Vous êtes sur la page 1sur 14

Analisa Grafik

1. Perubahan Sudut Nossel dengan Distribusi Kecepatan


a. Katup 10%

Dari hasil penelitian hubungan antara perubahan sudut


nossel 25, 35 dan 45 dengan Distribusi kecepatan (U) untuk
pembukaan katup 10% menunjukkan kenaikan nilai Distribusi
kecepatan pada putaran 25 rpm sampai 100 rpm sehingga aliran
yang terbentuk cenderung laminar dan turbulen namun pada
putaran maksimal 125 rpm mengalami penurunan nilai Distribusi
kecepatan dan alirannya cenderung laminar. Hal ini disebabkan
karena pengaruh perubahan kecepatan pada penampang dan
perubahan kecepatan gesek dalam pipa.

b. Katup 50 %

Dari hasil penelitian hubungan antara perubahan sudut


nossel 25, 35 dan 45 dengan Distribusi kecepatan (U) untuk
pembukaan katup 50% menunjukkan bahwa semakin tinggi
putaran maka semakin tinggi nilai Distribusi Kecepatannya
sehingga aliran yang terbentuk yaitu laminar pada putaran 25
rpm kemudian pada putaran 50-125 rpm menjadi aliran
turbulen, Hal ini disebabkan karena pengaruh kecepatan pada
penampang dan perubahan kecepatan gesek dalam pipa.

c. Katup 100 %

Dari hasil penelitian hubungan antara perubahan sudut


nossel 25, 35 dan 45 dengan Distribusi kecepatan (U) untuk
pembukaan katup 100% menunjukkan bahwa semakin tinggi
putaran maka semakin tinggi nilai Distribusi Kecepatannya, Hal
ini

disebabkan

karena

pengaruh

kecepatan

penampang

menunjukkan bahwa semakin tinggi putaran maka semakin


tinggi nilai Distribusi Kecepatannya sehingga aliran yang
terbentuk yaitu laminar pada putaran 25 rpm kemudian pada
putaran 50-125 rpm menjadi aliran turbulen, Hal ini disebabkan
karena pengaruh perubahan kecepatan pada penampang dan
perubahan kecepatan gesek dalam pipa.

2. Perubahan Sudut Nossel vs Lapisan Batas

Dari hasil peneilitian hubungan antara perubahan sudut nossel 25,


35 dan 45 dengan tebal lapisan batas menunjukkan hasil bahwa
semakin besar pembukaan katup (throttle) dan putaran (rpm) maka
semakin kecil lapisan batas yang dihasilkan, contohnya pada sudut 45
dengan putaran 25 rpm, pembukaan katup (throttle) 100 = 0,009,
(throttle) 50 = 0,010, dan (throttle) 10 = 0,018. Hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh koefisien gesek (Cd) dan pengaruh
perubahan bilangan Reynolds sehingga nilai lapisan batas yang
dihasilkan semakin kecil disetiap perubahan sudut nossel.

3. Bilangan Reynolds vs Distribusi Kecepatan


a. Sudut 25

Dari hasil penelitian hubungan antara Bilangan Reynolds dengan


Distribusi kecepatan sudut 25 menunjukkan hasil bahwa semakin
besar putaran dan pembukaan katup maka semakin besar nilai
bilangan reynolds dan nilai distribusi kecepatannya, yaitu pada putaran
25 rpm - 125 rpm, bilangan Reynolds semakin tinggi dan aliran berubah
dari laminer menjadi turbulen, kondisi ini terjadi di setiap perubahan
sudut nossel, contohnya, pembukaan katup (throttle) 100%

Re =

1.625,471, (throttle) 50%, Re = 1504,354, dan (throttle) 10%, Re =


866,354 Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh kecepatan pada
penampang,

sehingga

nlai

kecepatannya semakin besar.

bilangan

Reynolds

dan

Distribusi

b. Sudut 35

Dari hasil penelitian hubungan antara Bilangan Reynolds dengan


Distribusi kecepatan sudut 35 menunjukkan hasil bahwa semakin
besar putaran dan pembukaan katup maka semakin besar nilai
bilangan reynolds dan nilai distribusi kecepatannya, yaitu pada putaran
25 rpm - 125 rpm, bilangan Reynolds semakin tinggi dan aliran berubah
dari laminer menjadi turbulen, kondisi ini terjadi di setiap perubahan
sudut nossel, contohnya, contohnya pada putaran 35 (rpm) pembukaan
katup (throttle) 100% Re = 2.529,584 (throttle) 50%, Re = 2.212,208,
dan (throttle) 10%, Re = 866,354. Hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh kecepatan pada penampang, sehingga nlai bilangan
Reynolds dan Distribusi kecepatannya semakin besar.

c. Sudut 45

Dari hasil penelitian hubungan antara Bilangan Reynolds dengan


Distribusi kecepatan sudut 45 menunjukkan hasil bahwa semakin
besar putaran dan pembukaan katup maka semakin besar nilai
bilangan reynolds dan nilai distribusi kecepatannya, yaitu pada putaran
25 rpm - 125 rpm, bilangan Reynolds semakin tinggi dan aliran berubah
dari laminer menjadi turbulen, kondisi ini terjadi di setiap perubahan
sudut

nossel,

contohnya,

contohnya

pada

putaran

125

(rpm)

pembukaan katup (throttle) 100% Re = 9.045,002 (throttle) 50%, Re =


7.912,049, dan (throttle) 10%, Re = 5.754,982. Hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh kecepatan pada penampang, sehingga nlai
bilangan Reynolds dan Distribusi kecepatannya semakin besar.

4. Perubahan Sudut Nossel vs Koefisien Gesek

Dari hasil penelitian, hubungan antara perubahan sudut nossel dan


koefisien gesek, semakin tinggi pembukaan katup pada putaran minimum
di semua sudut nossel maka nilai koefisien geseknya semakin besar
karena aliran udara dan kecepatan pada penampang semakin kecil. Hal
ini dikarenakan hubungan antara kecepatan udara berbanding terbalik
dengan

koefisien

gesek.

Kecepatan

pada

penampang

sangat

mempengaruhi nilai koefisien gesek dari setiap sudut, dapat dilihat pada
persamaan koefisien gesek. Kondisi ini dapat dilihat pada sudut nossel 25,
35, 45 yang dimana hubungannya cenderung sama

5. Perubahan Sudut Nossel vs Distribusi Tekanan pada Nossel


a. Sudut 25

Dari hasil penelitian, hubungan antara sudut nossel 25 dan


distribusi tekanan pada nossel dengan variasi kedalaman probe
menunjukkan bahwa semakin tinggi kedalaman probe makan distribusi
tekanan pada nossel semakin besar. Pada putaran 25 rpm, distribusi
tekanan kecil disebabkan putaran yang rendah sehingga kecepatan pada
penampang juga kecil dan aliran yang terjadi cenderung laminer namun
pada putaran 50 dan 75 rpm, distribusi tekanan pada nossel lebih besar
disebabkan

oleh

putaran

yang

tinggi

sehingga

kecepatan

pada

penampang juga semakin besar sehingga aliran yang terjadi adalah


turbulen tetapi pada putaran maksimal antara 100-125 rpm cenderung

distribusi tekanannya menurun disebabkan karena adanya turbulensi atau


gejolak aliran sehingga aliran yang terjadi cenderung turbulen

b. Sudut 35

c.

d.
Dari hasil penelitian, hubungan antara sudut nossel 35 dan
distribusi tekanan pada nossel dengan variasi kedalaman probe
menunjukkan nilai distribusi tekanan maksimum diperoleh pada putaran
25 rpm pada pembukaan katup penuh tetapi pada putaran 50-125 rpm
distribusi tekanan cenderung menurun pada semua pembukaan katup.
Aliran yang terjadi pada putaran rendah cenderung laminer dan aliran
yang terjadi pada putaran 50-125 rpm cenderung turbulen

Sudut 45

Dari hasil penelitian, hubungan antara sudut nossel 45 dan


distribusi tekanan pada nossel dengan variasi kedalaman probe
menunjukkan bahwa semakin tinggi kedalaman probe makan distribusi
tekanan pada nossel semakin besar. Pada putaran 25 rpm, distribusi
tekanan kecil disebabkan putaran yang rendah sehingga kecepatan pada
penampang juga kecil dan aliran yang terjadi cenderung laminer namun
pada putaran 50 dan 75 rpm, distribusi tekanan pada nossel lebih besar
disebabkan

oleh

putaran

yang

tinggi

sehingga

kecepatan

pada

penampang juga semakin besar sehingga aliran yang terjadi adalah


turbulen tetapi pada putaran maksimal antara 100-125 rpm cenderung
distribusi tekanannya menurun disebabkan karena adanya turbulensi atau
gejolak aliran sehingga aliran yang terjadi cenderung turbulen

Vous aimerez peut-être aussi