Vous êtes sur la page 1sur 3

KONSEP PEMBENTUKAN BUMI

MATA KULIAH GEOLOGI SEJARAH

Disusun oleh :

Gilang Suryawan
270110150124
GEOLOGI A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

Geologi Sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari sejarah
terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi padanya. Semenjak manusia
menghuni bumi ini mereka ingin mengetahui dan ingin mendapat jawaban mengenai
bagaimana terjadinya bumi, kapan terjadinya, dan peristiwa-peristiwa apa saja yang telah
terjadi padanya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Ini disebabkan
konon manusia dilahirkan di bumi beberapa juta yang lalu setelah bumi terbentuk. Itulah
sebabnya untuk menjawab pertanyaan itu manusia akan bertitik tolak dari segala sesuatu yang
terekam dalam kulit bumi baik yang merupakan rekaman kejadian pada masa lampau ataupun
kejadian pada masa kini. Hubungan geologi Berikut ini adalah beberapa teori yang mengacu
pada pembentukan bumi,

Teori Malapetaka (Teori Kastafora)

Baron Georges Cuvier (1769-1832) orang Perancis yang ahli dalam bidang anatomi dan
juga mempelajari geologi telah banyak mempelajari fosil Vertebrata yang merupakan hasil
penelitiannya di daerah Paris dan sekitarnya.
Dari hasil penelitiannya itu, beliau telah berhasil menulis buku mengenai fosil Vertebrata
sebanyak 12 jilid dan berhasil mengambil kesimpulan antara lain :
1. kehidupan di alam pada waktu itu dijumpai dalam waktu yang sangat berlimpah
2. tiap lapisan kulit bumi yang tertentu mengandung fosil yang tertentu pula
3. perbedaan kelompok kehidupan yang terdapat di dalam lapisan-lapisan itu sama
besarnya dengan kelompok kehidupan yang sekarang masih hidup
4. kehidupan dari tiap-tiap zaman tersebut berjalan tidak berubah dan sewaktu terjadinya
revolusi, maka hewan-hewan maupun tumbuh-tumbuhan punah
5. sesudah malapetaka tersebu, maka akan muncul hewan dan tumbuhan baru yang
nantinya akan mengalami revolusi yang memusnahkannya
6. manusia, hewan dan tumbuhan sekarang ini terjadi sesudah malapetaka yang terakhir
Pada waktu lahirnya, teori ini sangat populer karena dapat menyesuaikan dengan ajaran
gereja, yaitu dengan timbulnya banjir raksasa pada zaman Nabi Nuh. Namun teori ini hanya
bertahan hingga pertengahan abad 18, yaitu munculnya Generelli yang mengemukakan
pendapat bahwasejarah bumi ini berlaku tidak dengan jalan kekerasan akan tetapi kejadian
pada masa lampau dapat diterangkan dengan bertitik tolak pada kejadian-kejadian zaman
sekarang.

Teori Uniformitarisma

James Hutton (1726-1979) seorang ahli geologi berkebangsaan Skotlandia mengadakan


penyelidikan proses sedimentasi yang terjadi di sungai, di danau, maupun di pantai daerah
Skotlandia. Beliau berhasil menyimpulkan bahwa kenampakan yang dijumpai pada batuan
sedimen yang terbentuk pada masa lampau dijumpai pula pada proses pembentukan sedimen
yang terjadi sekarang.

Dari beberapa hasil penelitiannya kemudian disimpulkan suatu teori yang lebih dikenal
sebagaiKONSEPSI UNIFORMITARISMA yang menyebutkan bahwa waktu sekarang
adalah merupakan kunci pada masa lampau.

PRESENT IS THE KEY TO THE PAST


Dengan demikian, kalau pada waktu sekarang terjadi waktu pelapukan, pengangkatan,
perlipatan, maupun sedimentasi, maka proses seperti itupun pernah terjadi juga ada waktu
lampau. Demikian pula peristiwa pembentukan gunung api yang hingga kini di beberapa
daerah masih berlangsung terus, juga terjadi pada masa lampau.

Hukum Steno

Bertitik tolak dari konsep James Hutton, Steno seorang ahli geologi Italia mengadakan
pengamatan di beberapa jeram sungai di Italia dan sepanjang pantai Italia. Dari hasil
pengamatannya telah dilahirkan 3 buah hukum yang berlaku untuk batuan sedimen.
1. Hukum Superposisi yang menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam kedudukan
yang belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang relatif muda dibandingkan
dengan bagian bawah dalam satu seri sedimentasi.
2. Hukum Kejadian Horisontal yang menyatakan bahwa dalam satu seri perlapisan pada
saat mula terbentuk mempunyai kedudukan horisontal. Apabila ternyata lapisan
tersebut telah membentuk sudut dengan bidang horisontal menunjukkan bahwa
perlapisan tersebut sudah pernah terangkat.
3. Hukum Kejadian Menerus yang menyatakan bahwa dalam proses sedimentasi akan
dihasilkan perlapisan yang samatebal apabila tidak terjadi gangguan di tempat
terjadinya (dalam cekungan sedimentasi). Apabila dijumapi lapisan yang semakin
menipis ataupun pembajian pada perlapisan, hal ini disebabkan adanya gangguan
pada saat proses sedimentasi sedang berlangsung.

Hukum Hubungan Potong Menyilang (Cross-Cutting Relationship)

Dari Hukum Superposisi yang semula diterapkan untuk perlapisan batuan sedimen,
kemudian dikembangkan lebih lanjut untuk kenampakan yang mempunyai kejadian sejenis.
Di alam sering dijumpai kenampakan suatu pahatan dipotong oleh pahatan yang lain, suatu
seri batuan sedimen dipotong oleh pahatan, suatu seri batuan sedimen dipotong
oleh dike batuan beku, suatu vein dipotong oleh vein yang lain.
Dalam hal yang demikian dapat ditentukan mana yang terjadi terlebih dahulu, dengan bertitik
tolak pada Hukum Hubungan Potong Menyilang.

Vous aimerez peut-être aussi