Vous êtes sur la page 1sur 3

AUDIT KEPERAWATAN

A.Pengertian
Definisi standar audit klinik menurut National Institute for Clinical
Excellence (NICE) yakni merupakan proses peningkatan mutu dengan
tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan luarannya,
melalui kajian sistematis terhadap pelayanan berdasarkan kriteria
eksplisit dan upaya-upaya perbaikannya. Aspek struktur, proses dan hasil
pelayanan dipilih dan dievaluasi secara sistematis berdasarkan kriteria
eksplisit. Jika diindikasikan, upaya-upaya perbaikan diterapkan pada tim
individu atau tingkat pelayanan dan monitoring selanjutnya digunakan
untuk memberi konfirmasi adanya perbaikan dalam pemberian pelayanan.
Audit klinik adalah suatu kegiatan berkesinambungan penilaian mutu
pelayanan yang dilakukan para pemberi jasa pelayanan kesehatan
langsung (oleh dokter, perawat, dan atau profesi lain) suatu Rumah Sakit
untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan jika hasil penilaian menunjukkan
bahwa mutu pelayanan mereka ternyata dibawah optimal. Pengertian
klinik dalam konteks ini meliputi kelompok medik dan keperawatan,
dengan demikian audit klinik dapat merupakan audit medik, audit
keperawatan, atau gabungan antara audit medik dan keperawatan.
Menurut Elison, audit keperawatan secara khusus merujuk pada
pengkajian kualitas keperawatan klinis yang merupakan upaya evaluasi
secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, dengan menggunakan rekam keperawatan dan
dilaksanakan oleh profesi keperawatan. Audit keperawatan internal
dilakukan oleh organisasi profesi di dalam institusi tempat praktik
keperawatan, audit keperawatan eksternal dilakukan oleh organisasi
profesi
di
luar
institusi.
Kebijakan audit medis di Rumah Sakit didasarkan pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 496/Menkes/SK/IV/2005 tanggal 5
April 2005 tentang Pedoman Audit Medis di RS, sedangkan untuk audit
keperawatan
belum
ada
kebijakan
yang
mengatur.
Pelaksana
Audit
Keperawatan
di
Rumah
Sakit
:
Direktur RS membentuk tim pelaksana audit keperawatan beserta
uraian
tugasnya
Tim pelaksana dapat merupakan tim atau panitia yg dibentuk di bawah
Komite Keperawatan atau panitia khusus untuk itu pelaksana audit
keperawatan di RS dapat dilakukan oleh Komite Keperawatan, Sub Komite
(Panitia) Peningkatan Mutu Keperawatan atau Sub Komite (Panitia) Audit
Keperawatan
Pelaksana audit keperawatan wajib melibatkan bagian rekam
keperawatan
Pelaksana audit wajib melibatkan SMF mulai dari pemilihan topik,
penyusunan standar & kriteria serta analisa hasil audit keperawatan
Apabila diperlukan dapat mengundang konsultan tamu atau organisasi
profesi terkait untuk melakukan analisa hasil audit keperawatan &
memberikan
rekomendasi
khusus
B.

Langkah-langkah

(Proses

Audit)

1.
Identifikasi
masalah
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
- Adanya standar nasional dan pedoman yang menjadi rujukan praktik
klinis
yang
lebih
efektif
- Area yang menjadi masalah dapat dijumpai di lahan praktik
Rekomendasi
dari
pasien
dan
masyarakat
- Berpotensi jelas untuk meningkatkan pemberian pelayanan
- Kaitan dengan volume, risiko dan biaya tinggi jika upaya perbaikan
diterapkan
2.
Menetapkan
kriteria
dan
standar
- Kriteria adalah pernyataan eksplisit yang didefinisikan sebagai elemen
representatif dari pelayanan yang dapat diukur secara objektif.
- Standar adalah aspek pelayanan yang dapat diukur, yang selalu
didasarkan pada hasil penelitian yang terbaik (ekspektasi tiap kriteria)
- Standar & kriteria wajib (Must Do) merupakan kriteria minimum yg
absolut dibutuhkan utk menjalankan kegiatan sesuai kebutuhan & harus
dipenuhi
oleh
setiap
dokter
- Standar kriteria tambahan (Should do) merupakan kriteria-2 dari hasil
riset
yg
dapat
dibuktikan
dan
penting
3.
Pengumpulan
data
Untuk menjamin pengumpulan data tepat dan teliti, dan hanya informasi
penting yang dikumpulkan, tentunya detail dari hal-hal yang akan di audit
ditetapkan
sejak
awal.
Diantaranya
adalah
:
- Kelompok yang termasuk pengguna pelayanan, dengan tanpa
perkecualian
Profesional
kesehatan
yang
termasuk
pemberi
pelayanan
Periode
penerapan
dari
kriteria
Ukuran sampel dapat ditentukan menggunakan statistik, data dapat
dikumpulkan baik dengan sistem informasi komputer maupun secara
manual. Yang terpenting adalah data apakah yang akan diambil?,
dimanakah data dapat ditemukan? Dan siapakan yang akan mengambil
data?
4.
Membandingkan
hasil
pengumpulan
data
dengan
standar
Tahap ini merupakan tahap analisis, dimana hasil dari pengumpulan data
dibandingkan dengan kriteria dan standar. Hasil akhir dari analisis adalah
apakah standar sudah sesuai, jika dapat diaplikasikan, identifikasi alasan
ketidaksesuaian
standar
dengan
kasus.
5. Melakukan upaya perbaikan (Melakukan analisa kasus yg tidak sesuai
dgn
standar
&
kriteria)
Setelah hasil audit dipublikasikan dan didiskusikan, kesepakatan
sebaiknya dibuat sebagai rekomendasi perbaikan. Rencana kegiatan
dilaporkan untuk menentukan siapa yang akan menyetujui, apa yang akan
dilakukan dan kapan akan dimulai. Tiap-tiap poin sebaiknya didefinisikan
dengan jelas termasuk nama-nama individu yang akan bertanggung
jawab
dan
target
waktu
pencapaian.
6.
Tindakan
korektif
7.
Rencana
re-audit
C. Persiapan Pelaksanaan Audit Keperawatan di Rumah Sakit
Ditetapkan organisasi pelaksana audit keperawatan dengan SK Direktur

RS
RS menyusun pedoman audit keperawatan RS, standar prosedur
operasional, standar, clinical pathway & kriteria jenis kasus/jenis penyakit
yg
akan
dilakukan
audit

RS
membudayakan
PDCA
(Plan,
Do,
Check,
Action)
RS membuat ketentuan bahwa setiap perawat wajib membuat &
melengkapi
rekam
keperawatan
tepat
waktu
RS melakukan sosialisasi kepada seluruh perawat yang memberikan
pelayanan keperawatan tentang rencana pelaksanaan audit keperawatan
D. Persyaratan Pelaksanaan Audit Keperawatan di Rumah Sakit
Penuh tanggung jawab dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan,
bukan
untuk
menyalahkan
atau
menghakimi
seseorang
Obyektif, independen & memperhatikan aspek kerahasiaan pasien &
wajib
menyimpan
rahasia
keperawatan
Analisa hasil audit keperawatan dilakukan oleh kelompok staf
keperawatan terkait yang mempunyai kompetensi, pengetahuan &
keterampilan sesuai bidang pelayanan atau kasus yg di audit
Publikasi hasil audit harus memperhatikan aspek kerahasiaan pasien &
citra
RS
di
masyarakat
E.
Cara
Merencanakan
Audit
Keperawatan
di
Rumah
Sakit
1.Membuat
design
audit
2.Mengumpulkan
data
kasus
yang
akan
dilakukan
audit
3.Menindaklanjuti
hasil
audit
4.Melakukan
re-audit
(second
audit
cycle)
F.
Design
Audit

Tujuan
audit
harus
jelas
Standar & kriteria harus ditetapkan (kriteria wajib & kriteria tambahan)

Bagaimana
melakukan
pencarian
literatur

Pemilihan
topik
harus
jelas
sehingga
output
jelas

Strategi
pengumpulan
data

Penetapan
sampel

Metode
analisa
data
Perkiraan waktu audit mulai dilaksanakan audit sampai audit selesai
dilaksanakan
G.
Pengumpulan
Data
Perlu uji coba/pilot study untuk mengetahui mudah tidaknya data
dikumpulkan
&
dinilai

Dapat
dengan
komputer
atau
manual

Data
yg
dikumpulkan
yg
diperlukan
saja

Menjamin
untuk
kerahasiaan
pasien
H.
Hasil
Audit
(Result)
hasil

telah
memenuhi
standar
atau
belum
rencana
upaya
perbaikan
pelayanan
keperawatan
I.
Re-Audit
(second
audit
cycle)
Peningkatan mutu pelayanan yang bagaimana yang ingin dicapai pada
audit ke dua

Vous aimerez peut-être aussi