada
emosi
berubah
menggunakan
pada
hubungan
pikiran
dengan
atau
logika.
permulaan
wajarlah
bila
anak
pertumbuhan
harus
logis,
diberi
sehingga
pelajaran
dan
yang
lebih
murni,
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
baik
terhadap
timbul.
Itu
semua
karena
banyak
faktor
yang
Tuhan
disekelilingnya.
Ia
melalui
ucapan-
melihat
ucapan
orang
orang
yang
perilaku
usia
kanak-
kanak
belum
mempunyai
4 D Gunarta Singgih, dkk, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 1986) hal. 94-95
11
para
psikolog
dan
psikoterapis,
agama
perlu
mengetahui
latar
belakang
dan
pengalaman
perasaan
bersalah
tidak
akan
berhasil
di
agama
yang
negatif
sebelumnya,
dapat
mengatasi
persoalan
hidupnya
yang
sekarang.
gereja
atau
sinagog
yang
rajin,
14
16
DAFTAR PUSTAKA
Inayat khan Hasrat, Kesatuan Ideal Agama-agama, ogyakarta: Putra Langit, 2003
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Perrsada, 2005
D Gunarta Singgih, dkk, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia, 1986
http://dokumen.tips/documents/psikologi-versus-agama.html
diakses
tanggal
18
Oktober 2016
http://kusmawatiheny.blogspot.com/2013/03/psikologi-vs-agama.html
tanggal 17 Oktober 2016
17
diakses