Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
irrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna kepeluan pertanian,
mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat pula
dibuang kembali. Tujuan irigasi yaitu untuk mencukupi kebutuhan air di musim
hujan bagi keperluan pertanian seperti membasahi tanah, mengatur suhu tanah,
menghindarkan gangguan hama dalam tanah. Tanaman yang diberi air irigasi
umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu padi, tebu, dan palawija (Mawardi
dan Moch. Memed, 2006).
Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan dimaksudkan sebagai kompleks bangunan yang
direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam
jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi (Anonim, 1986).
Contoh bangunan pengambilan ini seperti bendung, bendung gerak. Bendung
merupakan bangunan yang dibuat pada tepi sungai guna mengalirkan air ke dalam
jaringan irigasi, tanpa mengatur ketinggian muka air disungai. Konstruksi dari
bendung terbuat dari bahan tetap (beton, pasangan batu kali dan lain-lain)
(Hansen, et,al., 1992).
b.
Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa atau saluran merupakan tempat mengalirnya air yang
saluran. Demi pembagian aliran yang cermat, sekat pembaginya haruslah dipasang
dalam suatu alur yang panjang dan lurus agar distribusi kecepatan melintang
saluran dapat cukup seragam (Linsley dan Pranzini, 1996).
d.
batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan kepada
bangunan sadap tersier. Bangunan pengatur mempunyai 31 potongan pengontrol
aliran yang dapat distel atau tetap. Bangunan pengatur diperlukan pada tempat
yang tinggi muka air saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring
(chute). Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai
mercu tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch) (Anonim, 1986).
e.
Pintu Air
Pintu air digunakan untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air di
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat
bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong. Pintu
ini dihubungkan dengan alat pengangkat. Banyak dipakai di Indonesia, biasanya
dipasang pada bangunan bagi, bangunan sadap, maupun bangunan bagi dan sadap.
Kegunaan dari pintu Romijn adalah untuk membagi air saluran induk ke
saluran sekunder atau membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier. Pintu
Romijn berguna untuk mengukur serta mengatur debit air. Kedalaman air
maksimum diatas ambang adalah h = 0,35 m dan alat ukur ini dapat mengukur
dengan baik bila kedalaman air diatas ambang minimum 0,05 m.
mercu
kemiringan
1:25
juga
lebih
rumit
pembuatannya
Mercu horisontal dan lingkaran tunggal adalah yang bagus antara dimensi
hidrolis yang benar dengan perencanaan konstruksi. Jika dilaksanakan pintu
Romijn, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan bentuk mercu ini
Dilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horisontal dan
peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang
lebar yang telah disebutkan diatas. Untuk kedua bangunan tersebut, persamaan
antara tinggi dan debitnya adalah:
2 2
Q = C d C V
gb c h11,5
3 3
..................................................................(2.1)
Dimana:
Q
= debit (m3/s)
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan datang
g
bc
H1
L ..................................................................................(2.2)
Dengan
H1 = h1 +
H1 =
v12
2g ............................................................................................(2.3)
2
h1
3 .................................................................................................(2.4)
Dimana:
Q
= debit (m3/s)
H1 maksimum
(m)
0,33
0,50
0,50
0,50
0,50
Debit
(m3/s)
0,00 - 0,16
0,03 0,30
0,04 0,45
0,05 0,60
0,07 0,75
10
1,50
0,50
0,08 0,90
Kehilangan tinggi energi h yang diperlukan di atas alat ukur yg bisa
digerakkan = 0,11, di mana alat ukur mempunyai saluran hilir segi-4 dengan
potongan pendek seperti gambar di 2.3. Jika saluran hilir lebih lebar maka
sebaiknya h = 0,4 H maks.
Tabel 2.2 Tipe Pintu Romijn Standar
I
II
III
IV
VI
Lebar
0,50
0,50
0,75
1,00
1,25
1,50
Kedalaman
maks.aliran
pada muka air rencana.
0,33
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
160
300
450
600
750
900
Kehilangan energi
0,08
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,81+V
1,15+V
1,15+V
1,15+V
1,15+V
1,15+V
11
12
13
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Ada 3 tipe pintu
Romijn yaitu Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan
penyempitan hulu, Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal
sebagai peralihan penyempitan dan Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal
sebagai peralihan penyempitan dari ketiga tipe diatas tipe mercu datar dan
lingkaran tunggal adalah tipe yang disarankan untuk digunakan.
Bentuk hidrolis dari pintu Romijn adalah bentuk pengaliran sempurna
melalui ambang lebar yaitu pengaliran yang terjadi saat keadaan aliran kritis
diatas mercu yang mengalir mendatar dengan ketinggian 2/3 h diatas mercu.
Perhitungan Hidrolis untuk mendapatkan nilai debit pada pintu Romijn adalah
Q = C d C V
2 2
gb c h11,5
3 3
Kelebihan yang dimiliki oleh pintu Romijn dibanding alat ukur debit yang
lain adalah dapat mengukur sekaligus mengatur aliran debit aliran serta
kehilangan tinggi energi aliran yang relatif kecil. Dengan adanya pintu dibagian
bawah dapat menghindari pengendapan sedimen dibagian hulu. Kekurangnnya
adalah pembuatan yang rumit dan mahal. Dan dapat disalahgunakan dengan cara
membuka pintu bagian bawah.
3.2
Saran
Dalam pengukuran menggunakan pintu Romijnini perlu diperhatikan saat
memilih tipe pintu Romijn karena semakin rumit pembuatannya semakin mahal
pula biayanya. Dan diperlukannya pengawasan berkala untuk mewaspadai
penyalahgunaan pintu pembilas yang berada dibagian bawah.
14