Vous êtes sur la page 1sur 9

APLIKASI PROSES KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Nn.

M DI RUANG
AISYAH BEDAH BLUD RS SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI
TANGGAL 01 OKTOBER 2014 s/d OKTOBER 2014
A. PENGKAJIAN
1. Deskripsi Pasien
Klien bernama Nn. M, berusia 17 tahun, berjenis kelamin perempuan,
bertempat tinggal di Kp. Citatah Rt 26/01 Desa Kadununggal, Kabupaten Sukabumi.
Klien beragama Islam dan dalam kesehariannya klien bekerja sebagai buruh konveksi.
2. Exception Summary Data
Pada tanggal 21 September 2014, klien datang ke poli bedah BLUD RS
Sekarwangi, dengan keluhan nyeri pada perutnya, akibat klien sering mengkonsumsi
makanan pedas dan kurang mengkonsumsi air putih. Nyeri yang dirasakan hilang
timbul dan menyebar ke area kanan bawah. Nyeri dirasakan sudah sejak 2 bulan
yang lalu bahkan bisa membuat klien pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter
mendiagnosa klien mengalami appendicitis kronis dan menyarankan untuk dirawat
inap dan dilakukan pembedahan appendiktomi. Klien datang ke ruang Aisyah Bedah
pada tanggal 01 Oktober 2014 pukul 18.00 dan dijadwalkan untuk dioperasi pada
tanggal 02 Oktober 2014. Klien datang ke rumah sakit ditemani oleh ayahnya yang
bernama Tn. P, berusia 45 tahun dan beralamat sama dengan klien.
3. Penampilan Umum
Klien berada di tempat tidur dalam posisi tidur terlentang dan nyaman. Klien
terlihat cemas ditandai dengan klien selalu menanyakan mengenai penyakitnya dan
proses operasi nanti. Klien terpasang infus RL di tangan kiri. Klien terlihat bersih
ditandai dengan tidak tercium bau apapun dari klien.
4. Pengkajian Terfocus
a. Anamnesa
Pada saat pengkajian tanggal 1 Oktober 2014, klien mengatakan perutnya
dirasakan tidak terlalu nyeri, dari skala nyeri klien adalah nyeri ringan skala 2
ditandai dengan klien tidak meringis kesakitan, klien masih bisa beraktivitas
seperti biasa.
Klien mengatakan ini adalah pertama kalinya klien dirawat di rumah sakit dan
harus dioperasi sehingga membuat klien cemas ditandai dengan klien selalu
mengatakan takut ketika nanti dioperasi dan terus menanyakan tentang penyakit
dan apakah akan terasa sakit ketika dioperasi.

Sebagai buruh konveksi, dengan jam kerja yang panjang dan istirahat yang
singkat membuat klien hanya memiliki sedikit waktu untuk mencari makanan
yang sehat dan berserat tinggi. Klien memilih makanan pedas dan selama bekerja
klien jarang minum.
b. Pemeriksaan Fisik Terfokus
Pemeriksaan fisik pada Nn. M dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2014 dengan
hasil TTV 120/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, S 36 C. konjuntiva tidak
anemis, crt < 2 detik, tidak terlihat sianosis. Saat dilakukan inspeksi di area
abdomen tidak terlihat ada kelainan, tidak ada kemerahan. Pada saat dipalpasi di
area kanan bawah, nyeri tekan (+) nyeri lepas (+). Pada saat diauskultasi BU
5x/menit.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium pada tanggal 24 September 2014
N
o
1
2
3

Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit

Hasil
12,7
8.200
350.00

Nilai Normal
Interpretasi
P: 12-16 gr%
Normal
4.000-11.000
Normal
150.000 350.000 /ul Normal

4
5
6
7
8
9

Hematocrit
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT

0
39
70
39
0,8
18
13

P: 35 45 %
< 120 mg/dl
20-40 mg/dl
P: < 0,9 mg/dl
P: < 34 ul/L/370C
P: < 46 ul/L/370C

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

2. Pemeriksaan Elektrokardiogram
Dilakukan pemeriksaan EKG pada tanggal 2 Oktober 2014 09.30 WIB dengan
hasil normal sinus rhythm.

B. ANALISA DATA
1. Mind Mapping
Nn. M 17 tahun
Pengkajian 01 Oktober 2014

Anestesi spinal

Mengeluh nyeri di perut bagian kanan bawah

Penurunan vasokonstriki pembuluh darah

Datang ke poli BLUD RS Sekarwangi


pada tanggal 21 September 2014
Cemas
ditandai dengan klien terus menanyakan
tentang penyakit dan proses operasi nanti

Vasodilatasi pada tungkai bawah


Kehilangan panas terus berlangsung

Didiagnosa apendisitis kronik


Peningkatan sensasi dingin
Rencana operasi tanggal 2 Oktober 2014

Insisi bedah

Tindakan operasi apendiktomi

Terputusnya kontinuitas jaringan

Hipotermi
ditandai dengan :
- klien mengigil
- Akral dingin

Kerusakan lapisan kulit

Merangsang pengeluaran mediator kimia


(bradykinin, serotonin, histamine, prostaglandin)

luka terbuka
Post the entry mikroorganisme

Merangsang reseptor nyeri di hipotalamus


Nyeri dipersepsikan

klien merasa nyeri apabila bergerak

Nyeri
Ditandai dengan :
- Klien mengeluh nyeri pada luka post op
- Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- nyeri dirasakan bertambah ketika bergerak
dan berkurang ketika istirahat
- klien nampak meringis kesakitan
- skala nyeri 4 (0-5) tidak tertahankan

Kebutuhan ADL klien tidak terpenuhi


Gangguan mobilitas fisik
ditandai dengan
-

Resiko infeksi
ditandai dengan :
- terdapat luka operasi 5 cm
- S = 36,5 C
- tidak terdapat kemerahan di area luka post op

2. Diagnosa Keperawatan
a. Preoperasi
Dx

: Cemas dengan rencana tindakan operasi berhubungan dengan kurang


pengetahuan ditandai dengan klien terus bertanya mengenai penyakit dan

proses operasi.
b. Intra Operasi
Dx

: Hipotermi berhubungan dengan efek penggunaan zat-zat anestesi ditandai

dengan klien menggigil, akral dingin, mukosa bibir pucat.


c. Post Operasi
Dx 1

: Nyeri b.d insisi bedah apendiktomi ditandai dengan Klien mengeluh


nyeri pada luka post op, Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri
dirasakan bertambah ketika bergerak dan berkurang ketika istirahat,

Dx 2

klien Nampak meringis kesakitan. skala nyeri 4 (0-5) tidak tertahankan.


: Resiko infeksi b.d. post the entry mikroorganisme ditandai dengan

Dx 3

adanya luka post op 10 cm, tidak terdapat kemerahan di area luka.


: Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada luka bedah apendiktomi
ditandai dengan klien mengatakan ADL klien dibantu oleh keluarga
dank lien Nampak bedres ditempat tidur.

C. NURSING CARE PLAN


Rencana Asuhan Keperawatan Periopertaif Nn. M di Ruang Aisyah Bedah
Dibuat tanggal 01 Oktober 2014
N
o
1

Perencanaan
Intervensi
Jelaskan
prosedur

persiapan operasi.
pemasangan infus.
puasa makan & minum

sebelumnya 6 - 8 jam.
cukur daerah operasi.
Jelaskan situasi dikamar

bedah.
Jelaskan

Diagnosa Keperawatan
Cemas

Tujuan
berhubungan Tupan
:
setelah

dengan rencana tindakan dilakukan

tindakan

operasi ditandai dengan keperawatan


klien

terus

bertanya tanggal 01 Oktober

mengenai penyakit dan 2014


proses operasi.

dari

sampai

Oktober

02
2014

kecemasan

pasien

teratasi
Tupen
dilakukan

perlu
:

setelah
tindakan

keperawatan selama
1

hari

kecemasan

klien akan berkurang


dengan kriteria hasil :
-

Klien

tampak

tenang
-

Klien

tidak

aktivitas

dilakukan

yang
setelah

operasi.
Latihan batuk efektif
Mobilisasi dini secara pasif
dan aktif bertahap.

Rasionalisasi

bertanya

tentang

penyakitnya
-

Ttv dalam batas


normal per shift

Klien memahami
tentang

program

pengobatan
-

Klien mempunyai
koping
mekanisme
terhadap cemas

Hipotermi

berhubungan

dengan efek penggunaan


zat-zat anestesi ditandai
dengan klien menggigil,
akral
3

dingin,

mukosa

bibir pucat.
Nyeri b.d insisi bedah
apendiktomi

ditandai

dengan Klien mengeluh

1. kaji

nyeri,

karakteristik,
(skala 0-5)

catat

lokasi, 1. berguna
beratnya

keefektifan

dalam
obat,

pengawasan
kemajuan

penyembuhan. Perubahan pada

nyeri pada luka post op,

karakterisitk nyeri menunjukkan

Nyeri dirasakan seperti

terjadinya

abses/peritonitis,

ditusuk-tusuk,
dirasakan
ketika

nyeri

memerlukan

bertambah
bergerak

dan

upaya

evaluasi

medic dan intervensi.


2. Pertahankan

berkurang ketika istirahat,

istirahat 2. Gravitasi

dengan posisi semi-fowler

melokalisasi

eksudat

inflamasi dalam abdomen bawah

klien Nampak meringis

dan

pelvis,

kesakitan. skala nyeri 4

tegangan

(0-5) tidak tertahankan.

bertambah

menghilangkan
abdomen

yang

dengan

posisi

telentang.
3. Berikan analgesic sesuai
indikasi

3. Menghilangkan

mempermudah kerja sama dengan


intervensi

Resiko infeksi b.d. post

1.

the entry mikroorganisme

R, S.

nyeri

Observasi TTV: TD, N,

terapi

lain,

contoh

ambulasi dan batuk


1. Untuk mengetahui apakan ada
infeksi pada klien atau tidak,

ditandai dengan adanya

karena salahsatu tanda infeksi

luka post op 10 cm,

adalah meningkatnya suhu tubuh.

tidak terdapat kemerahan


di area luka.

2. Observasi
infeksi:
area
bengkak,

tanda-tanda

kemerahan

2. Untuk mengetahui apakah ada

pada

tanda infeksi pada luka insisi

pinggiran

luka,

bedah pada klien atau tidak.

suhu

tubuh

meningkat, adanya pus dan

sluf.
3. Observasi

adanya

kemungkinan

terpaparnya

klien

terhindar

dari

infek aktiv yang dipaparkan oleh

infeksi aktif.

lingkungan sekitarnya.

4. Lakukan tehnik aseptik

4. Agar tidak terjadi infeksi pda

dalam perawatan luka.

luka klien.

5. Lanjutkan

3. Agar

pemberian

antibiotik.:

5. Untuk mencegah infeksi dan

Gangguan mobilitas fisik

- Ceptriakson
1. Observasi TTV.

agar luka klien cepat mengering.


1. Untuk mengetahui keadaan

b.d nyeri pada luka bedah

TD, S, R, N

umum klien.

ADL klien dibantu oleh

2. Bantu pemenuhan ADL

2. Untuk membantu klien dalam

keluarga

klien.

pemenuhan ADLnya.

3. Observasi respon klien.

3. Untuk

apendiktomi

ditandai

dengan klien mengatakan


dank

lien

Nampak bedres ditempat


tidur.

mana

mengetahui

klien

ADLnya.

bisa

sejauh

memenuhi

4. Libatkan keluarga dalam

4. Agar keluarga tau tentang

pemenuhan ADL klien.

bagaimana cara peemenuhan adl


dengan baik dan benar.

5. Bimbing

klien

untuk

mandiri secara bertahap.

5. Agar klien dapat mandiri


sepenuhnya.

Vous aimerez peut-être aussi