Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh
<< G. Dinda Pratika>> <<1501170910>>
BAB 2
SEJARAH PERKEMBANGAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN ACTION RESEARCH
Penelitian tindakan pertama kali dikembangakan oleh Kurt
Lewin seorang Jerman pada tahun 1940-an. Ia seorang ahli psikologi
social dan eksperimental. Ia adalah seorang yang peduli terhadap
masalah-masalah social dan memfokuskannya pada proses kelompok
partisipatif untuk menangani konflik, krisis, dan perubahan-perubahan
yang umumnya ada dalam suatu organisasi. Lewin pertama kali
mengemukakan istilah action research (penelitian tindakan) pada
makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain
berjudul
Action Research and Minority Problems, dan Characterizing
action research as a Comparative Research un the Condition and
Effect of Various Forms of social action and Research Leading to social
Action.
Dalam ilmu sosial, Kurt levin (dalam McTaggart, 1993)
memahami antara hubungan antara teori dan praktik sebagai aplikasi
dari hasil penelitian. Menurut Levin kekuatan dari penelitian tindakan
terletak pada fokus penelitian, yaitu masalah-masalah sosial poitik.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1952 1953,
Stephen Corey memakai model ini untuk tindakan dalam dunia
pendidikan yang menurutnya bahwa dengan menggunakan Action
Reasearch perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan. Setelah itu
tercatat ada beberapa proyek yang terkait dengan Action Research
diantaranya, Councils Humanities Curriculum Project (HCP) pada tahun
1967-1972 di Inggris. Kepala HCP, Lawrence Steen House (1975)
memperkenalkan istilah the teacher as researcher atau guru sebagai
peneliti.
Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan dengan
Ford Teaching Project, yang dipimpin oleh John Elliot dan Clem
Adelman (Hopkins, 1993 : 32). Ada 40 guru sekolah dasar dan sekolah
menengah yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah
upaya
BAB 3
PRINSIP PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN
A. TUJUAN & TAHAPAN PENELITIAN TINDAKAN
Semua kegiatan penelitian tindakan memiliki dua tujuan
utama, yaitu: meningkatkan dan melibatkan. Tujuan pertama
meningkatkan praktik, professional, yakni peningkatan
pemahamandanpraktik oleh praktisinya, sertapeningkatan situasi
tempat pelaksanaan praktik.Dengan kata lain, tujuan utama
penelitian ini adalah untuk merubah perilaku penelitianya, perilaku
orang lain, dan atau merubah cara kerja, kerangka kerja, organisasi,
atau struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan
perilaku para penelitinya dan atau perilaku orang lain.
Jadi,
penelitian
tindakan
lazimnya
dimaksudkan
untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan
untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang
kelas atau ajang dunia kerja. Jadi, penelitian tindakan
dimaksudkan untuk meningkatkan praktik tertentu dalam situasi kerja
tertentu.
Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) dalam
buku Educational Research In Australia mengemukakan bahwa
penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu
meningkatkan (improve) dan
melibatkan (involve).Improve maksudnya, meningkatkan bidang
praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh
praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan.
Sedangkan involve berarti, melibatkan pihak-pihak yang terkait, jika
penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, pihak yang terkait adalah
antara lain, kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua
siswa.
Penelitian tindakan (action research) dilaksanakan bersama-sama
paling sedikit dua orang yaitu antara peneliti dan partisipan atau klien
yang berasal dari akademisi ataupun masyarakat. Oleh karena itu,
tujuan yang akan dicapai dari suatu penelitian tindakan (action
research) akan dicapai dan berakhir tidak hanya pada situasi
organisatoris tertentu, melainkan terus dikembangkan berupa aplikasi
atau teori kemudian hasilnya akan di publikasikan ke masyarakat
dengan tujuan riset (Madya,2006).
1. Melakukan diagnosa
(diagnosing)
Melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang ada guna
menjadi dasar kelompok atau organisasi sehingga terjadi perubahan,
untuk
pengembangan
situs
web
pada
tahap
ini
peneliti
5. Pembelajaran (learning)
Tahap ini merupakan bagian akhir siklus yang telah dilalui
dengan melaksanakan review tahap-pertahap yang telah berakhir
kemudian penelitian ini dapat berakhir. Seluruh kriteria dalam prinsip
pembelajaran harus dipelajari, perubahan dalam situasi organisasi
dievaluasi oleh peneliti dan dikomunikasikan kepada klien, peneliti dan
klien merefleksikan terhadap hasil proyek, yang nampak akan
dilaporkan
secara
lengkap
dan
hasilnya
secara
eksplisit
dipertimbangkan dalam hal implikasinya terhadap penerapanCanonical
Action Reaserch (CAR). Untuk hal tertentu, hasilnya dipertimbangkan
dalam hal implikasinya untuk tindakan berikutnya dalam situasi
organisasi lebih-lebih kesulitan yang dapat dikaitkan dengan
pengimplementasian perubahan proses.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa
penelitian tindakan berurusan langsung dengan praktik di lapangan
dalam situasi alami. Penelitiannya adalah pelaku praktik itu sendiri dan
pengguna langsung hasil penelitiannya dengan lingkup ajang
penelitian sangat terbatas. Yang menonjol adalah penelitian tindakan
ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan
perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai
perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan
(Madya,2006).
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ACTION RESEARCH
Shumsky (Suwarsih Madya, 1994) menjelaskan kelebihan
kelebihan penelitian tindakan, antara lain:
1.Kerjasama dalam penelitian tindkan menimbulkan rasa
memiliki. Kerjasana dalam penelitian tindakan memberikan
ajang untuk menciptakan kelompok dasar yang baru dan meendorong
lahirnya rasa keterikatan.
2.Kerjasama dalm penelitian tindkn mendorong kreativitas dan
pemikiran kritis . Melalui interaksi dengan orang lain dalam melakukan
pekerjaan, seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia
memiliki kekurangan dan kelebihan.
3.Kerjasama meningkatkan kemungkinan untuk berubah.
Mencoba sesuatu yang baru selalu mengandung resiko. Ketika seluruh
kelompok menanggung resiko, resiko perseorangan akan banyak
tindakan itu dapat berasal dari data yang ada sekarang dan hasil
penelitian yang lalu serta studi literatur.
Sementara itu John Elliot (1991) menjelaskan bahwa
kegiatan AR itu meliputi: (1) permasalahan, (2) pengumpulan data,
(3) perencanaan, (4) implementasi perencanaan atau tindakan, dan
(5) evaluasi.
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat ditarik suatu
pemahaman bahwa Action Research, dapat terdiri dari satu, dua, tiga
ataupun empat siklus dan masing-masing siklus terdiri dari
permasalahan, pengumpulan data, perencanaan tindakan, tindakan
dan observasi, serta refleksi.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Siapkan Rencana Yang Matang, bila perlu siapkan rencana
cadangan.
Usahan Schedule ditepati.
Memperbanyak dokumentasi selama pelaksanaan penelitian.
Siapkan alat perekam yang baik.
Action Reasearch menurut saya sebaiknya dipergunakan karena
mempertegas akhir penelitian.
PUSTAKA
Baskerville,L.R. (1999) Journal : Investigating Information System with
Action Research, Association for Information Systems: Atlanta
Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyakarta.
Davison, R. M., Martinsons, M. G., Kock N., (2004), Journal : Information
Systems Journal : Principles of Canonical Action Research 14, 6586
Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action
Research), Alfabeta: Bandung.
Gunawan, (2004), Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan
melaksanakan penelitian pada tahun 2005, URL : http://uny.ac.id
Kemmis, Stephen and Robin Mc Taggart. (1997). The Action
Research Planner. Geelong: Deakin University
Gambar 1. https://chandrax.files.wordpress.com/2008/07/clipimage002.jpg