Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tambahan PaNgaN
bahan
tambahan
makanan
Menteri
Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/IX/88 :
Bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan bukan
merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai
gizi,
yang
pengolahan
dengan
sengaja
makanan
untuk
ditambahkan
dan
menghasilkan
dicampurkan
suatu
sewaktu
komponen
atau
Fungsi BTP
digunakan
hanya
dapat
dibenarkan
apabila,
tidak
digunakan
untuk
menyembunyikan atau menutupi penggunaan bahan yang salah atau yang tidak
memenuhi persyaratan dan tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja
yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan serta tidak
digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan (BPOM, 2003).
pangan.
Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.
Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik.
Meningkatkan kualitas pangan.
Menghemat biaya.
hariannya
(daily
intake)
demi
menjaga/melindungi
kesehatan
konsumen.
Penggolongan Bahan Tambahan Pangan
Berdasarkan Cara Penambahan
Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu sebagai berikut:
1. Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam
makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud
penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa dan membantu
pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang
tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak
sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan
selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula
merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan
untuk tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus
terbawa kedalam makanan yang akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan
pangan dalam golongan ini adalah residu pestisida (termasuk insektisida,
herbisida, fungisida, dan rodentisida), antibiotik, dan hidrokarbon aromatic
polisiklis.
Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, menurut peraturan Menkes No. 235 tahun 1979, BTP
dapat dikelompokan menjadi 14 yaitu : Antioksidan; Antikempal; Pengasam,penetral
dan pendapar; Enzim; Pemanis buatan; Pemutih dan pematang; Penambah gizi;
Pengawet; Pengemulsi, pemantap dan pengental; Peneras; Pewarna sintetis dan
alami; Penyedap rasa dan aroma, Sekuestran; dll. BTM dikelompokan berdasarkan
tujuan penggunaanya di dalam pangan. Pengelompokkan BTM yang diizinkan
digunakan pada makanan dapat digolongkan sebagai : Pewarna; Pemanis buatan;
Pengawet; Antioksidan; Antikempal; Penyedap dan penguat rasa serta aroma;
Pengatur keasaman; Pemutih dan pamatang tepung; Pengemulsi; Pemantap dan
pengental; Pengeras, Sekuestran, Humektan, Enzim dan Penambah gizi.
ANTIOKSIDAN
a. Definisi
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988
(di-t-Butyl
Hydroquinone).
Tabel
menunjukkan
komponen-komponen
Hydroxytoluene).
Sifat-sifat
BHT
sangat
mirip
dengan
BHA
dan
bersinergis dengan BHA. Propil Galat. Propil galat merupakan ester propanol dari
asam trihidroksi benzoat. Bentuk fisik propil galat adalah kristal putih. Propil galat
memiliki sifat-sifat : (1) dapat bersinergis dengan BHA dan BHT, (2) sensitif
terhadap panas, (3) membentuk kompleks berwarna dengan ion logam, oleh
karenanya jika dipakai dalam makanan kaleng dapat mempengaruhi penampakan
produk.
TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone). TBHQ merupakan antioksidan yang
paling efektif dalam minyak makan dibandingkan BHA, BHT, PG dan tokoferol. TBHQ
memiliki sifat-sifat:
(1) bersinergis dengan BHA (2) cukup larut dalam lemak (3) tidak membentuk
komplek dengan ion logam tetapi dapat berubah menjadi merah muda, jika
bereaksi dengan basa Dosis pengunaan tiap-tiap antioksidan sintetik ini tidak sama
untuk masing-masing negara. Tabel 2 menunjukkan dosis pemakaian antioksidan
BHA, BHT, Galat dan TBHQ di beberapa negara
b. Jenis-jenis Antioksidan
Jenis antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri dari:
a. Ascorbic Acid (Asam askorbat dan garamnya (natrium askorbat, kalsium
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Sumber
Buah-buahan & sayuran
Vitamin C
Padi-padian, kacangkacangan
Vitamin E
dan minyak
Anthosianidin
Anggur (wine)
Oenin
Cyanidin
strawberri
Delphinidin
Flavo-3-ols
Quercertin
Kaempferol
dan brokoli
Leek, brokoli, buah anggur
Flavonone
dan teh
Bawang, kulit buah apel,
Rutin
Luteolin
dan brokoli
Chrysin
Apigenin
Kulit buah
Flavan-3-ols
(Epi)catecin
Tea
Epigallocatecin
Tea
pigallocatecin
Tea
gallate
Epicatecin
gallate
Flavonone
Taxifolin
Narirutin
Naringenin
Jus Orange
Hesperidin
Jus Orange
Hesperetin
Theaflavin
Black tea
Theaflavin
Black tea
Theaflavin-3-
Black tea
gallate
Black tea
Theaflavin3-gallate
Theaflavin
digallate
Hydroxycinnamat
Caffeic acid
asparagus
Chlorogenic
acid
Ferulic acid
Padi-padian, tomat,
p-Coumaric
asparagus
acid
Nama
o.
Antioksidan
1.
Askorbat
Ukuran
Penggunaan Dalam Pangan
Kaldu
Daging Olahan, Jam, Jelly
Maksimum
yang diijinkan
1 gr/kg
500 mg/kg
2.
Butil
Hidroksianisol
(BHA)
Butil
3.
Hidroksitoluen
4.
5.
Propil Galat
Tokoferol
Ikan Beku
Lemak dan minyak makan serta mentega
Margarin
400 mg/kg
200 mg/kg
100 mg/kg
Ikan Beku
Minyak, Mentega, Margarine
1 gr
200 mg/kg
100 mg/kg
mentega
Pangan Bayi
300 mg/kg
PENGAWET
a. Definisi
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988
tentang Bahan
Tambahan makanan, BTP pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan
perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Proses pengawetan adalah upaya menghambat kerusakan pangan dari
kerusakan yang disebabkan oleh mikroba pembusuk yang mungkin memproduksi
racun atau toksin. Tujuan pengawetan yaitu menghambat atau mencegah
terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan
dan mempermudah penanganan dan penyimpanan. Daya keawetan pangan
berbeda untuk setiap jenisnya. contohnya telur yang diawetkan dapat bertahan 1-2
bulan; daging yang dibekukan dapat awet 6-9 bulan; ikan asin sekitar enam bulan;
apel segar yang disimpan dengan kontrol atmosfer (dalam ruang pendingin atau
refrigerator/chiller pada temperatur 6-10 C) dapat awet sekitar 3 bulan.
Secara umum metoda pengawetan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Penambahan BTP Pengawet
b. Pemanasan dengan suhu tinggi (Pemanasan)
b. Metode Pengawetan dengan penambahan BTP Pengawet
Kondisi lingkungan yang beriklim tropis dan kelembaban udara yang tinggi
memungkinkan untuk tumbuhnya mikroba perusak makanan. Sesuai dengan
2.
3.
4.
5.
Ukuran
Nama Pengawet
Maksimum
yang diijinkan
asam,
atau
kalium
atau
benzoat)
Propionat
1 gr/kg
bentuk
asam,
atau
garam
kalium
atau
natrium propionat)
Nitrit dan Nitrat
Sorbat
Sulfit
600 gr/kg
3 gr/kg
Untuk
mengawetkan
daging
125 mg nirit/kg
atau 500 mg
seperti sosis
Untuk mengawetkan margarin
Pekatan sari nenas
nitrat/kg
1 gr/kg
500 kg/kg