Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEUANGAN DAERAH
8:24 vm. Setiawan waone No comments
akuntansi keuangan daerah akan digunakan oleh berbagai pihak eksternal tersebut. Pihakpihak eksternal Pemerintah Daerah yang berkepentingan terhadap Pemerintah Daerah baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak tersebut meliputi: 1. DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah) DPRD adalah badan yang memberikan otorisasi kepada
Pemerintah Daerah untuk mengelola keuangan daerah 2. Badan Pengawasan Keuangan
Badan pengawasan keuangan adalah badan yang melakukan pengawasan atas pengelolaan
keuangan daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Yang termasuk dalam badan ini
adalah: Inspektorat Jenderal dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 3. Investor, Kreditor,
dan Donatur Badan atau organisasi baik pemerintahan, lembaga keuangan, maupun lainnya
baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber keuangan bagi
Pemerintah Daerah. 4. Analisis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah Yaitu pihakpihak yang menaruh pemerhati atas aktivitas yang dilakukan Pemerintah Daerah, seperti:
lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi beserta akademisnya), ilmuwan, peneliti,
konsultan, LSM, dan lain-lain. 5. Rakyat Rakyat di sini adalah kelompok masyarakat yang
menaruh perhatian kepada aktivitas pemerintah khususnya yang menerima pelayanan
Pemerintah Daerah atau yang menerima produk dan jasa dari Pemerintah Daerah. 6.
Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat memerlukan laporan keuangan pemerintah daerah untuk
menilai pertanggungjawaban Gubernur sebagai wakil pemerintahan (Pasal 2 PP Nomor
108/2000). 7. Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, atau Kota) Pemerintah Daerah saling
berkepentingan secara ekonomi misalnya dalam hal melakukan pinjaman. Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pengertian sistem
akuntansi keuangan daerah itu sendiri terdapat dalam Keputusan Mendagri No. 29 Tahun
2002, tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah
serta tata cara penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah, pelaksanaan tata usaha
keuangan daerah dan penyusunan perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang
berbunyi: Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) adalah suatu sistem akuntansi yang
meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atas kejadian
keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.(Pasal 70: ayat 1) Sedangkan didalam Kepmendagri
No. 13 Tahun 2006, mengemukakan: Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer.(Pasal 23:ayat 1) Dari pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah merupakan serangkaian prosedur yang
saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh yang ditinjau
untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh
pihak intern dan pihak ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan ekonomi.
Prosedur Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) menurut Kepmendagri No. 29 Tahun
2002, meliputi: 1. Pencatatan, bagian keuangan melakukan pencatatan dengan menggunakan
sistem pencatatan double entry. Dengan menggunakan cash basis selama tahun anggaran dan
melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan accrual basis untuk
pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas pemerintah. 2. Penggolongan dan Pengikhtisaran,
Adanya penjurnalan dan melakukan posting ke buku besar sesuai dengan nomor perkiraan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung. 3. Pelaporan, setelah semua proses
diatas selesai maka akan didapat laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berupa
laporan realisasi anggaran, necara, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas selama satu periode
pelaporan. Laporan keuangan tersebut oleh bagian keuangan akan dilaporkan kepada pihak-
bentuk laporan keuangan bagi pihak intern maupun ekstern Pemerintah Daerah.
Pengertian kedua inilah yang lebih mencerminkan definisi akuntansi karena ia tidak
membatasi akuntansi hanya sebagai kegiatan administratif, namun menuntut
adanya sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan bagi
pihak
dalam
dan
luar
entitas
dalam
pengambilan
keputusan-keputusan
ekonomisnya.
Di era reformasi keuangan daerah saat ini, sistem keuangan daerah yang digunakan
mengarah pada akuntansi. Hal ini disebabkan tata buku tidaklah mampu
menghasilkan informasi sebagaimana dituntut oleh peraturan yang berlaku di era
reformasi.
Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki lingkup yang luas. Oleh karena
itu, akuntansi dibagi menjadi beberapa bidang berdasarkan pokok bahasan yang
dikaji.
Pengertian Akuntasi
Ada berbagai definisi akuntansi. Menurut Accounting Principles Board (1970),
akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya menyediaakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan tetntang entitas ekonomi yang dimaksudkan aga
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik-dalam membuat pilihan-pilihan
yang nalar di antara pelbagai alternatif arah tindakan.
Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam kedua definisi di atas
menunjukan bahwa pengertian akuntansi haruslah menghasilkan informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi adalah
keputusan yang menyangkut ilmu ekonomi, tidak terbatas pada keputusan yang
berkaitan dengan dana yang dimiliki oleh pengambil keputusan. Keputusan
ekonomi investor terhadap laporang keuangan suatu pemerintah daerah dapat
hanya terbatas pada keputusan akan berinvestasi atau tidak di daerah tersebut.
Akan tetapi, keputusan yang diambil oleh analis ekonomi terhadap laporan
keuangan suatu pemerintah daerah tidak terbatas pada keuputusan yang terkait
dengan dana yang dimiliki oleh analis ekonomi tersebut.
Dalam ilmu akuntansi terdapat sistem pencatatan dan dasar akuntansi. Adanya
sistem pencatatan disebabkan oleh salah satu tahap dalam akuntansi, yaitu tahap
pencatatan. Ada beberapa sistem pencatatan, yaitu single entry, double entry, dan
triple entry. Tata buku adalah salah satu sistem pencatatan dalam akuntansi, yaitu
single entry. Akuntansi meliputi ketiga sistem pencatatan. Oleh karena itu, tata
buku hany sebagian akecil dari akuntansi. Pada dasarnya ada dua basis atau dasar
akuntansi, yaitu dasar kas dan dasar akrual.
Dasar akuntansi merupakan salah satu dari asumsi dasar yang ada dalam akuntansi.
Asumsi dasar merupakan landasan bagi proses akuntansi. Asumsi-asusi dasar selain
dasar akuntansi adalah asumsi entitas ekonomi, asumsi kelangsungan usaha, asumsi
periodisasi, dan asumsi unit moneter.
Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Akuntansi
Dalam definisi akuntansi terdapat kata entitas. Entitas adalah satuan, yang
dapat diartikan sebagai satuan organisasi. Contoh satuan organisasi adalah
organisasi perusahaan atau organisasi pemerintah. Contoh organisasi pemerintahan
adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Akuntansi yang berkaitan dengan
organisasi perusahaan biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan
yangberkaitan dengan organisasi pemerintahan atau lembaga nonprofit dikenal
dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor public. Oleh karena itu
pemerintah daerah merupakan satuan organisasi nonprofit, maka akuntansi yang
berkaitan dengan pemerintah daerah, yakni akuntansi keuangan daerah termasuk
ke dalam akuntansi sektor publik.
Akuntansi terdiri dari 3 bidang utama, yakni akuntansi komersial/perusahaan,
akuntansi pemerintahan, dan akuntansi sosial. Dalam akuntansi komersil, data
akuntansi digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajemen,
pemilik modal, penanam modal, kreditor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan perusahaan tersebut. Dalam akuntansi pemerintaha, data akuntansi
digunakan untuk memberikan informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan
pemerintah kepada pihak eksekutif, legislative, yudikatif, dan masyarakat.
Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lebaga
dlam artian makro, yang melayani perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah
neraca pembayaran negara, rekening arus dana, rekening pendapatan, dan
produksi nasional, serta neraca nasional.
Lingkup akuntansi pemerintahan adalah :
1. Akuntansi Pemerintahan Pusat
2. Akuntansi Pemerintajan Daerah, terdiri atas:
a. Akuntansi Pemerintahan Provinsi
b. Akuntansi Pemerintahan Kabupaten/Kota
bertanggungjawab
yang
berkaitan
dengan
operasi-operasi
unit
Karena tujuan di atas akan lebih mampu dipenuhi oleh akuntansi daripada oleh
tata buku, karena :
Akuntansi menghasilkan lebih banyak informasi dibandingkan tata buku,
misalnya dihasilkannya neraca, laporan surplus/deficit anggaran, laporan
perubahan ekuitas dana, dan laporan arus kas. Hal ini menyebabkan tujuan
pertanggungjawaban
makin
terpenuhi
melalui
laporan
surplus/deficit
anggaran.
Akuntansi menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi yang lebih baik
dibandingkan tata buku, sehingga dari segi pengawasan intern dan ekstern,
informasi yang dihasilkan oleh akuntansi lebih akuntabel dan transparan,
sesuai dengan jiwa PP No. 105/2000
Selain klasifikasi di atas, akuntansi sering pula dikelompokkan berdasarkan
pemakai laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi menjadi dua, yaitu
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan adalah
akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan informasi bagi pihak luar entitas
pembuat laporan keuangan, sedangkan akuntansi manajemen adalah akuntansi
yang ditujukan untuk menyediakan informasi bagi pihak dalam entitas pembuat
laporan keuangan. Untuk mengklasifikasikan akuntansi keuangan daerah dalam
penggolongan tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni :
Akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari manajemen keuangan
daerah, sehingga konsekuensinya, akuntansi keuangan daerah termasuk
dalam akuntansi manajemen
pemerintahan
di
daerah
perlu
didukung
dengan
sistem
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD 2007) mengacu pada PP 58 tahun 2005 dan
Permendagri 13 tahun 2006. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang
mampu menghubungkan dan mampu menangani konsolidasi data antara SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi dengan baik.
SIKD 2007 mampu menangani proses pengelolaan keuangan daerah, mulai dari
perencanaan, penyusunan anggaran, sampai dengan pelaporan keuangan daerah.
SIKD 2007 terdiri dari beberapa modul yang merupakan satu kesatuan. Modulmodul aplikasi yang ada pada SIKD 2007 adalah sebagai berikut: