Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Ir. Wayan Sudarka, M.P.
Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si.
Dr. Ir. I Gde Wijana, M.S.
Ir. Ni Made Pradnyawati, M.P.
Edisi Revisi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang
Widhi Wasa), sehingga buku ajar ini dapat penulis wujudkan. Buku ajar ini disusun
berdasarkan saduran dari beberapa pustaka yang berkaitan dengan Pemuliaan Tanaman.
Tujuan penulisan Buku Ajar Pemuliaan Tanaman ini sebagai pegangan mahasiswa
untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pemuliaan tanaman.
Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari sempurna, karena
terbatasnya pengetahuan penulis dan terbatasnya pustaka pendukung, tetapi sudah
direvisi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan keritik yang bersifat
membangun demi lebih sempurnanya buku ajar ini. Akhirnya penulis berharap semoga
buku ajar ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk menambah pengetahuan dalam
bidang pemuliaan tanaman.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan tulisan ini.
DATAR ISI
Halaman
JUDUL.. i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I.
II.
III.
29
1. Pendahuluan
Dalam Bab ini dijelaskan tentang sejarah perkembangan pemuliaan tanaman
sebelum dan sesudah Mendel. Pekembangan pesat pemuliaan tanaman setelah tahun
1900, serta berkembangnya revolusi hijau sekitar tahun 1960, dengan diketemukannya
varietas unggul baru terutama pada jenis seralia dan hortikultura. Dijelaskan pula tentang
pengetian dan tujuan pemuliaan tanaman.
Pada mulanya kegiatan pemuliaan tanaman merupakan perpaduan seni dan ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam
populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Pemuliaan tanaman pada mulanya
hanya didasarkan pada seni saja, yaitu pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan
atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman.
Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
petani. Pemuliaan tanaman pada akhirnya dikembangkan sebagai suatu teknologi yang
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia.
Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti:
memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat,
memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih
galur yang akan dilepas sebagai varietas.
Dijelaskan pula tentang tujuan pemuliaan tanaman, yang pada perinsipnya adalah:
merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi, mengembangkan varietas yang lebih baik
untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal), mengembangkan varietas baru yang
tahan terhadap hama dan penyakit, perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik
tanaman, dan peningkatan kualitas hasil tanaman
Dalam Bab ini juga dijelaskan perkembangbiakan tanaman, pusat genetika
tanaman dan pusat penelitian tanaman budidaya. Pembiakan tanaman dibedakan menjadi
pembiakan generatif dan vegetatif. Lebih lanjut dijelaskan pusat genetika tanaman
didasarkan pada hasil penelitian ahli botani Rusia Vavilop (1920-1940), dimana
diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran geografis tanaman di
dunia.
memberikan ketegasan bahwa semua sel itu terjadi karena adanya pembelahan dari sel
sebelumnya.
Schweigger-Seidel (1865), La Vallette St. George (1865), menyatakan bahwa sel
kelamin (gamet) merupakan sebuah sel. Newport (1854), Pringsheim (1856), dan Thuret
(1857) mengemukankan pertama kalinya istilah fertilisasi yaitu bersatunya gamet-gamet.
Charles Darwin (1858) mengemukakan teori Seleksi Alam dan Evolusi.
Gregor Mendel (1822-1884), mengumumkan hasil penelitian dengan kacang polong,
yaitu berupa penurunan sifat dari induk (parents) kepada anak-anaknya (filials), dan
dikenal sebagai Hukum Mendel. Tetapi hasil penelitian tersebut belum diakui oleh para
ilmuan pada saat tersebut. Strasburger (1875) melaporkan gambaran inti sel secara
lengkap. Hertwig (1875), menegaskan bahwa gamet-gamet yang bersatu itu berasal dari
induknya masing-masing.
Hertwig (1875) dan Strasburger (1877), menegaskan bahwa inti sel (nucleus)
mempunyai peranan penting pada fertilisasi maupun pembelahan sel. Dengan demikian
terciptalah konsep epigenesis yang menegaskan bahwa setiap organisme baru itu
merupakan kreasi baru yang dihasilkan oleh pertumbuhan zigot. Waldeyer (1877),
mengemukakan istilah gamet dan kromosom. Fleming (1882), pertama kali memberikan
nama kromatin untuk bagian kromosom yang mudah mengisap zat warna.
Hjalman Nilson (1890), mengembangkan varietas baru yang berasal dari seleksi turunan
tanaman menyerbuk sendiri, dengan cara tersebut pemulia tanaman mulai menggunakan
dasar ilmiah untuk pertama kali.
Hugo de Vries, Carl Correns dan Tschermak (1900) melakukan kembali
penelitian sama dengan yang dilakukan oleh GregorMendel, tetapi pada lokasi yang
berbeda. Hasil penelitian ketiga ilmuan tersebut, menunjukkan prinsip yang sama
dengan yang dihasilkan oleh Gregor Mendel. Sejak itu Hukum Mendel baru diakui
kebenarannya, dan sejak itu pula penelitian Genetika, Sitologi, dan Pemuliaan Tanaman
berkembang dengan pesat. Bateson (1900), mengemukakan istilah allerlomorf,
homosigot, dan filial. Punnet dan Bateson (1902) menunjukkan adanya peristiwa linkage
pada organisme. Shull (1904) mengembangkan galur inbrida pada tanaman jagung. dan
mengusulkan istilah heterosis untuk ketegaran hibrida. Haris (1912) mengusulkan
penggunaan.Chi-square. Winkler (1912), mengusulkan nama genoom untuk sepasang
pemuliaan tanaman di jaman dahulu cukup menakjubkan. Sejak lahirnya teori Seleksi
Alam dan Evolusi yang dikemukakan oleh Darwin (1858), dan diketemukannya prinsipprinsip penurunan sifat pada organisme oleh Gregor Mendel (1866), para ahli banyak
melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi
keturunan. Dengaan dukungan ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi,
Taksonomi, Sistimatik, Hama dam Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain, pemuliaan
tanaman senbagai ilmu berkembang dengan pesat.
Mulai abad ke XX telah banyak dibangun pusat-pusat/ lembaga penelitian
pemuliaan tanaman, banyaknya terbit majalah tenang pemuliaan tanaman, dan ilmu
pemuliaan tanaman banyak diajarkan di Perguruan tinggi. Pemuliaan tanaman sebagai
ilmu telah berkembang berdasarkan teori-teori dan hasil riset yang disusun dengan baik.
Akhirnya pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai suatu metode yang secara
sistematik merakit keragaman genetic menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi
manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan ,
seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan
yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan
memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas.
Seleksi dapat dilakukan secara efektif pada populasi tergantung pada tempat dan
waktu. Perbaikan tanaman pada dasarnya tergantung dari penyusun suatu populasi yang
terdiri dari individu-individu dengan genetik berbeda. Seleksi pada umumnya dilakukan
untuk memilih tanaman sebagai tetua/ parental, dan mencegah tanaman lain yang
berpenampilan kurang baik sebagai tetua. Strategi perbaikan populasi ini terdiri dari dua
pekerjaan yang berlawanan, yaitu: a). pengumpulan atau mempertahankan keragaman di
dalam populasi, dan b). seleksi yang mengarah pada pengurangan keragaman.
Selama beberapa tahun terakhir, seterategi pemuliaan telah berubah dari
pendekatan genetika klasik ke pendekatan baru. Pendekatan klasik dimaksudkan sebagai
usaha memindahkan gen-gen pengatur sifat tertentu dari beberapa plasma nutfah, ke
dalan galur/varietas yang ingin diperbaiki. Pendekatan baru dimaksudkan sebagai
pemuliaan populasi, dimana seluruh populasi tanaman dipandang sebagai satuan
pemuliaan, dan bukan individu-individu tanaman. Varietas unggul baru dihasilkan dari
komponen populasi asal yang beraneka. Perndekatan baru merupakan evolusi terarah,
yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen major saja, tetapi juga gen minor.
Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai pengurangan
frekuensi gen jelek dan peningkatan prekuensi gen baik.
Suatu keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program pemuliaan
adalah pemilihan plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi
yang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau
kultivar baru. Plasma nutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau masa
lampau, kultivar primitive, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan,
kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan.
Apabila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan yang luas, maka plasma
nutfah yang diinginkan mempunyai keragaman genetik, adaptasi luas, relative tahan
terhadap hama dan penyakit tertentu. Tetapi bila program pemuliaan tanaman
mempunyai tujuan khusus, informasi yang diperlukan adalah potensi hasil relative dari
masing-masing plasma nutfah. Pemilihan yang bijaksana terhadap plasma nutfah
permulaan merupakan faktor penting untuk keberhasilan program itu.
Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung jawab penting dari
pemulia tanaman. Suatu metode telah diketahui efisien baik dengan percobaan atau
teoritis untuk tanaman tertentu, mngkin tidak berlaku untuk semua situasi. Effisiensi
suatu metode dapat di pengaruhi oleh linkage, intensitas seleksi, besarnya populasi,
heritabilitas, dan peran gen (gen action). Waktu yang dibutuhkan untuk setiap siklus
pemuliaan harus diperhitungkan. Misalnya di daerah tropika, mungkin diperoleh dua
atau tiga generasi setiap tahun, sedang di daerah beriklim sedang mungkin hanya satu kali
setahun.
Pemulia perlu memiliki pengetahuan dasar yang amat penting untuk
melaksanakan program pemuliaan tanaman, yaitu genetika dan sitogenetika. sifat
tanaman yang akan diperbaiki, konsumen, perhitungan statistik untuk menganalisis hasil
seleksi, uji galur atau populasi.
Memuliakan suatu jenis tanaman perlu ditempuh suatu proses, yang terdiri dari:
a. Menentukan tujuan program pemulian.
Pemulia perlu mengetahui permasalahan yang ada, harapan produsen dan
konsumen, dan gagasan pemulia sendiri.
b. Penyediaan materi pemuliaan.
Tanaman tertentu dapat ditingkatkan penampilannya (seperti daya hasil), harus ada
perbedaan/ keragaman genetik di antara materi pemuliaan.
c. Penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru.
Melalui seleksi penggunaan metode seleksi yang efektif tergantung dari macam
pembiakan, tanaman dan tujuan serta fasilitas tersedia. Pada sektor ini juga
diperhatikan kemampuan tanaman terhadap lingkungan ekstrim.
d. Pengujian.
Suatu galur atau populasi harapan dilepas menjadi suatu varietas baru, terlebih
dahulu harus diadakan pengujian atau adaptasi diberbagai lokasi, musim atau
tahun. Maksud pengujian ini untuk melihat kemampuan tanaman terhadap
lingkungan di banding dengan varietas unggul yang sudah ada.
Menurut Allard (1960), tujuan pemuliaan tanaman secara umum dapat dirinci
menjadi lima yaitu:
1. Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi
2. Mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti
lahan marginal)
3. Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit.
4. Perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman.
5. Peningkatan kualitas hasil tanaman.
Sumbangan pemuliaan tanaman terhadap kemajuan pertanian, antara lain:
1. Peningkatan produktivitas
Dengan diciptaknya varietas genjah dan berdaya hasil tinggi, maka produktivitas
pertanian dapat ditingkatkan perkesatuan luas (ha) dan perkesatuan waktu (tahun).
2. Perluasan daerah produksi.
Dengan merubah sifat tertentu tanaman, maka daerah produksinya dapat
diperluas, seperti: pada lahan marginal.
10
11
a. Kelompok Aseksual
Yang termasuk kelompok ini antara lain: 1) jenis tanaman buah-buahan, seperti:
pisang, mangga, jambu air, jambu biji, jeruk, durian, rambutan, sukun, lengkeng, leci,
apel, nenas, anggur. 2) Jenis tanaman hias seperti: puring-puringan, kembang kertas,
mawar, kamboja, pakis, padan, leli, tulip, beberapa jenis palem, soka, handoang, bintaro,
dadap. 3). Jenis tanaman umbi-umbian, seperti : ketela pohon, ketela rambat, kentang,
talas, gadung, suweg, ubi sikep, ubiaung, sabrang. 3) tanaman industri, seperti: tebu,
panili, kopi, karet, kakao. Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif dapat dibedakan
menjadi:
1). Pembiakan vegetatif secara alami.
(a). Modifikasi batang, terdiri dari:
- Umbi lapis (bulbus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek,
menebal, dan membentuk lapisan-lapisan. Umbi lapis yang berkembangn penuh
disebut offset. Bulbus dijumpai pada keluarga Liliaceae seperti brambang, lili,
bakung dan lain-lain.
- Umbi batang (cormus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek
dan menebal, tertapi tidak diikuti oleh lapisan-lapisan. Dijumpai pada bunga
gladiul, bawang putih, talas, dan lain-lain.
- Rimpang (rhizome), merupakan batang yang tumbuh di bawah permukaan
tanah. Rhizome dibedakan menjadi dua yaitu: a). Rhizome tidak berdaging di
12
jumpai pada alang-alang, b) Rhizome berdaging dijumpai pada tanaman temutemuan, jahe, kunir, bangle, laos, cana dan lain-lain.
- Sulur / stolon/ runner, adalah suatu organ batang yang tumbuh menggantung
dari mata tunas dan menjulur di atas permukaan tanah. Sulur beruas-ruas dan
bila dipotong-potong akan mudah tumbuh akar dari bukunya. Sulur jumpai
pada stroberi, tapak liman dan lain-lain.
- Umbi batang (tuber), adalah bagian batang di bawah tanah yang menjulur dan
membesar sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, pada bagian kulit
banyak di jumpai tunas. Tuber dijumpai pada tanaman kentang.
- Tunas pucuk (crown) dan tunas lateral (offshoots) dijumpai pada tanaman
nenas. Tunas air (sucker) dijumpai pada tanaman pisang.
(b). Modifikasi akar/ umbi akar, adalah akar yang membesar dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan dan mengandung mata tunas.
Umbi akar dijumpai pada ubi jalar, gadung, ubi sikep, ubiaung dan lain-lain.
(c). Biji apomiksis, merupakan pembiakan vegetattif yang ditandai dengan
terjadinya proses reproduksi seksual yang tidak normal. Tanaman yang
dihasilkan dari priristiwa apomiksis disebut apomicts. Tanaman yang
tumbuh hanya dari embrio apomicts disebut obligate apomict, sedangkan
tanaman yang tumbuh dari biji dengan embrio apomicts dan embrio seksual
normal sekaligus isebut facultative apomicts. Peristiwa apomiksis dapat
terjadi karena adanya peristiwa partenogenesis dan apogami. Patenogenesis
merupakan peristiwa dimana embrio tumbuh dari sel telur yang tidak buahi.
Bila sel telur tersebut tidak mengalami pembelahan miosis, maka embrio
yang tumbuh bersifat diploid. Tetapi bila embrio tumbuh dari sel telur yang
telah mengalami miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat haploid.
Pristiwa ini banyak dijumpai pada tanaman bawang merah dan apel.
Makrosporogenesis merupakan peristiwa pembelahan reduksi dari sel induk
megaspora, yang disamping menghasilkan sel telur juga menghasilkan sel
antipoda dan sel sinergid. Bila embrio tumbuh berasal dari sel sinergid atau
antipoda maka disebut apogami.
13
14
b. Kelompok Seksual
Perbanyakan secara seksual/ generatif adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan biji yang dihasilkan dari persatuan gamet betina dan gamet jantan.
Perbanyakan secara generatif didahului dengan proses pembentukan gamet atau
gametagenesis. Gametagenesis dibedakan menjadi dua, yaitu: macrosporogenesis dan
microsporogenesis. Makrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina
(n kromosom) dari sel induk megaspor (2n kromosom). Macrosporogenesis terdiri dari:
pembelahan miosis sel induk megasprora (2n) menjadi 4 buah sel anak (n), tiga dari sel
anak tersebut mengalami degenerasi/ susut sehingga tinggal hanya satu sel anak (n) yang
berkembang menjadi bakal biji (ovule). Sel anak yang tersisa mengalami pembelahan
inti tiga kali sehinga menjadi sel berinti 8 (delapan). Delapan inti sel tersebut
selanjutnya berkembang menjadi antipoda (3 inti), inti kandung lembaga sekuder (2 inti
= 2n), synergid (2 inti), dan sel telur (1 inti = 1n).
Mikrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk microsprora (2n)
menjadi 4 buah sel anak (n) dan disebut tepung sari (pollen). Inti dari masing-masing sel
tepung sari tersebut membelah satu kali menghasilkan sel berinti dua yaitu inti generatif
(n) dan inti vegetatif (n). Inti generatif (n) membelah sekali lagi sehingga menjadi 2 inti
generatif masing-masing n kromosom. Bila terjadi penyerbukan yaitu tepung sari jatuh
pada kepala putik maka tepungasi akan berkecambah disebut spermatozoid. Bila terjadi
pembuahan maka satu inti generatif (n) membuahi sel terlur (n) menjadi zigote (2n) dan
satu ini generatif lagi (n) akan membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) menjadi
endosperm (3n). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda (double
fertilization) Untuk lebih jelasnya proses macrosporogenesis dan microsporogenesis
disajikan pada Gambar berikut.
Kelompok tanaman yang melakukan perbanyakan secara seksual, dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: kelompok tanaman menyerbuk sendiri dan kelompok
tanaman menyerbuk silang/ bersari bebas. Perbedaan cara penyerbukan ini akan
membedakan metode pemuliaan yang diterapkan.
15
16
tanaman menyerbuk silang adalah: a). Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum)
dan benang sari (stament) sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan sendiri
(herkogamie), seperi pada tanaman panili. b). Tepung sari dan sel telur berbeda
masaknya (dichogamie). Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari
bunga betina, dan protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu dari bunga
jantan. c). Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga tetapi
tidak dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan fisiologis
dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh serbuk sari tidak
terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan
bungan karena bunga jantan tidak berfungsi (mandul) secara genetik. e). Tanaman
berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina tumbuh
pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda, seperti pada tanaman jagung. f).Tanaman
berumah dua (dioecious) adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina masingmasing tumbuh pada tanaman berbeda, seperti pada tanaman pepaya.
Populasi alami tanaman menyerbuk silang, terdiri atas individu-indidu yang
secara genetik heterosigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipik pula berbeda dari
satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangatlah
besar.
Jenis tanaman menyerbuk silang antara lain: jagung, rye, apel, apokat, pisang,
ceri, anggur, mangga, papaya, durian, beberapa kacang-kacangan, asparagus, bit, kubis,
wortel, seledri, sawi, bawang, berambang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat
dan semangka, kelapa dalam, kakao, kopi robusta dan lain-lain. Penyerbukan silang
secara alami dapat terjadi karena bantuan: angin (anemophily), serangga (entomophily),
air (hydrophily), dan hewan (zoophily).
17
tanaman. Vavilop mengkoleksi ribuan tanaman dari seluruh dunia, tempat koleksi
disebut sebagai pusat asal tanaman atau pusat gen yang ditunjukkan dalam peta, seperti
pada Gambar 1. Hal menarik dalam penyebaran tanaman di dunia, yaitu:
1). Terdapat kemiripan iklim dam tanah antara daerah asal tanaman tadi dengan daerah
barunya.
2). Tanaman yang di introduksikan memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil
apabila mempunyai daya penyesuaian yang besar pada lingkungan dimana tanaman
tersebut ditumbuhkan.
Menurut Vavilov didunia ada delapan asal tanaman, yaitu:
1). Berpusat di Cina, terdiri dari: Naked oat (Avena nuda), kacang kedelai (Glycine
hispida), Adzuki bean (Phaseolus angularis), kacang buncis (Phaseolus vulgaris),
bambu kecil (Phyllostachys sp), Leaf mustard (Brassica junsea), Aprikot (Prunus
armeniaca), Pear (Prunus persica), Orange (Cytrus sinensis), Wijen (Sesamum
indicum), the Cina (Camellia (Thea) sinensis).
2). Berpusat di India, terdiri dari: padi (Oryza sativa ), African millet (Eleusine
coracana), Chik pea (Cicer arietinum), Math bean (Phaseolus aconitifolius), Rice
bean (Phaseolus calcaratus ), Horse gram (Dolichos biflorus), Terong (Solanum
melongena), kacang panjang (Vigna sinensis), lobak (Raphanus caudatus), Taro yam
(Colocasia antiquorum), mentimun (Cucumis sativus), Kapas pohon (Gossypium
arboreum), jute (Corchorus olitorius), lada (Piper nigrum), Indigo (Indigofera
tinctoria).
2a). Berpusat di Indo-Malayan, terdiri dari: yam (Diocorea sp.), jeruk besar (Citus
maxima), pisang (Mussa sp), kelapa (Cocos nucifera), tebu (Saccharum
officinarum).
3). Berpusat di Asia Tengah, terdiri dari: gandum roti (Triticum aestivum), Club
wheat (Triticum compactum), Shot wheat (Triticum sphaerococum), Rye (Secale
cereale), kacang ercis (Pisum sativum), Lentil (Lens esculenta), Chick pea (Cicer
arietinum), wijen (Sesamum indicum), Flax (Linum usitatissimum), bunga matahari
(Carthamus tinctirius), wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus), pear
(Pyrus coimunis), apel (Pyrus malus), Walnut (Juglans regia).
4). Berpusat di Timur Tengah, terdiri dari: Einkon wheat (Triticum monococcum),
18
Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat (Triticum turgidum), gandum roti
(Triticum aestivum), barle (Hordeum vulgare), Rye (Secale cereale), Red oat (Avena
byzantina), Chick pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), kacang ercis (Pisum
sativum), Blue alfalfa (Medicago sativa), wijen (Sesamum indicum), Flax (Linum
usitatissimum), melon (Cucumis melo), Almond (Amygdalus comunis), Fig (Ficus
carica), Pomergranate (Punica granatum), anggur (Vitis vinifera), Apricot (Prunus
armeniaca), Pistachio (Pistacia vera).
5). Berpusat di Meditrania, terdiri dari: Durum wheat (Triticum durum), Hulled oat
(Avena strigosa), Broad bean (Vicia faba), kubis (Brassica olerace), Olive (Olea
europea), Lettuce (Lactuca sativa).
6). Berpusat di Abesinea, terdiri dari: Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat
(Triticum turgidum), Emmer (Triticum dicoccum), barle (Hordeum vulgare), Chick
pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), Teff (Eragrostis abyssinica), African
millet (Eleusine coracana), kacang ercis (Pisum sativum), Flax (Linum
usitatissimum), wijen (Sesamum indicum), Castor bean (Ricinus communis), kopi
(Coffea arabica), sorgum (Sorghum vulgare).
7). Berpusat di Meksiko Selatan dan AmerikaTengah, terdiri dari: jagung (Zea mays),
kacang buncis (Phaseolus vulgaris), cabai (Capsicum annum), kapas (Gossypium
hirsutum), Sisal hemp (Agave sisalana), Waluh/Squash/Gourd (Cucurbita sp.).
8). Berpusat di Amerika Selatan (Peru, Equador, dan Bolivia), terdiri dari: ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketang (Solanum tuberosum), kacang lima (Phaseolus
lunatus), tomat (Lycopersicum esculentum), Kapas/ Sea Island cotton (Gossypium
barbadense), papaya (Carica papaya), tembakau (Nicotiana tabacum).
8a). Berpusat di Chili. Terdiri dari: kentang (Solanum tuberosum)
8b). Berpusat di Brasilia dan Paraguae, terdiri dari: ketela pohon/cassava (Manihot
utilissima), kacang tanah (Arachis hypogaea), kakao (Theobroma cacao), karet
(Hevea brasiliensis), nenas (Ananas comosus), Purple granadilla (Passiflora edulis).
19
di Meksiko. Lembaga riset ini meneliti jagung dan gandum, didanai oleh
Rockefeller dan Ford Foundations Amerika Serikat.
2). International Rice Research Institute (IRRI), berlokasi di Los Banos Philippina.
Lembaga ini melakukan penelitian tentang padi, yang juga didanai oleh Rockefeller
dan Ford Foundations Amerika Serikat.
3). Centro International Agricultura Tropical (CIAT), berlokasi di Kolumbia
Amerika Selatan. Meneliti tanaman dan ternak
4). International Institute for Tropical Agriculture (IITA), berlokasi di Nigeria,
Afrika. Lembaga ini meneliti tentang tanaman perkebunan, tanaman pangan dan
tanah tropika.
5). International Center for Research for in Sub-Arid Tropics (ICRISAT), berlokasi
di Hyderabad, India. Lembaga ini meneliti tanaman sorghum, millet dan leguminosa.
20
Gambar 1. Ada delapan pusat genetika tanaman diseluruh dunia (Vavilov, 1920-1940
dalam Halloran, 1974).
21
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Breeding. JohnWilley & Sons Inc. New York,
London, Sydney.
Crowder, L.V. 1981. Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian UGM.
Halloran, G.M.; R. Knight; K.S.Mc. Whirter and D. H.B. Sparrow 1974. Plant
Breeding. A Course Manual in Plant Breeding. Autralian Vice-Chancellors
Committee. A.A.U.C.S. p. 193-209.
Knight, R. 1994. Plant Breeding Vol. I. Agriculture-Short Course, Universitas
Mataram. Lombok. Indonesia Australia, Eastern Universities Project.
Mangoendijdojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius
(Anggota IKAPI), Yogyakarta. 182 h.
Poehlman, J.M. 1977. Breeding Field Crops. University of Missouri. The Avi
Publishing Company, Inc.Westport, Conecticut.
Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Diperbanyak oleh Pusat
Antar Universitas, IPB bekerja sama dengan Lembaga sumberdaya Informasi IPB
Soetarso 1991. Ilmu Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. H. 1-22.
Welsh, J.R. 1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Alih bahasa J.P.
Mogea. Penerbit Erlangga. Jakarta.
22
Gambar
23