Vous êtes sur la page 1sur 2

Nama

: Elya Hidayati

NIM

: 135080301111003

Mata Kuliah

: Ilmu Bahan Pangan

Kelas

: T2

Dosen

: Dr.Ir. Bambang Budi Sasmito, MS

Time Series Behavioural Effects and Postmortem Changes of Clarias gariepinus under
Varying Gear Handling Conditions
Oleh : Oyelese, O.A.
Lele merupakan jenis ikan konsumsi yang telah dikenal secara luas. Dagingnya yang lezat dan
gurih membuatnya sangat digemari masyarakat sebagai lauk. Kandungan gizinya yang tinggi terutama
protein, dagingnya yang halus, durinya teratur, dapat disajikan dalam berbagai olahan, rendah kolesterol
dan harganya yang murah menjadikan lele favorit dikalangan masyarakat dari kelas bawah, menengah
dan atas
Penelitian ini penting dilakukan karena sampai saat ini masih sedikitnya informasi tentang
karakteristik fi sika kimia daging lumat terutama ikan laut sehingga informasi yang diperoleh masih
sangat terbatas.
Secara fisik, ikan lele Afrika dari yang dalam keadaan segar memiliki sifat fisik yaitu kulit yang
cerah, terang, dan memiliki lendir pada bagian perut dan firm; memiliki daging yang firm, fleksibel, dan
elastis,
Secara kimia, ikan lele Afrika (C. gariepinus) memiliki kadar protein yaitu sebesar 16,42, kadar
lemak 4,93%, kadar air 73,37%; kadar abu 1,15%. sedangkan pH ikan lele segar yaitu sebesar 4,35.
Ditinjau dari sifat biologisnya, diketahui ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) mengandung asam
lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid) sebanyak 3.14 g/100 g, dimana yang dominan
adalah asam oleat (C 18:1) sebesar 26 %. Selain itu, ikan ini juga mengandung asam lemak jenuh
(saturated fatty acid) sebanyak 3.59 g/100 g, dimana asam lemak jenuh yang dominan adalah asam
palmitat (C 16:0) sebesar 22 %. Asam lemak tak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acid) 2.15 g/100
g, dengan kandungan Docosahexaenoic acid (C 22: 6, DHA) sebesar 3.0 % dan eicosapentaenoic acid (C
20: 5, EPA) sebesar 1.0 % dan asam linolenat sebesar 1 % juga terkandung dalam ikan ini.
Kaki Naga Ikan Lele
Ikan lele adalah salah satu ikan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain sangat
mudah perawatannya,ikan ini juga mampu hidup pada keadaan perairan yang miskin oksigen karena

mempunyai organ yang dinamakan Arborescent organ.Saat ini jenis ikan lele yang paling banyak
dibudidayakan adalah ikan lele jenis lele dumbo (Clarias gariepinus) hal ini dikarenakan ikan ini
mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap serangan berbagi macam penyakit.
Ikan lele mempunyai nilai protein yang sangat tinggi. Protein ikan adalah protein yang istimewa
karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi, tetapi juga sebagai
pelengkap mutu protein dalam menu.
Masyarakat rata-rata lebih menyukai produk ikan olahan daripada hanya berupa ikan yang
diperlakukan secara sederhana. Di masa sekarang pola hidup masyarakat sudah bergeser dari yang hanya
mementingkan trend pasar sesaat menjadi pola konsumsi yang lebih mementingkan gizi. Dan saat ini
sudah banyak produk yang ditawarkan yang mengatasnamakan gizi dan protein akan tetapi hal ini
menjadi pertanyaan tersendiri yaitu seberapa efisienkah produk makanan tersebut. Kaki naga ikan lele
tentunya dapat menjadi sebuah pilihan yang baik sebagai makanan ataupun camilan karena mempunyai
nilai gizi yang cukup tinggi terutama kandungan protein yang sangat diperlukan pada masa pertumbuhan
anak-anak serta cukup diminati oleh berbagai konsumen dari berbagai usia .

DAFTAR PUSTAKA
Oyelese, O.A. 2007. Time Series Behavioural Effects and Postmortem Changes of Clarias gariepinus
under Varying Gear Handling Conditions. Journal of Fisheries International 2 (1): pp. 32-36.

Vous aimerez peut-être aussi